Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Mengurangi Ketidaknyaman dalam Kehamilan dengan Prenatal Gentle Yoga di Desa Batu Mekar Isviyanti, Isviyanti; Gustiya, Sherly Dwi; Gumangsari, Ni Made Gita; Mayasari, Astri; Astuti, Ni Luh Budi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstormin
Publisher : Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/japhb.v7i2.6752

Abstract

Seiring dengan perkembangan dunia teknologi, ibu hamil banyak memeriksakan diri ke dokter Sp.OG dibandingkan dengan bidan. Ibu hamil juga mulai memilih untuk melakukan persalinan secara Caesar dibandingkan pervaginam. Pergeseran peran bidan dan kader kini hanya sebagai pendamping dalam kehamilan dan persalinan. Hal inilah yang mendorong Klinik Bumi Sehat mengenalkan upaya- upaya pendekatan yang lebih humanis dalam persalinan dan mengembalikan kodrat seorang ibu untuk bisa nyaman dalam kehamilan dan persalinan. Dalam melakukan asuhan kehamilan hendaknya tenaga kesehatan melakukan pendekatan komplementer agar dapat memberikan pemahaman kepada para warga bahwa bersalin ataupun berobat di tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan akan lebih efektif. Kegiatan ini diawali dengan membagikan kuesioner tentang ketidaknyamanan selama kehamilan dan pengetahuan tentang prenatan yoga kepada ibu hamil, penyuluhan tentang macam-macam ketidaknyamanan selama kehamilan dan cara mengatasinya serta menjelaskan tentang prenatal yoga. Kemudian pada hari berikutnya dilanjutkan dengan pelaksanaan prenatal yoga yang diikuti oleh 10 ibu hamil dilakukan sebanyak 2 kali dengan durasi setiap pertemuan selama 60-90 menit yang dipimpin oleh instruktur yoga yang bersertifikat. Pelaksanaan kegiatan hari terakhir tim kembali membagikan kuesioner untuk mengetahui hasil setelah dilakukan kegiatan tersebut. Setelah dilakukan kegiatan prenatal yoga didapatkan sebanyak 86,2% dari peserta mengatakan bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan berkurang.Gerakan prenatal gentle yoga sangat baik dilakukan oleh ibu selama kehamilannya karena dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan serta dapat mempersiapkan ibu untuk proses persalinannya nanti.
Edukasi Pencegahan Pernikahan Dini dan Anemia untuk Menurunkan Risiko Stunting di Desa Cikawao Isviyanti, Isviyanti; Triandini, I Gusti Agung Ayu Hari; Hairani, Hairani; Gumangsari, Ni Made Gita; Hidayati, Diana; Gustiya, Sherly Dwi
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 4 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/linov.v9i4.2172

Abstract

Artikel ini melaporkan hasil dari sebuah program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi risiko stunting melalui edukasi pencegahan pernikahan dini di Desa Cikawao tepatnya di SMPN 2 Pacet dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Program ini memberikan informasi tentang dampak pernikahan dini terhadap kesehatan ibu dan anak serta menawarkan solusi untuk mengatasi masalah stunting dengan mengkonsumsi tablet Fe dan edukasi kesehatan reproduksi untuk pencegahan pernikahan dini. Penilaian dilakukan melalui survei awal dan akhir program untuk mengukur perubahan pengetahuan remaja. Dari hasil perbandingan pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah edukasi sebesar 16.83%. Terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan pada siswa pada materi yang diberikan. Dengan demikian edukasi dinilai efektif dalam mengubah persepsi tentang pernikahan dini. Education on the Prevention of Early Marriage and Anemia to Reduce the Risk of Stunting in Cikawao Village Abstract This article reports the results of a community service program which aims to reduce the risk of stunting through education on preventing early marriage in Cikawao Village, specifically at SMPN 2 Pacet using a participatory approach. This program provides information about the impact of early marriage on maternal and child health and offers solutions to overcome the problem of stunting by consuming Fe tablets and reproductive health education to prevent early marriage. Assessments are carried out through surveys at the beginning and end of the program to measure changes in youth knowledge. From the results of the pre-test and post-test comparison, it shows that there is an increase in knowledge before and after education (16,83%). There is a significant difference between the level of knowledge before and after counseling students on the material provided. Thus, education is considered effective in changing perceptions about early marriage.
Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit eksim pada bayi (0-12 bulan) di Dusun Endut Desa Batu Mekar Gumangsari, Ni Made Gita; Isviyanti, Isviyanti; Hidayati, Diana
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 4 No. 5 (2025): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v4i5.601

