Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KEARIFAN LOKAL DALAM PENGELOLAAN LAHAN OLEH MASYARAKAT CIBAKAKAK DI DESA MAJA BARU LEBAK BANTEN Roby, Roby; Desy Safitri; Martini, Martini
Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial Vol. 3 No. 8 (2024): Triwikrama: Jurnal Ilmu Sosial
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6578/triwikrama.v3i8.3174

Abstract

Peneliti ini bertujuan untuk menggali informasi terkait tradisi turun temurun masyarakat cibakakak terhadap pengelolaan lahan berupa pengetahuan mereka tentang tradisi turun temurun bercocok tanam untuk memenuhi kebutuhan hidup. Peneliti ini dilakukan di desa maja baru kampung cibakakak Lebak Banten. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi secara mendalam di lakukan kepada para narasumber dan informan, yaitu masyarakat sebagai informasi inti, mantri pertanian sebagai informan kunci, dan ustadz setempat sebagai informan ahli yang sangat mengetahui tentang topik tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara masyarakat kampung cibakakak menjaga kearifan lokalnya dengan mematuhi aturan yang sudah ditentukan oleh adat. Aturan adat mengajarkan kepada mereka tentang bagaimana cara pengelolaan lahan dari ada tradisi pengelolaan, cara pengelolaan, dan tradisi setelah pengelolaan agar bisa mempertahankan kearifan lokal di kampung cibakakak desa maja baru. Kesimpulannya, ditemukan berbagai macam tradisi turun temurun dalam pengelolaan lahan yang mempunyai nilai-nilai luhur yang dapat diterapkan pada generasi selanjutnya. Bentuk tradisi turun temurun dalam pengelolaan lahan dari segi bercocok tanam pada masyarakat kampung cibakakak berupa penentuan bulan Hijriyah dan larangan hari, hal ini bentuk tradisi terhadap tanaman padi karena diyakini bahwa penentuan bulan hijriah dan larangan hari ini dapat memberikan dampak yang baik bagi masyarakat tani dan masyarakat kampung cibakakak tetap mewariskan kepada generasi penerusnya yaitu melalui peran lembaga adat dan keluarga.
ANALISIS PERTIMBANGAN PUTUSAN HAKIM TERHADAP TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PRABUMULIH NOMOR: 25/PID. B/2021/PN/PBM) Sanjaya, Sanjaya; Amalia, Rizki Fitri; Affreddyan, Affreddyan; Roby, Roby; Butar, Darwin Butar
Lex Stricta : Jurnal Ilmu Hukum Vol. 1 No. 1 (2022): Agustus
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sumpah Pemuda Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.599 KB) | DOI: 10.46839/lexstricta.v1i1.2

Abstract

Abstrak Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah, bagaimana analisa hakim didalam menjatuhkan sanksi pidana kepada terdakwa apakah telah memenuhi unsur keadilan, baik terhadap keluarga korban maupun terhadap pelaku itu sendiri. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan majelis hakim Pengadilan Negeri Prabumulih dalam menjatuhkan Putusan Pidana Nomor: 25/Pid.B/2021/PN Pbm terhadap tindak pidana pembunuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Yuridis Normatif (Legal Research), pendekatan undang-undang (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan Kasus (Case Approach). Hakim dalam menjalankan kekuasaan kehakimannya wajib menafsirkan hukum demi rasa keadilan masyarakat dan menemukan atau menafsirkan hukum sesuai dengan rasa keadilan dalam masyarakat itu, sebab hakim tidak terlepas dari masyarakat dimana ia berada dalam melakukan tugasnya. Sebagai penegak hukum, hakim mempunyai tugas dibidang yudisial, yaitu menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Kata Kunci: Hakim, Putusan, Tindak Pidana Pembunuhan Abstract The problem raised in this study is how the judge's analysis in imposing criminal sanctions on the defendant has fulfilled the elements of justice, both to the victim's family and to the perpetrator himself. What factors were taken into consideration by the judges of the Prabumulih District Court in passing the Criminal Decision Number: 25/Pid.B/2021/PN Pbm against the crime of murder. The methods used in this research are normative juridical (Legal Research), the statute approach and the conceptual approach, the case approach. Judges in exercising their judicial power are obliged to interpret the law for the sake of the community's sense of justice and find or interpret the law in accordance with the sense of justice in that society, because judges cannot be separated from the community where they are in performing their duties. As law enforcers, judges have a duty in the judicial field, namely to receive, examine, decide and settle every case submitted to him.
ANALISIS PERILAKU SEISMIK PADA BANGUNAN TINGGI BETON BERTULANG DENGAN VARIASI POSISI OUTRIGGER DAN BELT TRUSS Leo, Edison; Roby, Roby; Leman, Sunarjo
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 8, Nomor 3, Agustus 2025
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v8i3.34189

