Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Aliran Nitrogen Kontinyu ke Dalam Reaktor Pirolisis Limbah Biomassa Serbuk Gergaji Batang Kelapa (Cocos Nucifera) Terhadap Nilai Kalor. Hamid, Syarwan; Aladin, Andi; Modding, Basri; Syarif, Takdir; Wiyani, Lastri; Arman, Muh
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 8 No. 1 (2023): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v8i1.754

Abstract

Potensi jumlah biomassa serbuk gergaji batang kelapa di Indonesia sangat besar, selama ini belum dimanfaatkan secara maksimal dan cendrung terbuang sebagai limbah. Serbuk gergaji batang kelapa dengan komposisi utama karbon mengandung kalor setara batubara muda yaitu sekitar 4400 kkal/kg. Walaupun nilai kalornya masih rendah namun potensi dijadikan sumber bahan bakar padat atau sumber energi alternatif. Nilai kalor serbuk gergaji batang kelapa tersebut dapat ditingkatkan melalui proses pirolisis. Dilakukan penelitian pengaruh gas inert nitrogen yang dialirkan secara kontinyu ke dalam reaktor pirolisis limbah biomassa serbuk gergaji batang kelapa (cocos nucifera) terhadap nilai kalor charcoal yang dihasilkan. Tujuan penelitian ingin menentukan efek dan lajur alir optimum gas inert nitrogen yang memberikan nilai kalor produk charcoal yang maksimum. Dari penelitian ini disimpukan bahwa pengaliran secara kontinyu gas inert nitrogen ke dalam reaktor pirolisis berpengaruh terhadap peningkatan nilai kalor produk charcoal mencapai 4% dibanding tanpa menggunakan gas inert tersebut. Laju alir gas nitrogen optimum adalah 2 L/menit memberikan nilai kalor yang sudah efektif maksimum sebesar 7200 kkal/kg.
Pemanfaatan Limbah Batang Kedelai Sebagai Adsorben Dalam Penurunan Kesadahan Air Fakih Has, Nur; Asryanti, Asryanti; Syarif, Takdir; Wiyani, Lastri
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 1 No. 1 (2016): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v1i1.784

Abstract

Air merupakan kebutuhan yang sangat utama bagi kehidupan manusia, kualitas air sumur sebagai air baku semakin menurun dari tahun ke tahun. Salah satu contoh kualitas air yang kurang baik yaitu adanya ion Na+ dan ion Cl- dengan konsentrasi cukup tinggi berkisar 19,85-21,25 mg/l. Untuk itulah perlu adanya pengolahan lanjut untuk menurunkan kadar ion-ion dalam air tersebut. Salah satu alternatif yang dapat dipakai adalah dengan menggunakan resin  penukar  ion  (Ion  Exchanger  Resin)  yang  berfungsi  sebagai  adsorben.  Pengaruh kecepatan pengadukan dan limbah batang kedelai pada proses   adsorbsi   dapat digunakan untuk menentukan koefisien transfer massa adsorbsi. Tanaman kedelai memiliki gugus amina yang dapat dimanfaatkan sebagai penukar ion, maka dilakukan penelitian “Pemanfaatan Limbah Batang Kedelai Sebagai Adsorben Dalam Penurunan Kesadahan Air”. Penelitian ini dilakukan dengan membuat variasi rasio antara kecepatan pengadukan (rpm) dan limbah batang kedelai dengan perbandingan 200:20; 200:30; 200:40; 300:20; 300:30; dan 300:40, kemudian dilakukan proses pengadukan. Dipelajari variabel yang berpengaruh pada proses adsorbsi, yaitu massa batang kedelai,kecepatan pengadukan,dan konsentrasi. Uji akhir yang dianalisis adalah kesadahan total untuk menentukan kadar CA  yang terkandung dalam air sadah. Semakin banyak massa batang kedelai dan semakin tinggi kecepatan pengadukan maka koefisien tranfer massa yang diperoleh semakin besar yakni pada massa batang kedelai 40 gr dengan N = 300 rpm, nilai α = 2,53055x10-11  dan nilai β = 3,669
Pengaruh Suhu Terhadap Karakteristik Oleoresin Pada Ekstraksi Jahe Putri, Ayu Retno; Poku, Muthi Sucirawati; Yani, Syamsuddin; Wiyani, Lastri
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 1 No. 2 (2016): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v1i2.807

