Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT NYLON PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS Romdhoni, Dini; Gunawan, Purnawan; Prayitno, Slamet
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.903 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37394

Abstract

Berat beton ditentukan oleh berat jenis dan volume beton itu sendiri, untuk mengurangi berat beton pada volume yang sama perlu adanya pengurangan berat jenis beton. Menurut SNI-03-2847-2002 menyatakan bahwa beton ringan adalah beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan dengan kepadatan lebih kecil dari 1900 kg/m³. Kuat tekan beton ringan yang berkisar antara 1 MPa sampai 15 MPa (Husin, A. dan Setiadji, R. 2008) membuat beton ini tidak bisa digunakan sebagai beton struktural yang memiliki kuat tekan minimal 17,5 MPa. Solusi yang dilakukan adalah pembuatan beton ringan dengan teknologi foam dengan penambahan berbagai variasi kadar serat nylon. Pembuatan beton ini adalah dengan cara menambahkan foam agent yang dibuat dengan pencampuran spectafoam, harder mill (HDM), dan polymer kedalam adukan mortar kemudian ditambahkan berbagai variasi kadar serat nylon. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dan dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhir. Benda uji berupa silinder 15 cm x 30 cm untuk pengujian modulus elastisitas, kuat tekan, dan kuat tarik belah. Alat yang digunakan untuk pengujian adalah CTM (Compression Testing Machine). Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan maksimum kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 34,47% pada kadar serat 1%; 45,60% pada kadar serat 0,5%; dan 59,47% pada kadar serat 1% dibandingkan dengan beton ringan foam tanpa serat nylon.
Pengaruh Penambahan Serat Kawat Bendrat Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Gas Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, dan Modulus Elastisitas Gunawan, Purnawan; Prayitno, Slamet; Aldoko, Wahyu
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 2 (2015): Juni 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.045 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i2.37220

Abstract

Beton ringan dengan teknologi gas diperoleh dengan cara mencampurkan mortar beton dengan aluminium pasta. Solusi untuk meningkatan kuat tekan, kuat tarik belah, modulus elastisitas, yang di miliki beton ringan yaitu dengan menambahkan serat kawat bendrat. Presentase serat yang di lakukan adalah 0%; 0,5%; 1%; 1,5%, 2%.data yang digunakan yaitu analisis statistik dengan regresi pada batas elastis menggunakan program Microsoft Excel dan analisis dengan konsep material gabungan yang mengacu pada simple mixture rule. Berat jenis rata-rata beton ringan gas berserat adalah 1895 kg/m³. Kuat tekan maksimum dengan presentase 0,5% serat kawat bendrat terhadap berat beton dengan hasilnya sebesar 16,048 MPa meningkat sebesar 89,063 % di banding dengan 0% serat kawat bendrat. Kuat tarik belah maksimum dengan presentase 0,5% serat kawat bendrat terhadap berat beton dengan hasilnyasebesar 2,370 MPa, meningkat sebesar 77,778 % di banding dengan 0% serat kawat bendrat. Modulus elastisitas maksimum dengan presentase 0,5% serat kawat bendrat terhadap berat beton dengan hasilnyasebesar 11098 MPa, hasil perhitungan dengan rumus simple mixture rule presentase 0,5% serat kawat bendrat terhadap berat beton dengan hasilnya adalah 10644 MPa.
STUDI KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH,DAN MODULUS ELASTISITAS BETON RINGAN TEKNOLOGI FOAM DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT POLYESTER Yunanto, Andi Dwi; Gunawan, Purnawan; Sunarmasto, Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.526 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37357

