Astuti, Wahyu Tri
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KINERJA PELAYANAN KECAMATAN GIRIWOYO KABUPATEN WONOGIRI Studi Kasus Pelayanan Pembuatan E-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) Astuti, Wahyu Tri; Winarni, Liliek
Solidaritas: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Solidaritas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pelayanan pembuatan e-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) di Kantor Kecamatan Giriwoyo Kabupaten Wonogiri. dengan menggunakan teori dari Zaithaml (dalam Ratminto 2006:175-176) tentang 10 indikator kinerja pelayanan yang kemudian peneliti menyederhanakan di beberapa sub indikator kinerja pelayanan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan untuk teknik pengumpulan data yaitu wawancara langsung dengan pengguna pelayanan dan penyedia pelayanan, dengan dokumentasi. Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil dari ke sepuluh pengukuran melalui indikator kinerja pelayanan, peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelayanan e-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) sudah sesuai dengan keinginan pengguna layanan/masyarakat. Ini berarti kinerja pelayanan petugas Kecamatan Giriwoyo dapat dikatakan sudah baik. Kata Kunci : Kinerja, Pelayanan, e-KTP
Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita Usia 1-5 Tahun Astuti, Wahyu Tri; Siswanto, Siswanto
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.104

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh faktor individu anak dan faktor lingkungan. Salah satu penyebab yang menjadi perhatian adalah kebiasaan merokok. Selain itu, data Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa 85% rumah tangga di Indonesia terpapar asap rokok, estimasinya 8 perokok meninggal karena perokok aktif dan 1 perokok meninggal karena terpapar asap rokok orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok anggota keluarga dengan kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada balita usia 1-5 tahun. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Kriteria inklusi yaitu ibu yang mempunyai balita yang berusia 1-5 tahun yang menderita ISPA, jika di dalam 1 keluarga memiliki 2 balita maka keduanya dapat dijadikan sebagai sampel apabila orang tua balita menyetujuinya dan balita yang tinggal satu rumah dengan anggota keluarga yang merokok, dengan sampel sebesar 82 responden. Analisa Bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi balita yang ISPA lebih banyak ditemukan pada balita yang terpapar asap rokok (65,8%) dibandingkan dengan yang tidak terpapar asap rokok (3,67%). Berdasarkan pengujian Chi Square diperoleh nilai signifikansi adalah 0,000 yang lebih kecil dari 5%. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kebiasaan merokok anggota keluarga di dalam rumah dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Sidosari, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang.
Dampak Dukungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Keperawatan Tingkat VI Syamsudin, Syamsudin; Rachmawanto, Wahyu; Astuti, Wahyu Tri
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 8 No. 2 (2022)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.106

Abstract

Kebanyakan mahasiswa memiliki kebiasaan bermain media sosial dan game sehingga anak menjadi malas untuk belajar. Hal ini membuat anak mengalami kesulitan belajar dan prestasi belajar menurun. Mahasiswa memerlukan dukungan orang tua dalam mencapai prestasi belajar, baik berupa dukungan emosional, informasi, material, maupun sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa tingkat III Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian diambil dengan teknik total sampling sebanyak 67 mahasiswa. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa dukungan keluarga sedang (46,3%) dapat membuat mahasiswa mempunyai prestasi belajar yang baik (25,3%) dengan IPK 3,00-3,49, sedangkan dukungan keluarga yang baik hanya menghasilkan 9% mahasiswa berprestasi baik sekali (cumlaude). Lebih lanjut, hasil uji chi square membuktikan bahwa dukungan keluarga berkorelasi positif dengan prestasi mahasiswa.
KEPATUHAN MINUM TABLET FE TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Astuti, Wahyu Tri; Rianawaty, Ida; Susanti, Evy Tri; Egytama, Muhammad Octafian
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 10 No. 1 (2024)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.131

