Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Analisis Kualitas Air Bekas Wudhu di Pondok Pesantren Putra Darusy Syahadah untuk Budidayaikan Nila Oktapiandi, O; Sutrisno, Joko; Sunarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.779 KB)

Abstract

Kebutuhan sumber daya air akan terus meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk dan peningkatan kuantitas konsumsi air. Pemanfaatan kembali air bekas wudhu adalah bentuk konservasi melalui efisensi dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya air.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas air bekas wudhu untuk budidaya ikan nila. Penelitian dilakukan di Pondok Peasantren putra Darusy Syahadah Simo Boyolali Jawa Tengah dan laboratorium air Poltekes Kemenkes Yogyakarta. Penelitian munggunakan metode eksperimental didukung observasi lapangan. Parameter kulitas air meliputi suhu, COD, amonia bebas (NH3 -N), BOD5 ,pH, oksigen terlarut (DO) dan MPN Colifrom. Hasil analisis kualitas air yang digunakan untuk berwudhu memiliki suhu 27,5oC, COD <1,03 mg/L, amonia bebas (NH3 -N) 0,07 mg/L, BOD5 2,93 mg/L, pH 7,22, oksigen terlarut (DO) 5,69 mg/L dan MPN Colifrom< 1,8. Hasil analisis kualitas air bekas wudhu memiliki suhu 27,8oC, COD 29,03 mg/L, amonia bebas (NH3 -N) 0,19 mg/L, BOD5 38,48 mg/L, pH 6,37, oksigen terlarut (DO) 0,85 mg/L dan MPN Colifrom< 16 x 104 . Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air keriteria air baku di Pondok Peasantren putra Darusy Syahadah sebelum digunakan berwudhu masuk dalam golongan air kelas II. Air kelas II peruntukannya digunakan untuk sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan dan irigasi. Setelah digunakan untuk berwudhu, terjadi penurunan kualitas air menjadi air kelas IV. Air kelas IV peruntukannya untuk irigasi dan peruntukan lain yang sesuai kriteria air tersebut. Baku mutu air yang direkomendasikan Balai Besar Budidaya Air Tawar tahun 2016 untuk budidaya ikan nila antara lain; suhu 25-30 oC 27,8oC, COD <12 mg/L, amonia bebas (NH3 -N) <1, pH 6,5-8,5, oksigen terlarut (DO) >5 mg/L. Berdasarkan hasil penelitian, secara kulitas air bekas wudhu masih layak digunakan untuk budidaya ikan nila.
Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui Program Eco-Pesantren di Pondok Pesantren Nurul Haramain Nw Narmada Kabupaten Lombok Barat Nawawi, Muhammad; Gunawati, Dewi; Sunarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.131 KB)

Abstract

Pelestarian lingkungan hidup di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat sangat pentingdilaksanakan karena Pulau Lombok ditetapkan sebagai destinasi wisata halal dan mendapat julukansebagai pulau seribu masjid. Upaya pelestarian lingkungan hidup, salah satunya dengan membangunsikap peduli lingkungan.Sikap peduli lingkungan potensial diterapkan melalui pendekatan Islam (Ecoteologi) di pondok pesantren.Salah satu pondok pesantren yang terdapat di Pulau Lombok yangmenerapkan Eco-pesantren adalah pondok pesantren Nurul Haramain NW Narmada Kabupaten LombokBarat.Pendekatan sosial keagamaan diharapkan dapat memupuk kesadaran santri dan masyarakat sekitarterhadap lingkungan hidup.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Eco-pesantren dipondok pesantren Nurul Haramain NW Narmada terhadap sikap peduli lingkungan dan memberi solusikebijakan terhadap peningkatan sikap peduli lingkungan.Penelitian ini merupakan penelitian studi kasusdengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.Teknik pengambilan data dilakukan dengan tekniktriangulasi data (observasi, wawancara dan kuesioner).Hasil observasi dan wawancara dianalisis secaradeskriptif, sedangkan angket kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan kriteria pengukuransikap diperoleh nilai >60%-96,2% dan solusi kebijakan untuk membangun sikap peduli lingkungandengan penerapan model constructing of environmental care attitude with eco-pesantren. Program Eco- pesantren berpotensi dalam upaya membangun sikap peduli terhadap lingkungan sehingga kelestarianlingkungan hidup dapat terjaga secara terus menerus.
Pengelolaan Sampah Berbasis Peran Serta Masyarakat di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo Wahyuning, Sri; Sunarto, S; Wiryanto, W
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.544 KB)

