This Author published in this journals
All Journal Spektrum Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

SEDIMENTASI PADA SALURAN PRIMER GEBONG KABUPATEN LOMBOK BARAT: Sedimentation on Gebong Primary Chanel, West Lombok District Putra, I.B. Giri; Saadi, Yusron; Wirahman, Lalu
Spektrum Sipil Vol 3 No 1 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penurunan produksi air pada daerah aliran sungai akibat kerusakan hutan dan meningkatnya kebutuhan air untuk keperluan irigasi pertanian, perikanan, peternakan dan kebutuhan air baku rumah tangga sebagai dampak dari peningkatan jumlah penduduk. Selain itu penurunan debit air pada daerah tangkapan air sistem irigasi di Pulau Lombok pada umumnya disebabkan oleh pola penggunaan lahan kawasan hulu yang berubah dari kawasan hutan menjadi kebun rakyat. Penebangan hutan yang tak terkendali memicu cepatnya perubahan tata guna lahan sehingga terjadi sedimentasi pada saluran primer. Volume sedimen pada Saluran Primer Gebong menjadi masalah serius dalam pengelolaan daerah irigasi. Sejalan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan Penelitian Sedimentasi pada Saluran Primer Gebong, Kabupaten Lombok Barat. Dalam usaha mengendalikan daya rusak air, diperlukan langkah-langkah penanganan non-fisik melalui usaha konservasi, memelihara keberadaan, keberlanjutan, sifat, dan fungsi sungai agar alirannya tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Hal mendesak dan sangat perlu dilakukan adalah melakukan identifikasi kondisi tangkapan sedimen berdasarkan laju angkutan sedimen dan memetakannya dalam peta saluran primer. Peta ini berisi informasi laju angkutan sedimen yang dituangkan dalam bentuk persamaan lengkung aliran-sedimen sebagai pedoman untuk menentukan penanganan sesuai urgensi dan kondisi setiap saluran primer. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa rapat masa sedimen yang terjadi pada Saluran Primer Gebong memiliki rapat masa sebesar 2604 kg/m3 dengan total angkutan sedimen yang terjadi pada Saluran Primer Gebong sebesar 61.756,626 ton/tahun dan terdistribusi ke masing-masing Saluran Sekunder Bilebante sebesar 0.851 %, Saluran Sekunder Kediri sebesar 32,308 %, Saluran Sekunder Jenggala sebesar 6.268 %, Saluran Sekunder Gerung sebesar 45 780 % dan ke Saluran Sekunder Bagu sebesar 5.793 %.
KARAKTERISTIK KINERJA IRIGASI SPRINKLER MINI PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA UTARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Characteristics of Mini Sprinkler Irrigation Performent on The Northen Pringgabaya Dry land in The East Lombok Regency Jaya Negara, I Dewa Gede; Saadi, Yusron; Putra, I.B. Giri
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usahatani di lahan kering Pringgabaya, telah lama menerapkan sistim irigasi sprinkler maupun irigasi penggenangan dan penerapan sistim sprinkler besar di lapangan masih terkendala oleh kemampuan penyerapan air dari tanah yang masih tergolong rendah, sehingga air irigasi akan dominan terevaporasi dipermukaan tanah. Pada kondisi tanah sekitar 80% lebih berbutiran halus, menunjukkan kemampuan infiltrasi sebesar 3,342 cm/jam pada daerah perbukitan (Randy, 2011) dan pada lahan dataran infiltrasi sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013). Untuk mengatasi hal tersebut, sangat perlu diteliti sistem irigasi hemat air sprinkler yang lebih spesifik seperti sprinkler mini menggunakan jaringan dari pipa PVC. untuk itu perlu diketahui karakteristik respon tanah terhadap sistem irigasi hemat air yang diuji pada lahan Kering Pringgabaya sebagai alternatife dalam membantu pertanian di lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sistim irigasi hemat air terpadu dalam hal ini sprinkler mini pada tanah lahan kering Pringgabaya, terhadap kemampuannya memberikan lengas tambahan pada lahan. Uji dilakukan pada lahan berukuran 10 m x 10 m, dengan 4 buah stik sprinkler pada lahan. Saluran distribusi dalam sistim irigasi sprinkler mini digunakan pipa PVC berdiameter 3” , 2” dan 1” yang dilengkapi flow meter, sedangkan jaringan perpipaan pada lahan digunakan pipa pvc 1” dan pipa stik sprinkler berdiameter ¾”.Data hasil penelitian yang dianalsis meliputi keseragaman irigasi, lengas tanah setelah dan sebelum irigasi, kedalaman capaian irigasi pada kedalaman 10 cm, 20cm dan 30cm. Untuk perubahan lengas tanah setelah irigasi sebagai indikasi evaporasi, ditinjau pada durasi 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40menit, 50menit dan 60 menit. Hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk grafik maupun tabel dan disimpulkan secara deskriptif. Hasil analisis data menunjukan bahwa keseragaman (Cu) pengujian 2 sprinkler bersamaan diperoleh rerata di atas 70 %, dan tergolong baik. Besar debit sprinkler mini rerata 0,023m3/dt dengan radius irigasi (rs)=2,6m. Kedalaman capaian irigasi untuk durasi 10 menit sampai 60 menit besarnya sekitar 0,3cm – 7 cm, dan dengan lengas tanah yang mampu diberikan irigasi rerata sekitar 6,32%. Penurunan lengas tanah akibat evaporasi dalam satu harian di lahan kering Pringgabaya diperoleh rerata sebesar 5,61%, dan oleh karena itu sistem irigasi sprinkler mini ini lebih baik digunakan untuk penanganan evaporasi harian.