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Penyebab anemia pada remaja putri salah satunya menstruasi yang bisa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja. Volume darah yamg keluar saat menstruasi mengakibatkan kehilangan zat besi sebanyak 12-15 mg per bulan atau 0,4-0,5 mg per hari. Pada saat menstruasi wanita tidak hanya mengalami kehilangan zat besi tetapi juga mengalami kehilangan basal, jadi bila ditotal wanita perhari mengalami kehilangan zat besi sebanyak 1,25 mg. Volume darah yang keluar setiap bulannya berkisar 30-50 cc. Kondisi tersebut menyebabkan wanita mengalami anemia. Anemia ditandai dengan rendahnya konsentrasihemoglobin (Hb) atau hematokrit dari nilai ambang batas yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb, meningkatnya kerusakan eritrosit atau kehilangan darah yang berlebihan. Tujuan: Untuk mengetahui kepatuhan minum Tablet Fe terhadap kejadian anemia pada remaja putri. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini berjumlah 123 siswi, yang diambil secara total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Kepatuhan Minum tablet Fe dan tes Hb, dengan uji statistik menggunakan Chi Square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 106 siswi tidak patuh minum tablet Fe dan yang mengalami anemia sebanyak 66 siswi, dengan nilai p-value 0,036 (<0,05) dengan POR : 3.025. Kesimpulan: ada hubungan yang signifikan antara kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe dengan kejadian anemia pada siswi kelas 9 di SMP Negeri I Magelang dan siswi yang tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe mempunyai kemungkinan 3 kali mengalami anemia dibandingkan siswi yang patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe. Kata kunci : Anemia, tablet Fe, remaja Abstrack Background: Background: One of the causes of anemia in teenage girls is menstruation which can occur between the ages of 10-16 years or during early adolescence. The volume of blood lost during menstruation results in iron loss of 12-15 mg per month or 0.4-0.5 mg per day. During menstruation, women not only experience iron loss but also experience basal loss, so in total women experience iron loss per day of 1.25 mg. The volume of blood that comes out every month is around 30-50 cc. This condition causes women to experience anemia. Anemia is characterized by a low concentration of hemoglobin (Hb) or hematocrit from the threshold value caused by low production of red blood cells (erythrocytes) and Hb, increased erythrocyte damage or excessive blood loss. Objective: To determine compliance with taking Fe tablets on the incidence of anemia in adolescent girls. Method: This research is a descriptive quantitative research with a cross sectional approach. The number of samples in this study was 123 female students, taken by total sampling. The instruments used were the Adherence to Taking Fe tablets questionnaire and the Hb test, with statistical tests using Chi Square. Results: The results of this study showed that 106 female students did not comply with taking Fe tablets and 66 female students experienced anemia, with a p-value of 0.036 (<0.05) with a POR: 3.025. Conclusion: there is a significant relationship between adherence to consuming Fe tablets and the incidence of anemia in grade 9 female students at SMP Negeri I Magelang and female students who are not compliant in consuming Fe tablets are 3 times more likely to experience anemia than female students who are compliant in consuming Fe tablets. Keywords: Anemia, Fe tablets, teenagers
Penerapan Pendidikan Kesehatan Untuk Mengatasi Masalah Utama Defisit Pengetahuan Pada Pasien Kejang Demam Astuti, Wahyu Tri; Hastuti, Tulus Puji; Khusniyadi, Nida
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.159

