Pute, Jimmi Pindan
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pandangan Etika Kristen Terhadap Perilaku Aborsi Wangri, Meldisen; Pute, Jimmi Pindan
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 4 No. 7 (2024): Juli
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/intheos.v4i7.2134

Abstract

Meskipun agama dan negara melarang perilaku aborsi, praktik ini masih marak terjadi, termasuk di kalangan umat Kristiani. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi kepustakaan dan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan fenomena aborsi dalam masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi penyebab tindakan aborsi dan model intervensi yang dapat ditawarkan kepada pelaku. Penelitian mencakup analisis undang-undang terkait aborsi, kenakalan remaja, serta penyebab dan solusi perilaku aborsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan aborsi beragam, termasuk masalah kesehatan, kondisi ekonomi yang sulit, pasangan yang tidak bertanggung jawab, dan penolakan keluarga. Berdasarkan temuan ini, penulis mengusulkan agar gereja meningkatkan penerimaan dan keterbukaan terhadap mereka yang terlibat dalam aborsi. Gereja harus menyambut dengan kasih, serta membimbing dan mengarahkan dengan penuh kerendahan hati, menyediakan dukungan yang holistik untuk membantu individu menghadapi tantangan yang mereka hadapi.
Revitalisasi Model Pelayanan Gereja Toraja Jemaat Batang Palli Di Tengah Kompleksitas Masyarakat Sibala’, Imel Sule; Bata, Nelka Gommo’; Sabat, Kezia Betzi Alice; Pute, Jimmi Pindan
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 4 No. 8 (2024): Agustus
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/intheos.v4i8.2158

Abstract

Model pelayanan Gereja sebaiknya di revitalisasikan setiap saat dengan mengikuti perkembangan zaman. Keprihatinan yang dirasakan oleh penulis terhadap model edukasi Gereja saat ini memberi dorongan untuk kemudian merangkai dalam sebuah tulisan dengan tujuan untuk mereinternalisasikan model-model edukasi gereja yang sesuai dengan nilai-nilai, karakteristik dan moral kebudayaan pada zaman dulu yang telah dipunahkan oleh modernisme zaman. Metode yang digunakan dalam karya tulis tersebut adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Kualitatif dikembangkan dalam studi kepustakaan dengan menggunakan literatur-literatur terpercaya. Teori yang digunakan dalam tulisan adalah tentang teori kebudayaan, gereja dan tradisi sosial. Fokus kajian terhadap Gereja Toraja Jemaat Batang Palli sebagai lokus utama dalam melakukan penelitian, bahwa memang realitas yang terjadi nilai dan kearifan lokal hanya dianggap sebagai anamnesis semata. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Gereja Toraja Jemaat Batang Palli sehayoganya menjadi sentralisasi dalam konservatif nilai, norma dan kearifan yang telah dilupakan dalam budaya dengan cara perenungan, penerimaan dan merangkuh dengan penuh kasih dan cinta.
Kontribusi Tokoh Agama Kristen Dalam Menanamkan Nilai Moderasi Beragama Berdasarkan Roma 14:19 Pute, Jimmi Pindan; Parai’, Nelsi
KAMASEAN: Jurnal Teologi Kristen Vol. 4 No. 1 (2023): June
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kamasean.v4i1.213

Abstract

This research aims to open the mindset of Christian religious leaders to being directly involved in directing, guiding, and helping people live with mutual respect and love for other religious people. Almost every issue that occurs in society or in cyberspace is always related to religion. Therefore, the author is interested in examining the contribution of religious leaders to religious moderation with a qualitative method, which is studied from relevant sources such as books, articles, and reliable internet sources. The researcher uses a descriptive analysis method to describe the reality that actually occurs in society, especially in the country of Indonesia itself, in connection with religious moderation. The results of this study state that Christian religious leaders are one of the religious elites who are believed to be able to bring Christians to live in harmony and with high tolerance towards other religious communities.
Kajian Praktis Karakteristik Jiwa Seorang Pemimpin Berdasarkan Filsafat Tiga Unsur Jiwa Manusia Plato Pute, Jimmi Pindan; Pute, Hengki Pindan; Palembangan, Piter
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 4 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v4i2.114

