Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PRODUKSI ENZIM SELULASE TERMOSTABIL DARI BAKTERI NG2 MENGGUNAKAN BERBAGAI SUMBER SELULOSA ASAL LIMBAH PERTANIAN DAN PERKEBUNAN (Production of Thermostable Cellulase Enzyme by NG2 Bacteria Using Various Cellulose Sources from the Agriculture Waste) Rahmad Fani Ramadhan; M. Montesqrit; Yetti Marlida
Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Vol. 8 No. 2 (2020)
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jitp.v8i2.8171

Abstract

This experiment aimed to determine the best cellulose sources from the agricultural by product on the production of the thermostable cellulase enzymes by thermophilic bacteria (NG2) and also to find out the best concentration level of the selected sources of cellulose. The experiment was conducted in two stages using a completely randomized design (CRD). In phase 1, four cellulose sources were used, namely A: corn cobs, B: rice straw, C: coconut fiber, and D: oil palm trunk, in which the replication for each source was five. In phase 2,  the best sources of cellulose from the phase 1 was used at four different levels of concentration, i.e., A: 2%, B: 3%, C: 4%, and D: 5%, in which replication for each concentration was five. The result of phase 1 showed that the corn cobs was the best cellulose source  in producing cellulase enzyme. This was indicated by the activity of 0.329 U/ml, the enzyme protein of 0.0328 mg/ml, and the specific activity of 10.165 U/mg, which were significantly higher (P<0.01) than those of other cellulose sources. The results of phase 2 showed that the concentration of 4% (w/v) had the highest (P<0.01) specific activity of 44.002 U/mg  compared with those of the other concentrations. In conclusion, the highest production of cellulase enzyme using thermophilic bacteria (NG2) was obtained at the concentration of 4% (w/v) using the corn cobs as the cellulose source.
Upaya Peningkatan Kualitas Konsumsi Susu Masyarakat Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor Ken Ratu gharizah Alhuur; Endah Yuniarti; Rahmad Fani Ramadhan
Media Kontak Tani Ternak Vol 2, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mktt.v2i1.24785

Abstract

Peningkatan kuantitas konsumsi susu semestinya juga diiringi dengan peningkatan kualitas konsumsi susu, sehingga kualitas asupan gizi masyarakat juga mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat di pedesaan khususnya Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor masih beranggapan bahwa semua jenis produk susu maupun olahannya memiliki kualitas gizi yang sama. Untuk itu penulis melakukan sosialisasi mengenai perbedaan gizi dari setiap produk susu maupun olahannya dan demonstrasi mengonsumsi susu cair. Kegiatan ini dilakukan secara bertahap, yaitu 1). Observasi lapangan dan menghimpun literatur, 2). Penyuluhan, dan 3). Demonstrasi minum susu cair. Penyuluhan dan demonstrasi telah dilakukan di Desa Cilayung Kecamatan Jatinangor dan dihadiri oleh sekitar 40 warga, yang terdiri dari usia anak-anak, dewasa, dan lansia, serta ditambah dengan 45 orang mahasiswa UNPAD. Kegiatan ini memberikan hasil dan manfaat berupa peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai perbedaan gizi dari setiap produk susu, dan mengubah pola konsumsi susu pada warga, dari konsumsi susu kental manis menjadi beralih ke konsumsi susu cair. 
Sosialisasi Pemanfaatan Herbal Sebagai Feed Additive Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Kesehatan Ternak Unggas Mayasari, Novi; Rusmana, Denny; Ramadhan, Rahmad Fani; Syifa, Diyn Aldida; Maulana, Roni Yusuf; Ismiraj, Muhammad Rifqi
Dharmakarya Vol 13, No 1 (2024): Maret, 2024
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v13i1.47411