Abstract

Kejang demam adalah bangkitan kejang pada anak berumur 6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh diatas 38°C, menyebabkan kerusakan sel otak karena aliran darah pada otak tidak lancar. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya orang tua dalam penanganan kejang demam diantaranya adalah pengetahuan, kemampuan orang tua dalam penanganan kejang demam harus didasari pengetahuan yang benar tentang kejang demam. Tingkat pengetahuan orang tua juga dipengaruhi kurangnya informasi yang diterima oleh orang tua. Tujuan : menggambarkan pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan pada pasien kejang demam. Metode : deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian 2 pasien menggunakan non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling pada pasien paska kejang demam di Ruang Aster 6 Rumah Sakit Umum Tidar Kota Magelang, instrumen digunakan SAP kejang demam, format pengkajian asuhan keperawatan, dan format penilaian tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan menggunakan kuesioner pengetahuan ibu tentang kejang demam. Hasil : kedua responden memenuhi kriteria inklusi untuk dijadikan subjek studi kasus, pengkajian keperawatan didapatkan hasil pada pasien ibu An. M menanyakan masalah yang dihadapi An. M, belum mengetahui tentang cara penanganan kejang demam demam, dan pada pasien ibu An. F tidak mengetahui penyebab dari kejang demam dan cara penanganan kejang demam. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Kondisi sebelum pelaksanaan tindakan pada ibu An. M dan ibu An. F didapatkan tingkat pengetahuan ibu An. M 50% (kurang) dan ibu An. F didapatkan tingkat pengetahuan 25% (kurang). Pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan keperawatan yaitu edukasi kesehatan dengan penerapan pendidikan kesehatan. Simpulan : Kondisi setelah pelaksanaan pada ibu An. M dan ibu An. F didapatkan hasil mengalami tingkat pengetahuan meningakat, ibu An. M dari tingkat pengetahuan 50% menjadi 86% dan ibu An. F dari tingkat pengetahuan 25% menjadi 73%.
Profil Status Gizi Dan Kualitas Hidup Anak Penderita Talasemia Purnamasari, Ika; Peperawati, Pratiwi Rita; Astuti, Wahyu Tri
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 10 No. 2 (2024)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.177

Abstract

Abstrak Talasemia merupakan kelainan genetik yang membutuhkan penanganan jangka panjang dan dapat mempengaruhi aspek pertumbuhan dan kualitas hidup anak. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil status gizi dan kualitas hidup anak penderita talasemia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan seluruh pasien anak talasemia di RSUD Temanggung berjumlah 15 pasien. Pengambilan data dengan kuesioner profil pertumbuhan dan instrumen Pediatric Quality of Life Inventory 4.0 Generic Core Scales (PedsQL). Data dianalisis secara deskriptif dengan distribusi frekuensi, penghitungan status gizi dan skoring instrumen PedsQL. Hasil penelitian menunjukkan responden berjumlah 15 pasien anak dengan usia sebagian besar pada kelompok usia sekolah (9,3 th). Kadar hemoglobin (Hb) pra tranfusi rata-rata 8,11 gr/dl dan 80% responden melakukan tranfusi setiap 4 minggu. Usia diagnosis paling banyak terjadi pada usia 3 tahun. Profil status gizi berdasarkan IMT dijumpai 20% status gizi gemuk, 20% status gizi kurus dan 60% status gizi normal. 80% responden memiliki riwayat berat dan panjang lahir normal. Berdasarkan analisis PedsQL laporan anak, terdapat 33,3% anak memiliki kualitas hidup buruk dengan skor rata-rata 56,1 dan 66,7% memiliki kualitas hidup baik dengan skor rata-rata 88,8. Sedangkan berdasarkan laporan orang tua, 26,7% memiliki kualitas hidup buruk dengan skor 63,9 dan 73,3 % memiliki kualitas hidup baik dengan skor 84,3. Adapun skor terendah berada pada fungsi sekolah yaitu sebesar 69,7 (buruk). Profil status gizi berdasarkan IMT sebagian besar anak berstatus gizi normal. Kualitas hidup anak talasemia pada kategori baik berdasarkan laporan anak dan orang tua. Hasil ini sebagai dasar bagi perawat dalam memberikan intervensi keperawatan. Kata Kunci: anak talasemia; kualitas hidup; profil status gizi Abstract Thalassemia is a genetic disorder that requires long-term treatment and can affect aspects of a child's growth and quality of life. This study aims at describing the nutritional status profile and quality of life of children with thalassemia. This research was a descriptive study with a cross-sectional approach involving all 15 thalassemia pediatric patients at Temanggung Regional Hospital. Data were collected using a growth profile questionnaire and the Pediatric Quality of Life Inventory 4.0 Generic Core Scales (PedsQL) instrument. Data were analyzed descriptively using frequency distribution, calculating nutritional status and scoring the PedsQL instrument. The research results showed that the respondents were 15 pediatric patients, most of them were in the school age group (9.3 years). Pre-transfusion hemoglobin (Hb) levels averaged 8.11 gr/dl and 80% of respondents underwent transfusions every 4 weeks. The most common age of diagnosis was 3 years old. The growth profile based on BMI found 20% fat nutritional status, 20% thin nutritional status and 60% normal nutritional status. 80% of respondents had a history of normal birth weight and length. Based on PedsQL analysis of children's reports, 33.3% of children had poor quality of life with an average score of 56.1 and 66.7% had good quality of life with an average score of 88.8. Meanwhile, based on parent reports, 26.7% had a poor quality of life with a score of 63.9 and 73.3% had a good quality of life with a score of 84.3. The lowest score was for school function, namely 69.7 (bad). The nutritional status profile based on BMI of most children has normal nutritional status. The quality of life of thalassemia children is in the good category based on child and parent reports. These results as the basis data for nurses in providing nursing interventions. Keywords : children with thalassemia, quality of life, profile of nutrition status
SENAM TERA DENGAN PERUBAHAN KADAR GULA DARAH PADA LANSIA DIABETES MILLITUS Astuti, Wahyu Tri; Nurhayati, Lis; Ergi Fitri, Ariska Khoirina; Alfero Sugiyanto, Kristian Erwin
Jurnal Keperawatan Karya Bhakti Vol. 9 No. 2 (2023)
Publisher : Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara, Magelang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56186/jkkb.116

