Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Prediktor Faktor Menstruasi dan Asupan Fe terhadap Peningkatan Kejadian Anemia pada Remaja Putri Riyanto, Riyanto; Lestari, Gangsar Indah; Dayani, Tiara Rica; Herbawani, Chahya Kharin
Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Vol. 16 No. 1 (2023): Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jkmsaw.v16i1.3879

Abstract

Introduction: Anaemia in adolescent girls is a major public health problem. Menstruation is the main cause. Fe tablet programmes have been introduced, but the incidence of anaemia is still high. Purpose: This study was to determine the prevalence of anemia and estimate the relationship between major menstrual factors and other covariate variables: BMI, knowledge, tea drinking patterns and Fe tablet intake with the incidence of anemia in adolescent girls. Methods: A cross sectional study was conducted on 69 adolescent girls from 3 schools in an Islamic boarding school in the Metro city area to analyse menstrual patterns by involving other confounding variables. Questionnaires were used to measure menstrual pattern, knowledge level, iron intake, and drinking the after meal. Anthropometry of respondents was measured to determine their BMI and nutrition and haemoblobin was checked using Hb Digital (easy touch) to determine anaemia status. Data analysis used multivariate analysis with multiple logistic regression test estimation model with a significance level (α) of 0.05. Results: We found the incidence of anaemia in adolescents was 68.1%. The results of bivariate analysis showed there was a significant association of the incidence of anaemia among adolescent girls with menstrual pattern disorder (p-value 0.001; OR 6.250 CI 95% 2.057-18.987), nutritional status (BMI) with p-value 0.032 (OR 3.960; CI 95% 1.163-13.488), knowledge (p-value 0.050; OR 3.083 CI 95%: 1.035-9.188), while the tea drinking factor showed no association. Multivariate analysis obtained a large factor of menstrual pattern disorder with ORadjusted 6.679) and lack of Fe tablet intake with ORadjusted 3.025. Conclusion: The incidence of anaemia in adolescent girls is at risk of increasing six times, when experiencing abnormal menstrual patterns. Fe intake, lack of knowledge and poor nutritional status are other triggering factors for adolescent girls to experience anaemia. It is importance to reduce and prevent anaemia in adolescents by eliminating these factors. Latar Belakang: Anemia pada remaja putri merupakan masalah kesehatan masyarakat utama. Menstruasi menjadi penyebab utamanya. Program pemberian tablet Fe sudah diberikan, Namun kejadian anemia masih tinggi. Tujuan: Studi ini untuk mengetahui prevalensi anemia dan mengestimasi hubungan faktor utama menstruasi dan variabel kovariat lain: IMT, pengetahuan, pola minum teh dan asupan tablet Fe dengan kejadian anemia pada remaja putri. Metode: Studi cross sectional study dilakukan pada 69 remaja putri dari 3 sekolah di pondok pesantren islam di wilayah kota Metro untuk menganalisis pola menstruasi dengan melibatkan variabel confounding lainnya. Kuesioner digunakan untuk mengukur pola menstruasi, tingkat pengetahuan, asupan zat besi, dan minum the setelah makan. Antropometri responden diukur menentukan dan gizi (IMT) mereka dan haemoblobin diperiksa menggunakan alat Hb Digital (easy touch) untuk menentukan status anemia. Analisis data digunakan analisis multivariat dengan uji multiple regresi logistik model estimasi dengan tingkat kemaknaan (α) 0,05. Hasil: Kami menemukan kejadian anemia pada remaja berjumlah 68,1%. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan signifikan kejadian kejadian anemia remaja putri dengan gangguan pola menstruasi (p-value 0,001; OR 6,250 CI 95% 2,057-18,987), status gizi (IMT) dengan p-value 0,032 (OR 3,960; CI 95% 1,163-13,488), pengetahuan (p-value 0,050; OR 3,083 CI 95%: 1,035-9,188), sedangkan faktor minum teh tidak menunjukkan ada hubungan. Analisis multivariat diperoleh hasil besar faktor gangguan pola menstruasi dengan ORadjusted 6,679) dan kurang asupan tablet Fe dengan ORadjusted 3,025. Simpulan: Kejadian anemia remaja putri berisiko meningkat enam kali, bila mengalami pola menstruasi yang tidak normal. Asupan zat fe, pengetahuan kurang dan status gizi tidak baik menjadi faktor pemicu lain remaja putri mengalami anemia. Pentingnya upaya menurunkan dan encegah anemia pada remaja dengan mengelinasi faktor-faktor tersebut.
Relaxation Therapy to Decrease Anxiety Level in Eldely: A Literature Review Lestari, Gangsar Indah; Priyono, Djoko; Putri, Triyana Harlia
Tanjungpura Journal of Nursing Practice and Education Vol 3, No 2 (2021): December
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine, Tanjungpura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/tjnpe.v3i2.49904

