Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

The Role of Passive legs Raising Position in Hypovolemic Shock: A Case Report and Review of the Literature Rahmawati, Ira; Dilaruri, Ade; Sulastyawati; Supono
Journal Of Nursing Practice Vol. 4 No. 2 (2021): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jnp.v4i2.130

Abstract

Background: Hypovolemic shock can be catastrophic rapidly unless recognized and treated promptly. Although gastrointestinal loses might be the cause of hypovolemic shock in the elderly, it rarely causes a change in the blood gas analysis results.Purpose: This study aimed to report a case of a 75-year-old male with signs of hypovolemic shock caused by gastrointestinal loses and discuss the effect of passive leg raising procedure as an early nursing intervention in patients presenting with shock.Methods: The method used in this paper is a case study. The subject in this study is a 75-year-old male presenting to our Emergency Room with signs of shock which was caused by gastrointestinal problems. Passive leg raising or also known as modified Trendelenburg Position was performed as the patient presenting with low blood pressure. The results of physical dan laboratory investigation, as well as the nursing and medical therapies were presented, analyzed and discussed based on the recent literature.Results: There was an increase in the Mean Arterial Pressure (MAP) after the intervention was given for five minutes followed by fluid resuscitation with 1000 ml of warm Normal Saline. The patient responded well to the intervention given in the ED and was sent to the Intermediate Ward for further treatments.Conclusion: Passive leg raising might be beneficial to be performed in patients with hypovolemic shock as it increases the venous blood return the heart.
HUBUNGAN KEMAMPUAN SISTEM INFORMASI DENGAN PERSEPSI PERAWAT TERHADAP DOKUMENTASI KEPERAWATAN ELEKTRONIK Asra, Zahra; Dwi Guna, Stephanie; Nopriadi, Nopriadi; Rizka, Yulia; Dilaruri, Ade
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 4 (2024): DESEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i4.35577

Abstract

Penggunaan sistem informasi kesehatan, termasuk dokumentasi keperawatan elektronik, semakin berkembang dalam pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi. Persepsi perawat dan kemampuan sistem informasi ini memainkan peran penting dalam implementasi sistem dokumentasi keperawatan elektronik di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara kemampuan sistem informasi dengan persepsi perawat terhadap sistem dokumentasi keperawatan elektronik di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Pekanbaru. Penelitian ini mengadopsi desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional pada 72 responden yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square untuk menguji hubungan antara variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 38 perawat (52,8%) memiliki kemampuan sistem informasi dalam kategori pengguna lanjutan, dan 39 perawat (54,2%) memiliki persepsi positif terhadap dokumentasi keperawatan elektronik. Uji statistik menunjukkan nilai p-value sebesar 0,000, yang mengindikasikan hubungan signifikan antara kemampuan sistem informasi dan persepsi perawat. Dari total responden, 32 perawat (44,4%) yang memiliki kemampuan sistem informasi juga memiliki persepsi positif. Penelitian ini menegaskan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan sistem informasi dan persepsi perawat terhadap dokumentasi keperawatan elektronik. Temuan ini dapat berkontribusi pada keberhasilan implementasi sistem di rumah sakit. Diharapkan penelitian ini memberikan wawasan bagi manajemen rumah sakit dalam meningkatkan pelatihan dan dukungan bagi perawat.
Gambaran Psychological Distress pada Orang Tua Anak yang Hospitalisasi Veronika, Windy; Deli, Hellena; Dilaruri, Ade
Jurnal Keperawatan Profesional Vol 13, No 1 (2025): Determinants of Health
Publisher : Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/jkp.v13i1.10040

Abstract

Psychological distress merupakan kondisi emosional seseorang yang muncul ketika mereka berhadapan dengan situasi yang dianggap mengancam atau berbahaya. Kondisi ini ditandai dengan perasaan depresi dan kecemasan yang intens. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana dengan jumlah sampel berjumlah 95 orang yang merupakan orang tua anak yang dirawat, sampel penelitian ini diambil berdasarkan kriteria inklusi yaitu responden minimal berusia 18 tahun dan memiliki anak dengan penyakit kronis menggunakan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan analisa deskriptif statistik dengan hasil distribusi frekuensi, mean dan SD. Hasil penelitian ini didapatkan psychological distress responden adalah dalam tahap sedang dengan jumlah 36 responden. Dapat disimpulkan bahwa psychological distress yang dialami oleh orang tua anak yang hospitalisasi ialah di tahap sedang. Rumah sakit dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di ruang rawat terutama pada orang tua pasien anak yang hospitalisasi dan lebih memberikan kenyamanan kepada mereka.
HUBUNGAN KETERLIBATAN KELUARGA DENGAN PSYCOLOGICAL DISTRESS PADA FAMILY CAREGIVER DALAM MERAWAT PASIEN KANKER DI RSUD ARIFIN ACHMAD Yafiza, Putri Raisya; Rizka, Yulia; Dilaruri, Ade
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2025): JUNI 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i2.45683

