Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

BIAS POLITIK DIBALIK SEBUAH MEDIA : RELEVANSI SOSIALISASI POLITIK DI INDONESIA Rahman, Firdaus Aulia; Rouf, M. Fasha; Asyahidda, Fajar Nugraha; Hufad, Achmad
SOSIETAS Vol 8, No 2 (2018): JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.42 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v8i2.14599

Abstract

Saat ini persaingan politik di Indonesia semakin kontras terlihat, berbagai kalangan maju menjadi seorang politisi dengan tujuan memajukan serta menyejahterakan bangsa ini. Alih-alih merubah bangsa ini, tetapi justru menambah polemik bangsa dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimiliknya. Komunikasi politik gencar dilakukan dengan perencenaan yang matang oleh actor politik yang ingin menjadi orang nomer satu di Indonesia ini, berbagai strategi pemasaran politik pun dilakukan demi menaikan popularitas serta citra positif dihadapan khalayak. Melalui sebuah media massa komunikasi politik dilakukan, masyarakat yang pasif mungkin tidak pernah tahu bias tayangan yang disajikan oleh media, dan dampak kedepannya terhadap demokrasi bangsa ini. Media massa yang seharusnya menjadi kebutuhan ruang publik serta menjaga netralitas dan ideologinya malah diselewengkan dan justru di manfaatkan oleh kelompok tertentu saja. Untuk itu, artikel ini mencoba memaparkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan mendeskripsikan berbagai kasus mengenai kepentingan kekuasaan actor politik dibalik sebuah media yang dimiliki, serta dikaitkan dengan beberapa literatur yang berkaitan dengan permasalahan ini.
Pengembangan Pembelajaran Sosiologi berbasis Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar Mujayapura, Muhammad Retsa Rizaldi; Asyahidda, Fajar Nugraha
SOSIETAS Vol 10, No 1 (2020): Sosietas : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.062 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v10i1.26064

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan pembelajaran sosiologi berbasis nilai kearifan lokal Kasepuhan Ciptagelar. Pada hal ini, nilai kearifan lokal sangat diperlukan bagi peserta didik sebagai penyeimbang era globalisasi yang menuntut perubahan yang sangat cepat. Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar merupakan representasi dari kearifan lokal Suku Sunda dengan prinsip dan filosofi hidup dari leluhur yang masih dipegang teguh. Melalui studi kajian literatur, artikel ini menelaah revitalisasi nilai kearifan lokal dan strategi pembelajaran sosiologi berbasis nilai kearifan lokal. Peran guru dan kontribusi masyarakat lokal diperlukan dalam menunjang pembelajaran berbasis kearifan lokal.
Unvieling Media Narratives in Promoting Gender Equity in Islamic PERSIS Education Komariah, Siti; Asyahidda, Fajar Nugraha; Wilodati, Wilodati
The Journal of Society and Media Vol. 8 No. 1 (2024): Perspective on Digital Transformation in Public Service
Publisher : Department of Social Science, Faculty of Social Science and Politic Science, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jsm.v8n1.p24-40

