Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Memahami Pengembangan Proyek Penguatan Profile Pelajar Pancasila Lao, Hendrik A.E; Syahputra, Andrian Wira; Neno, Yoksan Edison
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 2: September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/realcoster.v7i2.593

Abstract

This training is to provide understanding to school principals and teachers about the importance of developing the Pancasila student profile which is currently in effect in the independent curriculum. The targets for this Community Service group activity are leaders, teaching staff and education staff at SDN Oeteas, Rote Ndao Regency. The activity was carried out for 2 days from 7-8 September 2023. The main material presented was to provide education and workshops through assisting Pancasila student profile project creators and providing practice/simulations regarding concrete steps in preparing teaching modules and Pancasila student profile projects. The method used in carrying out activities is Participatory Action Research (PAR). The PKM activities were applied with lecture activities and strengthened through FGD (Focus Group Discussion) discussions and questions and answers between presenters/stakeholders and participants. The number of participants who took part in the training was 35 teachers. The results of the training show that the participants have understood and mastered the material regarding the creation of the Pancasila student profile project module and have resulted in the Pancasila student project module directly practicing the concrete steps in preparing all the documents required in the module. The training participants were very enthusiastic in taking part in this activity because it was a requirement in the independent curriculum.Keywords: development; pancasila student profile; strengtheningAbstrakPelatihan ini untuk memberikan pemahaman kepada kepala sekolah dan guru akan pentingnya pengembangan profile pelajar Pancasila yang saat ini sedang berlaku pada kurikulum merdeka. Sasaran dalam kegiatan kelompok Pengabdian Kepada Masyarakat ini yaitu para pimpinan, tenaga pendidik maupun kependidikan di SDN Oeteas Kabupaten Rote Ndao. Kegiatan dilaksanakan selama 2 Hari mulai tanggal 7–8 September 2023. Materi pokok yang disampaikan adalah untuk memberikan edukasi dan workshop lewat pendampingan pembuat proyek profile pelajar pancasila dan memberikan praktek/simulasi mengenai langkah-langkah konkrit dalam mempersiapkan modul ajar dan proyek profile pelajar Pancasila. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yaitu Participatory Action Research (PAR). Kegiatan PKM tersebut, diaplikasikan dengan aktifitas ceramah dan dikuatkan melalui diskusi FGD (Focus Group Discussion) serta tanya jawab antara pemateri/stakeholders dengan peserta. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 35 orang guru. Hasil Pelatihan menunjukkan bahwa pemahaman dan penguasaan materi tentang pembuat modul proyek profile pelajar Pancasila sudah dipahami oleh peserta dan menghasil modul proyek pelajar Pancasila  mempraktekkan secara langsung langkah-langkah kongkrit dalam mempersiapkan semua dokumen yang dipersyaratkan dalam modul. Para peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini dikrenakan menjadi tuntutan dalam kurikulum merdeka.Kata Kunci: pengembangan; profile pelajar pancasila; penguatan
Pendampingan dan Penyiapan Akreditasi Sekolah/Madrasha bagi SMP Negeri 1 Semau Selatan Lao, Hendrik A.E.; Syahputra, Andrian Wira; Saingo, Yakobus Adi; Neno, Yoksan Edison
Real Coster : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 7, No 1: Maret 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Real Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53547/realcoster.v7i1.419

