Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi ruang sosial dalam perencanaan ruang terbuka hijau di Kota Banda Aceh. Ruang senantiasa akan mengalami perubahan, praktik dan persepsi keruangan dipengaruhi oleh nilai dan makna-makna sosial tersebut. Banda Aceh mulai berbenah dengan berupaya membuat kota gemilang, sejuk, indah dan nyaman dengan konsep “Green Cityâ€. Teori yang digunakan adalah teori produksi ruang sosial dari Henry Lafebvre. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Teknik pemilihan informan yang digunakan ialah teknik purposive sampling dengan jumlah 6 informan dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara terarah dan dokumentasi. Penelitian yang dilakukan memperoleh hasil bahwa, terjadinya produksi ruang sosial dalam perencanaan ruang terbuka hijau di Kota Banda Aceh dalam tiga proses dialektika yaitu pertama, secara praktik spasial adanya “pembongkaran urban†yakni masyarakat kelas menengah bahwa mengalami penggusuran dalam membangun konsep “Green Cityâ€. Kedua, representasi ruang, pemangku kebijakan mepresentasikan/mengkonsepkan ruang dalam bentuk wisata dan pendapatan daerah. Ketiga, ruang representasional, pro dan kontra masyakarat dalam menilai pembangunan ruang terbuka hijau di Kota Banda Aceh baik dalam segi estetika, lingkungan atau termaginalitas pendapatan ekonomi kelas menengah dalam penggunaan ruang tersebut. Kata Kunci : Perencanaan Ruang Terbuka Hijau, Produksi Ruang Sosial Sosiological Study Of Green Open Spatial Planning in Banda Aceh CityThis study aims to find out the production of social space in the planning of green open space in Banda Aceh. Space will always undergo changes, practices and perceptions of space influenced by the values and social meanings. Banda Aceh began to improve by trying to make the city resplendent, cool, beautiful and comfortable with the concept of "Green City". The theory used is the theory of social space production from Henry Lafebvre. This research is qualitative research, with descriptive approach. The informant selection technique used is purposive sampling technique with the number of 6 informants in this study. The data collection method used is interview and documentation. Based on the research that has been done, the results obtained that: the occurrence of marginalization and class-based segregation in the construction of green open space in the first city of Banda Aceh, spatially the existence of "urban demolition" that is a middle class society that undergoes eviction in building the concept of "Green City". Second, the representation of space, policy makers present / conceptualize space in the form of tourism and regional income. Third, representational space, pros and cons of society in assessing the development of green open space in Banda Aceh either in terms of aesthetics, environment or marginalized economic income of the middle class in the use of such space. Keywords : Green Open Space Planning, Social Space Production