Tauhidah, Nor Isna
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PIJAT TUINA TERHADAP NAFSU MAKAN DAN BERAT BADAN BALITA Evy Noorhasanah, S.Kep.,Ns,M.Imun; Tauhidah, Nor Isna; Milasari, Milasari; Agustini, Meti
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 7 No. 2 (2024): November 2024
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jika.v7i2.2974

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang cukupdan seimbang. Kurangnya nafsu makan pada anak yang dipengaruhi oleh faktor psikologis,kebiasaan makan, dan lingkungan dapat menyebabkan penurunan berat badan sertaberdampak pada status gizi dan perkembangan mereka secara keseluruhan. Upaya untukmengatasi kesulitan makan pada balita dapat dilakukan dengan cara non farmakologimelalui pijat tuina. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pijat Tuinaterhadap nafsu makan dan berat anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah preeksperimen one group design dengan pre-test dan post-test. Sampel penelitian ini terdiri dari30 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakanberupa kuesioner untuk menilai variabel nafsu makan dan timbangan berat badan. PijatTuina dilakukan selama 6 hari selama 10-15 menit. Hasil didapatkan rata-rata sebelumintervensi nafsu makan dalam kategori cukup, dan setelah intervensi rata-rata nafsu makandalam kategori baik. Pada variabel berat badan didapatkan rata-rata sebelum intervensiyaitu 17,79 kg, sedangkan setelah intervensi didapatkan 18,01 Kg. Analisis data yangdigunakan uji Wilcoxon untuk variabel nafsu makan didapat p-value 0,003 yang artinya adapengaruh pijat Tuina terhadap peningkatan nafsu makan anak. Variabel berat badan ujidigunakan adalah uji Paired sample t- test didapatkan nilai p-value 0,000 sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pijat Tuina terhadap peningkatan berat badan anak.Kata kunci: anak, berat badan, nafsu makan, pijat tuina Children's growth and development are significantly influenced by adequate and balancednutritional intake. A lack of appetite in children, driven by psychological factors, eating habits,and environmental influences, can lead to weight loss and negatively affect their nutritionalstatus and overall development. Non-pharmacological efforts to address eating difficulties intoddlers can include tuina massage. This study aimed to determine the effect of tuina massageon children's appetite and weight. The research employed a pre-experimental one-groupdesign with pre-test and post-test assessments. The sample consisted of 30 respondentsselected through purposive sampling. A questionnaire was used to evaluate the variables ofappetite and body weight. Tuina massage was administered for 6 days, lasting 10-15 minuteseach session. Results indicated that the average appetite before the intervention fell within thesufficient category, while after the intervention, it improved to the good category. Regardingweight, the average before the intervention was 17.79 kg, and after the intervention, itincreased to 18.01 kg. Data analysis utilized the Wilcoxon test for the appetite variable,yielding a p-value of 0.003, indicating a significant effect of tuina massage on enhancingchildren's appetite. The weight variable was analyzed using the paired sample t-test, whichproduced a p-value of 0.000, confirming that tuina massage significantly affects increasingchildren's weight.Key word: child, weight, appetite, tuina massage
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN FASILITAS AIR BERSIH TERHADAP KEJADIAN STUNTING Mayuni, Tia; Evy Noorhasanah, S.Kep.,Ns,M.Imun; Rahayu, Suci Fitri; Tauhidah, Nor Isna
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 7 No. 1 (2024): Mei 2024
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jika.v7i1.2629

Abstract

Kejadian stunting dapat pengaruhi oleh berbagai faktor risiko terutama nutrisi yang didapat setelahdilahirkan, seperti pemberian ASI ekslusif yang masih jauh dari target. Kualitas nutrisi juga perludiperhatikan terutama penggunaan air bersih guna mencegah penyakit pencernaan yang dapatmenyebabkan anak sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberianASI eksklusif dan fasilitas air bersih terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah kerjaPuskesmas Pangkoh. Metode pada penelitian ini menggunakan metode survey analitik denganpendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak86 responden. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini didapatkan ASI Ekslusifsebanyak (55,8 %) dan sebagian besar fasilitas air bersih dalam kategori cukup (54,6%). AnalisisBivariat menunjukan ada hubungan signifikan antara ASI eksklusif dengan kejadian stunting(Likelihood Ratio adalah sebesar 0,000, Asymp. Sig (2-sided) < 0,05) dan tidak ada hubungansignifikan antara fasilitas air bersih dengan kejadian stunting (Likelihood Ratio adalah sebesar 0,802,Asymp. Sig (2-sided) > 0,05).Kata kunci: ASI ekslusif, fasilitas air bersih, stunting The incidence of stunting can be influenced by various risk factors, especially nutrition obtainedafter birth, such as exclusive breastfeeding which is still far from the target. The quality ofnutrition also needs to be considered, especially the use of clean water, to prevent digestivediseases which can cause children to get sick. The aim of this research is to determine therelationship between exclusive breastfeeding and clean water facilities on the incidence ofstunting among toddlers in the Pangkoh Community Health Center working area. The method inthis research uses an analytical survey method with a cross sectional approach. The samplingtechnique used purposive sampling for 86 respondents. Data analysis using Chi Square. The resultsof this research showed that there was exclusive breastfeeding (55.8%) and most of the cleanwater facilities were in the sufficient category (54.6%). Bivariate analysis shows that there is asignificant relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting (LikelihoodRatio adalah sebesar 0,000, Asymp. Sig (2-sided) < 0,05 and there is no significant relationshipbetween clean water facilities and the incidence of stunting (Likelihood Ratio adalah sebesar0,802, Asymp. Sig (2-sided) > 0,05). Keywords: clean water facilities, exclusive breast feeding, stunting
Hypertension gymnastics as a non-pharmacological intervention in lowering blood pressure Ahmad, Hairul; Tauhidah, Nor Isna; Kartika Wulandari, Dewi; Pauria, Pauria; Rusadi, Rusadi; Auliya Az Zahrah, Hafizatul; Sesariani, Mahdiyina
Journal Pengabdian Masyarakat Politeknik Sandi Karsa Vol 4 No 2 (2025): Abdimas Polsaka: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/abdimaspolsaka.v4i2.95

Abstract

Hypertension is a global health issue with a high prevalence, including in Indonesia. South Kalimantan has the highest rate at 44.1% among adults aged ≥18 and above. Most individuals with hypertension remain undiagnosed and untreated. Non-pharmacological interventions, such as hypertension exercise (senam hipertensi), effectively reduce blood pressure through relaxation and improved circulation. This community service program aimed to raise awareness and lower blood pressure among Anjir Serapat Muara 1 Village residents through health screening and hypertension exercise. The methods included an initial health survey, blood pressure measurements before and after the intervention, and several sessions of hypertension exercise. A total of 22 female participants were involved in this activity. Results showed that most participants experienced decreased blood pressure after the intervention. For instance, Mrs. S's blood pressure decreased from 159/103 mmHg to 148/100 mmHg, and Mrs. A's from 149/96 mmHg to 126/81 mmHg. Participants also showed high enthusiasm for the activity. In conclusion, the community well-accepted hypertension exercise as a non-pharmacological approach and effectively helps reduce blood pressure, demonstrating potential for sustainable implementation at the community level.