Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Kista Celah Brankial Kedua: Sebuah Laporan Kasus ferryansyah, ferryansyah; Hafiz, Al; Novialdi, Novialdi; Novianti, Hera; Handayani, Tuti
Majalah Kedokteran Andalas Vol 46, No 9 (2024): Supplementary Januari 2024
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v46.i9.p1485-1498.2024

Abstract

Pendahuluan: Kista celah brankial adalah malformasi kongenital yang timbul akibat involusi yang tidak sempurna dari sisa-sisa aparatus brankial. Kista celah brankial kedua biasanya berupa massa yang mobile, fluktuatif, tidak nyeri, yang terletak di sepanjang batas anterior otot sternokleidomastoideus. Pemeriksaan ultrasonografi, magnetic resonance imaging dan histologi dapat membantu dalam menegakkan suatu diagnosis kista brankial dan menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Penatalaksanaan pada kasus kista brankial adalah dengan tindakan eksisi kista. Laporan Kasus: Dilaporkan satu kasus anak laki-laki usia 1 tahun 3 bulan dengan keluhan benjolan pada leher sisi kanan. Pada pemeriksaan regio colli dekstra didapatkan massa kistik pada level IV, mobile, fluktuatif, tidak nyeri. Dilakukan tindakan eksisi kista dengan hasil histopatologi berupa kista brankial. Kesimpulan: Kista celah brankial kedua perlu dipikirkan pada kondisi pembengkakan leher bagian luar/ lateral. Kista celah brankial kedua berupa massa yang mobile, fluktuatif, tidak nyeri, yang terletak di sepanjang anterior otot sternokleidomastoideus, biasanya bersifat unilateral. Tatalaksana kista brankial berupa eksisi lengkap kista dan traktus sinus.Kata kunci: : kista celah brankial; aparatus brankial; kista celah brankial kedua; eksisi kista  
Bone Metastasis Disease from Mucinous Carcinoma of the Breast: A Rare Case Report with Immunohistochemical Confirmation Novianti, Hera; Mayorita, Pamelia; Oktora, Meta Zulyati; Hafizhah, Ataya; Muhammad, Almu
Scientific Journal Vol. 4 No. 1 (2025): SCIENA Volume IV No 1, January 2025
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v4i1.194

Abstract

Background: Mucinous carcinoma of the breast (MCB) is a rare histological subtype of invasive breast cancer, comprising 1-7% of all breast carcinomas. It is generally associated with a favorable prognosis due to its indolent course and low metastatic potential. However, distant metastases, including to the bone, are exceptionally rare and pose diagnostic and therapeutic challenges. Case Presentation: We present a case of a 64-year-old woman with a history of MCB who developed progressive back pain and lower limb weakness. MRI showed multiple osteolytic lesions with spinal cord compression. A CT-guided biopsy confirmed metastatic mucinous carcinoma, and immunohistochemical (IHC) staining demonstrated GATA3 positivity, confirming breast origin. The patient received denosumab, aromatase inhibitors, and palliative radiotherapy. Conclusion: This case highlights the importance of considering bone metastases in patients with a history of MCB presenting with skeletal-related events. IHC, particularly GATA3, is crucial in confirming the metastatic origin and guiding targeted treatment strategies.
Diagnosis dan Penatalaksanaan Low Risk Papillary Thyroid Carcinoma Fitra Dwita, Lorensia; Rahman, Sukri; Novianti, Hera
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 9 No. 2 (2020): Online June 2020
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i2.1298

Abstract

Papillary Thyroid Carcinoma (PTC) adalah jenis tumor ganas kelenjar tiroid yang sering terjadi dengan pola pertumbuhan yang papiler. Standar baku penegakkan diagnosis PTC adalah dengan gambaran histopatologi dan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB). Penatalaksanaan sesuai dengan indikasinya dapat berupa ismolobektomi ataupun total tiroidektomi. Dilaporkan kasus perempuan berusia 29 tahun dengan diagnosis low risk papillary thyroid carcinoma stadium II (T2N0M0) dan dilakukan ismolobektomi sinistra. Diagnosis low risk papillary thyroid carcinoma ditegakkan dengan pemeriksaan FNAB dan histopatologis. PTC unilateral ditatalaksana dengan ismolobektomi. Sebagian besar PTC memiliki prognosis yang baik,namun tetap dibutuhkan kontrol secara periodik pasca tindakan operatif.Kata kunci: FNAB, ismolobektomi, PTC, resiko rendah
Mixed Medullary and Follicular Thyroid Carcinoma (MMFTC) Hasnaini, Hasnaini; Agus, Salmiah; Novianti, Hera
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 9 No. 3 (2020): Online September 2020
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i3.1333