Abstract

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dan bahan baku obat tradisional serta fitofarmaka yang banyak digunakan dalam industri obat herbal Indonesia. Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol, shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri. Oleoresin adalah ekstrak yang mengandung essential oil dan fixed oil yang mempunyai karakteristik rasa dari tumbuh-tumbuhan, biasanya digunakan dalam food flavoring applications. Tujuan penelitian ini untuk melihat karakteristik oleoresin jahe pada dua suhu ekstraksi. Dengan dilakukannya studi ini diharapkan dapat diketahui komponen pada oleoresin jahe dan pengaruh suhu ekstraksi pada proses ekstraksi oleoresin. Penelitian dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut campuran etanol-air. Dilakukan pengupasan jahe terlebih dahulu setelah itu dipotong kecil-kecil. Kemudian jahe dihancurkan dengan blender lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 500C. Serbuk jahe di ayak menggunakan ayakan dengan ukuran 20 mesh (tyler screen mesh), setelah itu dilakukan penimbangan jahe. Kemudian dimasukkan ke dalam labu leher empat untuk diekstraksi suhu yang digunakan masing-masing 30oC dan 40oC. Digunakan pelarut etanol dengan perbandingan berat partikel jahe dan berat pelarut sebesar 1:3 pada kecepatan pengadukan 450 rpm selama 6 jam. Lalu dilakukan pemisahan antara oleoresin dan ampas. Kemudian dilakukan identifikasi sampel dengan menggunakan analisa berat jenis , indeks bias dan kromatografi GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen dalam oleoresin jahe untuk shogaol (6,7%), zingerone (29,47%), zingiberene (17%) dan others (46,81%). Kondisi suhu yang terbaik didapatkan pada suhu 40oC komponen utama yaitu shogaol dengan luas area 6,7%.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Burmanii) Untuk Mengatasi Ketengikan (Rancidity) Pada Minyak Goreng Tomagola, Nurmila; Muthiawati, Nurul; Wiyani, Lastri; Jaya, Fitra
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 1 No. 2 (2016): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v1i2.808

Abstract

Kebanyakan masyarakat Indonesia menggunakan minyak goreng sebagai media penghantar panas. Minyak goreng umumnya berasal dari tumbuhan yang kaya akan kandungan asam lemak tidak jenuh yang berfungsi sebagai senyawa pencegah terjadinya arterosclerosis (penyempitan pembuluh darah). Kayu manis (Cinnamomum burmanii) diblender hingga menjadi serbuk, ditimbang sejumlah 25 gr, dibungkus dengan ketas saring, dimasukkan kedalam alat soxhlet setelah itu dimasukan 100 ml campuran etanol dan air dengan perbandingan 80 : 20 selama 5 jam. Kompor listrik dinyalakan pada suhu 800 C, dan uap di embunkan dengan pendingan. Diperoleh ekstrak cair. Hasil ekstrak cair dalam labu kemudian di uapkan, setelah ekstrak cair dianggap cukup pekat maka cairan dipindahkan pada botol timbang. diovenkan selama 15 menit dengan suhu 1050 C, dan dimasukkan kedalam deksikator selama 30 menit, timbang hasil ekstrak pada neraca analitik, di uji aktivitas antioksidan metode DPPH, selanjutnya minyak goreng sebanyak 250 ml dimasukkan kedalam beaker glass. Panaskan sampai suhu 900C dengan kompor listrik. dan, masukkan ekstrak kayu manis dengan jumlah tertentu kedalam minyak goreng sambil diaduk. Pertahankan suhu tersebut selama 15 menit. beaker glass diangkat dari kompor dan didinginkan pada suhu kamar dan disimpan dalam berbagai waktu yang ditentukan. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa, Waktu optimum yang digunakan untuk penyimpanan minyak goreng yang ditambahkan ekstrak kayu manis dalam mengatasi ketengikan pada minyak goreng adalah pada hari ke-22, sedangkan untuk bilanagn Iod pada hari ke-33, dan rasio optimum dalam mengatasi ketengikan pada minyak goreng adalah 5 %.
Upaya Penurunan Krom Heksavalen Pada Air Tambang Nikel Dengan Menggunakan Reduktor Ferro Sulfat Nasrullah; Taklim, M Kamil; Nurjannah; Wiyani, Lastri
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 2 No. 2 (2017): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jcpe.v2i2.885

