Suryani, Ni Nyoman Manik
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Igel: Journal of Dance

Tari Sang Hyang Penyalin Putratama, I Kadek Renanda Satria; Suryani, Ni Nyoman Manik; Wahyuni, Ni Komang Sri
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3286

Abstract

Karya tari yang yang berjudul Sanghyang Penyalin merupakan salah satu karya tari  yang  disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religious dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Karya tari SangHyang Penyalin disajikan dalam bentuk tari kelompok yang berjumlah enam orang penari laki-laki. Metode yang digunakan pada karya ini, yaitu Angripta Sesolahan (menciptakan tari-tarian),  menggunakan musik iringan midi (musical instrument digital interface) dengan durasi karya 12 menit 
Tari Kreasi Mapepare Maharani, Putu Devia; Suryani, Ni Nyoman Manik; Ruspawati, Ida Ayu Wimba
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 1 No 2 (2021): Terbitan Kedua Bulan Oktober tahun 2021
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.593 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v1i2.865

Abstract

Mapepare is a new dance creation that describes the activities of a group of Tenganan Pegringsingan women who offer Pepare offerings during Ngusaba Kasa in Tenganan Pegringsingan Village. Every ceremonial procession held in Tenganan Pegringsingan Village requires careful preparation, both physically and mentally, because if something unwanted happens in the procession, customary sanctions will be imposed. This applies in the procession of the Pepare offerings, if one of the people in charge of the Pepare offerings accidentally drops one of the elements in the Pepare ceremony, it will be subject to customary sanctions that apply in Tenganan Pegringsingan Village. The method of creation used in the Mapepare dance work is the method of creation by Alma M. Hawkins which includes the exploration, improvisation, and forming stages, so as to give birth to patterns of motion both in physical form, as well as exploration of ideas so that the concept of the work to be worked on appears. Mapepare dance works using the concept of a large group with seven female dancers. The movement patterns used are derived from movements in Balinese dance such as agem, away, badminton, and tangkep which are then redeveloped according to the ideas and themes used. The property used is the Pepare offering which was arranged by the dancers. The accompaniment music used is the Selonding gamelan. The overall duration of the work is 13 minutes, Mapepare dance works are perfomed at the Pelangi Budaya NusantaraStudio, Denpasar.Keywords: Mapepare, mesuunan, customary sanctions
Tari Kreasi Bebarisan Bala Maya, Sebuah Kisah Prajurit Kupu-kupu Arimbawa, I Wayan Wira; Suteja, I Kt.; Suryani, Ni Nyoman Manik
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 1 (2022): Terbitan Pertama Bulan Juni tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.053 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i1.1577

Abstract

Reading a book Kupu Kupu Kuning Yang Terbang Di Selat Lombok, tell about history of struggle the kingdom of Karangasem defeating the Selaparang kingdom Lombok. The victory of the kingdom of Karangasem blessing from yellow butterfly troops which can be seen or invisible, panugrahan (Grace) from Ida Bhatara Alit Sakti at Pura Bukit Karangasem. The meaning of the struggle is very phenomenal, if it is related to the concept sekala and niskala, that is devotion of forefather and human relationship with universe. Oriented from the phenomenon came up with an idea to create a work creation dance with the title Bala Maya in bebarisan creation. In the creation of this dance, using theory image and imagination by Tetdjoworo,H, that is can imagining and manifest in the motive of movement.The process uses the method Mencipta Lewat Tari by Y.Sumadiyo Hadi translation of the book Creating Through Dance by Alma M.Hawkins consists of three step that is, exploration, improvisation, and forming step.   Bala Maya is a bebarisan dance creation have a heroism theme, tell about Laskar Karangasem troops which interpreting the yellow butterfly attack Seleparang Lombok Kingdom. Invisible soldier is the character and characteristic of yellow butterfly called Bala Maya. Keywords : Bebarisan dance, Bala Maya, sekala-niskala, creating.
Tari Bidak Isolasi, Sebuah Refleksi Diri Terhadap Kehendak Berkuasa Mahendra, I Gede Adi; Suryani, Ni Nyoman Manik; Gunarta, I Wayan Adi
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 2 No 2 (2022): Terbitan Kedua Bulan November tahun 2022
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.662 KB) | DOI: 10.59997/journalofdance.v2i2.1875

Abstract

Tari Bidak Isolasi adalah sebuah karya tari baru dengan wujud kontemporer yang terinspirasi dari permainan catur. Dalam realitas kehidupan, penata merasakan perilaku banyak orang yang “haus” kekuasaan dikehidupan duniawi dan saling berebut atau beradu, layaknya seperti bidak dalam permainan catur. Tujuan penciptaan karya tari ini adalah untuk mengkomunikasikan pesan bahwa pentingnya suatu pengendalian diri agar tidak terlena terhadap kekuasaan duniawi sehingga pesan pada karya ini diharapkan dapat diterima oleh masyarakat. Tari Bidak Isolasi tercipta melalui proses penciptaan dengan menggunakan metode penciptaan oleh Alma M. Hawkins dengan tiga tahapannya, yaitu tahap eksplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Karya tari Bidak Isolasi berbentuk kelompok besar, ditarikan oleh delapan orang penari putra, dengan wujud kontemporer, yang strukturnya terdiri dari bagian satu, bagian dua, dan bagian tiga. Beberapa gerak yang digunakan yaitu gerak dari langkah-langkah bidak yang terdapat pada permaianan catur serta gestur orang bermain catur yang distilirisasikan sesuai kebutuhan koreografi sehingga menjadi wujud baru. Musik karya tari ini digarap menggunakan aplikasi musik FL Studio 2020 bernuansa Bali-Modern. Tata rias yang digunakan yaitu tata rias yang difantasikan disesuaikan dengan konsep estetika karya penata terhadap sebuah obyek permainan catur. Sedangkan tata busana yang digunakan berupa busana baju lengan pendek, celana panjang serta pada badan penari berisikan uang koin dengan tato di bagian hulu hati. Karya Bidak Isolasi dipentaskan secara daring (dalam jaringan) melalui live streming Youtube dengan konsep pemanggungan proscenium.   Kata kunci : Bidak Isolasi, Catur, Kekuasaan, Kontemporer
Tari Sang Hyang Penyalin Putratama, I Kadek Renanda Satria; Suryani, Ni Nyoman Manik; Wahyuni, Ni Komang Sri
Jurnal IGEL : Journal Of Dance Vol 4 No 1 (2024): Jurnal IGEL Vol 4 No 1 2024
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jijod.v4i1.3286

Abstract

Karya tari yang yang berjudul Sanghyang Penyalin merupakan salah satu karya tari  yang  disuguhkan dalam bentuk tari yang bersifat religious dan secara khusus berfungsi sebagai tarian penolak bala atau wabah penyakit. Karya tari SangHyang Penyalin disajikan dalam bentuk tari kelompok yang berjumlah enam orang penari laki-laki. Metode yang digunakan pada karya ini, yaitu Angripta Sesolahan (menciptakan tari-tarian),  menggunakan musik iringan midi (musical instrument digital interface) dengan durasi karya 12 menit