Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PELATIHAN PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) BAGI GURU-GURU SMA IT DHIAUL FIKRI Yulandari, Evi Safitri; Hadi, M Wahyu; Burhan, Zakir; Putra, Agus Darma
INSANTA : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSANTA: JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, Volume 1 Nomor 1, Juli 2023
Publisher : LPP ARROSYIDIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61924/insanta.v1i1.5

Abstract

Tema kegiatan Pengabdian ini Adalah Pelatihan Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Bagi Guru-Guru SMA IT Dhiaul Fikri. Tujuan penelitian ini bahwa guru di SMA IT DHIAUL FIKRI belum melakukan penelitian tindakan kelas. Bahkan mereka belum tahu apa itu penelitian tindakan kelas dan bagaimana melakukannya oleh sebab itu LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global bekerjasama dengan SMA IT DHIAUL FIKRI merancang kegiatan Pengabdian Kepada masyarakat. Kegiatan PKM ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan, Pembekalan, dan workshop. Pelatihan ini membekali para guru tentang prinsip-prinsip PTK, langkah- langkah PTK dan bagaimana menyusun laporan PTK. Hasil dari kegiatan ini adalah Ketercapaian target materi yang telah direncanakan Ketercapaian target materi yang telah direncanakan pada kegiatan pengabdian ini dapat dinilai baik (80%). Semua materi yang telah direncanakan dapat disampaikan selain itu Kemampuan peserta dalam penguasaan materi Kemampuan peserta dilihat dari penguasaan materi dapat dinilai baik (80%).
POLA BELAJAR BIPA TINGKAT PEMULA DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK) MANDALIKA Putra, Agus Darma
JURNAL ASIMILASI PENDIDIKAN Vol. 2 No. 1 (2024): Jurnal Asimilasi Pendidikan, Januari 2024
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENDIDIKAN (LPP) ARROSYIDIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61924/jasmin.v2i1.23

Abstract

Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) merupakan program pembelajaran bagi penutur asing yang bertujuan untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia. Program BIPA selalu memiliki daya tarik tersendiri untuk dibahas, dalam penelitian ini membahas tentang pola belajar BIPA tingkat pemula di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menjelaskan tentang pola belajar BIPA tingkat pemula di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika; (2) menjelaskan tentang kendala pembelajar BIPA tingkat pemula di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasi dari penelitian ini adalah: (1) pola belajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing tingkat pemula di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, menggunakan pola belajar individu; (2) saat ini di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika belum ada yang menyediakan kelas belar, belajar kelompok atau sejenisnya, seperti lembaga BIPA.
Analisis Pemertahanan Bahasa Halus Dalam Budaya Sorong Serah Di Suku Sasak (Lombok) Putra, Agus Darma
Tut Wuri Handayani : Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Lembaga Riset Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59086/jkip.v2i3.163

Abstract

Bahasa Halus saat ini sudah mulai jarang digunakan oleh masyarakat suku Sasak. Hal tersebut dikarenakan minimnya generasi muda yang berminat mempelajari bahasa Halus. Seiring dengan perkembangan zaman, para generasi muda suku Sasak lebih cenderung tertarik mempelajari bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Arab, dan lain-lain. Keberadaan bahasa asing yang hadir di kalangan masyarakat Sasak, hingga membuka lembaga kursus sampai kepelosok desa, tentu membuat pertahanan bahasa halus di daerah setempat semangkin terancam. Permasalahan atau fenomena tersebut menjadi daya tarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pemertahanan Bahasa Halus dalam Budaya Sorong Serah di Suku Sasak (Lombok).” Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menjelaskan tentang bagaimana bentuk pemertahanan bahasa halus dalam budaya sorong serah di Suku Sasak (Lombok). Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sedangkan yang menjadi inti pembahasan dalam artikel ini adalah bentuk pemertahanan bahasa halus dalam budaya sorong serah di suku sasak, dengan cara mewajibkan penggunaan bahasa halus dari awal acara sampai selesai, dan pemberian sangsi bagi penyolo dan pembayun yang melakukan kesalahan dalam berbahasa
TUTURAN NIRGENDER DALAM ACARA 13 TAHUN MATA NAJWA Darma Putra, Agus; Yulia Kurnia Wahidah, Baiq
SEBASA Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 7 No 1 (2024): SeBaSa
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sbs.v7i1.26326