Abstract

The aging process results in psychosocial in elderly. Anxiety is a psychosocial problem that often experienced by elderly but gets less attention than depression and stress problems. Anxiety is caused by internal and external factors. Symptoms of anxiety in elderly are characterized as fear, worry, anxiety and panic. Anxiety can be overcome with relaxation therapy, but there is no known the most effective relaxation to decrease anxiety level in the elderly. Therefore a literature review is needed to do. Objective : Finding the most effective relaxation therapy to decrease anxiety level in elderly. Methode : Research use electronic database that consist of Pubmed,Science Direct, Google Schoolar and according to inclusion criteria. Result : Seven articles show that relaxation therapies can decrease anxiety level in elderly and the most effective relaxation therapy showed by laugh therapy. Keyword : relaxation, anxiety and elderly.
Effectiveness Of Tui Na Massage In Overcoming Eating Difficulties In Stunting Toddlers Aged 3-4 Years Lestari, Gangsar Indah; Ridwan, M.
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 5 (2025): Volume 11 No 5 Mei 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i6.20640

Abstract

Latar Belakang Imunisasi dasar merupakan vaksin yang diberikan kepada berusia 0-11 bulan 29 hari. Tujuan meningkatkan kekebalan secara aktif pada bayi terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Menurut data WHO 2021, sebanyak 4,9 juta anak didunia tidak mendapatkan imunisasi lengkap. Penyebab ketidak lengkapan imunisasi yaitu pandemik covid tahun 2019, membuat cakupan imunisasi ditingkat global mengalami penurunan yaitu dari 86% menjadi 81% pada tahun 2021. Dampak dari ketidak lengkapan imunisasi yaitu resiko kesakitan, kecacatan, bahkan kematian. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di Puskesmas Ganjar Agung Kota Metro.Metode Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling dengan metode total sampling. Sampel dalam penelitian adalah ibu yang memiliki bayi berusia 11 bulan yang berkunjung ke Puskesmas atau Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Ganjar Agung, Kota Metro pada bulan Januari sampai dengan Mei 2024 sejumlah 51 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan uji chi square.Hasil penelitian didapatkan ibu dengan pengetahuan pada kategori cukup sebesar 78,4% dan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi 82.4%. Hasil uji statistik p value = 0,667.Kesimpulan penelitian bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi instansi kesehatan agar dapat meningkatkan promosi tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi. Kata Kunci : Imunisasi dasar, pengetahuan ibu. ABSTRACT Background Basic immunization is a vaccine given to children aged 0-11 months 29 days. The aim is to actively increase immunity in infants against a disease, so that if one day they are exposed to the disease they will not get sick or only experience mild illness. According to WHO data in 2021, as many as 4.9 million children in the world did not receive complete immunization. The cause of incomplete immunization, namely the 2019 Covid pandemic, caused global immunization coverage to decline from 86% to 81% in 2021. The impact of incomplete immunization is the risk of illness, disability, and even death. This study generally aims to determine the relationship between maternal knowledge and the provision of complete basic immunization to infants at the Ganjar Agung Health Center, Metro City. This research method is a quantitative study with a cross-sectional approach. The sampling technique uses non-probability sampling with the total sampling method. The sample in the study were mothers who had 11-month-old babies who visited the Health Center or Posyandu in the Ganjar Agung Health Center Working Area, Metro City from January to May 2024, totaling 51 respondents. Data collection using a questionnaire and data analysis using the chi square test.The results of the study found that mothers with knowledge in the sufficient category were 78.4% and completeness of basic immunization in infants was 82.4%. The results of the statistical test p value = 0.667.The conclusion of the study is that there is no significant relationship between maternal knowledge and completeness of basic immunization in infants. The results of the study are expected to be a consideration for health agencies in order to increase promotion of complete basic immunization in infants. Keywords: Basic immunization, maternal knowledge. 
Nutritional Status And Maternal Weight Gain During Pregnancy Are Associated With Low Birth Weight Fatimah, Syahda Lailatul; Lestari, Gangsar Indah; Riyanto, Riyanto
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 11, No 9 (2025): Volume 11 Nomor 9 September 2025
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v11i9.22560