Abstract

Permasalahan tentang sampah tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan, di pedesaan sampah sudah menjadipersoalan yang kompleks juga. Salah satunya adalah di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah, Wonosobo. Limbah darirumah tangga selalu dibuang ke sungai, sehingga saat ini di desa jarang ditemui sungai yang bersih tanpa sampah. Timbulansampah yang dibuang ke sungai ini menjadi persoalan yang serius di Desa Kalibeber karena menyebabkan sungai menjadikotor.Dengan jumlah penduduk Desa Kalibeber yang berjumlah 10.254 jiwa, maka dihasilkan 4.101,6 kg timbulansampah setiap hari. Timbulan sampah yang tidak ditangani dengan baik menimbulkan dampak langsung diantaranya adalahberbagai penyakit seperti penyakit diare, penyakit kulit serta gangguan pernafasan. Sedangkan dampak tidak langsungnyaadalah bahaya banjir. Arus air sungai akan terhambat karena terhalang timbunan sampah yang ada di sungai. Kompleksitaspermasalahan persampahan semakin meningkat seiring dengan perkembangan Desa Kalibeber, sehingga perlu mengkajimodel pengelolaan sampah di Desa Kalibeber.Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi jenis dan volume sampah (2) Mengkaji bagaimana pengolahansampah dan (3) Mengkaji model pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Desa Kalibeber, Kecamatan Mojotengah,Wonosobo. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud mendeskripsikan suatu fenomena.Pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi, kelompok diskusi terfokus, dan studi dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis sampah organik meliputi sisa memasak, sisa makanan, kulit buah, sayur- mayur, daun, ampas kelapa, jerami, dan lain-lain. Sampah anorganik yaitu kertas, kardus, duplek, gelas/botol plastik,kantong plastik, plastik bekas bungkus makanan, bekas sabun, mie, snack, bekas pestisida, kaca, gelas/botol kaca, besi, silet,pembalut, dan lain-lain. Rata-rata volume sampah yang timbul tiap harinya mencapai 265,8 kg sampah organik, 1.010,4 kgsampah anorganik dan 88,6 sampah residu. Pengolahan sampah organik dengan teknik pengomposan/komposting. Prosespengomposan memakai laktomanyon atau bakteri pengurai. Sampah anorganik dikumpulkan di bank sampah dan didaurulang menjadi kerajinan tangan. Model pengelolaan sampah terpadu di Desa Kalibeber meliputi 5 aspek yaitu aspekoperasional, aspek lembaga/organisasi, aspek peran serta masyarakat, aspek pembiayaan dan aspek peraturan.Kata kunci: pengelolaan sampah, peran serta masyarakat.
Potensi Adsorben Komposit Tanah Andisol-Karbon Aktif untuk Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) pada Air Sumur di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul Rohman, Muhammad Nur; Sunarto, S; Pranoto, P
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.793 KB)

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta berbanding lurus dengan kebutuhan terhadap sumber daya alam. Salah satu sumber daya alam yang dimanfaatkan adalah sumber daya air tanah. Peningkatan jumlah penduduk memberikan tekanan yang besar terhadap ketersediaan sumber daya air tanah. Sumber daya air tanah yang umum dimanfaatkan oleh penduduk adalah air sumur. Permasalahan lingkungan yang terjadi adalahpenurunan kualitas air sumur, terutama dampak pencemaran logam besi (Fe). Upaya untuk menurunkan kadar logam besi (Fe) air sumur, salah satunya dengan aplikasi adsorben komposit tanahandisol-karbonaktif. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui dan menganalisis potensi adsorben komposi tanahandisol-karbon aktif dalam menurunkan kadar logam besi (Fe) pada air sumur di Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif, data kualitas air diambil secara purposive sampling, analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi media sebesar 50 % tanah Andisol dengan 50 % karbon aktif (1:1) memperoleh penurunan kadar logam besi (Fe) dari 1,61 mg/L menjadi 0,21 mg/L. Sedangkan, kemampuan adsorbsi medianya sebesar 0.0028 mg/g logam besi (Fe). Kesimpulanpenelitian ini adalah adsorben komposit tanah andisol:karbonaktif (1:1) mampu menurunkan kadar logam besi (Fe) denganpersentase penurunan mencapai 86,95 %, sehingga sesuai dengan baku mutu lingkungan.
Struktur Komunitas Flora Mangrove di Pancer Cengkrong Kabupaten Trenggalek Sawitri, Niken; Sunarto, S; Wiryanto, W
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.394 KB)