Abstract

Oksidasi krom menjadi krom enam dalam air tambang sebelum dibuang kedalam perairan sungai harus diolah terlebih dahulu hingga memenuhi kriteria air baku. Dalam limpasan air tambang nickel terkandung logam berat krom dalam jumlah di atas nilai standar mutu limbah cair. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengadukan, Potential of Hydrogen reaksidan volume penambahan reduktor Ferro Sulfat dalam proses reduksi logam krom heksavalen menggunakan Ferro Sulfat. Dalam proses reduski adalah menghitung waktu optimum kontak antara reduktor dan sample air dalam waktu 15 detik; 30 detik; 60 detik; 120 detik; 300 detik; 480 detik; dan 900 detik dalam kecepatan 300 revolution per minute. Setelah diperoleh waktu optimum variabel selanjutnya adalah optimasi Potential of Hydrogen, range Potential of Hydrogen yang digunakan adalah Potential of Hydrogen 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; dan 11. Pada variabel berikutnya adalah penambahan volume Ferro Sulfat 1.5 mg/L menggunakan waktu dan Potential of Hydrogen optimum dengan range volume adalah1 ml; 3ml; 5 ml; 8 ml; 12 ml; 15 ml. Selanjutnya sample akan di analisa dengan menggunakan spectrofotmeter pada panjang gelombang 357,9 nm.
Organoleptic Observations of the Preservation of Mackerel Fish using Liquid Smoke from Coconut Shells Pyrolysis Aladin, Andi; Yani, Setyawati; Syarif, Takdir; Modding, Basri; Wiyani, Lastri
World Chemical Engineering Journal VOLUME 6 NO. 1 JUNE 2022
Publisher : Chemical Engineering Department, Engineering Faculty, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/wcej.v6i1.15914

Abstract

 Liquid smoke is a by-product of a pyrolysis process of coconut shells to produce coconut shell charcoal. The liquid can be used as an alternative fish preservative. Traditionally, the fish preservation is conducted by direct smoking of the fish on a coal or biomass burning. However, due to the presence of benzopyrene compounds in the direct smoking process, the smoked fish produced may pose a health risk as benzopyrine is carcinogenic. In this research, a free benzopyrene liquid smoke obtained from the pyrolysis of coconut shells which is called grade 1 liquid smoke  is used for mackerel fish preservative. The aim of this research is to evaluate the effect of soaking time to the quality of preserved mackarel fish using organoleptic approaches. Five (5) pair of fresh mackerel fishes were cleaned and placed in a  soaking container. There was also one (1) pair of mackerel used as a control. Approximately  3L of 3% (wt.) solution of liquid smoke from coconut shell pyrolysis was poured into the soaking container  until the fishes were perfectly soaked. The fishes were soaked for 3, 5, 10, 15 and 20 minutes, respectively, and then they were stored at room temperature for observation. The control fish was stored in a container in room temperature without the addition of liquid smoke . Organoleptic observations, namely aroma, color and texture were carried out for soaked and control fishes in the first and 48th  hours of the storage time. From the research, it was found that the optimum soaking time of mackerel fishes was 5 minutes. At this optimum soaking time, the organoleptic properties including aroma, color and texture  of preserved fishes  at the first hour of the storage showed only one level  lower quality than a fresh fish. Furthermore, at 48th hours of the storage time, the preserved fishes showed a better performance of organoleptic characteristics (scale >4 ) compared to the control fish (scale @2).
Effectiveness of Mg(OH)2/γ-Al2O3 Catalysts on Catalytic Cracking Process Rasyid, Rismawati; Wiyani, Lastri; Ramadhan, Alif Qayyum; Ahmad, Muhammad Aslam
Journal of Chemical Process Engineering Vol. 9 No. 2 (2024): Journal of Chemical Process Engineering
Publisher : Fakultas Teknologi Industri - Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jcpe.v9i2.878