Abstract

In the 13 Years of Mata Najwa program there were four types of nir-gender speech such as stereotypes, discrimination, patriarchy and marginalization. The four types of nir-gender speech is the result of social and cultural construction of society. This often happens, even though women always demand gender equality. Nir-gender speech at the 13 Years of Mata Najwa program is the focus of this research. This type of research is qualitative research with descriptive methods. Data collection techniques are carried out by recording and taking notes. Meanwhile, data analysis is carried out by interpretation, after describing the raw data and classifying the data. As for the results of this research, there are types of nir-gender speech such as: (1) unfortunately women are still often looked down upon (Stereotype); (2) I always ask, why does it seem like women are not allowed to have higher education than men (discrimination); (3) while men are required to have higher education (Patriarchy); (4) It seems that social construction also makes women's dreams very limited and narrow (marginalization).  
KESALAHAN PENGGUNAAN TANDA BACA PADA TUGAS MATA KULIAH BAHASA INDONESIA DI SEMESTER I PG PAUD INSTITUT PENDIDIKAN NUSANTARA GLOBAL Agus Darma Putra
JURNAL ASIMILASI PENDIDIKAN Vol. 2 No. 4 (2024): Jurnal Asimilasi Pendidikan, Oktober 2024
Publisher : LEMBAGA PENELITIAN DAN PENDIDIKAN (LPP) ARROSYIDIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61924/jasmin.v2i4.41

Abstract

Punctuation errors in Bahasa course assignments are very common. These errors occur when assignments are given, many learners or students do not pay close attention to the punctuation used in their writing. That is why many punctuation marks used by students are not in the right place. The purpose of this study is to explain the errors in the use of punctuation in Bahasa Indonesia course assignments in the first semester of PG PAUD Institut Pendidikan Nusantara Global. While the method used in this study is a descriptive method with a qualitative approach. The results of this study indicate that many students make mistakes in using punctuation in Bahasa Indonesia course assignments. Based on the results of data analysis conducted by the researcher, the results of this study on punctuation errors in Bahasa course assignments are: (1) errors in the use of commas (,); (2) errors in the use of periods (.); (3) errors in the use of quotation marks (“); and (4) apostrophes.
UPAYA MELESTARIKAN BAHASA SASAK MELALUI MENDONGENG CERITA-CERITA SUKU SASAK DI TPQ DESA SETILING Wahidah, Baiq Yulia Kurnia; Putra, Agus Darma; Rahman, Saeful; Yulandari, Evy Safitri
Devote: Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 3 No. 4 (2024): Devote : Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, Desember 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/devote.v3i4.3283

Abstract

Storytelling is one of the media for preserving culture and language that can be developed. One of the Sasak tribe's folktales often used as storytelling material include Putri Mandalika, Tegodek-Godek, and Tuntel. This study aims to describe the use of storytelling in the Qur’anic Learning Center (TPA) located in Setiling Village. Using a qualitative descriptive method, the study reveals that Sasak folktales are utilized by teachers as material for storytelling activities in the TPA. Additionally, the study highlights the benefits of storytelling in increasing students' reading interest, particularly in Sasak folktales. Through storytelling, students not only receive entertainment but also learn about cultural values embedded in the stories. This activity introduces and preserves local culture among the younger generation, supports literacy development, and fosters an early appreciation for the richness of regional heritage, making storytelling an effective method for combining education and cultural preservation..
Pengaruh Bahasa Tabu Dalam Bahasa Sasak Terhadap Perkembangan Bahasa Anak di Desa Jero Puri (Kajian Psikolinguistik) Putra, Agus Darma; Baiq Yulia Kurnia Wahidah; Mahsusi, Juni
Jurnal Ilmiah Global Education Vol. 5 No. 4 (2024): JURNAL ILMIAH GLOBAL EDUCATION, Volume 5 Nomor 4, Desember 2024
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/jige.v5i4.3357

