Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Efektivitas Anthipertensi Calsium Channel Blocker Dibandingkan Angiostensin Reseptor Blocker Pada Pasien Hipertensi Gangguan Ginjal. Desiani, Ekanita; Azahro, Siti Fatimatul
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 7 No 1 (2023): Journal of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v7i1.3548

Abstract

Hypertension can cause damage to blood vessels in the kidneys so that the kidneys cannot filter blood properly. Appropriate and effective management of hypertension complicated by kidney disorders is needed in patients with kidney disorders to control blood pressure and slow down the occurrence of cardiovascular disease. The use of combination Calcium Channel Blocker antihypertensive drugs compared to combination Angiostensin Receptor Blockers has a therapeutic effect on lowering blood pressure in hypertensive patients with renal impairment. This study aims to determine the effectiveness of the use of antihypertensive Calcium Channel Blockers (CCB) combination compared to Angiotensin Receptor Blocker (ARB) combination in hypertensive patients with renal impairment outpatients at RSUD Kraton Pekalongan. This study is a non-experimental observational study with retrospective data on hypertensive patients with renal impairment from January to December 2022. The samples in this study were medical records of outpatients with hypertension and renal impairment who were given antihypertensive drugs of the CCB and ARB combination groups at the Public Hospital. Kraton that met the patient inclusion criteria. The results showed that the highest percentage of patients were over 60 years of age with 25 people (48%), male sex with 32 people (62%), use of antihypertensive drugs class ARB + diuretics with 16 people (30.7%) and use of antihypertensive group ARB + CCB + diuretic in 16 people (30.7%), the use of combined ARB and CCB drugs resulted in no increase in GFR in 29 people (55.7%) with the result p value = 0.570 p , the effect of drug use The combined ARB and combined CCB resulted in a decrease in blood pressure in 42 people (80.6%) with a p value = 0.178 p. Based on the results of the study, it can be concluded that the most patients are patients aged over 60 years with the sex of male patients, and there is no difference in the effectiveness of using antihypertensive groups CCB and ARB in hypertensive patients with kidney disorders in outpatient care at Kraton Pekalongan Hospital
ANALYSIS OF NACL-MANNITOL HYDRATION ON RENAL FUNCTION OF HEAD AND NECK CANCER PATIENTS RECEIVING HIGH-DOSE CISPLATIN CHEMOTHERAPY COMBINATION Desiani, Ekanita; Suharjono, Suharjono; Yulistiani, Yulistiani; Susilo, Dwi Hari
Folia Medica Indonesiana Vol. 53 No. 1 (2017): JANUARY - MARCH 2017
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.29 KB) | DOI: 10.20473/fmi.v53i1.5492

Abstract

Cisplatin is one of platinum cytostatic drug for the medication of solid cancers, one of which is head and neck cancer. Adverse event that resulted during drug treatment was acute or chronic nephrotoxicity. Cisplatin concentration in proximal tubular epithelial cells is about 5 times the serum concentration. Platinum exposure on renal tubular cells bonding covalent complex which stimulate production of inflammatory factors that lead to apoptosis and necrosis cell. Cisplatin nephrotoxicity can be prevented by aggressive hydration or alternate method of administration. The aim of this study was to analyze the effectiveness of NaCl-Mannitol hydration on renal function of head and neck cancer patients receiving cisplatin 100 mg/m2 chemotherapy combination with 5FU or paclitaxel. This was a cohort, prospective, and observational study to analyze renal function of head and neck cancer patients receiving cisplatin 100 mg/m2 chemotherapy combination with 5FU or paclitaxel. Inclusion criteria were BUN 7-18 mg/dl and serum creatinine < 2 mg/dl of any cycle. All patients received infuse NaCl-Mannitol hydration with term that provided in Surgeon Departement of Dr. Soetomo General Hospital. Data obtained were BUN, SCr, and eClCr Cockroft-Gault, each was measured pre- and post-hydration. In cisplatin and 5FU chemotherapy combination value BUN pre-hydration (11,99 + 4,62) mg/dl, value BUN post-hydration (12,14 + 4,74) mg/dl and value serum creatinine pre-hydration (0,97 + 0,34) mg/dl, value serum creatinine post-hydration (1,02 + 0,37) mg/dl. Meanwhile to the combination of cisplatin and paclitaxel chemotherapy, value BUN pre-hydration (10,19 + 2,58) mg/dl, value of BUN post-hydration (10,43 + 2,31) mg/dl and value of serum creatinine post- hydration (0,98 + 0,26) mg/dl. In conclusion, NaCl-Mannitol hydration administration is adequate which is shown by BUN and serum creatinine in pre- and post-hydration data within normal limits.
PENYULUHAN TENTANG PENGENALAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT ISPA DI DESA BEBEL PEKALONGAN Fatkhiya, Musa Fitri; Desiani, Ekanita; Jeff, Jamaludin Al; Prasetyo, Eko Budi; Wiwiduri, Wiwiduri; Sakti, Muhammad
BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2024): BESIRU : Jurnal Pengabdian Masyarakat, Maret 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/y703az68