Abstract

Petroleum is one of the energy sources that currently has very wide uses. In addition to the fact that petroleum is a non-renewable resource, the use of fuel oil has also affected emission levels. Biofuel is an alternative fuel in solid, liquid or gas form that can be obtained from animals, plants, or agricultural waste. The process of making biofuel can be done by several methods, namely by thermal cracking, hydrocracking, and catalytic cracking. Thermal cracking is a simple process where heat is used to cut long hydrocarbon chains. Catalytic cracking is the process of breaking hydrocarbon chains using a catalyst. This study aims to determine the effect of Mg(OH)2/γ-Al2O3 catalyst (2 and 6)% and to determine the effect of the ratio of Mg(OH)2/γ-Al2O3 catalyst (1, 2, 3 and 4)% on the yield and selectivity of biofuel products from catalytic cracking of palm oil. The process of making biofuel through catalytic cracking process using Mg(OH)2/ γ –Al2O3 catalyst as much as 1% of the volume of material with a temperature of 370℃ on a hotplate magnetic stirrer and reactor for ±3 hours. The biofuel results were analyzed by Gas Chromatography Mass Spectrophotometry (GCMS). The highest biogasoline was obtained using Mg(OH)2/γ-Al2O3 catalyst 2% with a ratio of 2% which was 16.6%. While the highest biodiesel was obtained using Mg(OH)2/γ-Al2O3 catalyst 6% with a ratio of 2% which was 42.7%.
Effect of flow rate and condenser cooling water temperature on product yield of coconut trunk sawdust pyrolysis liquid smoke B, Srisitisugiastuti; Aladin, Andi; Syarif, Takdir; Wiyani, Lastri
Konversi Vol 13, No 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/k.v13i2.20676

Abstract

Liquid smoke is a product resulting from the pyrolysis of biomass waste that contains chemical compounds with various applications, such as food preservatives, natural pesticides, and raw materials for the chemical industry. Liquid smoke is a by-product of simultaneous pyrolysis. To maximize the yield of liquid smoke while minimizing mass loss that could potentially pollute the environment, the simultaneous pyrolysisreactor needs to operate under optimal condensation conditions. This study observed two condensation parameters: the flow rate and the cooling water temperature of the condenser, using the case study of pyrolysis of biomass waste from coconut trunk sawdust. Pyrolysis was conducted at a temperature of 400°C for 2.5 hours, varying the flow rate of the cooling water in the condenser (1, 2, 2.5, 3, and 3.5 liters/minute)and the temperature of the cooling water (10°C, 20°C, 25°C, and 30°C). A multivariable nonlinear mathematical model was obtained, relating the yield of liquid smoke (y; %) to the water temperature parameter (x1) and the flow rate of the cooling water in the condenser (x2), which is expressed as y = 6.68 + 1.89x1 – 0.04x1² – 0.41x1x2 + 13.06x2 – 0.89x2². It was concluded that the optimal condensation conditions consist of a flow rate and cooling water temperature of 2 liters/minute and 20°C, respectively, yielding a maximum of 36% liquid smoke, 33% charcoal, and a minimum mass loss of 31%. Based on the coefficient values in the obtained mathematical model, it can also be concluded that the more dominant parameter affecting the yield of liquid smoke is the flow rate of the cooling water in the condenser, with a coefficient value of 13.06. An effective condensation system can enhance the conversion efficiency of pyrolysis vapour into liquid smoke and minimize potential pollution, demonstrating significant potential in processing biomass waste into valuable products, such as liquid smoke and charcoal, while being more environmentally friendly and energy-efficient.
MANAJEMEN PRODUKSI DAN PEMASARAN PRODUK TAHU KURING PADA HOME INDUSTRY TAHU KURING MAKASSAR Aladin, Andi; Modding, Basri; Syarief, Takdir; Wiyani, Lastri
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 6 No. 1 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 6 NO. 1 OKTOBER 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v6i1.11519