Abstract

Mangrove merupakan hutan yang habitatnya di daerah perairan, ekosistem pantai, dan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial. Keanekaragaman mangrove bukan hanya kemampuannya untuk beradaptasi dengan lingukungan, tetapi tidak terlepas dari campur tangan manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur komunitas flora di kawasan Pancer Cengkrong, Kabupaten Trenggalek. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2017 dengan metode plot/transek pada 3 stasiun pengamatan. Setiap stasiun di buat sebanyak 10 petak (plot), setiap plot dibuat sub petakberukuran 10 x 10 m, untuk mengetahui kondisi mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan, luas penutup, frekuensi, indeks dominansi, dan indeks nilai penting. Pengukuran faktor lingkungan meiputi salinitas, suhu, pH, DO, dan tekstur tanah. Hasil penelitian, diketahui bahwa jenis mangrove yang memiliki kerapatan tertinggi yaitu Rhizophora apiculata42,72, dan untuk nilai luas penutup tertinggi yaitu Sonneratia alba sebesar 839,47 m2 untuk nilai frekuensi tertinggi jugaSonneratia alba 32,55%.Sedangkan nilai dominansi tertinggi dimiliki oleh jenis Avicennia lunata 58,53%. Kisaran suhu di Pancer Cengkrong yaitu 27-310C, sama halnya dengan kisaran salinitas yaitu 26,1 ppt. Simpulan dari penelitian ini adalah Rhizophora apiculata yang mendominansi di tempat penelitian, dan memiliki sifat tanah lumpur berpasir, ini yang menyebabkan jenis Rhizophora apiculata banyak ditemukan dibandingkan dengan jenis lainnya.
Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Hutan Mangrove di Desa Mangega dan Desa Bajo sebagai Destinasi Ekowisata di Kabupaten Kepulauan Sula Umanahu, Burhanudin; Budiastuti, Sri; Sunarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.914 KB)

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan sumberdaya alam daerah tropika yang mempunyai manfaat ganda baik aspek ekologi maupun sosial ekonomi. Pengelolaan hutan mangrove merupakan hal yang penting dalam mengupayakan pelestarian lingkungan di kawasan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi hutan mangrove dan menganalis bentuk partisipasi masyarakat sebagai destinasi ekowisata di Kecamatan Sanana Utara. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan (mixed methods) antara metode kuantitatif dan kualitatif dengan metode survei. Analisis data dilakukan dengan menggunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Mangega dan Desa Bajo Kecamatan Sanana Utara Kabupaten Kepulauan Sula Maluku Utara, Hasil penelitian menunjukkan bahwa vegetasi mangrove yang ditemukan meliputi 10spesies, yaitu terdiri dari Rhizophora Apiculata, Rhizophora Mucronata, Bruguiera gymnorhiza, Bruguiera Sexangra, Ceriops tagal, Ceriops decandra, Xylocarpus spp, Sonneratia alb, Avicennia sp, Aegiceras sp, dengan nilai indeks keanekaragaman (H’) vegetasi mangrove di Desa Mangega dan Desa Bajo pada masing-masing stasiun berkisar antara 1,29-1,52. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman spesies masuk pada kategori kelimpahan sedang dan kondisi parameter lingkungan vegetasi mangrove di Kecamatan Sanana Utara diperoleh tekstur tanah pasir berlempung, lempung. Bentuk partisipasi yang sudah dilakukan masyarakat sekitar diantaranya berupa pikiran masuk pada kategori sedang, berupa tenaga kategori tinggi, berupa keahlian kategori tinggi, dan berupa barang/uang kategori sedang. Adanya penyusunan rencana pengelolaan bersama yang melibatkan seluruh stakeholder, meningkatkan pengawasan dan monitoring. meningkatkan upaya rehabilitasi pada ekosistem mangrove dimana dapat dilakukan dengan melibatkan peran serta masyarakat guna memperhatikan daya dukung kawasan.
Studi Analisis Biomorfometrik Kepiting Bakau (Scylla sp.) di Kawasan Hutan Mangrove Wilayah Kabupaten Rembang Pambudi, Danang Setyo; Budiharjo, Agung; Sunarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (717.812 KB)

