Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MAKNA SOSIAL-RELIGIUS SEBAGAI NILAI KONSELING ISLAM DALAM TRADISI KETOG SEMPRONGDI KABUPATEN TABANAN BALI Juwairiyah; Hanik Mufaridah
Maddah : Jurnal Komunikasi dan Konseling Islam Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Komunikasi dan Konseling Islam
Publisher : Fakultas Dakwah Universitas Ibrahimy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35316/maddah.v6i1.4561

Abstract

Humans as social creatures must always maintain good relationships with others because it is an obligation that must be carried out. Just as tradition can create a society that has a social spirit, so that social relations can create harmony in people's lives. From observing the conditions above, researchers examined various facts regarding the socio - religious meaning of Islamic counseling values in the Ketog Semprong tradition in Tabanan Regency, Bali. The aim of this research is to describe the procession of the Ketog Semprong tradition and to describe the socio - religious meaning of Islamic counseling values in the Ketog Semprong tradition in Tabanan Regency, Bali. In the re search method to obtain comprehensive information and data, this research uses a qualitative research approach with the type of ethnographic qualitative research. The results of the research show that: First, the Ketog Semprong traditional procession in Ta banan district, Bali, has three processions, namely joint prayer, megibung sagi or eating together, and art performances. And secondly, the social - religious meaning as an Islamic counseling value in the Ketog Semprong tradition in Tabanan district, Bali. T here are two Islamic counseling values that exist in this tradition, namely the first, spiritual values such as praying together, and the second, your values. 'Amalah or social such as an attitude of mutual sharing, an attitude of affection, an attitud e of mutual cooperation in the form of mutual assistance, an attitude of tolerance in religion so that it can foster harmony, and finally an attitude of togetherness. All these attitudes can foster harmony and happiness which can be used as provisions for social life.
PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN AKHLAKUL KARIMAH MELALUI PELAJARAN ASWAJA Juwairiyah
GAHWA Vol 1 No 2 (2023): JANUARY-JUNE
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/gahwa.v1i2.246

Abstract

Seorang guru mempunyai tugas yang mulia yaitu mendidik dan mengajar beberapa ilmu yang dimiliki oleh seorang guru tersebut, sedangkan anak didik merupakan orang yang menerima pelajaran dari guru. Usaha dalam pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru PAI adalah untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kenakalan remaja dan membentuk pribadi yang berbudi pekerti luhur. Berpegang dari latar belakang di atas serta dasar pemikiran yang terdapat di dalamnya maka penelitian ini mengkaji tentang peran guru PAI dalam meningkatkan akhlakul karimah melalui pelajaran aswaja. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi, dokumentasi, Interviw. Melalui metode ini dapat memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian, sehingga memperoleh data-data yang kongkrit yang sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Setelah data terkumpul, maka akan dilakukan analisa melalui metode deskriptif untuk data kualitatif. Dengan metode penelitian dan analisa data seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa peran yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan akhlak siswa cukup bagus, yaitu dengan cara selalu berusaha memperbaiki akhlak siswa melalui pembinaan akhlak yang diberikan kepada siswa-siswi mereka lebih bisa mengontrol diri dan merubah sikap mereka kepada sesama teman ataupun terhadap guru mereka, saling menghargai dan saling menghormati satu dengan yang lainnya. Sedangkan pola tingkah laku yang dicontohkan oleh guru PAI cukup bagus sehingga siswa dan siswi tidak pernah telat datang ke sekolah selalu disiplin dan tepat waktu dan juga semakin rajin dan semangat dalam belajar sejak diadakan pembinaan akhlak oleh guru PAI sehingga akhlak siswa dan siswi bisa berubah secara signifikan.
PENERAPAN MANAJEMEN PAUD DALAM PROGRAM PARENTING UNTUK MENUNJANG TUMBUH KEMBANG ANAK DIDIK USIA DINI DI POS PAUD AL MAKMUN DESA GULBUNG KECAMATAN Juwairiyah; Maimina
Cognitive: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 2 No. 3 (2024): Desember
Publisher : CV. Jendela Gagasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61743/cg.v2i3.106