Abstract

Berat jenis beton adalah salah satu aspek yang diperhitungkan ketika merencanakan struktur bangunan karena berpengaruh pada perhitungan beban.Beton ringan foam dibuat dengan menambahkan foam agent yang terdiri dari spectafoam, harder mild, dan polymer kedalam campuran mortar. Pemakaian beton ringan masih ditujukan pada beton non struktural saja karena beton ringan memiliki kuat tekan rendah.Solusi untuk meningkatkan kuat tarik belah, kuattekan, modulus elastisitas yang dimiliki beton ringan yaitu dengan menambahkan serat polyester. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara eksperimental dan kemudian dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhirnya. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cmberjumlah 3 buah untuk 1 variasi persentase serat. Persentase serat yang digunakan adalah 0%; 0,25%;0,5%; 0,75%; dan 1%.Alat yang digunakan untuk pengujian adalah CTM (Compression Testing Machine).Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton ringan foam setelah ditambah serat polyester pada kadar 0,75% berturut-turut sebesar36,31%; ,55,43%; dan 35,46%.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT SENG PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK, DAN MODULUS ELASTISITAS Gunawan, Purnawan; Prayitno, Slamet Prayitno; Abdul Majid, Aroma Isman
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.297 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i3.37527

Abstract

Beton ringan dengan teknologi foam diperoleh dengan menambahkan foam agent (cairan busa) kedalam campuran beton. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan serat seng terhadap berat jenis, kuat tekan, kuat tarik, dan modulus elastisitas beton ringan foam berserat seng. Nilai kuat tarik belah rata-rata pada beton ringan foam tanpa serat sebesar 2,70 MPa, sedangkan pada beton ringan foam berserat seng dengan persentase serat 0,25%; 0,5%; dan 1% secara berurutan sebesar 2,90 MPa; 3,00 MPa; da 2,94 MPa. Nilai kuat tekan rata-rata pada beton ringan foam tanpa serat sebesar 14,34 MPa, sedangkan pada beton ringan foam berserat seng dengan persentase serat 0,25%; 0,5%; dan 1% secara berurutan sebesar 18,12 MPa; 20,38 MPa; dan 19,10 MPa. Nilai modulus elastisitas rata-rata beton ringan berserat seng dengan persentase serat 0%, 0,25%, 0,5%, dan 1% secara berturut - turut adalah 18768 MPa; 19422 MPa; 20462 MPa; dan 19856 MPa.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT POLYESTER PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI GAS TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH, DAN MODULUS ELASTISITAS Gunawan, Purnawan; Wibowo, Wibowo; Yahya, Muhammad Syaiful
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.962 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37268

Abstract

Beton adalah material yang paling banyak digunakan dalam konstruksi, berat jenis beton yang terlalu besar berkisar antara 2400 kg/m³ akan berpengaruh pada beban sendiri suatu struktur bangunan. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuatlah beton ringan yang memiliki berat jenis yang lebih rendah rendah dibandingkan dengan berat jenis beton normal yaitu antara 400-1900kg/m³. Dalam penelitian ini pembuatan beton ringan dengan menambahkan zat pengembang berupa alumunium pasta, karena jika dicampurkan dengan campuran beton ringan, pasta aluminium bereaksi dengan kalsium hidroksida dan membentuk hidrogen. Dewasa ini, pemakaian beton ringan masih ditujukan pada beton non struktural saja karena pada umumnya beton ringan mempunyai kekuatan dibawah beton struktural yang mempuyai kuat tekan minimal 17,5 MPa. Solusi Untuk menaikkan kekuatan pada beton ini ditambahkan serat Polyester. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara eksperimental dan kemudian dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhirnya. Benda uji berupa silinder 10cm x20cm untuk pengujian kuat tekan, kuat tarik belah dan modulus elastisitas. Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton ringan gas setelah ditambah serat Polyester. Peningkatan paling maksimum terdapat pada kadar penambahan serat sebesar 0,75% dari berat volume beton. Penambahan kadar serat sebesar 0,75% menghasilkan peningkatan kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 42,31%; 30,37%; dan 18,40% dibandingkan dengan beton ringan gas tanpa serat.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT ALUMINIUM PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS Mardiyanto, Dwi; Gunawan, Purnawan; Wibowo, Wibowo
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.688 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i3.37523