Abstract

Abstract: Leadership is a process that has the elements of moving, influencing, motivating and being able to become a role model for others, which is carried out by a driver called a leader. The aim of this research is to find out how the practical study of a leader is based on Plato's view of the Three Human Souls. Another aim is to find out how a leader makes sense (ratio) of soul and body in carrying out his duties as a leader. The method used by the author is a qualitative method with reference sources such as books, articles and relevant internet sources. The approach used by the author is to look at Plato's views regarding the three souls leadership model. Apart from that, to complete this work the author uses several reference sources from other theories. The results of this research show that the characteristics of a leader according to Plato are leaders who are able to be a driving force in carrying out their duties and responsibilities, who must prioritize the logistics part of the soul which will lead to wisdom. Being a leader does not mean having to ignore biological needs and the desire to be the best and be recognized by others, but must remain under the control of reason and thought, so that everything can run well, thereby creating harmony. Keywords: Body, Leadership, Ratio, Soul.   Abstrak: Kepemimpinan merupakan proses yang memiliki usur menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi dan mampu menjadi panutan bagi orang lain, yang dijalankan oleh sang penggerak yang disebut pemimpin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana kajian praktis dari seorang pemimpin berdasarkan pandangan Plato tentang Three Jiwa Manusia. Tujuan lainnya adalah untuk menemukan bagaimana seorang pemimpin dalam menjadikan akal (rasio) jiwa dan tubuh dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin. Adapun metode yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif dengan sumber rujukan kepustakaan seperti buku, artikel dan sumber internet yang relevan. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah dengan melihat pandangan dari Plato mengenai model kepemimpinan dalam tiga jiwa. Selain itu, untuk melengkapi karya tersebut penulis menggunakan beberapa sumber rujukan dari teori lainnya. Hasil dari penelitian tersebut bahwa karakteristik seorang pemimpin menurut Plato adalah pemimpin yang mampu menjadi penggerak dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, harus mengutamakan bagian jiwa logistikon yang akan membawa pada kebijaksanaan. Pemimpin bukan berarti harus mengabaikan kebutuhan biologis dan hasrat untuk menjadi yang terbaik dan diakui oleh orang lain, tetapi harus tetap berada di bawa kontrol akal dan pikiran, agar semua dapat berjalan dengan baik, sehingga tercipta keharmonisan. Kata kunci: Jiwa,Kepemimpinan, Rasio, tubuh
Tongkonan Sebagai Nilai Kerukunan Beragama Dalam Tradisi Rambu Solo Di Toraja Biyang, Angelia Purnadharani; Laba, Kristian; Limbong, Desfianti; Pasenggong, Vemiati; Pute, Jimmi Pindan
In Theos : Jurnal Pendidikan dan Theologi Vol. 5 No. 1 (2025): Januari
Publisher : Actual Insight

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56393/intheos.v5i1.2711

Abstract

Konsep tentang kerukunan beragama masih menjadi pergumulan berat di kalangan kaum agamawan, pakar agama dan tokoh-tokoh agama. Kesediaan diri untuk menghargai serta mengusahakan hubungan yang baik dengan aliran kepercayaan lain sesungguhnya masih cukup jauh tertinggal dibandingkan dengan keberagaman lainnya. Untuk itu, penulis berkehendak untuk merangkai tulisan dengan tujuan untuk menemukan model-model yang menjadi tawaran terhadap konflik beragama yang ditemukan dalam tradisi rambu solo’ masyarakat Toraja melalui falsafah Tongkonan. Metode atau prosedur penelitian diterapkan dalam metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Kualitatif diterapkan dalam study kepustakaan dan analisis wawancara untuk mengumpulkan data sekaligus menemukan nilai-nilai kerukunan dalam tradisi rambu solo’ yang dapat untuk direvitalkan kembali sebagai konsep untuk menciptakan kerukunan beragama. Pendekatan deskriptif diterapkan sebagai bentuk lukisan atau gambaran keadaan yang benar-benar reall terjadi di tengah-tengah masyarakat sehubungan dengan keadaan sosial beragama. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa tradisi rambu solo’ mengandung nilai solidaritas, kepeduliaan, keramahtamahan, dan penerimaan yang dapat menjadi model edukasi terhadap kerukunan beragama. Penelitian tersebut menunjukan bahwa tongkonan sebagai falsafah masyarakat Toraja mengandung arti tentang penghormatan, persatuan dan kerukunan.
Analisis Makna Indo sebagai Tomeperan dari Perspektif Teologi Feminisme di Mamasa Yosbekasa, Yosbekasa; Pute, Jimmi Pindan; Sampe, Naomi; Yeunike, Yeunike
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v6i2.72317

