Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kompetensi Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Purba, Junita; Singal, Youke L.; Bintoro, Wahyu; Valentina, Lista
MODERATE: Journal of Religious, Education, and Social Vol. 1 No. 1 (2023): MODERATE: Journal of Religious, Education, and Humanities (November 2023)
Publisher : Perkumpulan Teolog Agama Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/ptaki.v1i1.3

Abstract

The main purpose of education is to develop the morale of students. Therefore, teachers must imitate good attitudes, actions, and words to students so that they imitate them. Christian education is the process of transmitting Christian knowledge to practice Christian teachings. In schools, the role of the PAK teacher is urgently needed. A PAK teacher is someone who provides knowledge about Christianity that is based on the Bible, centered on Jesus Christ, and depends on the Holy Spirit to students in activities teaching learning, so that students can know God and His love which is done in the form of teaching. Public and private schools must develop teacher professional competence. PAK teachers are the ability of PAK teachers to bring students to understand and practice the religious values ​​they have learned by relying on high abilities and character and referring to the figure of Jesus as the Great Teacher. Teacher competence can contribute to improving learning achievement, being able to be an active role model, creative, innovative and have high integrity in school. Policies to improve the quality of education and teaching must always be pursued by various parties, both the government and other components involved in the process. The teacher as one of the components in it has great duties and responsibilities. Because the future of a nation is determined by qualified teachers. These duties and responsibilities do not only make students know and understand the teaching materials provided but can make students become educated human beings who understand their role as humans, so that they are beneficial for themselves and the surrounding environment.   Tujuan utama pendidikan adalah mengembangkan moral peserta didik. Oleh karena itu, guru harus mencontoh sikap, perbuatan dan ucapan yang baik kepada peserta didik sehingga mereka meneladaninya. Pendidikan Kristen adalah proses transmisi pengetahuan Kristen untuk mengamalkan ajaran Kristen. Di sekolah sangat perlu peran Guru PAK. Guru PAK adalah seorang yang memberikan ilmu pengetahuan tentang agama Kristen yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Yesus Kristus, dan bergantung pada Roh Kudus kepada peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, agar para peserta didik dapat mengenal Allah dan kasih-‐‑Nya yang dilakukan dalam bentuk pengajaran. Sekolah negeri maupun swasta harus mengembangkan  Kompetensi professional guru. Guru PAK adalah kemampuan guru PAK membawa peserta didik memahami serta menjalankan nilai-nilai agama yang dipelajarinya dengan mengandalkan kemampuan dan karakter yang tinggi dan mengacu pada sosok Yesus sebagai Guru Yang Agung. Kompetensi guru dapat memberikan kontribusi atas peningkatan prestasi belajar mampu menjadi teladan aktif kreatif inovatif dan mempunyai integritas yang tinggi di sekolah. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran harus selalu diupayakan oleh berbagai pihak, baik pemerintah maupun komponen lain yang terlibat dalam proses tersebut. Guru sebagai salah satu komponen di dalamnya memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Karena masa depan suatu bangsa ditentukan oleh guru yang berkualitas. Tugas dan tanggung jawab tersebut tidak hanya sekedar membuat peserta didik menjadi tahu dan memahami bahan ajar yang diberikan, tetapi dapat menjadikan peserta didik menjadi manusia terdidik yang memahami perannya sebagai manusia, sehingga bermanfaat bagi diri dan lingkungan sekitarnya.
Menumbuhkan Sikap Gemar Membaca Alkitab Pada Siswa Kelas 8 Sekolah Menengah Pertama BOPKRI 3 Yogyakarta Purba, Junita; Putrawan, Bobby Kurnia; Setiawan, Ruthnawaty; Tindoilo, Dian Paskarina; Tan, Juan Ananta
SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): SERVIRE: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (April 2024)
Publisher : Indonesia Christian Religion Theologians Association and Widya Agape School of Theology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46362/servire.v4i1.203