Abstract

Background: Eczema is a chronic, inflammatory and recurrent skin disease, characterized by a person's skin becoming red, inflamed, and itchy. Eczema is one type of disease that often occurs in children ranging from the age of 6 months to 5 years. In 2021, eczema increased again by around 59,395 cases and was ranked 5th in West Nusa Tenggara (NTB) Province. In Endut Hamlet, there were 30 cases of babies with eczema ranging from 0-12 months of age. Purpose: To determine the relationship between environmental sanitation and the incidence of eczema in infants aged 0-12 months. Method: Descriptive research with a quantitative approach to determine the relationship between environmental sanitation and the incidence of eczema in infants aged 0-12 months in 2003 in Endut Hamlet, Batu Mekar Village, Lingsar District, West Lombok Regency. The population in this study were 30 mothers who had babies aged 0-12 months. Sampling used total sampling method so that 30 babies became respondents. The dependent variables consisted of hair cleanliness, hand-nail-toenail cleanliness, clothing cleanliness, skin cleanliness, towel cleanliness and bed and bed linen cleanliness. While environmental sanitation consisted of clean water facilities, waste disposal facilities and healthy toilet facilities. The independent variable was the incidence of eczema in babies aged 0-12 months, which was assessed by subjective observation. Data were analyzed using the chi square test with an alpha value of 0.05 (95%). Results: Respondent data shows that most of the environmental cleanliness and sanitation levels are in the poor category. The significance of hair cleanliness levels on eczema cases obtained pValue=0.023. The significance of respondents' hand, foot and nail cleanliness levels with eczema cases obtained pValue=0.023. While the significance of respondents' skin cleanliness levels with eczema cases obtained pValue=0.042. The significance of respondents' clothing cleanliness levels with eczema cases obtained pValue=0.023. While the significance of towels cleanliness levels with eczema cases obtained pValue=0.002. While the significance for bed cleanliness levels with eczema cases and obtained pValue=0.042. And with a p value of 0.023 for clean water facilities and a p value of 0.010 for waste disposal facilities/healthy toilet facilities, it shows that there is a significant relationship between clean water facilities, waste disposal facilities, and healthy toilet facilities and the occurrence of eczema in Endut Hamlet, Batu Mekar Village, Lingsar District, West Lombok Regency. Conclusion: Environmental sanitation, cleanliness of equipment and supporting facilities for cleanliness are factors that influence the incidence of eczema in infants aged 0-12 months. Healthy lifestyles and supporting facilities for cleanliness are dominant factors in preventing the occurrence of eczema. Suggestions: This activity and research is expected to provide increased knowledge, especially regarding the implementation of a healthy lifestyle and maintaining environmental sanitation to prevent eczema and the results of this study can be a reference in further research by adding other variables in testing such as other variables such as eye hygiene, nose hygiene, oral and dental hygiene and genital hygiene. Keywords: Eczema; Environmental sanitation; Infants; Personal hygiene; Skin Pendahuluan: Eksim merupakan penyakit kulit kronik, inflamatif dan dapat muncul kembali, yang ditandai kulit seseorang menjadi merah, meradang, dan terasa gatal. Penyakit eksim salah satu jenis penyakit yang sering terjadi pada usia anak-anak mulai dari usia anak 6 bulan pertama sampai 5 tahun. Pada tahun 2021 penyakit Eksim meningkat lagi sekitar 59.395 kasus dan masuk ke dalam peringkat ke-5 di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Dusun Endut sebanyak 30 kasus bayi yang terkena eksim mulai dari usia 0-12 bulan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian panyakit eksim pada bayi berusia 0-12 bulan. Metode: Penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian penyakit eksim pada bayi usia 0-12 bulan pada tahun 2003 di Dusun Endut Desa Batu Mekar Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat..  Populasi dalam penelitian ini adalah 30 ibu yang memiliki bayi berusia 0-12 bulan. Pengambilan sampel menggunakan cara total sampling sehingga mendapatkan 30 bayi menjadi responden. Variabel dependen terdiri atas kebersihan rambut, kebersihan tangan-kuku-kaki, kebersihan pakaian, kebersihan kulit, kebersihan handuk dan kebersihan tempat tidur serta sprei. Sedangkan sanitasi lingkungan terdiri atas sarana air bersih, sarana pembuangan sampah dan sarana jamban sehat. Variabel independennya adalah kejadian eksim pada bayi usia 0-12 bulan, yang dinilai dengan observasional subyektif. Data dianalisa dengan uji chi square dengan nilai alpha 0.05 (95%).   Hasil: Data responden menunjukkan sebagian besar tingkat kebersihan dan sanitasi lingkungan dalam kategori buruk. Signifikansi  tingkat kebersihan rambut terhadap kejadian eksim mendapatkan pValue=0.023. Signifikansi tingkat kebersihan tangan, kaki dan kuku responden dengan kejadian eksim mendapatkan pValue=0.023. Sedangkan signifikansi tingkat kebersihan kulit responden dengan kejadian eksim mendapatkan pValue=0.042. Signifikansi tingkat kebersihan pakaian responden dengan kejadian eksim mendapatkan pValue=0.023. Sedangkan signifikansi tingkat kebersihan handuk dengan kejadian eksim mendapatkan pValue=0.002. Sedangkan signifikansi untuk tingkat kebersihan tempat tidur dengan kejadian dan mendapatkan pValue=0.042. Dan dengan nilai p value sebesar 0.023 untuk sarana air bersih dan p value sebesar 0.010 untuk sarana pembuangan sampah/sarana jamban sehat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sarana air bersih, sarana pembuangan sampah, dan sarana jamban yang sehat terhadap timbulnya pernyakit eksim di Dusun Endut Desa Batu Mekar Kecamatan Lingsar Kabupatan Lombok Barat. Simpulan: Sanitasi lingkungan, kebersihan perlengkapan dan sarana penunjang kebersihan adalah faktor yang berpengaruh terhadap kejadian eksim pada bayi berusia 0-12 bulan. Pola hidup sehat dan sarana penunjang kebersihan adalah faktor yang dominan dalam mencegah timbulnya kejadian eksim. Saran: Kegiatan dan penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan pengetahuan khususnya mengenai penerapkan pola hidup sehat dan menjaga sanitasi ligkungan untuk mencegah terjadinya eksim dan hasil dari penelitian ini dapat menjadi rujukan di penelitian lanjutan dengan menambahkan variabel lain dalam pengujian seperti variabel lainnya seperti  kebersihan mata, kebersihan hidung, kebersihan mulut dan gigi serta kebersihan genetalia.
PENGUATAN PERAN POSYANDU KELUARGA DI LINGKUNGAN ASAHAN KELURAHAN TANJUNG KARANG PERMAI KOTA MATARAM Gumangsari, Ni Made Gita; I Gusti Agung Ayu Hari Triandini; Isviyanti; Hairani; Hidayati, Diana; Gustiya, Sherly Dwi
MONSU'ANI TANO Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32529/tano.v8i2.4233

