Reskiani, Anugrah
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Mantuq Dan Mafhum Dalam Al-Qur’an Rasyid, Muhammad Dirman; Reskiani, Anugrah
JIS: Journal Islamic Studies Vol. 1 No. 3 (2023): Juli 2023
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/jis.v1i3.529

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hakikat dari mantuq dan mafhum dalam al-Qur’an. Penilitian ini merupakan penilitian pustaka (library research), dengan cara mengumpulkan literatur terkait baik dari sumber klasik maupun kontemporer kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif, lalu dianalisis (content analysis) untuk sampai pada kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mantuq dan mafhum pada dasarnya merupakan bagian dari kajian ilmu usul al-fiqh. Namun, sangat erat kaitannya dengan al-Qur’an dalam upaya memahami pesan serta kandungan hukum yang termuat dalam teks-teks al-Qur’an, karena objek pokok dari pembahasan ini adalah pemaknaan terhadap teks. Mantuq merupakan makna sebagaimana ia terucap, sedangkan mafhum merupakan makna yang dipahami dari mantuq, yang secara pengucapan berbeda. Pengetahuan mengenai mantuq dan mafhum merupakan hal yang sangat urgen dalam kajian ilmu-ilmu al-Qur’an dan tafsir. Sebab, persoalan ini membincang bagaimana menetapkan hukum dari teks-teks atau bagaimana memaknai teks.
Relasi Simbiosis Al-Qur’an dan Sunnah Dalam Tradisi Penafsiran Rasyid, Muhammad Dirman; Reskiani, Anugrah; Nawawi, Aksa Muhammad
JIS: Journal Islamic Studies Vol. 2 No. 2 (2024): April-Juli 2024
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tafsir Al-Qur’an berbasis sunnah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam khazanah intelektual Islam. Penelitian ini mengeksplorasi relasi dan signifikansi sunnah sebagai sumber penafsiran Al-Qur’an. Melalui studi kepustakaan dengan pendekatan multidisipliner, penelitian ini mengkaji definisi sunnah, bentuk-bentuk penafsiran dengan sunnah, kaidah-kaidah tafsir berbasis sunnah, serta urgensinya dalam memahami makna-makna Al-Qur’an. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sunnah merupakan sumber penafsiran utama setelah Al-Qur’an itu sendiri, dengan beragam format seperti penafsiran langsung oleh Nabi, koreksi atas kesalahpahaman sahabat, hingga perbuatan Nabi yang merefleksikan kandungan ayat. Para ulama menetapkan kaidah mengutamakan penafsiran dari Nabi dan memperhatikan kekhususan lafal syar’i. Tafsir Al-Qur’an berdasarkan sunnah memiliki signifikansi sebagai kunci dalam menangkap maksud sebenarnya firman-firman Ilahi yang sulit dijangkau nalar manusia. Mengkajinya merupakan urgensi demi mereguk makna-makna luhur Al-Qur'an sebagai bekal kebahagiaan dunia dan akhirat sebagaimana diwasiatkan Nabi agar berpegang pada Al-Qur’an dan sunnahnya.
ANALISIS VISIBILITAS HILAL SEBAGAI ACUAN PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIYAH : STUDI DATA PENAMPAKAN HILAL DI MAKASSAR Reskiani, Anugrah; Subhan, Rahman
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 6 No 1 (2022): Juni
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v6i1.26772

Abstract

Penelitian ini bertujuan: a. untuk mengetahui penampakan cahaya (fisis) bulan baru pada saat pengamatan hilal 1 Ramadhan dan 1 Syawal 1438 H, b. untuk menganalisis kriteria visibilitas hila>l dari pengamatan awal Bulan Kamariyah di Makassar Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini tergolong kualitatif lapangan (field research kualitatif) dengan multi-pendekatan (teologis-empiri, dan Sains-Astronomi), data diperoleh dari hasil observasi hila>l dan histori pengamatan hilal beberapa tahun yang lalu. Hasil penelitian ini: a. Penampakan Hila>l sangat dipengaruhi oleh awan tebal dan kecemerlangan langit/cahaya syafak. b. Dari pengamatan hila>l di makassar, maka dapat di­turunkan sejumlah kriteria sebagai kriteria visibilitas hila>l yakni; 1. Pasca konjungsi umur Bulan >19 jam dengan elongasi >10°; 2. Tinggi Bulan–Matahari memiliki nilai >10.24° untuk kasus beda azimuth =6°; 3. Saat di mana fungsi visibilitas ∆m mencapai nilai maksimumnya dapat digunakan sebagai indikator waktu terbaik (best time) pengamatan hila>l, yakni 5 menit pasca terbenam matahari. Penentuan awal bulan kamariyah diperlukan penggabungan kedua sistem yakni hisab dan rukyat; perlu pengamatan hila>l harus dilakukan dalam skala yang lebih luas (baik dari segi tempat maupun penggunaan alat yang lebih canggih), untuk membentuk kriteria ketinggian hila>l yang disepekati sesuai dengan kaidah agama dan sains.