Abstract

ABSTRACT Acute respiratory infection (ARI) is a disease that develops in areas with quite high levels of pollution, such as in Pekalongan. ARI attacks babies, children, adults and the elderly. ISPA can be treated independently or with a doctor's consultation. To minimize undesirable events from the use of these drugs, sufficient knowledge and health education are needed. The activity was held on December 18 2022 in Bebel Village, Pekalongan and was attended by 19 participants. The activity began with a pretest, then a leaflet was given containing material about ARI and non-pharmacological and physiotherapy treatment of ARI. At the end of the activity, given a posttest. Analyzed using a t-test to determine the differences between the pre-test and post-test of the extension activities. Based on the test results, the differences between the pretest and posttest were obtained with sig. 0.000 towards public knowledge about the recognition and prevention of ARI. The results of this community activity show an increase in knowledge. Keywords: Acure Respiratory Infection, handling, prevention, counseling   ABSTRAK   Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang berkembang di daerah dengan angka polusi yang cukup tinggi, seperti di Pekalongan. ISPA menyerang mulai dari bayi, anak-anak maupun dewasa dan lansia. Penanganan ISPA dapat diobati secara mandiri maupun konsultasi dokter. Untuk meminimalkan kejadian yang tidak diinginkan dari penggunaan obat tersebut maka diperlukan pengetahuan yang cukup dengan penyuluhan Kesehatan. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2022 di Kelurahan Bebel Kota Pekalongan dan dihadiri oleh 19 peserta pemuda karangtaruna. Kegiatan diawali dengan pretest tentang ISPA, kemudian diberikan leaflet berisi materi tentang ISPA dan penanganan ISPA secara non farmakologi dan fisioterapi. Di akhir kegiatan dilakukan posttest tentang ISPA kemudian di analisis menggunakan uji t-test untuk mengetahui perbedaan pre-test dan post-test kegiatan penyuluhan. Berdasarkan hasil uji diperoleh perbedaan prestest dan post test dengan sig. 0,000 terhadap pengetahuan masyarakat tentang pengenalan dan pencegahan ISPA. Hasil kegiatan kepada masyarakat ini menunjukkan peningkatan pengetahuan.  
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET FE DI PUSKESMAS KEDUNGWUNI II Stania, Robina Ayu; Desiani, Ekanita
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 1 No 02 (2022): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v1i2.2343

Abstract

Anemia pada ibu hamil disebabkan karena meningkatnya volume plasma dalam darah dan defisiensi zat besi. Pada ibu hamil konsumsi zat besi digunakan sebagai salah satu upaya penanggulangan kekurangan zat besi. Dimana cakupan ibu hamil akan mendapatkan tablet Fe minimal sebanyak 90 tablet selama kehamilan karena pada masa tersebut kebutuhan akan zat besi sangat tinggi. Ibu hamil yang belum paham tentang pentingnya tingkat pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe yang akan berdampak pada ibu dan juga janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Kedungwuni II.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berjumlah 67 orang sampel yang diambil dengan menggunakan purposive sampling dimana jumlah sampel diambil secara pertimbangan. Data yang diperoleh yaitu dengan membagikan kuesioner yang telah tervalidasi dan di uji reliabilitas oleh peneliti sebelumnya kemudian kuesioner tersebut diisi langsung oleh responden. Analisis data yang dilakukan berupa analisis unvariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu hamil tentang zat besi dengan kategori baik (86,6%), dan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe dengan kategori patuh (62,7%). Sedangkan pengetahuan ibu hamil dengan kategori kurang baik (13,4%), dan kepatuhan ibu hamil dengan kategori tidak patuh (37,3%). Kesimpulan pada penelitian ini bahwa didapatkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Kedungwuni II dengan hasil p = 0.001.
EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT INAP Tia Afiani, Tia; Desiani, Ekanita
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 2 No 01 (2023): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v2i01.3114

