Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Perbudakan dan Konflik di Kesultanan Palembang Farida Ratu Wargadalem
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 3 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232297

Abstract

Tulisan yang membahas tentang perbudakan di Palembang ini, memiliki masalah tentang bagaimana hubungan antara perbudakan di Kesultanan Palembang dan tekanan dari Inggris dan Belanda agar menghapuskan perbudakan di daerah tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Sejarah yang terdiri dari pengumpulan data, melakukan kritik terhadap sumber/data yang diperoleh. Selanjutnya, melakukan interpretasi sumber dan rekonstruksi. Hasilnya adalah bahwa Palembang adalah salah satu pusat perdagangan budak khususnya di kawasan barat Nusantara. Perbudakan terjadi tidak hanya di ibukota kerajaan juga di daerah pedalaman. Inggris yang berhasil memenangkan peperangan dengan Kesultanan Palembang (1812) menekankan masalah penghapusan budak di dalam perjanjian yang dibuat antara Palembang dan Inggris. Hal yang sama terjadi ketika menjelang perang antara Belanda dan Palembang juga dibuat perjanjian antara Sultan Ahmad Najamuddin III (Prabu Anom) pada April 1821, isinya  memuat permasalahan penghapusan perbudakan, tentang  pengangkatannya sebagai Sultan Palembang, dan menjadi sultan jika bersedia membantu Belanda melawan Kesultanan Palembang di bawah Sultan Mahmud Badaruddin II. Masalah perbudakan menjadi bahasan yang menarik, sebab perbudakan identik dengan sejarah manusia itu. Perbudakan terjadi jika terjadi hierarki dalam masyarakat dan pemerintahan (ada yang berkuasa dan ada yang dikuasai), dan masalah perbudakan menjadi sumber penelitian yang sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut.
Posisi sungsang dalam krisis perpolitikan di kesultanan Palembang awal abad 19 Farida Ratu Wargadalem
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 3 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232298

Abstract

Masalah dalam tulisan ini adalah “bagaimana posisi Sungsang dalam Konflik Perpolitikan di Kesultanan Palembang Awal Abad 19”. Penulisan ini berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode Sejarah, yang meliputi heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasilnya menunjukkan bahwa Sungsang yang berada di mulut Sungai Musi, sehingga pada dari awal hingga abad 20, khususnya awal abad 19 merupakan satu-satunya pintu masuk memasuki Kesultanan Palembang. Untuk itu maka Sungsang sebagai kawasan terdepan wajib menjaga keamanan, sekaligus menjadi mata-mata bagi penguasa di kota Palembang. Posisi khusus tersebut menempatkan nama pemimpin Sungsang adalah Ngabehi hanya Sungsang pemimpinnya bergelar demikian). Dalam krisis yang terjadi di Kesultanan Palembang, Sungsang otomatis menjadi garda terdepan dalam menghadapi musuh, khusus pada saat Inggris melakukan penyerangan pada tahun 1812. Sayangnya perpolitikan di kesultanan di mana adik Sultan Badaruddin II berambisi menjadi Sultan sehingga berkhianat dan memaksa agar Sungsang tidak dipertahankan. Menutup Sungsang dan memusatkan kekuasaan di Muntok Bangka menjadi satu kesatuan yang utuh guna mempertahankan dan memperbesar kekuatan. Perlawanan gigih rakyat Bangka menjadi kurang optimal karena terkendalanya bantuan dari Palembang, sebab Sungsang telah ditangan musuh.
The Continuity of Limas House of Pangeran Syarif Ali in South Sumatra from Dutch to Present Farida Ratu Wargadalem; Bima Pranata Dewantara
Yupa: Historical Studies Journal Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/yupa.v8i2.2905

Abstract

This article aims to discover the process of changing ownership and moving locations, as well as trace the process of development and subsequent changes in Rumah Limas in the South Sumatra State Museum environment. The method used is the historical method which consists of four stages, namely: heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The results showed that this Limas House had changed ownership and places six times. At the beginning of its construction, this house was located inside the Kuto Besak Palace, then moved by the Dutch Colonial Government to near the Sekanak River, then moved again outside Palembang City (Marga Batun and Pemulutan) and finally returned to Palembang (behind the Palembang Gemeente Office). In 1933, the Dutch made this Limas House as a Gemeente Museum until the entry of Japan into Palembang. After independence, this house was used as the Bari Museum Palembang, then due to construction reasons this house was moved again to the neighborhood of the South Sumatra State Museum (Balaputra Dewa) and stayed until now.
RETRACTED NOTICE: Dinamika Konflik antara Persatuan Guru Republik Indonesia dan Partai Komunis Indonesia Angga Prasetiyo; Farida Farida; Aulia Novemy Dhita SBK
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 3 No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v3i1.1684

Abstract

Artikel yang ditulis oleh saudara Angga Prasetiyo, Farida Farida, Aulia Novemy Dhita SBK dengan judul "Dinamika Konflik antara Persatuan Guru Republik Indonesia dan Partai Komunis Indonesia" dihapus dari Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan pada Volume 3 Nomor 1 2019 dengan alamat https://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/fhs/article/view/1684 karena Editor menemukan artikel dengan judul yang sama telah terbit di ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah pada Volume 16 Nomor 1 2020 dengan tautan url https://journal.uny.ac.id/index.php/istoria/article/view/28355. Artikel dipublish dalam rentang waktu berbeda dengan isi artikel yang sama. Oleh karena itu, setelah melewati pertimbangan Tim Editor demi menjaga kualitas dan integritas akademik artikel dimaksud kami cabut. Demikian untuk diketahui dan dimaklumi. Terima kasih 
Urbanisasi dalam Tinjauan Historis: Studi Kasus Pemukiman Kumuh di Kelurahan 3-4 Ulu Kota Palembang, 2010-2020 Alda Risma Maharani; Farida Ratu Wargadalem; Sani Safitri
Fajar Historia: Jurnal Ilmu Sejarah dan Pendidikan Vol 8 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/fhs.v8i1.22524

Abstract

This article examines the urbanization that occurred in slum settlements in Subdistrict 3-4 Ulu, Palembang City from 2010-2020. The focus of this article is on the ethnic diversity of living in slums and the socioeconomic problems faced as a result of urbanization. The research process starts from searching for data to writing articles using historical methods. This article aims to identify the impact of social exclusion and marginalization on ethnic minority groups as well as environmental damage due to urbanization. The research results show that Subdistrict 3-4 Ulu, Palembang City is classified as a very slum settlement. This can be seen in slum housing locations, lack of infrastructure, high unemployment rates, and limited access to education and health services. The studies that have been carried out contribute to providing useful insights into designing sustainable development policies in the future by proposing various mitigation efforts and solutions, including government measures, housing, and infrastructure improvement programs, as well as the importance of social integration and community participation.