Abstract

Penggunaan antibiotik pada ternak yang tidak sesuai sebagai pemacu pertumbuhan, pengobatan dan pencegahan penyakit dengan dosis berlebihan serta tidak memperhatikan masa henti obat (withdrawal time), dapat menimbulkan residu antibiotik pada otot daging dan produk hasil olahannya. Residu antibiotik dalam makanan memberikan dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Pemberian feed additive dari tanaman herbal penting dilakukan karena lebih aman, murah, dan mudah didapatkan. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) secara integratif dengan kegiatan Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan pada hari Sabtu, 7 Agustus 2021 mengangkat topik yang berjudul “Pemanfaatan Herbal sebagai Feed Additive dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas dan Kesehatan Ternak Unggas”. Tujuan kegiatan PPM ini adalah untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan pemahaman masyarakat dengan memberikan informasi dan materi mengenai pemanfaatan Herbal pada Unggas. Tahapan kegiatan yang dilakukan mulai dari tahapan persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut. Pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting dengan peserta  yang terdiri dari peternak, mahasiswa dan masyarakat umum. Berdasarkan hasil diskusi telah terjadi peningkatan wawasan peserta memgenai jenis-jenis herbal, kandungan aktif herbal dan bagaimana implementasi pemberian feed additive herbal yang aman dan halal pada ternak unggas serta dapat bersaing di bidang industri pangan asal hewan. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah pendampingan dari tim pengabdian kepada beberapa peternak unggas. 
Kadar Glukosa dan Trigliserida pada Ayam Petelur Fase Produksi Akhir yang Diberi Ransum Mengandung Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) RAMADHANI, AGNIA MUTHMAINNAH; LATIPUDIN, DIDING; RAMADHAN, RAHMAD FANI
Jurnal Sumber Daya Hewan Vol 5, No 1 (2024): Jurnal Sumber Daya Hewan
Publisher : Program Studi Peternakan K. Pangandaran, Universitas Padjadjaran PSDKU Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jsdh.v5i1.51394

Abstract

Ayam petelur fase produksi akhir atau afkir berarti terjadi level kritis dalam proliferasi sel ataupun sifat fungsional dari mitokondria yang menyebabkan apoptosis dan ketidakseimbangan antioksidan. Apoptosis pankreas memicu resistensi insulin sehingga dapat memengaruhi kadar glukosa dan trigliserida dalam tubuh ayam. Peningkatan antioksidan eksogen dapat dilakukan melalui suplementasi tanaman herbal daun kelor ke dalam ransum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian ekstrak daun kelor beserta jumlah persentase penambahan ekstrak daun kelor dalam ransum yang optimal untuk dapat menstabilkan kadar glukosa dan menurunkan kadar trigliserida pada ayam petelur fase produksi akhir dalam batas normal. Penelitian ini menggunakan metode analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Ayam petelur yang digunakan adalah jenis Hy-Line Brown berusia 102 minggu sebanyak 20 ekor. Perlakuan penelitian terdiri atas P0: ransum basal + 0% ekstrak daun kelor, P1: ransum basal + 0,08% ekstrak daun kelor, P2: ransum basal + 0,12% ekstrak daun kelor, dan P3: ransum basal + 0,16% ekstrak daun kelor. Hasil analisis statistik menampilkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor tidak memengaruhi kadar glukosa ayam (P>0,05), tetapi memengaruhi kadar trigliserida ayam petelur fase produksi akhir (P<0,05). Pemberian ekstrak daun kelor yang optimal dalam ransum terjadi pada P3 yaitu 0,16% karena dapat menstabilkan kadar glukosa hingga 224,26 mg/dL dan menurunkan kadar trigliserida hingga 112,96 mg/dL yang keduanya sesuai dengan ambang batas kadar pada ayam petelur (234-252 mg/dL glukosa darah dan kurang dari 150 mg/dL trigliserida darah).
COMMERCIAL CARCASS FAT AND NON-CARCASS FAT DEPOSITS IN THE ADMINISTRATION OF MINERALS (ZN) AND AMINO ACIDS (METHIONINE, LYSINE, AND L-CARNITINE) TO LAMB MEAT Korima, Inge; Mansyur, Mansyur; Indiriani, Nyimas Popi; Ramadhan, Rahmad Fani; Hidayat, Rahmat
Jurnal Ilmu Ternak Vol 25, No 2 (2025): July
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jit.v25i2.56610

Abstract

The increasing demand for meat must be accompanied by an increase in the production of fattening sheep. One of the local sheep whose meat is used is the Priangan sheep. The demand for meat is not only the quantity but also the quality of the meat, which influences consumer interest. Low-fat is the consumer's choice when choosing meat. This research aims to test the effect of providing minerals (Zink) and amino acids (Methionine, Lysine, and L-Carnitine) on commercial carcass fat and non-carcass fat. The livestock used were 20 7-month-old Priangan sheep with an average weight of 14.66 kg. Maintenance was for 67 days, of which 7 days were adapted and 60 days were treated. The statistical analysis used was a completely randomized design (CRD) of 4 treatments with 5 replications. If the statistical results show that there is an effect of treatment (P<0.05), then a further test is carried out using the Duncan Test. The treatments observed were (P1): No Treatment, (P2): Giving Zn (60 mg), (P3): Giving Zn (60 mg) + Methionine (3 g) + Lysine (5 g), and (P4): Administration of Zn (60 mg) + Methionine (3 g) + Lysine (5 g) + L-Carnitine (200 ppm). The results showed that the addition of Zn (60 mg) had an effect on carcass fat (back, stomach, right loin, and neck fat), while non-carcass fat components had no effect.
Pengaruh Pemberian Limbah Buah Durian Fermentasi dengan Trichoderma sp. dalam Ransum terhadap Performa Ayam Petelur Yuniar, Dhea Alfita; Saefulhadjar, Deny; Ramadhan, Rahmad Fani
Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Vol 7, No 2 (2025)
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jnttip.v7i2.64476