Abstract

Salah satu sumber daya alam laut indonesia yang bernilai ekonomis tinggi adalah Kepiting bakau (Scylla sp), hewan ini merupakan anggota dari kelompok Crustacea yang memiliki habitat di hutan mangrove. Pola pertumbuhan kepiting bakau di perairan estuari maupun di laut memiliki kebiasaan hidup yang berbeda, terutama dalam hal mencari makanan dan beradaptasi pada habitat mangrove. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis Biomorfometrik kepiting bakau ditinjau dari jumlah, sebaran frekuensi, rasio kelamin, Korelasi lebar karapas dan berat, dan faktor kondisi kepiting dikawasan hutan mangrove wilayah kabupaten Rembang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2019 dengan metode analisis deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah kepiting sebanyak 164 ekor, terdiri dari 102 ekor jantan dan 62 ekor betina, perbandingan rasio jantan dan betina 1,64 : 1,0 . ukuran lebar karapas antara 60,00 – 122,98 mm dengan berat antara 60,0 – 345,6 g. Pola pertumbuhan kepiting bersifat allometrik negatif dan allometrik positif, nilai faktor kondisi berkisar 1,003 – 1,025. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Biomorfometrik kepiting bakau di hutan mangrove kabupaten Rembang bersifat Allometrik negatif maupun positif dengan nilai faktor kondisi (kn) kategori Rendah, hal ini dipengaruhi oleh asupan makanan maupun kondisi lingkungan seperti vegetasi mangrove, ph, salinitas, karakter substrat dan suhu.
Kondisi Lingkungan Rumah Sakit berdasarkan Angka Kuman Udara Ruang Rawat Inap Praptiwi, Juni; Rahardjo, Setyo Sri; Sunarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.149 KB)

Abstract

Rumah Sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat dapat menjadi tempat penularan penyakit, gangguan kesehatan serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan, sehingga upaya mewujudkan rumah sakit yang sehat, bersih, dan tertib harus dilakukan agar tidak terjadi penyebaran kuman patogen di lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi lingkungan rumah sakit berdasarkan angka kuman udara ruang rawat inap RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo. Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian survey analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Pengumpulan data diperoleh dengan cara obsevasi di lapangan menggunakan alat laboratorium untuk pengukuran suhu, kelembaban, pencahayaan serta angka kuman udara ruang dan wawancara menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan petugas. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa suhu berkorelasi positif dengan angka kuman udara ruang rawat inap (sig 0.032), kelembaban tidak ada hubungan dengan angka kuman udara ruang rawat inap, namun kelembaban mempunyai korelasi positif dengan suhu (sig 0.000), pencahayaan berkorelasi positif dengan angka kuman udara ruang (sig 0.010), dan pengetahuan petugas berkorelasi negatif dengan angka kuman udara ruang rawat inap (sig 0.001). Hasil uji T (T-Test) menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah angka kuman udara ruang perawatan sebelum jam kunjung (pre kunjungan) dan pada saat jam kunjung (sig 0.002). Kondisi lingkungan rumah sakit yang terdiri dari suhu, kelembaban, pencahayaan dan angka kuman udara ruang rawat inap di RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo sebagian besar masih belum memenuhi syarat sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan dan pengendalian lingkungan yang lebih baik.
Strategi Pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Provinsi DIY Haryadi, H; Sunarto, S; Sugiyarto, S
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.905 KB)

Abstract

Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. TNGM memiliki karakter yang unik karena terletak pada kawasan gunung berapi yang masih aktif dan secara periodik masih sering mengeluarkan material vulkanik dari dalamnya. Selain kegiatan restorasi, pengetahuan dan keterlibatan masyarakat dalam mengelola kawasan TNGM merupakan kunci dari kembalinya keanekaragaman hayati pasca erupsi. Penyusunan strategi pengelolaan kawasan TNGM menjadi penting, agar kawasan tersebut tetap terjaga fungsinya sebagai penyangga kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan pendekatan melalui analisis SWOT serta wawancara dengan masyarakat yang tinggal di kawasan yang berbatasan langsung dengan TNGM serta pengelola TNGM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi SO (strength-oppurtunity) dapat digunakan untuk mengelola kawasan TNGM, yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Salah satunya dengan mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan. Kerjasama antara para stakeholder dan masyarakat dalam pengelolaan kawasan TNGM juga diperlukan, agar tidak terjadi tumpang-tindih keperluan.