Abstract

Beton ringan dengan teknologi foam diperoleh dengan menambahkan foam agent (cairan busa) kedalam campuran beton. Bahan pembentuk foam agent dapat berupa bahan alami ataupun bahan buatan dengan tujuan untuk mengurangi berat jenis beton. Pemambahan foam agent bertujuan untuk mengurangi berat jenis beton. Kuat tarik, kuat tekan, dan modulus elastisitas beton ringan lebih rendah dibanding beton normal. Kekuatan beton ringan foam ini mempunyai kekuatan tekan antara 1 MPa sampai 15 MPa. Solusi untuk meningkatkan kuat tarik, kuat tekan, modulus elastisitas dan sifat getas yang dimiliki beton ringan yaitu dengan menambahkan serat aluminium. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan serat aluminium terhadap berat jenis, kuat tekan, kuat tarik, dan modulus elastisitas beton ringan foam berserat aluminium. Nilai kuat tekan rata-rata pada beton ringan foam tanpa serat sebesar 12,63 MPa, sedangkan pada beton ringan foam berserat aluminium dengan persentase serat 0,25%; 0,5%; dan 1% secara berurutan sebesar 15,59 MPa; 19,19 MPa; dan 16,63 MPa. Prosentase perubahan nilai kuat tekan terbesar yaitu pada penambahan kadar serat 0,5% sebesar 51,90% dibanding tanpa penambahan serat aluminium. Nilai kuat tarik belah rata-rata pada beton ringan foam tanpa serat sebesar 1,94 MPa, sedangkan pada beton ringan foam berserat aluminium dengan persentase serat 0,25%; 0,5%; dan 1% secara berurutan sebesar 2,56 MPa; 3,60 MPa; dan 3,16 MPa. Prosentase perubahan nilai kuat tarik belah terbesar yaitu pada penambahan kadar serat 0,5% sebesar 85,57% dibanding tanpa penambahan serat aluminium. Nilai modulus elastisitas rata-rata beton ringan berserat aluminium dengan persentase serat 0%, 0,25%, 0,5%, dan 1% secara berturut - turut adalah 13759 MPa; 15032 MPa; 16384 MPa; dan 16384 MPa. Prosentase perubahan nilai modulus elastisitas terbesar yaitu pada penambahan kadar serat 0,5% sebesar 19,08% dibanding tanpa penambahan serat aluminium. Sedangkan hasil perhitungan beton ringan berserat dengan rumus simple mixture rule berturut-turut adalah 17417 MPa; 18963 MPa dan 17908 MPa.
Pengaruh Penambahan Serat Polyethylene Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Gas Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, dan Modulus Elastisitas Gunawan, Purnawan; Prayitno, Slamet; Warsino, Warsino
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i3.37266

Abstract

Beton ringan dengan teknologi gas diperoleh dengan cara mencampurkan mortar beton dengan aluminium pasta. Solusi untuk meningkatan kuat tekan, kuat tarik belah, modulus elastisitas dan sifat getas yang di miliki beton ringan yaitu dengan menambahkan serat polyethylene. Presentase serat yang di lakukan adalah 0%; 0,25%; 0,50%; 0,75%, dan 1%. Data yang digunakan yaitu analisis statistic dengan regresi pada batas elastic menggunakan program Microsoft Excel dan analisis dengan konsep material gabungan yang mengacu pada simple mixture rule. Berat jenis rata-rata beton ringan gas berserat adalah 1854 kg/m³. Kuat tekan maksimum dengan presentase 0,5% serat polyethylene sebesar 10,478 MPa meningkat sebesar 25,573 % di banding dengan 0% serat polyethylene. Kuat tarik belah maksimum dengan presentase 0,5% serat polyethylene sebesar 2,566MPa, meningkat sebesar 24,346 % di banding dengan 0% serat polyethylene. Modulus elastisitas maksimum dengan presentase 0,5% serat polyethylene sebesar 6083MPa.
KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU ORI TAKIKAN TIPE V DENGAN JARAK 2 CM DAN 3 CM Kholifah, Kharir Nur; Budi, Agus Setiya; Gunawan, Purnawan
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37393

