Adolescence is a period of development characterized by identity exploration and increased social interaction, including with peers. Peers have a significant influence on adolescent behavior, including in the sexual aspect. This study aims to determine the influence of peers on the sexual behavior of grade X students at SMK Muhammadiyah Lebaksiu. This study used a cross-sectional design with a quantitative approach and involved 119 respondents selected through purposive sampling technique. Data collection instruments used validated peer and sexual behavior questionnaires. The results showed that most of the respondents (49.6%) showed mild risky sexual behavior, while 6.7% were involved in severe risky sexual behavior. Peer variables contributed significantly to sexual behavior with a Nagelkerke R² value of 0.109 and a significance of p = 0.001. This finding confirms that the greater the influence of peers, the higher the likelihood of adolescents engaging in sexual behavior. Although the contribution is not dominant, peers are shown to have an important role in shaping adolescent sexual behavior. These results provide a basis for interventions that target adolescent social dynamics, both in school and family settings. ABSTRAK Masa remaja merupakan periode perkembangan yang ditandai oleh eksplorasi identitas dan peningkatan interaksi sosial, termasuk dengan teman sebaya. Teman sebaya memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku remaja, termasuk dalam aspek seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual siswa kelas X di SMK Muhammadiyah Lebaksiu. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan melibatkan 119 responden yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner teman sebaya dan perilaku seksual yang telah divalidasi. Analisis data dilakukan dengan uji regresi logistik menggunakan SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (49,6%) menunjukkan perilaku seksual berisiko ringan, sedangkan 6,7% terlibat dalam perilaku seksual berisiko berat. Variabel teman sebaya berkontribusi secara signifikan terhadap perilaku seksual dengan nilai Nagelkerke R² sebesar 0,109 dan signifikansi p = 0,001. Temuan ini menegaskan bahwa semakin besar pengaruh teman sebaya, semakin tinggi pula kemungkinan remaja terlibat dalam perilaku seksual. Meskipun kontribusinya tidak dominan, teman sebaya terbukti memiliki peran penting dalam pembentukan perilaku seksual remaja. Hasil ini memberikan dasar bagi intervensi yang menargetkan dinamika sosial remaja, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.