Abstract

Latar bekalang : Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri sehingga salah satu terapi yang diberikan yaitu antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional menyebabkan pengobatan kurang efektif. Pemilihan dan penggunaan terapi antibiotik yang bijak pada pasien pneumonia akan menentukan keberhasilan pengobatan dan menghindari terjadinya resistensi bakteri. Metode Gyssen adalah standar untuk evaluasi kualitatif dalam meresepkan antibiotik dengan kelebihan terperinci/jelas dan dapat mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif lebih tepat sehingga akan mencegah terjadinya antibiotika resisten.Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia menggunakan metode gyssens di rumah sakit “X” Kabupaten Batang.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan ciri-ciri yang sesuai kriteria inklusi. Sampel yang digunakan yaitu data rekam medik pasien yang terdiagnosa pneumonia dan mendapatkan pengobatan antibiotik, kemudian data dianalisis menggunakan alur diagram Gyssens.Hasil : Didapatkan 72 pasien dengan diagnosa pneumonia. Sebanyak 58,4% pasien laki-laki dan 41,6% pasien perempuan dengan rentan usia paling tinggi 56-65 tahun. Digunakan 4 macam golongan antibiotik antara lain golongan sefalosporin generasi III (sefrtiakson dan sefotaksim), Fluorokuinolon (levofloksasin), karbapenem ( meropenem) dan penisilin (ampisilin). Didapatkan kategori gyssesn sebanyak 4 kategori antara lain kategori IVa 10%, kategori IIIa 4%, kategori IIIb 11% dan kategori 0 75%.Kesimpulan : Berdasarkan evaluasi penggunaan penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia dengan metode gyssens di rumah sakit “x” kabupaten batang periode januari-desember 2022 terdapat 10% kategori IVa (ada antibiotik lain yang lebih efektif), 4% kategori IIIa (penggunaan antibiotik terlalu lama), 11% kategori IIIb (penggunaan antibiotik terlalu singkat) dan 75% kategori 0 (penggunaan antibiotik rasional).
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG SWAMEDIKASI DI DESA DADIREJO BARAT KECAMATAN TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN zulfa, naili; Desiani, Ekanita
BENZENA Pharmaceutical Scientific Journal Vol 2 No 02 (2023): BENZENA PHARMACEUTICAL SCIENTIFIC JOURNAL
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/benzena.v2i02.3745

Abstract

Swamedikasi merupakan penanganan seseorang dalam upaya pengobatan secara mandiri untuk mengobati dirinya sendiri. Swamedikasi yang tepat akan memberikan manfaat namun swamedikasi yang tidak tepat akan memberikan dampak kerugian. Penelitian tingkat pengetahuan swamedikasi sudah banyak dilakukan namun pada penelitian sebelumnya ada beberapa karakteristik yang dipertimbangkan tetapi pada penelitian ini menekankan untuk seluruh kalangan masyarakat di Desa Dadirejo Barat tidak berdasarkan karakteristik terkecuali masyarakat yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan.Tujuan : untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahun masyarakat tentang swamedikasi di Desa Dadirejo Barat Kecamatan Tirto Kabupaten PekalonganMetode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan pendekatan kualitatif. Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner dengan subjek penelitian adalah masyarakat di Desa Dadirejo Barat yang berusia 17 sampai 55 tahun, masyarakat yang pernah melakukan swamedikasi dan yang bersedia ikut menjadi responden dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan analisis data menggunakan skala guttman yang bersifat deskriptif.  Hasil : Penelitian ini dilakukan pada 100 orang responden yang memenuhi kriteria inklusi di Desa Dadirejo Barat. Mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (65%), usia 21 sampai 40 tahun (49%), berprofesi sebagai ibu rumah tangga (35%), dan tingkat pendidikan terkahir SMA (40%). Hasil penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi baik (8%), pengetahuan cukup (36%) dan pengetahuan kurang (56%).Kesimpulan : gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi di Desa Dadirejo Barat Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan yaitu kurang baikKata kunci: pengetahuan, swamedikasi, desa dadirejo.