Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Risk Factors and Eneuresis Determinants in Pre-School Children Lestariningsih, Sri; Maksum, Yusro Hadi; Widiyanti, Septi
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 1: March 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.08 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i1.468

Abstract

Children more than 4 years old should have a controllable bladder external sphincter so that the child no longer wet the bed. The causes of enuresis include slow inherited or deficient renal system, emotional disorders, namely the feeling of fear when the child has to go out of the room at night, diet or habitual patterns of giving water before bed, and others. The social and psychological impact of enuresis disrupts a child's life. The psychological and social adverse effects that persist due to bedwetting affect the quality of life of children as adults. The research objective to determine the factors that influence and determine the incidence of enuresis in preschool children in Metro City. Research method using quantitative research with cross-sectional design. The analysis used univariate, bivariate and multivariate, using logistic regression tests. RESEARCH RESULTS: The distribution of the frequency of enuresis was 22 (22.2%) of respondents, the most children aged more than 5 years were 61 (61.6%), the most sex was female, namely 52 (52.5%) ), there was a history of enuresis in the parents, namely 85 (85.9%), there was a history of siblings with enuresis, namely 79 (79.8%), lack of toilet training, namely 52 (52.5%), children who were not their constipation that is equal to 87 (87.9%), children who do not have sleep disorders amounted to 67 (67.7%). There is a relationship between age and the incidence of enuresis with a p-value of 0.003. There is a relationship between parental history and the incidence of enuresis with a p-value of 0.000. There are two variables that are statistically significant and interact with each other, namely age and history of enuresis in the parents. Community service activities are needed to socialize toilet training guides for parents and provide health education on enuresis management with acupressure and moxibustion therapy. Abstrak: Anak berusia lebih dari 4 tahun seharusnya sudah memiliki kondisi sfingter eksterna vesika urinaria yang mampu dikontrol, sehingga anak tidak lagi mengompol. Penyebab enuresis diantaranya faktor bawaan lambat atau sistem ginjal defisiensi, gangguan emosi yaitu perasaan takut ketika anak harus pergi keluar kamar pada malam hari, diet atau pola kebiasaan memberi air sebelum tidur, dan lainnya. Dampak secara sosial dan kejiwaan yang ditimbulkan akibat enuresis mengganggu kehidupan seorang anak. Pengaruh buruk secara psikologis dan sosial yang menetap akibat ngompol, mempengaruhi kualitas hidup anak saat dewasa. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berpengaruh dan determinan terhadap kejadian enuresis pada anak prasekolah di Kota Metro. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Analisis menggunakan univariat, bivariat dan multivariat, menggunakan uji logistic regression. Hasil penelitian menunjukkan Distribusi frekuensi enuresis yaitu sebanyak 22 (22,2%) responden, usia anak yang terbanyak yaitu anak usia lebih dari atau sama dengan 5 tahun yaitu sebanyak 61 (61,6%), jenis kelamin yang terbanyak perempuan yaitu sebesar 52 (52,5%), ada riwayat enuresis pada orang tua yaitu 85 (85,9%), ada riwayat saudara kandung dengan enuresis yaitu sebesar 79 (79,8%), toilet training kurang yaitu sebanyak 52 (52,5%), anak yang tidak ada konstipasi yaitu sebesar 87 (87,9%), anak yang tidak ada gangguan tidur yaitu sebesar 67 (67,7%). Ada hubungan antara usia dengan kejadian enuresis dengan p value 0,003. Ada hubungan riwayat orangtua dengan kejadian enuresis dengan p value 0,000. Terdapat dua variabel yang secara statistik signifikan berhubungan dan saling berinteraksi, yaitu usia dan riwayat enuresis pada orangtua. Diperlukan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mensosialisasikan bimbingan toilet training bagi orangtua dan memberikan pendidikan kesehatan tentang penatalaksanaan enuresis dengan terapi akupresur dan moksibasi.
PENYULUHAN PERSONAL HIGIENE DAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI Ridwan, M; Widiyanti, Septi; Yuliawati, Yuliawati; Aghniya, Rofana
Jurnal Perak Malahayati: Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2023): Volume 5, Nomor 1, MEI 2023
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v5i1.10167