Abstract

Posyandu Keluarga merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar berbasis masyarakat yang memadukan layanan ibu hamil, balita, lansia, dan remaja dalam satu wadah. Namun, di Lingkungan Asahan, Kelurahan Tanjung Karang Permai, Kota Mataram, peran Posyandu Keluarga belum optimal karena terbatasnya kapasitas kader dan rendahnya partisipasi masyarakat serta fasilitas yang belum memadai. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperkuat peran Posyandu Keluarga melalui pelatihan kader, edukasi kesehatan, dan pendampingan program terpadu. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan keterampilan dasar kesehatan, serta simulasi layanan terpadu kepada kader dan warga. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan kader sebesar 45% berdasarkan pre-test dan post-test, peningkatan jumlah kunjungan keluarga ke Posyandu sebesar 30%, serta meningkatnya partisipasi warga dalam kegiatan promosi kesehatan. Kegiatan ini membuktikan bahwa penguatan kapasitas kader dan kolaborasi dengan warga merupakan strategi efektif dalam mengoptimalkan peran Posyandu Keluarga. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga secara berkelanjutan
Edukasi Seksual & Konseling Remaja untuk Pencegahan Pernikahan Dini di Klinik Bumi Sehat Desa Batu Mekar Kabupaten Lombok Barat Isviyanti, Isviyanti; Triandini, I Gusti Agung Ayu Hari; Hairani, Hairani; Gumangsari, Ni Made Gita; Hidayati, Diana; Kandisa, Amelia; Mayasari, Astri; Gustiya, Sherly Dwi; Astuti, Ni Luh Budi
Jurnal Pengabdian UNDIKMA Vol. 6 No. 1 (2025): February
Publisher : LPPM Universitas Pendidikan Mandalika (UNDIKMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33394/jpu.v6i1.13990