Abstract

This study aims to foster an attitude of liking to read the Bible in grade 8 students of SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. The attitude of liking to read the Bible is an important aspect in religion-based character education in this school. The research method used is classroom action research (CAR) which consists of several cycles. Each cycle includes planning, implementation, observation, and reflection. The results of the study indicate that by using interactive and interesting learning methods, such as group discussions, shared reading, and the use of digital media, there is a significant increase in interest and frequency of reading the Bible among students. In addition, support from teachers, parents, and the school environment also plays an important role in encouraging this reading attitude. This study concludes that applying varied and collaborative learning methods effectively fosters an attitude of liking to read the Bible in grade 8 students. Recommendations for further research are to expand the methods used and involve more participation from the school community to create a stronger reading culture. Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan sikap gemar membaca Alkitab pada siswa kelas 8 SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Sikap gemar membaca Alkitab merupakan aspek penting dalam pendidikan karakter berbasis agama di sekolah ini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran yang interaktif dan menarik, seperti diskusi kelompok, pembacaan bersama, serta penggunaan media digital, terjadi peningkatan signifikan dalam minat dan frekuensi membaca Alkitab di kalangan siswa. Selain itu, dukungan dari guru, orang tua, dan lingkungan sekolah juga berperan penting dalam mendorong sikap gemar membaca ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode pembelajaran yang variatif dan kolaboratif efektif dalam menumbuhkan sikap gemar membaca Alkitab pada siswa kelas 8. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah memperluas metode yang digunakan serta melibatkan lebih banyak partisipasi dari komunitas sekolah untuk menciptakan budaya membaca yang lebih kuat.
Hubungan Ketepatan Penggunaan Baby Walker dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 12-18 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Kota Hanum, Parida; Kamaliah, Kamaliah; Purba, Junita; Karlina, Karlina; Nasution, Karlina Sari; Sitorus, Karolina
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 1 (2024): Volume 4 Nomor 1 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i1.13200

Abstract

ABSTRACT Children's motor development is a mandatory thing that children must have and fulfill. In 2020, around 35.4% of children in Indonesia suffered from deviations in gross motor skills, fine motor skills, as well as mental and emotional disorders. The correct use of a baby walker is believed to be effective in helping children walk faster so that their gross motor development in terms of the process of learning to walk will be better. This study aims to determine the relationship between the accuracy of using a baby walker and the gross motor development of children aged 12-18 months in the Langsa City Health Center UPTD Work Area. This research is a quantitative research with a descriptive correlation type using a cross sectional design. The sampling technique in this research used a purposive sampling technique of 52 respondents. Researchers collected data directly from interviews with mothers and assessments of gross motor development (KPSP) of children aged 12-18 months. Data analysis was carried out univariate and bivariate using the chi square test. The results of the study showed that the majority of children aged 12-18 months were given inappropriate use of baby walkers, namely 32 respondents (61.5%). Most of the gross motor development of children aged 12-18 months was in the doubtful category, as many as 31 children (59.6%) and a small number had gross motor development in the deviation category, as many as 3 children (5.8%). There is a relationship between the accuracy of using a baby walker and the gross motor development of children aged 12-18 months with a p-value of 0.001 (p<0.05). The conclusion of this research is that there is a relationship between the accuracy of using a baby walker and the gross motor development of children aged 12-18 months in the UPTD Working Area of the Langsa City Health Center. It is hoped that breastfeeding mothers can obtain information regarding the proper use of baby walkers so that they can help the development of gross motor skills in children aged 12-18 months. Keywords: Baby Walker, Gross Motor, Children Aged 12-18 Months  ABSTRAK Perkembangan motorik anak menjadi satu hal wajib yang harus dimiliki dan dipenuhi oleh anak. Pada tahun 2020 sekitar 35,4% anak di Indonesia menderita penyimpangan dalam motorik kasar, motorik halus, serta penyimpangan mental emosional. Penggunaan baby walker yang tepat dipercaya efektif untuk membantu anak berjalan lebih cepat sehingga perkembangan motorik kasarnya dalam hal proses belajar berjalan akan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketepatan penggunaan baby walker dengan perkembangan motorik kasar anak usia 12-18 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Langsa Kota. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis deskriptif korelasi menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 52 responden. Peneliti mengumpulkan data langsung dari hasil wawancara kepada ibu dan pengkajian perkembangan motorik kasar (KPSP) anak usia 12-18 bulan. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak usia 12-18 bulan diberikan penggunaan baby walker secara kurang tepat sebanyak 32 responden (61,5%). Perkembangan motorik kasar anak usia 12-18 bulan sebagian besar dalam kategori yang meragukan sebanyak 31 anak (59,6%) dan sebagian kecil memiliki perkembangan motorik kasar dalam kategori penyimpangan sebanyak 3 anak (5,8%). Ada hubungan ketepatan penggunaan baby walker dengan perkembangan motorik kasar anak usia 12-18 bulan dengan p-value 0,001 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan ketepatan penggunaan baby walker dengan perkembangan motorik kasar anak usia 12-18 bulan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Langsa Kota. Diharapkan bagi ibu menyusui untuk dapat memperoleh informasi mengenai penggunaan baby walker secara tepat agar dapat membantu perkembangan motorik kasar pada anak usia 12-18 bulan. Kata Kunci: Baby Walker, Motorik Kasar, Anak Usia 12-18 Bulan