Abstract

Masalah kesehatan yang dialami siswa remaja di sekolah sangat bervariasi yang paling sering dijumpai berhubungan dengan perilaku berisiko, seperti kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan melakukan hubungan seksual di luar nikah. Selain itu empat masalah kesehatan yang dinilai paling sering dialami dan mengancam masa depan remaja Indonesia antara lain kekurangan zat besi (anemia), kurang tinggi badan (stunting), kurang energi kronis (kurus), dan kegemukan atau obesitas. Kondisi ini menyebabkan mobilitas remaja juga sangat pesat, ditambah dengan pengaruh penggunaan Gadget menyebabkan derasnya informasi melalui media sosial yang tak tebatas, termasuk informasi dan pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi yang sehat. Walaupun sudah tersedianya guru Bimbingan Konseling (BP) dan program UKS yang dilaksanakan oleh UPT Puskesmas setempat, tetap masih perlu ditingkatkan terutama pada siswa baru. Tujuan kegiatan pengabmas untuk memberikan pemahaman pada remaja mengenai personal higiene dan kesehatan reproduksi remaja putri di SMK Muhammadiyah 3 Kota Metro sebanyak 60 orang. Keberhasilan kegiatan ini dievaluasi melalui kegiatan pre dan post tes. Secara kuantitatif nilai rata-rata peserta sebelum dilaksanakan kegiatan adalah 66,44 dan mengalami kenaikan menjadi 66,7 dengan perbedaan mean 25,8. Demikian terjadi peningkatan   pengetahuan  tentang personal higiene dan kesehatan reproduksi remaja putri.
Upaya Meningkatkan Kapasitas Pengurus Masjid Dan Masyarakat Dalam Pengelolaan Serta Pemanfaatan Masjid Secara Optimal Hariyanto, Nur; Harahap, Ali Usman; Pratama, Adit Tio; Firdaus, Wina Mukminatul; Widiyanti, Septi; Ulandari, Ulandari; Anisa, Sinta Karisma; Liani, Alfi; Veronika, Jesi; Zahara, Ristika; Sopa, Gita Maya
Inspirasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2024): Inspirasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Inspirasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Community Service Program (KKN) in Sekaian Village, Lubuk Sandi Subdistrict, Seluma Regency, is an initiative aimed at improving the quality of life for the villagers through a range of integrated programs. The students involved in this KKN focus on identifying local issues and implementing concrete solutions in the areas of education, health, economy, and environment. This activity is designed to empower the Sekaian Village community using a participatory approach that engages residents in every stage of program planning and implementation. The results of this KKN demonstrate that collaboration between students, village government, and the community can have a positive impact on the well-being of the villagers. Programs such as health education, skills training, and literacy enhancement successfully provided new knowledge and skills to the residents. Additionally, this KKN offered practical experience for students in applying the knowledge they have acquired in college to real-life situations, while also fostering social awareness and a sense of responsibility towards the community.
Analysis Of The Relationship Between Factors Of Providing Complementary Foods, Exclusive Breastfeeding, And Immunization With Stunting Yuliawati, Yuliawati; Putri, Reza Resinta; Widiyanti, Septi; Sadiman, Sadiman
JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati) Vol 10, No 11 (2024): Volume 10 No.11 November 2024
Publisher : Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkm.v10i11.18254

