Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

NARRATIVE REVIEW: INCIDENCE, CAUSES AND INTERVENTION STRATEGIES OF MEDICATION ERRORS TO IMPROVE CHEMOTHERAPY SERVICES IN HOSPITALS Nurliyani, Hani; Alfian, Sofa Dewi; Rahayu, Cherry; Pradipta, Ivan Surya
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 9 No 3 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v9i3.1180

Abstract

Medication errors (MEs) are medication errors that have the potential to harm patients during treatment or care. Cancer care is a complex and interconnected system and many errors can be catastrophic. ME in antineoplastic drugs have the potential to cause permanent injury and even death. Evaluation measures of ME incidence in Indonesia are still not optimally carried out, thus leading to the need for a good understanding of the potential ME incidence, especially in cancer patient care. A good understanding of the incidence of medication errors will encourage preventive efforts against the potential occurrence of ME. This narrative review aims to provide information related to the incidence of ME in the Chemotherapy department at the hospital, the causative factors, and the handling and prevention efforts. Scientific information searches were conducted on the PubMed and Google Scholar databases for the period 2012-2022. The results showed that the incidence of ME mostly occurred in the prescription phase, namely in the form of dosage errors (45–59.3%), incomplete prescriptions (43–45.5%), drug frequency errors (30.4%), and     errors in patient name, age, and diagnosis data (22.5%). Several aspects contributing to the occurrence of ME were identified, including work procedures, staff, organizational systems, and staff understanding of medication regimens. This study concluded that there is a need to regulate and evaluate several aspects, including work procedures, availability of auxiliary systems, and increasing the capacity of human resources involved. This may prevent the occurrence of ME.
Penerapan Metode Workload Indicator Staffing Need untuk Evaluasi Kebutuhan Tenaga Kefarmasian: Studi Kasus di Depo Farmasi Rawat Jalan Peserta Asuransi Jaminan Kesehatan Nasional pada Sebuah Rumah Sakit Swasta di Kota Bandung Sombo, Patria Pari Agnes Ago Ana Sombo; Yohanes, David Christianto; Pradipta, Ivan Surya
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 11, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.4.352

Abstract

Pemerintah Indonesia telah menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional untuk meningkatkan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit. Diperlukan penilaian sumber daya manusia yang memadai di setiap unit rumah sakit untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah pekerja yang dibutuhkan di pelayanan depo farmasi rawat jalan peserta asuransi jaminan kesehatan nasional pada sebuah rumah sakit swasta di Kota Bandung dengan menggunakan metode Workload Indicator Staffing Need (WISN). Penelitian observasional deskriptif dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2022 di sebuah rumah sakit swasta tipe B di Kota Bandung dengan metode WISN. Data diambil dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan analisis data rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan waktu kerja tersedia untuk tenaga kefarmasian sebesar 109.440 menit dengan nilai standar kelonggaran 0,0625. Beban kerja dihitung dari jumlah resep harian yang dilayani yaitu 5 resep racikan dan 100 resep non-racikan sehingga didapatkan standar beban kerja untuk resep racikan dan non-racikan berturut-turut sebesar 1.824 dan 3.648. Data tersebut digunakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja dan diidentifikasi bahwa rumah sakit tempat penelitian membutuhkan 7 orang tenaga kerja. Rasio WISN menunjukkan adanya rasio sebesar 0,57. Studi ini mengindikasi adanya kekurangan jumlah tenaga kerja yang berimplikasi pada peningkatan beban kerja. Perlu adanya evaluasi secara komprehesif terhadap penyediaan tenaga kefarmasian untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian di rumah sakit tempat penelitian berlangsung.
Hambatan dan Strategi untuk Pengobatan Tuberkulosis Laten: Sebuah Narrative Review Nurfadila, Firda Shafira; Anggi, Joseph Fide; Rahmani, Syifa Luthfiyah; Pradipta, Ivan Surya; Destiani, Dika Pramita
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Faculty of Mathematic and Natural Science, Garut University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jifb.v16i2.42065

Abstract

Salah satu strategi dan intervensi dari WHO dalam menurunkan insiden tuberkulosis (TB) adalah memberikan terapi pencegahan tuberkulosis (TPT) kepada kelompok orang berisiko atau orang dengan infeksi laten tuberkulosis (ILTB). Beberapa penelitian dilapangan menunjukan masih terdapat hambatan sehingga program ini belum dikatakan berhasil. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dan strategi potensial untuk mendukung program TPT. Pencarian artikel untuk narrative review ini yaitu abstrak artikel berbahasa inggris dengan rentang waktu terbit dari tahun 2008 sampai tahun 2024 yang diterbitkan dari database Scopus, Pubmed dan World of Sciences (WoS). Dari 106 artikel yang berpotensi memenuhi syarat, terdapat 29 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Hambatan yang teridentifikasi adalah kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan mengenai TPT, kurangnya arahan dari pembuat kebijakan nasional, kurangnya pengetahuan pasien mengenai penyakit tuberkulosis, ketersediaan logistik belum memadai, kurangnya petugas diagnostik serta pasien kesulitan karena jarak jauh menuju layanan pemeriksaan. Dari hambatan yang teridentifikasi, adapun strategi potensial yang mendukung seperti pelatihan manajemen ILTB bagi tenaga kesehatan, sosialisasi dan edukasi kepada pasien, perencanaan obat dan layanan pemeriksaan yang memadai serta pedoman dan arahan kebijakan nasional yang terintegrasi. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan resiko terjadinya infeksi TB, arahan kebijakan nasional yang serius serta kolaborasi antara fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta untuk setiap kaskade pelayanan ILTB diharapkan dapat memberikan kontribusi yang mendukung program TPT sehingga dapat mengurangi insidensi TB aktif secara global.