Abstract

Kanker merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak hanya berdampak pada pasien, tetapi juga pada keluarga yang berperan sebagai caregiver. Keterlibatan keluarga dalam perawatan pasien kanker sangat penting, namun dapat menyebabkan psychological distress pada family caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan keterlibatan keluarga dengan psychological distress pada family caregiver dalam merawat pasien kanker di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross-sectional dengan sampel sebanyak 82 responden yang dipilih dengan teknik non-probability sampling yaitu teknik purposive sampling serta alat ukur yang digunakan pada variabel menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil analisis menggunakan uji pearson dan regresit (r=0,739), nilai koefisien dengan determinasi 0,546 dan didapat p-value (0,0001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan keluarga dengan psychological distress pada family caregiver dalam merawat pasien kanker di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yaitu dengan semakin tinggi keterlibatan keluarga dalam merawat pasien kanker, semakin tinggi pula psychological distress pada family caregiver dalam merawat pasien kanker di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku SADARI Pada Mahasiswa Non Kesehatan Di Universitas Riau Khairunnisa, Saskia; Huda, Nurul; Dilaruri, Ade
JUKEJ : Jurnal Kesehatan Jompa Vol 4 No 1 (2025): JUKEJ: Jurnal Kesehatan Jompa
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57218/jkj.Vol4.Iss1.1436

Abstract

Breast self-examination (sadari) is a breast cancer examination that aims to detect abnormalities in the breast and as an initial step to prevent breast cancer. This study aims to determine the factors that influence self-examination behavior in non-health students at the University of Riau. This study uses a descriptive correlation design with a cross-sectional approach. The sample of this study was 389 respondents taken using stratified random sampling technique. The results of the chi-square test analysis obtained results from 389 respondents as many as 253 (65%) did not do self-examination, 227 respondents (58.4%) had sufficient knowledge category, 209 (53.7%) showed that respondents had never been exposed to information, 197 (50.6%) category of good family support and 199 (51.2%) peer support was lacking. The results of the statistical test of knowledge with self-examination behavior p = 0.001 <0.05, exposure to information, family and peer support with self-examination behavior p = 0.000 <0.05. Knowledge, exposure to information, family support and peer support have a significant relationship to conscious behavior, while attitude has no relationship to conscious behavior. The suggestion for further researchers is to use direct observation techniques in assessing conscious behavior.
GAMBARAN CAREGIVER BURDEN DAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Riasti, Rini; Tampubolon, Masrina Munawarah; Dilaruri, Ade
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol. 12 No. 2 (2025): Vol 12, No 2 (2025)
Publisher : Bagian Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jks.v10i1.298

Abstract

Tujuan: Efek samping dari perawatan kanker payudara dapat menyebabkan rasa sakit, kelelahan, serta gangguan dalam aktivitas sehari-hari, sehingga menurunkan kualitas hidup pasien. Dalam hal ini, beban caregiver akan meningkat dalam memberikan dukungan fisik, emosional, dan praktis yang berdampak pada kualitas hidup pasien kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan cargiver burden dan kualitas hidup pasien kanker payudara di Ruangan Seruni RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif. Penelitian melibatkan 84 responden dengan kriteria pasien yaitu penderita kanker payudara yang terdiagnosis lebih dari tiga bulan dan menjalani kemoterapi di Ruangan Seruni. Caregiver yang disertakan adalah anggota keluarga berusia di atas 18 tahun, telah mendampingi pasien minimal tiga bulan, memberikan perawatan sehari-hari. Caregiver non-keluarga seperti perawat homecare, pembantu, atau tetangga dikecualikan. Hasil: Mayoritas caregiver berusia 35-45 tahun (27,4%), berjenis kelamin laki-laki (66,7%), dan merupakan suami dari pasien (64,3%). Sebagian besar caregiver berpendidikan SMA (51,2%) dan bekerja sebagai wiraswasta/swasta (33,3%). Sedangkan untuk karakteristik pasien usia pasien kanker payudara yaitu mayoritas usia dewasa akhir sebesar 29 responden (34.5%), lama terkena kanker mayoritas penderita > 1 tahun sebesar 62 responden (73,8%)., riwayat pernikahan yaitu menikah sebesar 68 responden (81%). Riwayat pendidikan mayoritas masuk dalam kategori pendidikan menengah sebesar 62 responden (73,8%) serta mayoritas pekerjaan penderita yaitu tidak bekerja sebesar 55 responden (65,5%). Beban caregiver paling banyak berada dalam kategori ringan (47,6%), sementara mayoritas pasien memiliki kualitas hidup sedang (97,6%). Simpulan: Studi ini menemukan bahwa beban caregiver sebagian besar berada dalam kategori ringan, dan kualitas hidup pasien kanker payudara berada dalam kategori sedang.
Gambaran Tumbuh Kembang Pada Anak Dengan Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Clarita, Wahyu; Novayelinda, Riri; Dilaruri, Ade
Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health Vol 4, No 2 (2025): September 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/jetish.v4i2.5296