Abstract

In the modern world, communication through media and digital channels has become increasingly prevalent. It is imperative to consider how these channels influence social perceptions and constructs. Gender equity is a critical topic in educational contexts. A comprehensive study was conducted to analyze the portrayal of gender constructs in media narratives and their impact on gender equity in Islamic PERSIS educational environments. The study utilized qualitative research, including content analysis of media narratives and interviews with members of Islamic PERSIS organizations. The study brings to light the positive and negative roles of media narratives in shaping attitudes and perceptions about gender roles. Therefore, the study emphasizes the need to examine media representations to promote gender equity critically. The research has significant implications for contemporary media and digital communication in advancing gender equity in educational settings related to Islamic PERSIS organizations. It encourages a more responsible approach to media content creation by acknowledging the power of media narratives to shape perceptions. This contributes to a broader conversation about gender equity and the role of contemporary media in promoting social change and inclusivity
ANALISIS FENOMENA “BEAUTY PRIVILEGE” DALAM STATUS SOSIAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS: (STUDI KASUS SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA BANDUNG) Fadhilah, Annisa; Kharisma, Dhea Mutia; Asyahidda, Fajar Nugraha
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 5 No. 3 (2023): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak dulu, karakteristik fisik seseorang dianggap menjadi kriteria utama dalam penilaiannya sebagai individu. Adapun dalam perkembangannya hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena “beauty privilege” atau hak istimewa yang didapatkan seseorang semata-mata karena dirinya memiliki daya tarik fisik tinggi dan memenuhi standar kecantikan masyarakat. Fenomena ini juga meluas ke berbagai aspek kehidupan yang dialami oleh semua kalangan, tak terkecuali bagi remaja sekolah menengah atas (SMA). Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu persepsi remaja terhadap fenomena “beauty privilege” serta pengaruhnya terhadap status sosial mereka dalam hierarki sosial pergaulan remaja. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara pelajar SMA Kota Bandung yang dijadikan sebagai subjek studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “beauty privilege” di kalangan remaja nyata adanya yang dibuktikan dengan perlakuan di dunia nyata dari teman sebaya dan guru di sekolah. “Beauty privilege” juga banyak dipengaruhi oleh sosial media, terutama kultur influencer yang menyasar demografis remaja. Terkait status sosial, “beauty privilege” berperan untuk meningkatkan status sosial remaja dalam hierarki sosial di pergaulannya karena daya tarik fisik seseorang linear dengan penilaian dan penerimaan individu ke dalam kelompok pergaulan remaja.
STRATEGI OPTIMALISASI INKLUSI EKONOMI MELALUI PENDEKATAN ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT (ABCD) DI DESA BUNIARA Asyahidda, Fajar Nugraha; Nurbayani K, Siti; Nur, Muhammad
Studi Kasus Inovasi Ekonomi Vol. 8 No. 02 (2024)
Publisher : Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/skie.v8i02.35546

Abstract

Pendekatan Asset-Based Community Development (ABCD) diterapkan dalam program pemberdayaan di Desa Buniara, Subang, Jawa Barat, untuk mengoptimalkan potensi lokal dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Program ini melibatkan identifikasi aset komunitas, pelatihan, dan penggunaan teknologi digital untuk pemasaran produk kopi dan pengembangan pariwisata. Melalui pendekatan ABCD, potensi alam dan produk unggulan desa seperti kopi diidentifikasi dan dioptimalkan. Pelatihan yang mencakup teknik pengolahan kopi, rebranding produk, pengemasan, dan pemasaran digital diberikan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Penggunaan aplikasi e-commerce memungkinkan masyarakat untuk memperluas pasar dan meningkatkan pendapatan. Selain itu, pengembangan paket wisata berbasis komunitas memperkuat inklusi ekonomi dan meningkatkan pendapatan melalui sektor pariwisata. Evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pendapatan, partisipasi aktif, dan pelestarian budaya serta alam lokal. Program ini berhasil menciptakan kondisi inklusi ekonomi yang mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
PENGUATAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN PAKAN DOMBA BERBASIS TEKNOLOGI PAKAN TERNAK DI DESA CIPADA, KECAMATAN CIKALONG WETAN, KABUPATEN BANDUNG BARAT Unanda, Mahaldi; Dahliyana, Asep; Asyahidda, Fajar Nugraha
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.47243