Abstract

Latar Belakang : Diabetes militus dapat terjadi akibat kerusakan sel beta pankreas karena faktor autoimun, genetik atau idiopatik dan resistensi insulin terkait perubahan gaya hidup. Dampak jika terjadi peningkatan kadar glukosa darah dapat menimbulkan gangguan pada organ tubuh, termasuk merusak pembuluh darah kecil di organ ginjal, jantung, mata, ataupun sistem saraf, ketika tidak ditangani dengan baik pada akhirnya dapat menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit seperti jantung, stroke, penyakit ginjal, kebutaan, dan kerusakan pada saraf. Latihan fisik yang teratur adalah berolahraga 3- 5 kali dalam seminggu. Hal ini akan meningkatkan sensivitas insulin dalam tubuh, sehingga insulin mengatur glukosa yang masuk dan dapat merubah glukosa menjadi energi. Tujuan : mengetahui hubungan senam tera terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia dengan diabetes militus di Posyandu Lansia BKL Kadang Wredho di Kelurahan Kramat Selatan Magelang Utara. Metode : Rancangan Quasi Eksperient, dengan one group pre posttest without control, sampel yang digunakan adalah 30 responden, di bulan September hingga bulan Oktober 2022, di halaman BKL Kadang Wredho Kramat Selatan Magelang Utara, alat yang digunakan adalah glucometer, soundsistem, safety lancet, SOP senam tera. Hasil : sebelum melakukan senam tera, persentase terbesar kadar glukosa darah puasa tinggi yaitu 138-323 mg/dl sebanyak 15 responden (50%). Setelah melakukan senam tera pada lansia penderita diabetes militus sebanyak 1x dalam sebulan, gula darah menurun 138-323 mg/dl dari 15 responden menjadi 10 responden (33,3%) dan yang ke gula darah normal dari 16,6 persen menjadi 46,7 %.Berdasarkan hasil analisa uji t-test paired dengan taraf signifikan 0,05 didapatkan nilai t hitung sebesar 3,601. p value : 0,001. Nilai tersebut berada di daerah penerimaan H1 (t tabel=1,69). Simpulan : Hasil analisa dapat disimpulkan bahwa senam tera sangat efektif untuk menurunkan kadar gula darah lansia diabetes melitus di BKL Kadang Wredo Magelang Utara. Kata kunci : Diabetes mellitus, kadar gula, senam tera