Abstract

 Pendahuluan Berat bayi lahir rendah merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada bayi baru lahir dan dapat meningkatkan risiko komplikasi pada bayi baru lahir. 54% penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi.. Bayi dengan BBLR mempunyai peluang meninggal 10-20 kali lebih besar dari pada bayi yang lahir dengan berat lahir cukup. Dampak dari BBLR antara lain peningkatan risiko hipotermia, hipoglikemia, gangguan pernapasan, hiperbilirubinemia, dan lain-lain, serta  meningkatkan risiko gangguan perkembangan motorik dan kognitif, gangguan pertumbuhan, serta penyakit kronis. Prevelensi Kasus BBLR tahun 2021-2023 di Kota Metro terus mengalami kenaikan. Hasil penimbangan tahun 2021 terdapat 4,8% mengalami BBLR, pada  tahun 2022 terdapat 5,1% mengalami BBLR dan pada tahun 2023 terdapat 6.0% mengalami BBLR. Rendahnya status gizi ibu hamil selama kehamilan dapat mengakibatkan berbagai dampak tidak baik bagi ibu hamil dan bayinya diantaranya adalah bayi lahir dengan BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan kenaikan berat badan ibu selama hamil terhadap BBLR.Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case control dan dilaksanakan pada bulan Mei 2025 di RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu dan bayi baru lahir di rumah sakit. Sampel penelitian ini berjumlah 80 responden terdiri atas 40 kelompok kasus (BBLR) dan 40 kelompok kontrol (Tidak BBLR). Sampel dipilih menggunakan alat ukur kuesioner untuk memperoleh data menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (��) 0,05%.Hasil penelitian dari 80 responden menunjukkan ibu dengan status gizi dalam kategori beresiko BBLR  (25,0%) dan ibu dengan status gizi dalam kategori tidak beresiko BBLR (75,0%), sedangkan ibu dengan kenaikan berat badan selama hamil dalam kategori tidak sesuai IMT (77,5%) dan kategori sesuai IMT (22,2%). Hasil uji statistik diperoleh hasil adanya hubungan antara status gizi p-value = 0,003; OR = 13,000 dan kenaikan berat badan ibu selama hamil p-value = 0,001 ; OR = 4,660 dengan berat bayi lahir rendah.Kesimpulan penelitian adanya hubungan status gizi dan kenaikan berat badan ibu selama hamil dengan kejadian BBLR. Saran Perlu edukasi untuk upaya menurunkan dan mencegah kejadian BBLR dengan melakukan pemeriksaan rutin agar dapat membantu dalam mendeteksi dini status gizi ibu hamil serta melakukan pemantauan selama kehamilan. Kata kunci : IMT, status gizi, kenakan berat badan, BBLR ABSTRACT  Introduction Low birth weight is a common health problem in newborns and can increase the risk of complications in newborns. 54% of infant deaths are caused by nutritional background. Babies with low birth weight have a 10-20 times greater chance of dying than babies born with adequate birth weight. The impacts of low birth weight include an increased risk of hypothermia, hypoglycemia, respiratory disorders, hyperbilirubinemia, and others, as well as an increased risk of impaired motor and cognitive development, growth disorders, and chronic diseases. The prevalence of low birth weight cases in Metro City from 2021-2023 continues to increase. The results of weighing in 2021 showed 4.8% experiencing low birth weight, in 2022 there were 5.1% experiencing low birth weight and in 2023 there were 6.0% experiencing low birth weight. The low nutritional status of pregnant women during pregnancy can result in various adverse effects for pregnant women and their babies, including babies born with low birth weight. This study aims to determine the relationship between nutritional status and maternal weight gain during pregnancy with low birth weight.Method This research is an observational study with a case control design and was conducted in May 2025 at General Ahmad Yani Regional General Hospital, Metro City . The population of this study was all mothers and newborns at the hospital. The sample of this study amounted to 80 respondents consisting of 40 case groups (LBW) and 40 control groups (Not LBW). The sample was selected using a questionnaire measuring tool to obtain data using univariate and bivariate analysis using the Chi Square test with a significance level (��) of 0.05%.The results of the study from 80 respondents showed that mothers with nutritional status in the category at risk of LBW (25.0%) and mothers with nutritional status in the category not at risk of LBW (75.0%), while mothers with weight gain during pregnancy in the category not according to BMI (77.5%) and the category according to BMI (22.2%). The results of the statistical test obtained the results of a relationship between nutritional status p-value = 0.003; OR = 13,000 and maternal weight gain during pregnancy p-value = 0.001; OR = 4,660 with low birth weight.The conclusion of the study is that there is a relationship between nutritional status and maternal weight gain during pregnancy with the incidence of LBW. Suggestion : Education is needed to reduce and prevent the incidence of LBW by conducting routine check-ups to help in early detection of the nutritional status of pregnant women and conducting monitoring during pregnancy. Keywords : BMI, nutritional status, weight gain, LBW
Pengetahuan Program Generasi Berenencana (Genre) Di Masa Pandemi Covid-19 Berhubungan Dengan Kesehatan Reproduksi Remaja Wulandari, Apri Lesi; Lestari, Gangsar Indah
MIDWIFERY JOURNAL Vol 2, No 3 (2022): Volume 2 Nomor 3,September 2022
Publisher : Universitas Malahayati Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mj.v2i3.8260

