Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

STRATEGI PENGRAJIN GERABAH DALAM MENCAPAI KESEJAHTERAAN KELUARGA DIMASA PANDEMI COVID-19 Di Desa Wisata Kasongan, Padukuhan Kajen, Kalurahan Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta anifatussa’diah, Ramadhaniar Frista; Albizzia, Oktarina
SOSIO PROGRESIF | Media Pemikiran Studi Pembangunan Sosial Vol 3 No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa APMD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47431/sosioprogresif.v3i1.413

Abstract

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga mempengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Di Kabupaten Bantul juga mengalami kerugian di sektor pariwisata akibat pandemi Covid-19. Salah satu Desa Wisata di Kabupaten Bantul adalah Desa Wisata Kasongan. Adanya Pandemi Covid-19 tersebut berdampak di Desa Wisata Kasongan, dimana kunjungan wisata dan pembeli gerabah di Desa Wisata Kasongan mengalami penurunan mengakibatkan para pengrajin gerabah kesulitan dalam pemenuhan kebutuhannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dan kendala pengrajin gerabah dalam mencapai kesejahteraan keluarga dimasa pandemi covid -19. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif. metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu melakukan analisis terhadap strategi pengrajin gerabah dalam mencapai kesejahteraan keluarga dimasa pandemi covid-19. Hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan peneliti menyatakan bahwa strategi yang dilakukan oleh pengrajin gerabah dalam mencapai kesejahteraan keluarga sudah berjalan dengan baik. Dilihat bahwa para pengrajin gerabah tetap bekerja dimasa pandemi Covid-19. Terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh para pengrajin gerabah seperti barang yang dijual hanya laku sedikit.
Genealogy of Power in Sustainable Tourism Development in Mina Wisata Technopark Sleman Albizzia, Oktarina; Sakina, Aulia Widya; Pangestu, Mulyoto; Wedadjati, Ratna Sesotya
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpm.2022.062-03

Abstract

This study aims to analyze the parties involved in innovation program and their interests, identifies the parties who benefit and lose, and determine the sustainability of the development of Mina Wisata Technopark Sleman. This research used qualitative methods with Foucaultian’s framework of the genealogy of power or knowledge. The construction of the dynamics of relations and power relations can be seen from the discourse on the power of the actors involved in the management, such as the central and local governments as planners at the executive and driving levels; the company as the main key in the tourism industry; local communities in the development area as program objects; as well as the Lurah and the Village Apparatus as implementation and supervisors of development. The dynamics of developing a mina wisata technopark resulted in the construction that the existence of a management agency was the result of communicative action through a long dialogue process. So, that power or authority can side with the weakest parties to build productive spaces and their networks in order to improve their welfare. Mina wisata technopark must be developed through the active role of the community in making development decisions in an open, democratic, and responsible manner (bottom up planning), trought synergy with all stakeholders.
Synergistic Municipal-community partnership: Resolving Challenges in the Implementation of the National Slum Upgrading Program (KOTAKU) in Gajah Wong Riverbank Area, Yogyakarta Widati, Widati; Sesotya W, Ratna; Albizzia, Oktarina
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat: Media Pemikiran dan Dakwah Pembangunan Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpm.2023.072-02

Abstract

The successful resolution of challenges faced during the implementation of the National Slum Upgrading (KOTAKU) Program in Gajah Wong Riverbank area, marked by initial resistance from affected communities, was achieved through the inclusive engagement of diverse community elements and collaborating agencies. This intricate interplay among stakeholders has a profound influence on the program’s effectiveness. This study aims to unravel the dynamic relationships forged among various agencies and community components within the conflict management framework, ultimately enhancing program implementation. To attain this objective, a qualitative methodology employing a case study approach was utilized. The investigation revealed that the local government, in executing the National Slum Upgrading (KOTAKU), fostered collaboration with other governmental entities through a synergistic alignment of related programs. Reinforcing the program through the utilization of complementary initiatives contributed to achieving program objectives without resource constraints. The synergy among agencies was bolstered by optimizing existing social institutions within the community as active program implementers. This, in turn, positively influenced the processes of identification, socialization, and coordination, ensuring their effectiveness. Furthermore, the active involvement of the local community played a pivotal role in addressing challenges and overcoming initial resistance. The application of a persuasive socialization model effectively conveyed the program’s significance in improving the residents’ welfare, thereby fostering acceptance. This collaborative pattern depicts a synergistic model aligning policy maker interests with community needs, characterized by a continuous spectrum of participation and empowerment.
Kajian Sosial-Ekonomi Proletarisasi Nelayan di Pantai Depok, Bantul: Antara Peluang dan Ancaman Marliyantoro , Oelin; Albizzia, Oktarina; SWD, Ratna; Marina, Rema
JCOMENT (Journal of Community Empowerment) Vol. 5 No. 4 (2024): Community Empowerment
Publisher : The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/jcoment.v4i4.882

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena proletarisasi nelayan di Pantai Depok, Bantul, dengan fokus pada peluang dan ancaman yang dihadapi oleh masyarakat pesisir. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam laut yang melimpah, memiliki potensi ekonomi kelautan yang sangat besar. Meskipun demikian, pengelolaan sektor kelautan dan perikanan masih belum optimal, yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat pesisir, termasuk nelayan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab proletarisasi nelayan, baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal, serta merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini dilakukan di Pantai Depok, Kalurahan Parangtritis, Kapanewon Depok, Kabupaten Bantul, DIY, dengan harapan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang dinamika sosial-ekonomi masyarakat pesisir dan memberikan alternatif solusi untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di wilayah tersebut.
TRADISI RUWATAN RAMBUT GEMBEL DI DIENG KULON KECAMATAN BATUR KABUPATEN BANJARNEGARA PROVINSI JAWA TENGAH Albizzia, Oktarina; Safitri, Wulan
TheJournalish: Social and Government Vol. 6 No. 3 (2025): Social and Government
Publisher : CV The Journal Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55314/tsg.v6i3.1029

Abstract

Tradisi ruwatan rambut gembel merupakan salah satu praktik budaya masyarakat Jawa yang masih dilestarikan hingga saat ini, khususnya di wilayah Dataran Tinggi Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Tradisi ini dipercaya sebagai upacara sakral untuk melepaskan aura negatif atau malapetaka yang melekat pada anak berambut gembel, sekaligus menjadi identitas sosial dan spiritual masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna sosial, prosesi, serta manifestasi pelestarian tradisi ruwatan rambut gembel, serta keterkaitannya dengan pengembangan pariwisata budaya melalui Dieng Culture Festival (DCF). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif, melalui teknik observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak berambut gembel dipandang memiliki status sosial khusus di masyarakat Dieng, sehingga prosesi ruwatan tidak dapat dilakukan sembarangan, melainkan harus melalui tata cara tertentu dengan pemenuhan syarat yang diajukan oleh anak. Prosesi ruwatan dilaksanakan secara mandiri dalam lingkup keluarga maupun secara massal dalam agenda DCF yang kini menjadi ikon budaya sekaligus daya tarik wisata. Pelestarian tradisi ini tidak hanya menjaga kearifan lokal dan identitas budaya, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui transformasi mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan demikian, tradisi ruwatan rambut gembel menjadi wujud nyata integrasi antara pelestarian budaya, spiritualitas, dan pemberdayaan masyarakat.