Abstract

The outrigger and belt truss systems serve as structural components that assist in resisting lateral loads. This study utilized MIDAS GEN software to evaluate the influence of outrigger and belt truss systems on the seismic performance of high-rise buildings. The results indicate that the inclusion of these systems consistently improves structural stiffness, as evidenced by the decrease in the building's natural vibration period—from 4,65 seconds without the outrigger and belt truss system to 4,01 seconds with a configuration of three outriggers and three belt trusses. This increase in stiffness also leads to a rise in base reaction, which is a critical factor in earthquake engineering design. In Model 2, the configuration that showed the best performance (i.e., the highest reduction in top displacement) was at a height of 48 meters, corresponding to 0,3n (where n is the total building height of 160 meters), resulting in a 15,65% reduction. In Model 3, with systems placed at 48 meters and 128 meters (0,3n+0.8n), a 24,73% reduction was achieved. Model 4, with outrigger and belt truss systems positioned at 32 meters, 48 meters, and 128 meters (0.2n+0.3n+0.8n) yielded the highest reduction of 31,8%. However, the effectiveness of these reductions demonstrates a diminishing return phenomenon, where adding more outrigger and belt truss systems beyond a certain point becomes less efficient in further reducing top displacement. Abstrak Sistem outrigger dan belt truss bekerja sebagai sistem yang membantu dalam menahan gaya lateral. Penelitian ini dianalisis menggunakan software MIDAS GEN untuk mengetahui pengaruh sistem outrigger dan belt truss terhadap kinerja seismik pada bangunan tinggi. Hasil studi mengindikasikan bahwa penambahan sistem tersebut secara konsisten meningkatkan kekakuan struktural, yang terbukti dari penurunan periode getar bangunan dari 4,65 detik dengan tanpa menggunakan outrigger dan belt truss menjadi 4,01 detik dengan konfigurasi tiga outrigger dan tiga belt truss. Peningkatan kekakuan ini juga berimplikasi pada peningkatan base reaction, yang mana menjadi suatu pertimbangan krusial dalam desain rekayasa gempa. Pada model 2, konfigurasi yang menunjukkan kinerja terbaik (kinerja terbaik artinya yang terbesar dalam mereduksi nilai top displacement) adalah pada ketinggian 48 meter dengan posisi 0,3n (n adalah total ketinggian yaitu 160 meter) dan reduksi 15,65%. Pada model 3, dengan ketinggian 48 meter dan 128 meter (0,3n+0,8n), nilai reduksi top displacement sebesar 24,73%. Pada model 4 dengan ketinggian 32 meter, 48 meter dan 128 meter (0,2n+0,3n+0,8n), reduksi top displacement sebesar 31,8%. Efektivitas reduksi ini memperlihatkan fenomena diminishing return, dimana penambahan jumlah outrigger dan belt truss secara berlebihan tidak lagi efisien dalam memberikan peningkatan reduksi top displacement.
PERGESERAN BUSANA ADAT PENGANTIN MASYARAKAT JAWA DI DESA BANGUN JAYA KECAMATAN KATINGAN KUALA KABUPATEN KATINGAN Roby, Roby; Emzaed, Ali Murtadho; Ahmad, Sabarudin
Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum (JISYAKU) Vol 3 No 1 (2024): Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum (JISYAKU)
Publisher : Sharia Faculty of State Islamic Institute (IAIN) Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23971/jisyaku.v3i1.8113

Abstract

Penelitian ini di latarbelakangi oleh Masyarakat Jawa yang bertransmigrasi ke Desa Bangun Jaya Kecamatan Katingan Kuala Kabupaten Katingan. kemudian berinteraksi dan berakulturasi dengan masyarakat Banjar yang agamis melalui pernikahan. Meskipun demikian pernyataan ini bukan berarti bahwa masyarakat Jawa itu tidak agamis, akan tetapi masyarakat Jawa yang pindah ke desa Bangun Jaya bisa dibilang cukup kuat memegang adat istiadat dari leluhurnya. Hasil akulturasi itu berpengaruh pada pakaian busana adat Jawa yang cenderung kurang sasuai syari