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dan dosis dari penggunaan limbah buah durian fermentasi dengan Trichoderma sp. pada ransum terhadap performa ayam petelur. Penelitian dilakukan selama 28 hari dengan ayam petelur strain Lohmann Brown berumur 38 minggu berjumlah 40 ekor. Perlakuan pada penelitian terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, meliputi P0 (ransum tanpa mengandung limbah buah durian fermentasi (LBDF)), P1 (ransum dengan 5% LBDF), P2 (ransum dengan 10% LBDF), P3 (ransum dengan 15% LBDF), dan P4 (ransum dengan 20% LBDF). Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah performa pada ayam petelur yang meliputi, konsumsi ransum, produksi telur, bobot telur, dan konversi ransum. Hasil analisis statistik memberikan hasil bahwa pemberian limbah buah durian yang difermentasi dengan Trichoderma sp. memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap produksi telur dan konsumsi ransum, serta tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot telur dan konversi ransum. Penggunaaan LBDF pada ransum sebesar 5% (P1) memberikan pengaruh terbaik dalam performa pada ayam petelur. 
KUALITAS KUNING TELUR AYAM RAS DENGAN PEMBERIAN RANSUM MENGANDUNG LIMBAH BUAH DURIAN DIFERMENTASI PLEUROTUS OSTREATUS Arifin, Heru Galang; Ramadhan, Rahmad Fani; Adriani, Lovita
Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman Vol 13 No 2 (2025): Agrinimal Jurnal Ilmu Ternak dan Tanaman
Publisher : Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ajitt.2025.13.2.147-156

Abstract

Limbah buah durian mengandung nutrisi dan senyawa bioaktif seperti tanin, alkaloid, triterpenoid, flavonoid, serta β-karoten yang berpotensi meningkatkan kualitas kuning telur. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan limbah durian yang difermentasi Pleurotus ostreatus dalam ransum ayam petelur terhadap kualitas kuning telur. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan lima perlakuan yaitu P0 (ransum tanpa limbah buah durian fermentasi; P1 (ransum dengan 5% limbah buah durian fermentasi); P2 (ransum dengan 10% limbah buah durian fermentasi); P3 (ransum dengan 15% limbah buah durian fermentasi); dan P4 (ransum dengan 20% limbah buah durian fermentasi), dimana masing-masing dengan empat ulangan. Peubah yang diamati meliputi bobot, warna, dan kolesterol kuning telur. Hasil penelitian menunjukkan bobot, warna maupun kolesterol kuning telur perlakuan P0 (ransum tanpa limbah buah durian fermentasi) berbeda nyata (p<0,05) dibanding ransum dengan limbah buah durian fermentasi. Penambahan hingga 20% limbah durian fermentasi meningkatkan bobot dan intensitas warna kuning telur, sedangkan penambahan 5% efektif menurunkan kadar kolesterol. Penelitian ini menunjukkan potensi limbah durian fermentasi sebagai alternatif bahan pakan fungsional untuk meningkatkan kualitas telur ayam. ABSTRACT Durian waste contains nutrients and bioactive compounds, including tannins, alkaloids, triterpenoids, flavonoids, and β-carotene, which have the potential to enhance egg yolk quality. This study aimed to investigate the effect of adding durian waste fermented by Pleurotus ostreatus to laying hen rations on egg yolk quality. The research was conducted experimentally using a Completely Randomized Design with five treatments, namely P0 (ration without fermented durian fruit waste; P1 (ration with 5% fermented durian fruit waste); P2 (ration with 10% fermented durian fruit waste); P3 (ration with 15% fermented durian fruit waste); and P4 (ration with 20% fermented durian fruit waste), each with four replications. The variables observed included egg yolk weight, egg yolk color, and egg yolk cholesterol. The results showed that the weight, color, and cholesterol of the egg yolk of the P0 treatment (ration without fermented durian fruit waste) were significantly different (p<0.05) compared to the ration with fermented durian fruit waste. The addition of up to 20% fermented durian waste increased the weight and intensity of the egg yolk color, while the addition of 5% was effective in reducing cholesterol levels. This study demonstrates the potential of fermented durian waste as an alternative functional feed ingredient to improve egg quality in laying hens.