Abstract

Mixed medullary and follicular thyroid carcinoma (MMFTC) merupakan suatu kasus keganasan tiroid yang jarang terjadi. Tumor ini menunjukkan sel tumor yang berasal dari dua populasi sel yaitu sel folikuler dan  parafolikuler. Dilaporkan kasus MMFTC pada seorang pasien wanita usia 45 tahun yang datang dengan keluhan bengkak pada leher sejak tiga tahun lalu yang membesar dengan cepat dalam dua bulan, kemudian dilakukan tiroidektomi total. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan tumor tersusun membentuk fasikulus terdiri atas proliferasi sel dengan inti bulat sampai spindel, kromatin kasar, nukleoli nyata dan adanya pseudoinklusi inti. Stroma mengandung massa amorf warna merah muda (amiloid) yang terpulas positif dengan Congo red. Tampak pula proliferasi sel-sel epitel folikel dengan inti bulat-oval, terang, adanya ground glass appearance, dan nuclear groove. Sel-sel ini tersusun membentuk struktur folikuler, yang sebagian bercampur di antara sel-sel dengan inti bulat sampai spindel. Pemeriksaan imunohistokimia tiroglobulin menunjukkan pulasan positif kuat pada sitoplasma sel tumor folikel tiroid. Perilaku tumor ini belum diketahui dengan baik karena insiden yang sedikit, namun diperkirakan tumor ini bersifat lebih agresif daripada karsinoma tiroid yang berdiferensiasi.Kata kunci: medullary, MMFTC, tiroid
Mantle Cell Lymphoma Payudara, Suatu Kasus Jarang Valencia, Valencia; Asri, Aswiyanti; Novianti, Hera
Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 9 No. 4 (2020): Online December 2020
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jka.v9i4.1530

Abstract

Mantle cell lymphoma (MCL) adalah neoplasma sel β-matur yang biasanya terdiri dari sel limfoid monomorf berukuran kecil hingga sedang dengan kontur inti ireguler, pada > 95% kasus, terdapat translokasi  Cyclin D1 (CCND1). Limfoma payudara merupakan suatu kasus yang jarang. Dilaporkan seorang pasien perempuan usia 50 tahun yang datang dengan keluhan massa di payudara kanan sejak satu tahun yang semakin bertambah besar. Pemeriksaan fisik didapatkan tumor ukuran 11x6x5 cm, konsistensi kenyal padat, terfiksir, dan berulkus. Tidak ditemukan Nipple discharge/bleeding dan pembesaran kelenjar getah bening tidak ditemukan. Pasien menjalani mastektomi. Pemeriksaan histopatologi tampak potongan jaringan payudara dengan stroma jaringan ikat dan jaringan lemak mengandung proliferasi sel-sel limfoid berukuran kecil, monoton dan tersebar difus di antara stroma. Sel-sel dengan inti pleomorfik, hiperkromatik, berlekuk, membran inti ireguler, di antaranya tampak beberapa sel plasma. Pemeriksaan imunohistokimia CD-20 dan Cyclin-D1 menunjukkan pulasan positif serta Ki-67 antara 30-40%. Hasil pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia dapat disimpulkan diagnosis mantle cell lymphoma pada payudara.Kata kunci: limfoma, MCL, payudara
Challenges in diagnosing schwannoma mimicking thyroid neoplasms on frozen section Ramadhani, Rahmi; Mayorita, Pamelia; Asri, Aswiyanti; Mulyani, Henny; Novianti, Hera
Science Midwifery Vol 13 No 2 (2025): June: Health Sciences and related fields
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35335/midwifery.v13i2.1977