Abstract

This training is to provide understanding to school principals and teachers about the importance of preparing school accreditation in order to improve the quality and quality of school education. The targets for this Community Service group activity are leaders, teaching staff and education staff at SMP Negeri 1 Semau Selatan. The activity was carried out for 2 days starting from 7 until 8 August 2023. The main material presented was to provide education through assistance regarding the School/Madrasha Accreditation system and procedures for SMP Negeri 1 Semau Selatan and provide practice/simulation regarding concrete steps in preparing School/Madrasha Accreditation for SMP Negeri 1 Semau Selatan. The method used in carrying out activities is Participatory Action Research (PAR). The PKM activities were applied with lecture activities and strengthened through FGD (Focus Group Discussion) discussions and questions and answers between presenters/stakeholders and participants. The number of participants who took part in the training was 35 teachers. The results of the training show that participants understand and mastery of the material regarding creditation, starting from the accreditation system and procedures, and the participants also practice directly the concrete steps in preparing all the documents required for school accreditation. The training participants were very enthusiastic about taking part in this activity because one of the factors is that the school will enter a reaccreditation period in the near future in 2023.Keywords: accompaniment; preparation; accreditationAbstrakPelatihan ini untuk memberikan pemahaman kepada kepala sekolah dan guru akan pentingnya penyiapan akreditasi sekolah demi meningkatkan mutu dan kualitas Pendidikan Sekolah. Sasaran dalam kegiatan kelompok Pengabdian Kepada Masyarakat ini yaitu para pimpinan, tenaga pendidik maupun kependidikan di SMP Negeri 1 Semau Selatan. Kegiatan dilaksanakan selama 2 Hari mulai tanggal 7 sampai dengan 8 Agustus 2023. Materi pokok yang disampaikan adalah, untuk memberikan edukasi lewat Pendampingan mengenai sistim dan prosedur Akreditasi Sekolah/Madrasha Bagi SMP Negeri 1 Semau Selatan dan memberikan praktek/simulasi mengenai langkah-langkah konkrit dalam mempersiapkan Akreditasi Sekolah/Madrasha Bagi SMP Negeri 1 Semau Selatan. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yaitu Participatory Action Research (PAR). Kegiatan PKM tersebut, diaplikasikan dengan aktifitas ceramah dan dikuatkan melalui diskusi FGD (Focus Group Discussion) serta tanya jawab antara pemateri/stakeholders dengan peserta. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak 35 orang guru. Hasil Pelatihan menunjukkan bahwa pemahaman dan penguasaan materi tentang kreditasi Mulai dari sistim dan prosedur akreditasi sudah dipahami oleh para peserta dan peserta juga mempraktekkan secara langsung langkah-langkah kongkrit dalam mempersiapkan semua dokumen yang dipersyaratkan dalam akreditasi sekolah. Para peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini dikrenakan salah satu faktor adalah sekolah sudah memasuki masa reakreditasi dalam waktu dekat ditahun 2023 ini.Kata Kunci: pendampingan; penyiapan; akreditasi
Peran Orang Tua dalam Mendidik Karakter Anak Usia Dini di Kelurahan Karang Siri, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timur Tengah Selatan Boru, Maya Aberthina; Lao, Hendrik A.E.; Syahputra, Andrian Wira
MANTHANO: Jurnal Pendidikan Kristen Vol. 3 No. 2 (2024): September 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55967/manthano.v3i2.68

Abstract

Abstract: The role of parents is very important in shaping children's character because the first educators for children are the parents themselves. The purpose of this research is to find out how the role of parents in shaping children's character, the strategies used by parents to shape children's character and the efforts made in shaping children's character in Karang Siri Village, Soe City District, South East Central Regency. The research used is descriptive qualitative research. The data collection techniques used were observation, interview and documentation. The results showed that, the family is the first place where children get education. Children's character is formed first in the family. Therefore, parents should have a concept or provision in educating their children which includes the formation of religious character, discipline, and children's independence. Parents are examples and role models for their own children, so the role of parents is very important in the development and formation of children's character from an early age. Keywords: parents; education; character Abstrak : Peran orang tua sangatlah penting dalam pembentukan karakter anak sebab pendidik pertama bagi anak adalah orang tua itu sendiri.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam membentuk karakter anak, strategi yang digunakan orang tua untuk membentuk karakter anak dan upaya yang dilakukan dalam pembentukan karakter anak di Kelurahan Karang Siri, Kecamatan Kota Soe, Kabupaten Timur Tengah Selatan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, keluarga merupakan tempat pertama dimana anak memperoleh pendidikan. Karakter anak dibentuk pertama kali di dalam keluarga. Oleh karena itu, orang tua hendaknya memiliki konsep atau ketentuan dalam mendidik anaknya yang meliputi pembentukan karakter religius, disiplin, dan kemandiri anak. Orang tua adalah contoh dan teladan bagi anaknya sendiri, sehingga peran orang tua sangatlah penting dalam perkembangan dan pembentukan karakter anak sejak dini. Kata Kunci: orang tua; pendidikan; karakter
Pendampingan Asesmen Diagnostik dalam Kurikulum Merdeka di SMA Negeri 1 Ba’a Kabupaten Rote Ndao Lao, Hendrik A.E.; Koroh, Lanny I. D.; Ali, Umar; Syahputra, Andrian Wira; Leobisa, Jonathan
Devotion: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): Oktober
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/dev.v2i3.396