Abstract

Introduction: The planned generation program (GenRe) is a government policy to address population problems in Indonesia. This policy is mandated by the BKKBN. The purpose of the GenRe Program is to facilitate young people to learn to understand and practice healthy and ethical living behaviors to achieve youth resilience as the basis for creating Happy and Prosperous Small Families, to prevent young people from getting married early and knowledge about generation planning is still low at 48.4% in survey 2014. This study aims to determine the relationship between GenRe program knowledge during the Covid-19 pandemic and reproductive health knowledge at SMA N 1 Gedong Tataan. Methods: This research is a quantitative analytic study with a cross-sectional study design. The population is 354 students and the total sample is 188 students. The method of collecting data from this study was by means of a questionnaire, distributed online to students of SMA N 1 Gedong Tataan and then submitted online to a number of subjects to obtain responses and process data by processing and analyzing the data that has been collected. The analysis used was univariate and bivariate (Chi Square test). Results: Research on knowledge of generation planning programs was not good, namely 87 respondents (46.3%), and adolescent reproductive health was not good, namely 68 respondents (36.2%). The results of bivariate analysis showed that there was a good relationship between knowledge of generation planning programs and adolescent reproductive health (53.7%) with a p-value: 0.000 (p-value ≤ 0.05) Conclusion: The results of this study are that there is a relationship between the knowledge of the generation of planning on the reproductive health of adolescents at SMA N 1 Gedong Tataan. Suggestions are that teacher staff and school health workers can work together with researchers to carry out health promotion so that adolescents can know the importance of knowledge of generation planning programs on reproductive health. Suggestion: It is hoped that this research will be useful for the development of midwifery, especially obstetrics for adolescent reproductive health, the application of theories related to knowledge of generation planning programs during the Covid-19 pandemic at SMA N 1 Gedong Tataan can be a source of information regarding the relationship between knowledge of generation planning programs on adolescent reproductive health. Keywords: GenRe Program, Knowledge, Youth Health Care ABSTRAK Pendahuluan : Program generasi berencana (GenRe) merupakan kebijakan dari pemerintah guna mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia. Kebijakan ini diamanahkan oleh BKKBN. Tujuan dari Program GenRe adalah memfasilitasi remaja belajar memahami dan mempraktikkan perilaku hidup sehat dan berahlak untuk mencapai ketahanan remaja sebagai dasar mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera, guna mencegah remaja dari pernikahan dini dan pengetahuan tentang generasi berencana yang masih rendah yakni sebesar 48,4% pada survey 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan program GenRe di masa pandemi Covid-19 terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi di SMA N 1 Gedong Tataan. Metode : Penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi sebanyak 354 siswa dan siswi dan jumlah sampel sebanyak 188 siswa dan siswi. Cara pengumpulan data dari penelitian ini adalah dengan cara angket, dibagikan secara daring kepada siswa/siswi SMA N 1 Gedong tataan kemudian di ajukan secara daring kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan dan emproses data dengan mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul. Analisis yang digunakan adalah univariat dan bivariat (uji Chi Square). MJ (Midwifery Journal), Vol 2, No. 3. September 2022, ISSN (Cetak) 2775-393X ISSN (Online) 2746-7953, Hal 112-120 113 Hasil : Penelitian pengetahuan program generasi berencana kurang baik yaitu sebanyak 87 responden (46,3%), dan kesehatan reproduksi remaja kurang baik yaitu sebanyak 68 responden (36.2%). Hasil analisis bivariat menunjukan hubungan pengetahua program generasi berencana terhadap kesehatan reproduksi remaja baik yaitu (53,7%) dengan nilai p value : 0,000 (p-value ≤ 0,05) Simpulan : Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan antara pengetahuan generasi berencana terhadap kesehatan reproduksi remajadi SMA N 1 Gedong Tataan. Saran yang diharapkan staf guru dan petugas kesehatan sekolah dapat bekerja sama dengan peneliti untuk melakukan promosi kesehatan agar remaja dapat mengetahui pentingnya pengetahuan program generasi berencana terhadap kesehatan reproduksi. Saran : Diharapan penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya ilmu kebidanan kesehatan reproduksi remaja, penerapan teori-teori yang berkaitan dengan pengetahuan program generasi berencana di masa pandemic covid-19 di SMA N 1 Gedong Tataan dapat menjadi sumber informasi mengenai hubungan pengetahuan program generasi berencana terhadap kesehatan reproduksi remaja. Kata Kunci : Kespro Remaja, Pengetahuan, Program GenRe