Sumber energi alternatif yang banyak dikembangkan dan diteliti saat ini adalah bahan bakar biomassa dari limbah industri. Biomassa yang berasal dari limbah hasil industri dan kehutanan merupakan bahan yang dapat dimanfaatkan menjadi sumber energi bahan bakar alternatif. Biomassa cocopeat yang merupakan limbah dari industri pembuatan coconet banyak ditemukan akibat pemanfaatan yang tidak maksimal. Sampel cocopeat ini memiliki nilai kalor 4704,6 kkal/kg dan sulfur 0,093% kemudian dilakukan pencampuran dengan batubara dengan nilai kalor 6909,8 kkal/kg yang digunakan pada industri feronikel, namun sebelumnya cocopeat ini dibagi menjadi dua sampel yaitu biomassa cocopeat dan charcoal cocopeat yang telah dipirolisis. Pada proses pirolisis digunakan gas nitrogen dengan laju alir 2L/menit dengan hasil charcoal yaitu dengan nilai kalor 7161,3 kkal/kg. Penelitian ini bertujuan menentukan rasio optimum campuran co-firing biomassa dengan batubara serta menganalisis karakteristik campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio optimum biomassa cocopeat adalah 10%, menghasilkan nilai kalor 6689,3 kkal/kg dan kadar sulfur 0,721%. Rasio optimum pada charcoal cocopeat juga diperoleh 10%, menghasilkan nilai kalor 6929,0 kkal/kg dan kadar sulfur 0,673%. Kedua rasio memenuhi spesifikasi Rotary Kiln pada industri feronikel dengan batas minimum nilai kalor 6686,25 kkal/kg dan sulfur <1%. Pemanfaatan cocopeat mampu menekan biaya bahan bakar dan emisi sulfur serta mendukung penerapan energi terbarukan..