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan kondisi tinggi badan anak lebih pendek dari standar usianya. Prevalensi stunting di Kota Metro tahun 2021 sebesar 7,29% dan meningkat menjadi 10,4% pada tahun 2022. Di Puskesmas Yosomulyo, prevalensi stunting mencapai 11% pada tahun 2021 dan tetap sama pada tahun 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian MP-ASI, ASI Eksklusif, dan imunisasi lengkap dengan stunting.Metode: Penelitian ini menggunakan desain case-control dengan total sampel 66 responden, terdiri dari 33 kasus stunting dan 33 kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan accidental sampling, dan data dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan uji Chi-Square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara MP-ASI dengan nilai p=0,047), ASI Eksklusif dengan nilai p=0,013, dan imunisasi dengan nilai p=0,023 dengan kejadian stunting. Simpulan: ada hubungan antara pemberian MP-ASI tidak sesuai, ASI Eksklusif, dan imunisasi tidak lengkap dengan stunting.Saran: Health workers, especially midwives, can increase the role of mothers by increasing the provision of breast milk, complementary feeding, and complete immunization according to age. Kata kunci: ASI Eksklusif, Imunisasi, Makanan Pendamping ASI, dan Stunting. ABSTRACT Background: Stunting is a condition where a child's height is shorter than the standard for their age. The prevalence of stunting in Metro City in 2021 was 7.29% and increased to 10.4% in 2022. At the Yosomulyo Health Center, the prevalence of stunting reached 11% in 2021 and remained the same in 2022. This study aims to determine the relationship between the provision of complementary feeding, exclusive breastfeeding, and complete immunization with stunting. This study used a case-control design with a total sample of 66 respondents, consisting of 33 stunting cases and 33 controls. Sampling was carried out by accidental sampling, and data were collected through interviews and documentation.Method: This study used a case-control design with a total sample of 66 respondents, consisting of 33 stunting cases and 33 controls. Sampling was done by accidental sampling.  Data analysis used the Chi-Square test.Data analysis used the Chi-Square test.Results: The results showed a significant relationship between complementary feeding with a p value = 0.047), exclusive breastfeeding with a p value = 0.013, and immunization with a p value = 0.023 with the incidence of stunting.Conclusion: There is a relationship between the provision of inappropriate complementary feeding, exclusive breastfeeding, and incomplete immunization with stunting Keywords: Exclusive Breastfeeding, Immunization, Complementary Foods, and Stunting.
PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PENYULUHAN PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BANDAR AGUNG,  LAMPUNG TENGAH Sadiman, Sadiman; Yuliawati, Yuliawati; Widiyanti, Septi
MAJU : Indonesian Journal of Community Empowerment Vol. 1 No. 6 (2024): MAJU : Indonesian Journal of Community Empowerment, November 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/fd4zzm66

Abstract

Stunting is a global problem, the incidence in the world in 2020 in toddlers is 149.2 million in the world with the highest incidence in Africa 31.7%. In Lampung Province in 2018 the stunting case was 27.28%. Stunting can inhibit the development of intelligence and motor skills and short-term physical growth failure. The method of implementing Community Service is in the form of counseling about stunting which includes: Pretest, counseling with lectures and questions and answers, discussion and posttest. The results showed an increase in the average value of pregnant women's knowledge about stunting pretest 10.867 to 14.067, and there was an influence of pocket book media on pregnant women's knowledge about stunting with a p-value of 0.001. Suggestions for the need for ongoing counseling and pocket books can be a medium for education about stunting in community services.  
PERBEDAAN EFEKTIVITAS AROMATERAPI PEPPERMINT DAN AKUPRESUR UNTUK MENURANGI EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI TEGINENENG PESAWARAN Miranti, Nova; Sumiyati, Sumiyati; Widiyanti, Septi; Wijayanti, Yoga Tri
SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah Vol. 3 No. 5 (2024): SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah, Mei 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/sentri.v3i5.2817

Abstract

Mual dan muntah merupakan masalah yang terjadi pada trimester I dengan frekuensi muntah kurang dari 5 kali sehari selama kehamilan. Mual dan muntah terjadi pada 60-80% ibu hamil pertama (primigravida) dan 40-60% pada ibu multigravida. WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa emesis gravidarum sedikitnya mencapai 14% dari seluruh kehamilan di dunia. Angka kejadian Emesis gravidarum di Indonesia dari 2.203 kehamilan, 24,6% diantaranya mengalami emesis gravidarum. Kejadian emesis gravidarum di Provinsi Lampung pada tahun 2015 sebanyak 50-90% dari jumlah ibu hamil yang ada yaitu sebanyak 182,815 orang. Derajat emesis gravidarum sebanyak .52,2% mengalami muntah dengan tingkatan ringan, 45,3% mengalami emesis gravidarum tingkat sedang dan 2,5% mengalami emesis gravidarum tingkat berat. Ibu hamil trimester II masih mengalami emesis gravidarum sebanyak 40,1%, emesis gravidarum ringan sebanyak 63,3%, muntah muntah tingkat sedang sebanyak 35,9% dan emesis gravidarum tingkat berat sebanyak 0,8%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan efektifitas aromaterapi pappermint dengan terapi akupresur terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimen dengan design Pretest- Posttest With Control Group. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester I yang datang di TPMB Miradiyah dan Laily kurniawati sebanyak masing-masing TPMB 11 sampel. Teknik pengambilan sempel adalah accidental sampling. Hasil analisi univariat dari 11 responden pada masing-masing TPMB diperoleh rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum diberikan aromaterapi peppermint adalah 10,27 kali dengan standar deviasi 1.272 sedangkan rata-rata frekuensi emesis gravidarum setelah diberikan aromaterapi peppermint adalah 6.09 kali dengan standar deviasi 1.044 dan rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum dilakukan akupresur 10.36 dengan standar deviasi 1.859 sedangkan sesudah diberikan akupresur 4.18 dengan standar deviasi 1.168 hasil analisis bivariate dengan uji mann whitney di dapatkan p-value 0,002 atau p-value < α( 0,05) yang artinya ada pengaruh terhadap penurunan emesis gravidarum Simpulan dalam penelitian ini akupresur lebih efektif disbanding aromaterapi peppermint. Saran untuk tenaga kesehatan agar dapat dijadikan salah satu pilihan terapi non farmakologi yang aman dan efektif dan praktis dalam upaya penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. dan untuk penelitian selanjutnya diharapkan diharapkan untuk penyempurnaan penelitian.
The Impact of Murottal Qur'an Therapy on Anxiety Levels in Third Trimester Pregnant Women at Simpur Health Center Bandar Lampung Aghniya, Rofana; Kristina, Mia; Widiyanti, Septi; Sadiman, Sadiman
Journal of Health Management, Administration and Public Health Policies (HealthMAPs) Vol. 3 No. 1 (2025): Journal of Health Management, Administration and Public Health Policies
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52060/healthmaps.v3i1.3037