Abstract

Schwannoma is a benign soft tissue tumor of the nerve sheath, composed of neoplastic cells with Schwann cell differentiation. It predominantly arises from peripheral nerves in the head, neck, and extremities, with a peak incidence in the fourth to sixth decades. Schwannoma is typically a solitary and sporadic lesion, affecting individuals of all ages, with an incidence rate of 4.4-5.23 cases per 100,000 people. The prevalence is around 7% of all primary nervous system tumors, often occurring in the head and neck (20-50%) and affecting cranial nerves such as N. Vagus and N. Sympathetic. This case report involves a 50-year-old female patient presenting with a right neck lump that had been present for 23 years, initially small but growing rapidly in the last 10 years with occasional pain. Initial imaging suggested a thyroid complex cyst, but further investigation, including a CT scan and intraoperative frozen section examination, raised suspicion for a malignant thyroid tumor. However, histopathological analysis confirmed the diagnosis of Schwannoma, distinguishing it from other potential malignant lesions, such as Anaplastic Thyroid Carcinoma (ATC). This case highlights the importance of intraoperative cytology and frozen section techniques for diagnosing Schwannoma. Although Schwannomas share morphological similarities with other tumors, particularly in the thyroid region, a multidisciplinary approach combining clinical, radiological, and histopathological findings is essential for an accurate diagnosis. This case also underscores the need for careful differential diagnosis in nerve sheath tumors located in the neck.
Kista Celah Brankial Kedua: Sebuah Laporan Kasus ferryansyah, ferryansyah; Hafiz, Al; Novialdi, Novialdi; Novianti, Hera; Handayani, Tuti
Majalah Kedokteran Andalas Vol. 48 No. 2 (2025): MKA April 2025
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/mka.v48.i2.p239-251.2025

Abstract

Pendahuluan: Kista celah brankial adalah malformasi kongenital yang timbul akibat involusi yang tidak sempurna dari sisa-sisa aparatus brankial. Kista celah brankial kedua biasanya berupa massa yang mobile, fluktuatif, tidak nyeri, yang terletak di sepanjang batas anterior otot sternokleidomastoideus. Pemeriksaan ultrasonografi, magnetic resonance imaging dan histologi dapat membantu dalam menegakkan suatu diagnosis kista brankial dan menyingkirkan diagnosis banding lainnya. Penatalaksanaan pada kasus kista brankial adalah dengan tindakan eksisi kista. Laporan Kasus: Dilaporkan satu kasus anak laki-laki usia 1 tahun 3 bulan dengan keluhan benjolan pada leher sisi kanan. Pada pemeriksaan regio colli dekstra didapatkan massa kistik pada level IV, mobile, fluktuatif, tidak nyeri. Dilakukan tindakan eksisi kista dengan hasil histopatologi berupa kista brankial. Kesimpulan: Kista celah brankial kedua perlu dipikirkan pada kondisi pembengkakan leher bagian luar/ lateral. Kista celah brankial kedua berupa massa yang mobile, fluktuatif, tidak nyeri, yang terletak di sepanjang anterior otot sternokleidomastoideus, biasanya bersifat unilateral. Tatalaksana kista brankial berupa eksisi lengkap kista dan traktus sinus.Kata kunci: : kista celah brankial; aparatus brankial; kista celah brankial kedua; eksisi kista  
Diffuse Sclerosing Papillary Thyroid Carcinoma (Ds-Ptc): Kasus Jarang Dengan Perilaku Agresif: Kasus Jarang Dengan Perilaku Agresif Ariani, Yuliza; Setiawatu, Yessy; Asri, Aswiyanti; Tofrizal; Novianti, Hera; Oktora, Meta Zulyati
Scientific Journal Vol. 4 No. 6 (2025): SCIENA Volume IV No 6, November 2025
Publisher : CV. AKBAR PUTRA MANDIRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56260/sciena.v4i6.284