ANALISIS SEDIMENTASI TERHADAP UMUR GUNA BENDUNGAN PENGGA KABUPATEN LOMBOK TENGAH: Sedimentation Analysis of the useful Life of Pengga Resservoir in Lombok Tengah Regency Salehudin, Salehudin; Putra, I.B. Giri; Widalia, Baiq Yatmi
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendungan Pengga merupakan salah satu bendungan yang berfungsi secara Multi Pourpose, bendungan ini mulai dioperasikan semenjak tahun 1992 setelah pengerjaan kontruksinya rampung. Dengan umur layanan yang cukup panjang, bendungan Pengga masih berfungsi dengan baik sampai sekarang, namun ada sisi lain yang perlu tinjauan analis dari segi sedimentasi yang selama ini kita belum tau sampai sejauh mana volume dan ketinggiannya, apabila volume sedimen telah mencapai ketinggian tertentu atau elevasi yang telah ditetapkan maka akan mengakibatkan volume air yang tertampung akan menjadi berkurang, dan dengan secara otomatis akan mengakibatkan fungsi pola tanam yang sudah direncanakan akan menjadi gagal total, dalam analisis sedimen atau volume sedimen yang tertampung dbutuhkan analilis agar Bendungan tetap berfungsi dengan baik. Sedimen yang masuk ke dalam Bendungan Pengga berasal dari erosi tanah di Daerah Aliran Sungai (DAS) melalui alur-alur sungai. Material sedimen yang masuk ke dalam aliran sungai dalam jumlah besar, maka akan menyebabkan laju sedimen yang masuk kedalam Bendungan akan semakin besar pula bahkan akan melampui sedimen rencana. Sebagai upaya mendapatkan informasi perubahan kapasitas bendungan secara dini, maka pada penelitian ini, analisa yang digunakan untuk memperkirakan umur guna bendungan Pengga akibat adanya sedimentasi memerlukan analisis sedimen dengan berbagai metode, salah satu metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode distribusi sedimen (the emperical area reduction method). Berdasarkan hasil analisis distribusi sedimen Pengga, didapatkan bahwa Bendungan Pengga mengalami perubahan kapasitas tampungan terhitung mulai dari awal perencanaan sampai beberapa tahun berikutnya setelah bendungan beroperasi. Perubahan kapasitas tampung bendungan Pengga akibat sedimentasi pada umur 16 tahun yaitu sebesar 2,06 x 107 m3 dengan volume sedimen sebesar 6,714,700 m3, umur 29 tahun yaitu 1,51x 107 m3 dengan volume sedimen sebesar 12,170,394 m3, umur 40 tahun yaitu 1,05 x 107 m3 dengan volume sedimen sebesar 16,786,750 m3 dan umur 50 tahun yaitu 6,29 x 106 m3 dengan volume sedimen sebesar 20,983,438 m3. Umur guna bendungan Pengga hanya mencapai umur 40 th, yaitu mulai dari tahun 1994 sampai tahun 2034 dengan besarnya volume sedimentasi yaitu 16,786,750 m3, dimana sisa umur bendungan Pengga setelah lamanya beroperasi sekitar 21 tahun.