Abstract

Masyarakat Desa Cipada memiliki potensi di berbagai bidang salah satunya di bidang peternakan dan perkebunan. Kondisi wilayah pedesaan sangat mendukung untuk memelihara hewan ternak seperti domba dan membudidayakan tanaman rumput odot yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Namun, masyarakat belum memiliki keterampilan untuk berinovasi dan mengembangkan potensi yang sudah mereka miliki. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya fasilitas yang mendukung kegiatan peternakan seperti mesin yang berteknologi canggih, sehingga menghambat langkah masyarakat untuk berkarya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan memfasilitasi masyarakat Desa Cipada dalam pengembangan usaha peternakan dan budidaya rumput odot. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Participatory Rapid Appraisal (PRA) atau penilaian desa secara partisipatif dengan mengidentifikasi masalah pada situasi dan kondisi yang ada di desa dengan melakukan survey bersama perangkat desa dan masyarakat desa. Hasil dari kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengolahan rumput odot menjadi pakan ternak terfermentasi melalui teknologi silase, memberikan fasilitas kepada masyarakat Desa Cipada berupa mesin pencacah rumput tipe AGR-CH65 yang memudahkan masyarakat untuk memproduksi pakan ternak terfermentasi, ilmu tentang pemasaran produk di era digital, serta meningkatkan solidaritas antar masyarakat di Desa Cipada. Dengan demikian, kegiatan ini nantinya dapat berkelanjutan hingga kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh masyarakat terutama terhadap perekonomian masyarakat Desa Cipada. The Cipada Village community has potential in various fields, one of which is agriculture and plantations. Conditions in rural areas are very supportive for raising livestock such as sheep and cultivating odot grass which is used as animal feed. However, people do not yet have the skills to innovate and develop the potential they already have. This is caused by the limited facilities that support livestock activities, such as sophisticated technological machines, thus hindering people's ability to work. This research aims to increase the capacity and facilitate the Cipada Village community in developing livestock businesses and cultivating odot grass. The method used in this research is Participatory Rapid Appraisal (PRA) or participatory village assessment by identifying problems in the situation and conditions in the village by conducting surveys with village and village officials. The results of this activity are providing knowledge to the community about processing odot grass into fermented animal feed through silage technology, providing facilities to the Cipada Village community in the form of an AGR-CH65 type grass chopper machine which makes it easier for the community to produce fermented animal feed, knowledge about product marketing in this era. digital, as well as increasing solidarity between communities in Cipada Village. In this way, this activity can be sustainable so that its benefits can be felt by the community, especially for the economy of the people of Cipada Village.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG PASIR ANGLING MELALUI PENGOLAHAN MAGGOT MENJADI KONSENTRAT PAKAN TERNAK SAPI Aslamiah, Lisa; Ramadhan, Miftahul Akbar; Amanda, Deliana; Sadiyah, Halimatus; Asyahidda, Fajar Nugraha
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v7i1.52805

Abstract

Tingginya harga konsentrat pakan ternak sapi saat ini telah memberikan dampak negatif terhadap masyarakat peternak, menyebabkan kerugian yang signifikan dan menurunkan produktivitas. tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan informasi dan pemahaman mengenai pembuatan konsentrat pakan ternak dari maggot yang dibudidaya. Pengabdian pada masyarakat ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research dengan metode berupa ceramah, diskusi, praktek langsung dan pendampingan. Peserta kegiatan pengabdian ini difokuskan kepada para peternak sapi, karang taruna dan masyarakat umum yang berada di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Hasil pengabdian ini adalah besarnya  antusias peserta dengan dibuktikan bahwa aktifnya  peserta  mengikuti  kegiatan  dari  awal  sampai  akhir. Sosialisasi dilakukan sebanyak tiga kali,  dengan sosialisasi pertama mengenai pengolahan limbah organik dan budidaya maggot, sosialisasi kedua dengan topik bahasan pembuatan konsentrat pakan ternak dan pembentukan kelompok pelaksanaan kegiatan, dan sosialisasi ketiga dengan topik bahasan terkait pemasaran produk dan bisnis digital. Dengan alternatif pakan ternak berupa maggot BSF ini diharapkan dapat memberikan nutrisi yang baik bagi ternak, menekan biaya produksi pakan, dan meningkatkan produktivitas para peternak sapi. Di samping itu, diidentifikasi bahwa maggot BSF merupakan solusi penanganan sampah organik rumah tangga dan menjadi peluang bisnis. Kata Kunci: Pakan Ternak; Budidaya Maggot; Pengabdian Masyarakat
Konformitas dan Penyimpangan: Perspektif Sosiologis tentang Pengalaman FoMO di Kalangan Generasi Z pada Media Sosial TikTok Asyahidda, Fajar Nugraha; Azis, Abdul
SOCIUS Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Socius: Journal of Sociology Research and Education, Universitas Negeri P
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/scs.v11i2.708