Abstract

This training is to provide an understanding to principals and teachers about the diagnostic assessment that is currently in effect in the independent curriculum. The targets of this Community Service group activity are principals, educators and education staff at SMA Negeri I Ba'a, Rote Ndao Regency. The activity was carried out for 2 days. The main material presented was to provide education and workshops through mentoring in making diagnostic instruments and providing practice/simulations regarding concrete steps in preparing diagnostic assessments. The method used in implementing the activity was Participatory Action Research (PAR). The PKM activity was applied with lecture activities and strengthened through FGD (Focus Group Discussion) discussions and questions and answers between presenters/stakeholders and participants. The number of participants who took part in the training was 35 teachers. The results of the training showed that the understanding and mastery of the material on writing diagnostic assessment instruments in the independent curriculum had been understood by the participants and produced a draft of the diagnostic assessment instrument and directly practiced concrete steps in preparing all the required documents. The training participants were very enthusiastic in participating in this activity because it was a requirement in the independent curriculum.
Penerapan Pendidikan Keberagam (Multikultural Dan Pluralisme) pada SMAK Waingapu di Sumba Timur Syahputra, Andrian Wira; Bethan, Umar Ali
Afeksi: Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Vol 5, No 4 (2024)
Publisher : Pusat Studi Penelitian dan Evaluasi Pembelajaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59698/afeksi.v5i4.307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pendidikan keberagaman (multikultural dan pluralisme) baik dari kondisi keberagaman, strategi penerapan dan tantangan serta hambatan pada SMAK Waingapu di Sumba Timur. Penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan fenomenologis di mana peneliti menginterpretasikan serta menjelaskan pengalaman-pengalaman yang dialami seseorang dalam menjalani hidupnya, termasuk pengalaman berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya. Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu 5 orang guru dan 10 orang siswa sedangkan sumber data sekunder merupakan dokumen catatan atau foto kegiatan pelaksanaan keberagaman di sekolah. Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik triangulasi keabsahan data, sehingga data dikumpulkan secara terus menerus hingga datanya jenuh. Metode analisis kualitatif non statistik, dimana komponen reduksi data, dan sajian data dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data setelah data terkumpul, tiga komponen analisis (reduksi, data, sajian, penarikan kesimpulan) berinteraksi. Strategi penerapan pendidikan keberagaman di SMAK Waingapu sudah dilakukan dengan menerapkan atau mengaplikasikan pendidikan keberagaman (multikultural dan pluralisme) dalam beberapa mata pelajaran sekolah, seperti mata pelajaran, Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan, Pendidikan Agama Kristen, mata pelajaran Sosial Budaya Dasar (SBD) Serta Etika Kristen. Ini menandakan bahwa SMAK Waingapu memahami jika penerapan pendidikan pada sekolah keagamaan sangat diperlukan demi memberikan pemahaman dasar kepada para siswa tentang Multikultural dan pluralisme negara Indonesia. Faktor-faktor yang mendukung terlaksananya pendidikan multikultural dalam pembelajaran adalah lingkungan dan iklim sekolah, materi dan metode pembelajaran, program dan kegiatan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler (bakat dan minat), dan kesadaran siswa. Tantangan dan Hambatan Internal yang dialami oleh sekolah SMAK Waingapu adalah, masih kurangnya Poster-poster tentang pendidikan multikultural dan pluralisme di sekolah dimana hal itu sangat dibutuhkan untuk menarik perhatian siswa terkait persoalan multikulturalisme serta wadah yang cukup efektif untuk mengkampanyekan keberagaman bagi siswa. Selain itu masih ada sebagian siswa yang bersikap sukuisme, hal tersebut nampak dari siswa yang sering berkumpul secara berkelompok dengan sesama sukunya sendiri tanpa melibatkan siswa dari suku lain, ini harus menjadi perhatian khusus sekolah agarpraktik sukuisme ini menjadi perhatian khusus sekolah agar lebih menanamkan kesadaran bhineka tunggal ika dalam pemahaman anak didik.
Strategi Gereja dalam Menyikapi Persoalan Kohabitasi untuk Meningkatkan Spiritualitas Pemuda di Jemaat GMIT Sion Babuin, Klasis Amanuban Tengah Selatan Ir. Koebanu, Dunosel; Syahputra, Andrian Wira; Lao, Hendrik A. E.
Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 5 No. 1 (2025): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55649/skenoo.v5i1.104

Abstract

Masa muda adalah kehidupan yang penuh tantangan dalam pergaulan. Persoalan pemuda yang muncul bukan dibiarkan saja tetapi dihadapi dan diatasi dengan baik. Gereja perlu terlibat dalam mengatasi permasalahan pemuda karena sebagai generasi penerus gereja. Penelitian ini bertujuan menganalisis tentang bagaimana strategi gereja dalam menyikapi persoalan kohabitasi untuk meningkatkan spiritualitas pemuda di Jemaat GMIT Sion Babuin, Klasis Amanuban Tengah Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dan observasi. Data dianalisis secara kualitatif triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gereja memiliki peran penting dalam mengatasi kohabitasi pemuda. Pendeta, majelis, dan pengajar gereja berperan dalam meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang nilai-nilai pernikahan. Pelayanan pastoral yang komprehensif diberikan kepada pasangan kohabitasi, sementara pengakuan, pengawasan, dan pengendalian yang ketat juga penting. Pengembangan karakter Kristiani dan pembinaan hubungan yang memperhatikan spiritualitas menjadi fokus utama. Gereja berharap agar pasangan kohabitasi dapat tumbuh dalam iman, menjaga integritas spiritual, dan memasuki pernikahan yang sah.