ANALISIS SISTIM IRIGASI TETES TERPADU PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Collaboration Drip Irrigation Systems Analysis at Dry Farming of Pringgabaya Jaya Negara, I Dewa Made; Saadi, Yusron; Putra, I.B. Giri
Spektrum Sipil Vol 1 No 1 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pertanian dilahan kering Pringgabaya telah menerapkan sistim irigasi hemat air sprinkle besar dan tetes, walaupun demikian penerapan sprinkle dilapangan masih terkandala oleh besarnya angin dan tingginya suhu lingkungan, yang memicu terjadinya kehilangan air irigasi yang lebih besar. Kemampuan infiltrasi lahan sebesar 3,342 cm/jam (Randy, 2012) untuk daerah perbukitan dan sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013) untuk lahan di pedataran, besarnya potensi infiltrasi tersebut masih tergolong rendah sehingga kurang mendukung teknik irigasi hemat air yang ada. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan sistim irigasi hemat air terpadu, yang dapat mengadopsi rendahnya kemampuan tanah menyerap air dalam pemberian air irigasi. Penelitian bertujuan untuk menguji sistim irigasi hemat air terpadu sistim tetes dan sprinkle mini pada tanah lahan kering Pringgabaya terhadap ketersediaan air pompa tenaga surya. Uji dilakukan pada lahan berukuran 4m x 12 m, dengan pipa distribusi sepanjang 60 m dari pipa pvc 1” dilengkapi flow meter dan elevasi muka air dari lahan sekitar 4 m. Sistim irigasi tetes uji berukuran 3m x 4 m perblok, dengan pipa pvc ukuran ½”, ¾”. Irigasi sprinkle dengan pipa ¾”, 1” dikoneksi dengan jaringan tetes. Pengujian irigasi terpadu dilakukan terhadap keseragaman, kemampuan irigasi dan lengas tanah, dalam waktu 5 menit, 10 menit dan 15 menit. Data yang peroleh adalah debit pompa, debit irigasi, keseragaman tetes dan sprinkle serta kelengasan tanah. Analisis data dilakukan terhadap data debit,keseragaman irigasi dan lengas tanah.Hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk grafik maupun tabel Hasil analisis menunjukkan bahwa sistem irigasi tetes terpadu memiliki keseragaman rerata 72% dan sprinkle mini dengan keseragaman 77,6% berarti sudah dapat digunakan. Besar debit irigasi tetes sebesar 0,0452m3/mnt dan kemampuan sprinkle sebesar 0,038m3/mnt dengan pancaran dua sprinkle 5,2m. Kebutuhan air irigasi tetes terpadu sebesar 0,049m3/mnt, masih mampu dipenuhi oleh pompa tenaga surya pada debit rendah (Qr)<0,002m3/dt, debit sedang (Qsd) < 0,003m3/dt maupun debit tinggi (Qti) > 0,003m3/dt. Kelengasan capaian irigasi sprinkle pada waktu irigasi 5 menit, 10 menit dan 15 menit sebesar 2,9%, 4,4% dan 7% termasuk rendah, sehingga lebih cocok untuk penyediaan air evaporasi harian, sedangkan irigasi tetes lebih baik difokuskan untuk pemberiaan air tanaman saja.
KARAKTERISTIK PERUBAHAN LENGAS TANAH PADA PEMBERIAN IRIGASI TETES PIPA PVC DI LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Soil Moisture Changes Characteristics of Drips Irrigation PVC Pipe at Dry Land Pringgabaya East Lombok Jaya Negara, I Dewa Gede; Saadi, Yusron; Putra, I.B. Giri
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pemberian irigasi dilahan pertanian lahan kering Pringgabaya sangat membutuhkan teknik irigasi yang lebih sesuai dan mudah dikembangkan. Penerapan sistem irigasi hemat air sprinkle besar dan tetes saat ini masih terkandala oleh tingginya suhu lingkungan, yang memicu terjadinya kehilangan air irigasi yang lebih cepat. Kemampuan infiltrasi lahan sebesar 3,342 cm/jam (Randy, 2012) untuk daerah perbukitan dan sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013) untuk lahan di pedataran, kondisi infiltrasi tersebut masih tergolong rendah untuk dapat mendukung teknik irigasi hemat air yang ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap sistim irigasi hemat air tetes dari pipa pvc yang bahannya mudah didapat dan lebih mudah diterapkan masyarakat khususnya dilahan kering Pringgabaya Utara, dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik perubahan lengas tanah terhadap pemberian air irigasi tetes pada lahan kering tersebut. Uji dilakukan pada lahan berukuran 4m x 12 m, system irigasi menggunakan pipa pvc 1” dilengkapi flow meter dan elevasi muka air dari lahan sekitar 5 m. Jarak titik amiter irigasi tetes sebesar 60 cm dan jarak antara pipa tetes 70cm. Ukuran lahan penelitian 5m x 5 m dan pipa untuk jaringan irigasi dengan diameter 1”, ½” dan ¾”. Pengujian irigasi dilakukan dengan durasi 10 menit, 15 menit, 25menit dan 45 menit. Data yang perlukan nantinya adalah debit keluaran irigasi, keseragaman tetes, perubahan lengas tanah dan tinjauan kedalaman basahan, sedangkan hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk grafik maupun table. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa, dari beberapa durasi irigasi tetes yang diuji, diperoleh hasil kelengasan tanah lebih besar dari lengas lapangan yang besarnya 28%.Kelengasan tana sebelum diberi irigasi yang diperoleh kisaran nilai 23%-27% pada edalaman 10 cm, kelengasan sebesar 16,8% - 24,3% untuk kedalaman 20 cm dan kelengasan sebesar 20,8% - 25,6% untuk kedalaman 30 cm. Lengas tanah capaian setelah irigasi tetes besarnya beragam yaitu untuk kedalaman 10 cm diperoleh 36% - 42,3%, untuk kedalaman 20 cm lengas yang diperoleh 37,8% - 42,3% dan kedalaman 30 cm diperoleh lengas 33,7% - 43,62%.Besarnya penambahan lengas setelah diberi irigasi untuk masing-masing kedalaman tinjauan adalah untuk kedalaman 10 cm diperoleh penambahan terhadap SP sebesar 12% - 15% , untuk kedalan 20 cm diperoleh sekitar 13,4% - 25,5% dan untuk kedalaman 30 cm diperoleh 7,85% - 23 %.Perubahan lengas terhadap perubahan durasi terjadi masih rendah dan sangat variatif.