Abstract

Kuring tofu factory in Makassar / Gowa (South Sulawesi Province) is one of the home industries producing tofu from soybean raw materials that has been pioneered since 2017. The form of the curing tofu business is still very simple, the tofu production process is still simple, not yet regulated according to ideal needs. Likewise, special clothing equipment for production and packaging employees is not standard. The marketing system is still simple, market reach is still limited. In service activities by the UMI Makassar lecturer team funded by DRPM RISTEK-BRIN on the PKM (Community Partnership Program) scheme aims to help develop partners in the Makassar Kuring tofu factory business group to be more economically independent, improve their thinking and innovation skills. Service activities undertaken are to help deal with two main priority issues, namely: (1) Production Problems, which are related to production methods based on hygienic principles of the product, including production space management; (2) Marketing management issues. From the results of these service activities, increased partner empowerment, in this case increased production system arrangements, increased marketing reach, and finally increased turnover from sales of tofu preservative products from three million rupiahs per day to four point five million rupiahs per day (increased to 50%).   Keywords: Kuring tofu, production, marketing management, increased turnover.   ABSTRAK. Pabrik “Tahu Kuring” di Makassar/Gowa (Sulawesi Selatan) merupakan salah satu home industry yang meproduksi tahu dari bahan baku kedelai yang dirintis sejak tahun 2017. Bentuk usaha tahu kuring ini masih sangat sederhana, proses produksi tahu masih sederhana, belum tertata sesuai kebutuhan ideal. Begitu pula perlengkapan pakaian khusus untuk karyawan produksi dan pengemasan belum standar. Sistem pemasaran masih sederhana, jangkauan pasar masih terbatas. Dalam kegiatan pengabdian oleh tim dosen UMI Makassar yang dibiayai oleh DRPM RISTEK-BRIN pada skema PKM (Program Kemitraan Masyarakat) bertujuan membantu mengembangkan Mitra kelompok usaha pabrik tahu kuring Makassar untuk dapat lebih mandiri secara ekonomi, meningkatkan skill ketrampilan berfikir dan berinovasi. Aktifitas pengabdian yang dilakukan adalah membantu dalam penanganan dua permalahan prioritas utama yaitu: (1) Permasalahan produksi, yaitu yang berhubungan metode berpoduksi berdasarkan prinsip-prinsip higienitas produk, termasuk penataan ruang produksi; (2) Permasalahan manajemen pemasaran. Dari hasil kegiatan pengabdian ini berdampak pada adanya peningkatan keberdayaan mitra, dalam hal ini adanya peningkatan penataan system produksi, peningkatan jangkauan pemasaran, dan pada akhirnya peningkatan omzet dari hasil penjualan produk tahu kuring dari tiga juta rupiah perhari menjadi empat koma lima juta rupiah perhari (meningkat menjadi 50%).     Kata kunci: Tahu kuring, produksi, manajemen pemasaran, kenaikan omzet.
KARAKTERISTIK MAYONES BERBAHAN DASAR VIRGIN COCONUT OIL PADA BERBAGAI PENAMBAHAN KUNING TELUR Piceslia, Andi Astri; Jarsyah, Dialvi Asbasari; Wiyani, Lastri; Darnengsih, D; Mustafiah, Mustafiah
Cannarium Vol 21, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/cannarium.v21i1.6183

Abstract

Mayones  merupakan salah satu produk emulsi yang banyak digunakan  dibidang pangan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kuning telur terhadap karakteristik mayones berbahan dasar virgin coconut oil (VCO). Proses pembuatan mayones yaitu mencampurkan kuning telur (0, 5, 7, 9, 11) %, garam, gula, gum xanthan, mustard, jeruk nipis, air dan VCO (rasio air:VCO = 4:1). Selanjutnya dilakukan penghomogenan menggunakan ultra turrax selama 4 menit kecepatan 15000 rpm hingga terbentuk mayones. Analisis dilakukan terhadap viskositas, stabilitas, dan uji organoleptik (warna, rasa, aroma, dan tekstur). Mayones yang dibuat dengan berbahan dasar virgin coconut oil mempunyai sifat stabil, nilai  viskositas terendah sebesar 312 cP pada penambahan kuning telur 0% dan tertinggi sebesar 525 cP pada penambahan kuning telur 9%,, semakin tinggi penambahan kuning telur maka viskositas semakin tinggi. Pada pengujian organoleptik diperoleh kombinasi air masak dan kuning telur 5% mempunyai tingkat kesukaan terhadap rasa (nilai skor 2,8= netral), warna (nilai skor 3,8= suka), aroma (nilai skor 2,9 = netral), dan tekstur (nilai skor 3.2 = netral). Jika dibandingkan dengan SNI 01-4473-1998  mayones dengan kombinasi air masak dan 5% kuning telur mempunyai kadar air 77,31% lebih tinggi dari SNI (maks 30%), kadar lemak 12,49% lebih rendah dari SNI (min 65%), kadar protein 2,21% memenuhi syarat SNI (min 0,9%), angka lempeng total 1x102 koloni/gr memenuhi standar SNI (maks 1x104 koloni/gr) . Mayones yang dihasilkan pada penelitian ini tergolong rendah lemak (low fat).