Abstract

Kecemasan sebelum persalinan merupakan kejadian psikis yang paling sering dialami ibu hamil ketika memasuki dua belas minggu usia kehamilan dan berdampak negatif pada fisik dan psikis ibu serta janin, menjadi perhatian penting dalam periode kehamilan, khususnya pada trimester ketiga menjelang persalinan. Salah satu terapi yang digunakan adalah dengan terapi religi murottal Al Qur’an. Terapi religi murottal Al Qur’an bekerja merangsang otak akan memberikan umpan balik berupa rileksasi atau kenyamanan. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh terapi murottal Al-Quran terhadap tingkat    kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Simpur Bandar Lampung. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode pre eksperimen dengan rancangan one group pretest – posttest. Populasi adalah ibu hamil trimester III di Puskesmas Simpur Bandar Lampung sebanyak 107 orang, sampel sebanyak 20 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian terhadap 20 responden diperoleh tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III sebelum dilakukan terapi murottal Al-Qur’an sebagian besar kategori sedang sebesar 90%, sesudah dilakukan terapi murottal Al-Qur’an sebagian besar ringan sebesar 90%, hasil uji wilcoxon didapatkan nilai p value kecemasan ibu hamil sebesar 0,000 (p value < 0,05). Terapi Murottal Al-Qur’an efektif dalam mengurangi tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Simpur, Bandar Lampung. Intervensi ini dapat menjadi alternatif terapi non-farmakologis yang mudah diakses, aman, dan selaras dengan nilai-nilai spiritual ibu hamil, sehingga berpotensi meningkatkan kualitas kesehatan mental.
Stunting and Child Development: Evidence from Pujo Basuki Village, Central Lampung Aghniya, Rofana; Oktaviani, Ika; Widiyanti, Septi
Jurnal Kesehatan Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v16i2.5077

Abstract

Stunting remains a significant public health issue due to its long-term effects on child development, especially in low- and middle-income countries. This study aims to explore the impact of stunting on multiple developmental domains, including gross motor skills, fine motor skills, speech and language, socialization, and overall child development, using the Developmental Pre-Screening Questionnaire (KPSP) as a developmental assessment tool. We hypothesized that children with stunting would exhibit significantly lower developmental scores across all domains compared to non-stunted children, even after controlling for age and number of siblings. A comparative cross-sectional design was employed, and data were analyzed using independent t-tests, Multivariate Analysis of Covariance (MANCOVA), and Analysis of Covariance (ANCOVA). MANCOVA revealed significant effects of both stunting and age on most developmental domains, with stunting having a powerful impact on fine motor skills (F=6.424, p=0.018, η²=0.211), speech and language skills (F=11.924, p=0.002, η²=0.332), and overall KPSP scores (F=46.874, p<0.001, η²=0.661). ANCOVA confirmed the unique effect of stunting after adjusting for age. These findings underscore the critical need for early nutritional interventions, as stunting not only affects physical growth but also hampers essential developmental milestones. Addressing stunting could significantly improve long-term developmental outcomes and reduce health disparities among children in affected populations.