Abstract

This community service activity aims to provide sexual education and prevent early marriage to teenagers using a holistic psychological counseling and parenting approach, from a legal, social, and midwifery perspective. The method of implementing this service used counseling and mentoring on sexual and reproductive health education using a question-and-answer design. The targets of this activity were teenagers from Batu Mekar Village, West Lombok Regency who were still of school age using a questionnaire instrument which was then statistically analyzed using the t test. The results of this service showed that teenagers were aware of the impact of early marriage and understood anemia, and sexual reproductive health about the incidence of early marriage and stunting. By implementing this community service program, a youth posyandu/youth class was successfully established at the Bumi Sehat Clinic. This is useful in providing a forum for teenagers to discuss and consult regarding sexual, physical, and mental reproductive health issues as well as positive activities to prevent early marriage.
PENGARUH PRENATAL GENTLE YOGA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP KEJADIAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL Gustiya, Sherly Dwi; Gumangsari, Ni Made Gita; Isviyanti, Isviyanti
Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda Vol. 11 No. 1 (2025): Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda
Publisher : Program Studi S1 & DIII-Kebidanan Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jikebi.v11i1.1558

Abstract

In West Nusa Tenggara Province, the leading cause of maternal death was bleeding, with 27 cases. Perineal rupture or laceration is an obstetric tear that occurs in the perineal area, caused by the inability of the pelvic muscles and soft tissue to accommodate the birth of the baby. Prenatal gentle yoga can help in many ways, one of which is preventing long-term damage to the body and helping the birthing process. The aim of this study was to prove the effect of prenatal gentle yoga in third trimester pregnant women on the incidence of perineal rupture during normal delivery. Another study conducted to identify perineal rupture during childbirth showed that the group who did yoga during pregnancy did not experience perineal rupture. The research method that will be used is One Shot Case Study. The product that will be produced from this research is a Prenatal Gentle Yoga Module which contains prenatal gentle yoga movements for pregnant women in the third trimester to prevent perineal rupture during normal childbirth. 1 as many as 5 people (16.66%) and experienced 2nd degree perineal rupture as many as 2 people (6.66%) while respondents who did yoga 4 times during the third trimester of pregnancy did not experience perineal rupture as many as 18 people (60%) and experienced There were 5 people (16.66%) with grade 1 perineal rupture, but there were no respondents who experienced grade 2 perineal rupture. It can be concluded that there is a significant influence between prenatal gentle yoga and the incidence of perineal rupture in normal delivery with a p value of 0.000.
Strategi Pencegahan Stunting melalui Edukasi Gizi dan Suplementasi Tablet Tambah Darah pada Remaja Desa Mandala Haji Isviyanti, Isviyanti; Triandini, I Gusti Agung Ayu Hari; Gumangsari, Ni Made Gita; Hidayati, Diana; Gustiya, Sherly Dwi; Hairani, Hairani; Kandisa, Amelia; Mayasari, Astri
Lumbung Inovasi: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 10 No. 4 (2025): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/0cy98828

Abstract

Stunting masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia yang berimplikasi pada kualitas generasi mendatang. Salah satu faktor penyebabnya adalah anemia pada remaja putri yang dapat berlanjut hingga masa kehamilan. Program pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan gizi remaja serta kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD) sebagai upaya pencegahan stunting. Kegiatan dilaksanakan di Desa Mandala Haji pada 162 remaja melalui diskusi interaktif, games, diskusi kelompok, pembagian leaflet, dan pendampingan konsumsi TTD. Hasil pengukuran keberhasilan kegiatan diukur dengan kuesioner pre test dan post test yang kemudian dianalisis dengan uji t yang menunjukkan peningkatan pengetahuan gizi sebesar 45% dan kepatuhan konsumsi TTD sebesar 75%. Program ini efektif meningkatkan kesadaran gizi remaja dan mendukung upaya pencegahan stunting berbasis teman sebaya. Upaya ini memberikan gambaran bahwa kader remaja efektif dalam promosi kesehatan pada remaja. Stunting Prevention Strategy through Nutrition Education and Iron Supplementation for Adolescents Mandala Haji Village Abstract Stunting remains a public health problem in Indonesia, impacting the quality of future generations. One contributing factor is anemia in adolescent girls, which can persist into pregnancy. This community service program aims to improve adolescent nutritional knowledge and adherence to iron supplementation (IBT) consumption as a stunting prevention measure. The program was conducted in Mandala Haji Village with 162 adolescents through interactive discussions, games, group discussions, leaflet distribution, and iron supplementation support. The success of the program was measured using pre- and post-test questionnaires, which were then analyzed using a t-test, showing a 45% increase in nutritional knowledge and a 75% increase in iron supplementation compliance. This program effectively increases adolescent nutritional awareness and supports peer-based stunting prevention efforts. These efforts demonstrate the effectiveness of youth cadres in promoting health among adolescents