Abstract

Memahami dinamika psikologis dan sosiologis dari Fear of Missing Out (FoMO) menjadi kunci dalam menganalisis perilaku Generasi Z di platform digital seperti TikTok. Sebagai generasi yang tumbuh dalam ekosistem digital, Generasi Z dihadapkan pada tekanan sosial yang diperkuat oleh mekanisme algoritmik dan standar konformitas yang terus bergeser. Studi kualitatif ini, melalui wawancara mendalam dan observasi partisipan, menemukan bahwa FoMO mendorong keterlibatan berlebih pada tren viral dan memperkuat perilaku konformitas, yang pada gilirannya dapat memicu perilaku menyimpang, termasuk perundungan siber dan partisipasi dalam penyebaran informasi palsu. Temuan ini juga menunjukkan bahwa meskipun Generasi Z menyadari kerentanan mereka, banyak yang masih kesulitan mengembangkan strategi kritis dalam berinteraksi dengan konten daring. Kontribusi studi ini terletak pada penegasan perlunya literasi digital yang lebih baik, penguatan jaringan dukungan sosial, dan penerapan pendekatan multifaset untuk meningkatkan kesejahteraan digital. Dengan demikian, penelitian ini memperkaya pemahaman tentang dinamika sosial-teknis di media sosial, serta menawarkan wawasan strategis bagi pembuat kebijakan, pendidik, dan praktisi dalam menghadapi tantangan generasi muda di era media yang terus berkembang.
“Marriage Is Scary” : A Deconstructive Look at Gen-Z’s Perspectives on Marriage (Case Study of #MarriageIsScary Trend on TikTok Platform) Annisa, Tista Rizki; Asyahidda, Fajar Nugraha; ., Wilodati
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 13, No 2 (2025): EQUILIBRIUM : JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/equilibrium.v13i2.18326

Abstract

The #MarriageIsScary phenomenon, widely discussed on social media, reflects Generation Z's fears and doubts about the institution of marriage. This study aims to reinterpret the meaning of marriage through a deconstructive approach based on Jacques Derrida’s social deconstruction theory, focusing on Gen-Z’s perceptions. Data were collected through documentation of netizens' comments in the form of screenshots responding to the trend on various social media platforms. Thematic analysis was conducted by categorizing data into initial codes, main themes, and sub-themes, visualized in a Sankey diagram. The results indicate that marriage is no longer perceived as the pinnacle of happiness but rather as a space filled with pressure, uncertainty, and burdensome social expectations. This study is further supported by literature reviews discussing Derrida’s social deconstruction theory and shifts in marital values in the context of digital society. The research concludes that Gen-Z’s fear of marriage represents resistance to the dominant normative narratives and idealization of marriage.
“Marriage Is Scary” : A Deconstructive Look at Gen-Z’s Perspectives on Marriage (Case Study of #MarriageIsScary Trend on TikTok Platform) Annisa, Tista Rizki; Asyahidda, Fajar Nugraha; ., Wilodati
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol. 13 No. 2 (2025): EQUILIBRIUM : JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/equilibrium.v13i2.18326

Abstract

The #MarriageIsScary phenomenon, widely discussed on social media, reflects Generation Z's fears and doubts about the institution of marriage. This study aims to reinterpret the meaning of marriage through a deconstructive approach based on Jacques Derrida’s social deconstruction theory, focusing on Gen-Z’s perceptions. Data were collected through documentation of netizens' comments in the form of screenshots responding to the trend on various social media platforms. Thematic analysis was conducted by categorizing data into initial codes, main themes, and sub-themes, visualized in a Sankey diagram. The results indicate that marriage is no longer perceived as the pinnacle of happiness but rather as a space filled with pressure, uncertainty, and burdensome social expectations. This study is further supported by literature reviews discussing Derrida’s social deconstruction theory and shifts in marital values in the context of digital society. The research concludes that Gen-Z’s fear of marriage represents resistance to the dominant normative narratives and idealization of marriage.