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis makna Indo sebagai tomeparan dalam budaya Mamasa dan kaitannya dengan tologi feminisme. Penelitian ini dikembangkan dalam penelitian kualitatif atas dasar pendekatan etnografi. Kerangka teori meliputi teori, kontrak sosial, budaya dan makna yang dianalisis dalam pembahasan. Kajian ini meganalisis kesetaraan gender dalam konsep Indo sebagai tomeperan dalam keluarga, yang sudah terstruktur dan tertanam dalam budaya masyarakat di Mamasa serta keterkaitannya  terhadap kesetaraan gender dalam masyarakat. Hasil dari penelitian tersebut adalah bahwa Indo sebagai tomeperan punya peran penting sebagai pendoa, penjaga dan pemegang kendali serta menjadi motor pergerak dalam keluarga. Konsep Indo sebagai tomeperan di Mamasa membuktikan bahwa maskulin dan feminim itu setara. Ini adalah suatu bentuk teologi feminis yang menjadi acuan penting bagi daerah Mamasa, khususnya di daerah Sesenapadang.
Realitas Jejaring Antara Pribadi dalam Budaya Dialog dan Moderasi Beragama Dihadapan Tantangan Informasi Palsu pada Era Digital Pute, Jimmi Pindan; -, Yosbekasa; Silaban, Tri Oktavia Hartati; Tinggi, Rosyeline
Jurnal Teologi (Journal of Theology) Vol 14, No 01 (2025)
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jt.v14i01.8431

Abstract

Penelitian ini akan menganalisis realitas jejaring antara manusia Kristen dalam konteks dialog moderasi beragama, khususnya terkait penyebaran informasi palsu pada era digital. Fokus utama penelitian adalah pada bagaimana jejaring digital memengaruhi interaksi antarmanusia Kristen dan bagaimana merespons informasi palsu yang dapat memengaruhi dialog keagamaan. Penelitian ini melibatkan analisis mendalam terhadap polarisasi dan ekstremisme beragama yang mungkin muncul akibat penyebaran informasi palsu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bagaimana tanggap umat Kristen dalam menyikapi berita palsu lewat jejaring sosial sebagai bentuk analisis dalam mengembangkan moderasi beragama. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskripti, studi kepustakaan, dan analisis lapangan. Penelitian yang dilakukan oleh Leman, Sokarno dan beberapa penulis lainnya mengemukakan bahwa teknologi digital acap kali dimanfaatkan sebagai bagian dari penyebaran berita palsu yang merugikan sebagai besar penduduk Indonesia, untuk itu teknologi digital mesti dikelolah sebagai bagian dari pemberitaan injil oleh misi gereja. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang dinamika jejaring antara manusia Kristen dalam konteks dialog moderasi beragama, khususnya terkait dengan penyebaran informasi palsu. Implikasi dari temuan ini diharapkan dapat membantu pengembangan strategi dan pedoman praktis untuk mempromosikan dialog yang sehat dan moderasi beragama di era digital
Peran dan Pandangan Teologis Pendeta dalam Kasus Bunuh Diri Pute, Jimmi Pindan; Era Veny; Rumanik, Patricia Celine; Novianty Lande; Yosbekasa
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 8 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34081/fidei.v8i1.549

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan langkah strategis Pendeta dalam menyikapi kasus bunuh diri yang terjadi di Toraja, secara khusus di wilayah Rantetayo. Juga untuk menemukan langkah strategis dalam melawan nafsu bunuh diri serta menemukan makna teologis berdasarkan kesaksian Alkitab. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kasus yang marak terjadi di Toraja tahun 2020-2024 yaitu peristiwa bunuh diri yang terjadi secara berangsur-angsur, tekanan batin yang dirasakan keluarga, gereja dan pemerintah menjadi sebuah dorongan bagi penulis untuk melakukan penelitian lanjutan dari beberapa karya tulis sebelumnya. Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif yang bersumber dari studi pustaka, analisis media dan analisis sosial. Teori pendukung dalam karya ini adalah teori tentang kematian, rencana Allah, manusia dan dosa. Pembahasan dalam penelitian ini adalah tentang pandangan gereja mengenai kematian, kata alkitab tentang kematian dan peran pendeta dalam kasus bunuh diri. Beberapa poin penting dalam menyikapi kasus bunuh diri adalah pendampingan, pelayanan mimbar, pembinaan, arahan/nasihat, perkunjungan, dan pemahaman kepada anggota Jemaat mengenai keburukan dan dosa dari bunuh diri. Hasil penelitian ini adalah bahwa pendeta sebagai gembala jemaat dapat melakukan suara kenabian, teologi dialog, dan pelayanan pastoral secara berkesinambungan.