Abstract

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat lahir 2500gram terhitung dari berat badan bayi satu jam sesudah dilahirkan tanpa melihat usia kehamilan atau masa gestasi. Anak dengan BBLR cenderung memiliki keterlambatan baik dari pertumbuhan maupun perkembangan dibanding anak yang lahir dengan berat badan normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tumbuh kembang pada anak Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Penelitian ini dilakukan di ruang Perinatologi RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 54 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner KPSP dan pengukuran antropometri. Analisis dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil analisis univariat menunjukkan responden terbanyak berada pada masa dewasa awal (70,4%), berpendidikan SMA/SMK (50,0%) serta pekerjaannya ibu rumah tangga (51,9%). Sebagian besar usia gestasi anak yang tidak cukup bulan adalah 28-35 minggu (53,7%). Untuk metode melahirkan, sebagian besarnya metode SC/Operasi (59,3%), jenis kelamin anak laki-laki (63,0%), usianya berkisar 3 - 5 bulan (37,0%). Pertumbuhan anak paling banyak berada di kondisi berat badan normal (-2SD s.d +1SD) (64,8%). Perkembangan anak sebagian besarnya ialah sesuai (77,8%). Dapat disimpulkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru paling banyak memiliki pertumbuhan yang normal dan perkembangan yang sesuai.
GAMBARAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PADA PASIEN KANKER PAYUDARA STADIUM LANJUT YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RSUD ARIFIN ACHMAD Salsabilla, Sa'diyah; Rizka, Yulia; Dilaruri, Ade
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.46615

Abstract

Pendahuluan: Pasien kanker payudara stadium lanjut kerap mengalami masalah sosial akibat pengobatan, yang berdampak pada kesejahteraan sosial sehingga berpengaruh pada kualitas hidup pasien kanker. Tujuan: Mengidentifikasi gambaran kesejahteraan sosial pada pasien kanker payudara stadium lanjut yang menjalani rawat inap di RSUD Arifin Achmad. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain deskriptif non-eksperimental. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan jumlah 76 responden pasien kanker payudara stadium lanjut yang menjalani rawat inap. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Functional Assessment of Cancer Therapy–Breast (FACT-B) yang sudah teruji valid (rhitung = 0.63–0.84, kuesioner dikatakan valid) dan uji reliabel (r = 0,71, kuesioner dikatakan reliabel). Analisis data dilakukan adalah univariat menggunakan distribusi frekuensi. Hasil: Mayoritas responden adalah perempuan usia pra lansia (45–59 tahun), berpendidikan SMP/sederajat, ibu rumah tangga, telah menikah, tidak berpenghasilan, dengan stadium kanker terbanyak stadium III dan telah terdiagnosis lebih dari satu tahun. Sebagian besar memiliki tingkat social well-being sedang (59,2%), dengan dukungan emosional tinggi dari keluarga (46,1%), penerimaan keluarga (48,7%), dan kedekatan dengan pasangan (44,7%). Namun, responden melaporkan dukungan pertemanan rendah (42,1%) dan kepuasan terhadap kehidupan seksual yang kurang (50%). Kesimpulan: Dukungan dari keluarga, pasangan, dan teman berperan penting terhadap social well-being pasien kanker payudara stadium lanjut. Penelitian selanjutnya perlu mengkaji penyebab rendahnya dukungan dari teman, terutama akibat dampak fisik dan emosional pengobatan yang membuat pasien menarik diri dari lingkungan sosial.
Gambaran Pengetahuan Perawat Surgical tentang Enhanced Recovery After Surgery (Eras) Preoperatif Hasanah, Nazifah Syahirah; Deli, Hellena; Dilaruri, Ade
Indonesian Research Journal on Education Vol. 4 No. 4 (2024): irje 2024
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v4i4.1388

Abstract

Enhanced recovery after surgery (ERAS) adalah suatu kondisi pemulihan lebih cepat setelah operasi pembedahan dan anestesi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat surgical tentang enhanced recovery after surgery (ERAS) preoperatif. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif melalui pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 57 responden berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi yang dihitung menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) preoperatif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Dari 57 responden mayoritas responden memiliki pengetahuan cukup dengan jumlah 25 responden (43,9%). Mayoritas responden berusia 36-45 tahun dengan jumlah 28 responden (49,1%), mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 45 responden (78,9%), mayoritas pendidikan responden D3 dengan jumlah 31 responden (54,4%), dan mayoritas penngalaman kerja responden 6-10 tahun dengan jumlah 18 responden (31,6%). Didapatkan perawat memiliki pengetahuan cukup tentang ERAS. Rumah sakit dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang lebih spesifik untuk meningkatkan pengetahuan perawat terkait dengan ERAS, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas perawatan dan hasil pasien yang lebih baik.