Abstract

ABSTRACT Taboo language is a type of language that is prohibited to use in everyday communication. In addition to violating the ethics of politeness in communication, it is also very worrying if spoken to children because it can affect the development of the child's language. The influence of taboo language in Bahasa Sasak on the development of children's language is the focus of this study. The purpose of this study is to describe the influence of taboo language in Bahasa Sasak on the development of children's language in Jero Puri Village (Psycholinguistic study). This study uses a descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques in this study use interview, recording, and tapping techniques. The results of this study are: (1) family domain, taboo language that is often spoken in the family domain such as: godek, basong, bawi, batu mate, tolang tele ninaq; (2) community domain, taboo language is also often spoken in the community environment such as: setan, ubek, basong. In conclusion, the influence of taboo language in Bahasa Sasak on the development of children's language is in the family and community domains. Several families and the community in general often speak the language. Keywords: Taboo Language, Children’s Language Development, Bahasa Sasak ABSTRAK Bahasa tabu merupakan jenis bahasa yang dilarang untuk digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Selain melanggar etika sopan santun dalam komunikasi, juga sangat dikhawatirkan bila diucapkan kepada anak-anak karena dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Pengaruh bahasa tabu dalam bahasa sasak terhadap perkembangan bahasa anak menjadi fokus dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang pengaruh bahasa tabu dalam bahasa Sasak terhadap perkembangan bahasa anak di Desa Jero Puri (Kajian psikolinguistik). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, rekam, dan sadap. Adapun hasil dari penelitian ini adalah: (1) ranah keluarga, bahasa tabu yang sering diucapkan dalam ranah keluarga seperti: godek, basong, bawi, batu mate, tolang tele ninaq; (2) ranah masyarakat, bahasa tabu juga kerap diucapkan dalam lingkungan masyarakat seperti: setan, ubek, basong. Kesimpulannya, pengaruh bahasa tabu dalam bahasa sasak terhadap perkembangan bahasa anak terdapat dalam ranah keluarga dan masyarakat. Beberapa keluarga dan masyarakat secara umum kerap mengucapkan bahasa tersebut.
Indonesian Language Learning through Digital Media among Children in Kerembong Village (Lombok) Putra, Agus Darma; Fikri, Muhammad; Muhammad, Syahdan
Journal of Education and Social Science Vol. 1 No. 1 (2024): Journal of Education and Social Science, August 2024
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70716/jess.v1i1.72

Abstract

Learning through digital media is a current trend. This is no exception with the Indonesian language learning carried out by the children in the village of Change. They learn Indonesian through digital media according to the model or method directed by their tutor. The purpose of writing this article is to explain: (1) the Indonesian language learning model using digital media among children in the village of Change; (2) the positive and negative impacts of learning Indonesian using digital media on children in the village of Change. The approach used is a qualitative approach with a descriptive method. Meanwhile, what is at the core of the discussion in this article is the Indonesian language learning model using digital media such as google and youtube among children in the village of Change, and the positive and negative impacts of learning Indonesian using digital media.
Variasi Bahasa para Konten Kreator di Media Sosial Facebook Wahidah, Baiq Yulia Kurnia; Putra, Agus Darma; Mahsusi, Juni
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 18 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v18i2.26709

Abstract

The use of language variations for content creators is one of the choices to provide uniqueness in each content created. The choice of language is evident in several variations, including Indonesian, Sasak, code switching from Indonesian to regional languages, and the use of slang. This study aims to describe the various language variations that are the choice of content creators on Facebook social media. The method in this study is documentation and data transcription. The results of this study are to describe the languages ​​​​that are the choice of content creators on Facebook social media, as well as to describe the factors causing these language variations.
Peran Dialog Antarbudaya dalam Mengelola Konflik Sosial Berbasis Identitas di Komunitas Lokal Mulia rosydi; Agus darma putra
SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum Vol. 3 No. 4 (2024): SEIKAT: Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Hukum, Agustus 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/seikat.v3i4.1521

Abstract

Konflik sosial berbasis identitas merupakan fenomena yang kerap muncul di komunitas lokal, seringkali memicu ketegangan sosial dan menghambat kohesi masyarakat. Pendekatan tradisional dalam penyelesaian konflik cenderung berfokus pada aspek hukum atau struktural, namun kurang memperhatikan dimensi budaya yang membentuk persepsi dan interaksi antaranggota komunitas. Penelitian ini menekankan peran dialog antarbudaya sebagai strategi efektif untuk mengelola konflik sosial berbasis identitas. Dialog antarbudaya memungkinkan anggota komunitas untuk saling memahami perbedaan nilai, norma, dan perspektif, sehingga menciptakan ruang komunikasi yang inklusif dan membangun rasa saling percaya. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus di beberapa komunitas lokal yang memiliki riwayat konflik identitas, melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan analisis dokumen komunitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik dialog antarbudaya tidak hanya mengurangi ketegangan sosial tetapi juga memperkuat solidaritas sosial, meningkatkan pemahaman lintas identitas, serta memfasilitasi pengambilan keputusan kolektif yang lebih harmonis. Temuan ini menegaskan pentingnya integrasi pendekatan budaya dalam manajemen konflik sosial, khususnya di komunitas lokal yang plural, sebagai langkah preventif dan pemulihan sosial yang berkelanjutan.