Abstract

This study aims to describe: (1) How is the implementation of PAUD management in parenting programs to support the growth and development of early childhood students at the Al Makmun PAUD Post (2) What are the supporting and inhibiting factors for the implementation of PAUD management in parenting programs to support the growth and development of early childhood students at the Al Makmun PAUD Post. In its implementation, the parenting program at the Al Makmun PAUD Post is divided into 4 stages. First, Parents gathering, a meeting between parents and the PAUD institution to discuss PAUD institution programs in relation to child guidance and care. Second, the seminar activities carried out in the framework of the parenting program by inviting competent PAUD experts or practitioners, a storyteller, a child psychologist, village midwife, BKB and health center. Third, Home Education Video A series of activities at school and sending children's learning activities from PAUD institutions to parents in the form of videos and sent via the Al Makmun PAUD Post group WhatsApp media, so that parents can watch at home as well as parents who are at home send a series of videos of children's activities at home when children play or study accompanied by parents and the videos are sent to the PAUD group. Fourth, Evaluation to improve the implementation of the parenting program in order to achieve maximum growth and development of early childhood students, activities carried out by the Al Makmun PAUD Post using the Deliberation method.
PERAN GURU PAI DALAM MENINGKATKAN AKHLAKUL KARIMAH MELALUI PELAJARAN ASWAJA Juwairiyah
GAHWA Vol. 1 No. 2 (2023): JANUARY-JUNE
Publisher : STIT Al - Ibrohimy Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61815/gahwa.v1i2.246

Abstract

Seorang guru mempunyai tugas yang mulia yaitu mendidik dan mengajar beberapa ilmu yang dimiliki oleh seorang guru tersebut, sedangkan anak didik merupakan orang yang menerima pelajaran dari guru. Usaha dalam pembinaan akhlak yang dilakukan oleh guru PAI adalah untuk mengatasi dan mencegah terjadinya kenakalan remaja dan membentuk pribadi yang berbudi pekerti luhur. Berpegang dari latar belakang di atas serta dasar pemikiran yang terdapat di dalamnya maka penelitian ini mengkaji tentang peran guru PAI dalam meningkatkan akhlakul karimah melalui pelajaran aswaja. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah observasi, dokumentasi, Interviw. Melalui metode ini dapat memperoleh data yang diinginkan dalam penelitian, sehingga memperoleh data-data yang kongkrit yang sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian. Setelah data terkumpul, maka akan dilakukan analisa melalui metode deskriptif untuk data kualitatif. Dengan metode penelitian dan analisa data seperti tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa peran yang dilakukan oleh guru PAI dalam meningkatkan akhlak siswa cukup bagus, yaitu dengan cara selalu berusaha memperbaiki akhlak siswa melalui pembinaan akhlak yang diberikan kepada siswa-siswi mereka lebih bisa mengontrol diri dan merubah sikap mereka kepada sesama teman ataupun terhadap guru mereka, saling menghargai dan saling menghormati satu dengan yang lainnya. Sedangkan pola tingkah laku yang dicontohkan oleh guru PAI cukup bagus sehingga siswa dan siswi tidak pernah telat datang ke sekolah selalu disiplin dan tepat waktu dan juga semakin rajin dan semangat dalam belajar sejak diadakan pembinaan akhlak oleh guru PAI sehingga akhlak siswa dan siswi bisa berubah secara signifikan.
Etika Pendidik Menurut Al Quran dan Hadist: Penelitian Juwairiyah; Miftahul Hamida; Faridatul Hasanah; Asmaul Khusnah; Abdurrahman
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.3490

Abstract

This study aims to analyze the concept of teacher ethics according to the Qur’an and Hadith, as well as its relevance to the thoughts of KH Imam Zarkasyi and Imam Al-Ghazali in the context of modern Islamic education. The research method used is library research with a qualitative-descriptive approach. The primary sources include Qur’anic verses and the Prophet’s Hadiths, while the secondary sources consist of scholarly works—both classical and contemporary—discussing teacher ethics. The results indicate that the Qur’an positions teachers as moral guides and mentors who lead learners toward truth, as reflected in Surah As-Saff [61]: 2–3, which emphasizes consistency between words and actions. The Prophet’s Hadith also describes teachers as the heirs of the prophets, bearing profound moral and spiritual responsibility. The perspectives of KH Imam Zarkasyi and Imam Al-Ghazali reinforce this concept by highlighting sincerity, trustworthiness, exemplary conduct, and moral education as the essence of a teacher’s role. Therefore, this study concludes that teacher ethics in Islam are not merely professional obligations but also transcendental values that play a crucial role in shaping students’ character in the modern educational era.