Abstract

Penggunaan beton sebagai salah satu pilihan bahan konstruksi disebabkan beton memiliki beberapa kelebihan yaitu kuat tekan yang tinggi, menggunakan bahan-bahan lokal kecuali semen portland, serta ketahanannya yang baik terhadap cuaca dan lingkungan sekitar. Kelemahan beton adalah mempunyai kekuatan tarik yang rendah, akibatnya beton sering mengalami retak jika menerima beban yang besar. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menambah kuat tarik beton. Penggunaan beton dipadukan dengan bahan yang mempunyai kuat tarik yang tinggi misalnya baja untuk meningkatkan kekuatan tarik beton. Bahan pembuatan baja merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga perlu adanya alternatife pengganti tulangan baja. Salah satu alternatif pengganti tulangan baja adalah dengan memanfaatkan bambu sebagai pengganti tulangan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 12 buah. Tiap variasi terdiri dari 3 sampel dengan variasi tulangan baja ø 8 mm, tulangan bambu jarak takikan 2 cm, tulangan bambu jarak 3 cm dan tanpa tulangan. Benda uji berupa balok beton dengan dimensi lebar 11 cm, tinggi 15 cm dan panjang 170 cm. Kuat tegangan lentur pada Mn balok beton dengan tulangan baja sebesar 896,636 MPa, sedangkan kuat teganagan lentur pada Mmax sebesar 916,808 MPa. Nilai kuat teganagn lentur pada Mn balok bertulangan bambu sebesar 535,987 Mpa, sedangkan kuat teganagn lentur pada Mmax balok bertulangan bambu dengan jarak takikan 2 cm sebesar 672,997 MPa dan untuk jarak tulangan 3 cm sebesar 632,127 MPa. Balok beton bertulangan bambu Ori jarak takikan 2 cm lebih kuat 1,065 % jika dibandingkan balok beton bertulangan bambu Ori jarak takikan 3 cm. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu takikan terletak antara 1/3 bentang tengah. Keruntuhan yang demikian termasuk dalam keruntuhan lentur.
EVALUASI KINERJA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN ANALISIS DINAMIK TIME HISTORY MENGGUNAKAN ETABS (STUDI KASUS: HOTEL DI DAERAH KARANGANYAR) S. Anggen1, Wandrianto; Budi, Agus Setiya; Gunawan, Purnawan
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v1i3.37539

Abstract

Percepatan gempa di muka tanah adalah parameter gempa yang memberikan dampak langsung pada struktur. Percepatan gempa bersifat dinamik, begitu juga dengan respon struktur yang ditimbulkan. Analisis dinamik time history dapat merepresentasikan sifat dinamik percepatan gempa dan respon struktur, sehingga metode analisis ini dapat memberikan gambaran dan informasi respon struktur yang lebih lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja struktur berdasarkan nilai drift dan interstory drift oleh pengaruh gempa rencana dan gempa aktual. Studi kasus dalam penelitian ini adalah hotel bertingkat di Karanganyar, dimana model struktur dibuat dalam 3D dengan program ETABS. Pada level gempa rencana digunakan analisis dinamik time history dan analisis statik ekuivalen sebagai pembanding. Gempa aktual juga diterapkan dengan analisis dinamik time history pada beragam nilai percepatan gempa. Analisis time history pada level gempa rencana menggunakan akselerogram 7 gempa aktual pilihan, dimana rata-rata respon spektrum dari gempa aktual tersebut nilai percepatannya harus berdekatan dengan rata-rata respon spektrum gempa rencana pada periode 0,2T - 1,5T. Data akselerogram diskalakan menurut kondisi tanah setempat dengan kekuatan gempa probabilitas terlampaui 2% selama 50 tahun. Pada level gempa aktual dengan analisis dinamik time history, akselerogram tidak diskalakan dan kombinasi pembebanan hanya untuk mensimulasikan arah percepatan gempa. Hasil analisis akibat gempa rencana adalah struktur aman dan masuk kategori immediate occupancy. Hasil analisis akibat gempa aktual adalah, Elcentro: struktur tidak aman pada Lt 1 - Lt Atap, struktur masuk kategori damage control, Northridge: struktur tidak aman pada Lt 10 dan Lt Atap, namun masih pada kategori immediate occupancy, dan Mentawai: struktur aman dan masuk kategori immediate occupancy