Abstract

Pendahuluan: Diffuse sclerosing Papillary Thyroid Carcinoma (DS-PTC) adalah subtipe PTC yang jarang terjadi dengan perilaku klinis yang agresif. Adanya ciri-ciri papiler membuat ahli patologi salah mendiagnosis tumor ini sebagai PTC konvensional. Namun, adanya keterlibatan kelenjar getah bening yang menyebar di kelenjar getah bening harus diwaspadai oleh ahli patologi. Laporan Kasus: dilaporkan kasus seorang pria berusia 35 tahun dengan benjolan di lehernya yang semakin membesar dalam 3 tahun, mengeluh sesak napas dan suara serak. Benjolan tersebut memiliki konsistensi padat, berukuran 12x7x5 cm dan 10x6x4 cm, dan mengikuti gerakan menelan. Nilai FSH dan T4 berada dalam batas normal. CT scan leher menunjukkan tumor tiroid kistik (sugestif ganas) dengan limfadenopati koli bilateral. Tiroidektomi bilateral dilakukan. Kelenjar getah bening (KGB) dan jaringan dikirim ke laboratorium anatomi patologis untuk diperiksa. Jaringan tiroid tampak berwarna putih kecoklatan pada penampang melintang dengan beberapa kista. Secara mikroskopis, terdapat proliferasi sel tumor yang membentuk struktur papiler dengan inti yang besar dalam mode tumpang tindih dengan gambaran groove dan ground glass. Ditemukan juga sklerosis stroma, psamoma bodies, dan metaplasia skuamosa, serta infiltrasi limfovaskular dan penyebaran sel tumor ke 26 kelenjar getah bening. Temuan ini konsisten dengan diagnosa DS-PTC stadium minimal pT3aN1bMx. Pasien ditangani dengan radioterapi setelah operasi. Kesimpulan: DS-PTC memiliki insiden metastasis kelenjar getah bening dan metastasis jauh yang lebih tinggi dibandingkan dengan classic PTC.Temuan ini harus diperhatikan oleh ahli patologi saat mendiagnosis tumor.
Ovarian Yolk Sac Tumor pada Usia Tua ; A Rare Case Kusumardani, Dini; Mayorita, Pamelia; Novianti, Hera
Health and Medical Journal Vol 5, No 2 (2023): HEME May 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i2.1267

Abstract

Pendahuluan: Yolk sac tumor  merupakan subtipe paling umum kedua atau sekitar 15-20% dari semua germ cell tumor yang biasanya ditemukan pada wanita usia muda.1Yolk sac tumor  ini jarang terjadi pada wanita usia tua atau postmenopause, dapat berupa komponen yolk sac murni atau campuran dengan komponen tumor epitel lainnya. Laporan Kasus: Kami melaporkan seorang wanita usia 54 tahun dengan keluhan perut membesar seperti full- term pregnancy. Hasil pemeriksaan USG adalah tumor ovarium. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan dalam batas normal. Pasien menjalani prosedur optimal debulking. Pemeriksaan histopatologi adalah Ovarian Yolk Sac Tumor. Kesimpulan: Meskipun kasus ini jarang terjadi, Ovarian Yolk Sac Tumor dapat ditemukan pada usia tua atau postmenopause yang umumnya murni atau campuran dengan tumor epitel lainnya, pada kasus  ini ditemukan Yolk Sac Tumor ovarium murni. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan histopatologis. Pemeriksaan histopatologis merupakan gold standard untuk diagnosis Ovarian Yolk Sac Tumor. Diagnosis bandingnya adalah Immature Teratoma, Sclerosing Stromal Tumor dan Dermoid Cyst. Kecurigaan klinis yang tinggi, diagnosis dan penatalaksanaan yang cepat dapat memberikan prognosis yang baik.
Alveolar Soft Part Sarcoma (ASPS) Dinding Dada pada Laki-Laki Usia Tua: Kasus Jarang Sari, Rini Purnama; Asri, Aswiyanti; Novianti, Hera
Health and Medical Journal Vol 5, No 2 (2023): HEME May 2023
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v5i2.1274

Abstract

Pendahuluan: Alveolar soft part sarcoma (ASPS) adalah jenis sarkoma yang jarang terjadi dan mencapai <1% dari semua subtipe sarkoma jaringan lunak. Tumor ini jarang terjadi setelah usia 50 tahun dan dibawah 5 tahun, namun ASPS dapat terjadi pada usia berapa saja dengan insiden puncak pada rentang usia 15-35 tahun. Laporan Kasus: Kami melaporkan kasus seorang laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan benjolan di dada sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pasien tidak mengetahui adanya benjolan pada dada sebelumnya, benjolan disadari pasien saat mengeluhkan nyeri pada dada dalam 3 bulan ini. Pemeriksaan fisik regio toraks, tampak massa di regio sternum dengan konsistensi kenyal padat, batas tidak tegas, ukuran 6x5x1,5cm. Hasil CT-scan toraks di dapatkan kesan soft tissue tumor dinding dada dengan destruksi sternum. Hasil histopatologi adalah Alveolar Soft Part Sarcoma. Kesimpulan: Diagnosis ASPS harus didasarkan pada temuan klinis, radiologis dan histopatologis.