p-Index From 2020 - 2025
0.983
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Spektrum Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KARAKTERISTIK ALIRAN BERDASARKAN ANGKA REYNOLDS (Re) DAN KOEFISIEN GESEKAN (f) SISTEM JARINGAN IRIGASI TETES PVC BERTINGKAT : Flow Characteristics Based on Reynolds Number (Re) and Friction Coefficient (f) Multi-Story PVC Drip Irrigation Network SystemMulti-Story PVC Drip Irrigation Network System Jaya Negara, I Dewa Gede; Widianty, Desi; Saidah, Humairo; Supriyadi, Anid; Suyasa, I K Agus
Spektrum Sipil Vol 11 No 2 (2024): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v11i2.348

Abstract

Jaringan irigasi tetes telah banyak digunakan dalam pertanian di Indonesia terutama untuk irigasi di lahan dengan tanaman hortikultura telah terbukti menguntungkan, akan tetapi dalam aplikasi penggunaan system irigasi tersebut untuk pertanian di lingkungan perumahan yang sempit masih diperlukan pengkajian yang lebih spesifik. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya angka Reynolds (Re) dan koefisien gesekan pipa (f) yang terjadi pada jaringan pipa distribusi irigasi tetes karena diperkirakan sangat berpengaruh pada aliran irigasi tetes. Uji dilakukan pada 4 variasi muka air tandon dengan data hasil uji yang diperlukan berupa data debit aliran (Q) dan distribusi aliran dari jaringan tiap level jaringan. Hasil studi menunjukkan bahwa Q akan semakin meningkat jika permukaan air di tangki semakin dinaikan, dan debit aliran terbesar diperoleh pada jaringan irigasi di lantai paling bawah. Besar Q pada muka air tangki variasi 4 diperoleh besarnya untuk Q1 = 99,68 cm3/detik, Q2 = 99,22 cm3/detik, Q3 = 93,21 cm3/detik dan Q4 = 66,68 cm3/detik. Besarnya angka Reynolds (Re) aliran yang diperoleh pada lantai 1berkisaran 12.292 – 10.888, pada lantai 2 diperoleh Re2 sebesar 12.495 – 11.477, pada lantai 3 diperoleh Re3 sebesar 12.695 – 12.037 dan Re4 sebesar 12.892-12.572. Jadi pada dimensi pipa yang tetap diperoleh nilai Re yang dihasilkan akan semakin besar jika debitnya ditingkatkan, sedangkan kisaran nilai koefisien gesekan (f) diperoleh sekitar 0,029 sampai 0,031 untuk semua tingkat jaringan irigasi.
ANALISIS KINERJA SPRINKLER MINI PADA JARINGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA GUMANTAR: Performance Analysis of Mini Sprinklers in Groundwater Irrigation Networks in Gumantar Village Jaya Negara, I Dewa Gede; Yasa, I Wayan; Sulistiyono, Heri; Agastya, Dewandha Mas; Supriyadi , Anid
Spektrum Sipil Vol 12 No 1 (2025): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v12i1.384

Abstract

Pertanian di lahan kering Gumantar, saat ini telah didukung oleh jaringan irigasi air tanah (JIAT) dalam dengan jaringan perpipaan dan sistem bok outlet dalam pendistribusian air irigasinya. Pada cara irigasi tersebut irigasi dilahan pertanian diberikan dengan cara penggenangan sekitar 2 jam dan kemudian diistirahatkan karena terbatasnya pompa. Memperhatikan pemberian irigasi dengan sistem yang ada sangat boros dengan air dan banyak lahan dengan luasan yang kecil berpotensi mendapat air dari jaringan JIAT sangat berlebihan, maka perlu dilakukan uji sistem irigasi hemat air untuk untuk luasan kecil, untuk membantu efisiensi penggunaan air dilahan kering JIAT Gumantar. Untuk itu sistem irigasi sprinkler kecil yang jangkauannya pendek akan diuji dilokasi ini, agar nantinya dapat digunakan sebagai alternatif dalam irigasi pada lahan yang kecil. Uji ini dilakukan pada luas lahan sekitar 3 are dengan uji sprinkler kecil 24D Netafim dan jaringan distribusi digunakan pipa pvc dan sumber air dari jaringan JIAT. Uji dilakukan terhadap kinerja sprinkler dalam memberikan irigasi. Data hasil uji yang dianalisis mencakup data radius irigasi, kedalaman dan durasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan kedalaman irigasi yang diperoleh dengan ditingkatkannya durasi irigasi dan pada durasi 1 jam diperoleh kedalaman irigasi 7 cm dan untuk durasi 2 jam diperkirakan mencapai kedalaman 14 cm.
KONTRIBUSI IRIGASI PERFORASI DALAM PENYEDIAAN AIR TANAMAN DENGAN MEDIA TANAM TERBATAS: The Contribution of Perforated Irrigation to Plant Water Supply with Limited Planting Media Jaya Negara, I Dewa Gede; Budianto, M Bagus; Supriyadi, Anid; Adetya, Kukuh
Spektrum Sipil Vol 12 No 2 (2025): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v12i2.392

Abstract

The amount of irrigation received by the plant media significantly influences the irrigation network system used. Furthermore, to determine the irrigation reach at a given head provided by the irrigation network, it is necessary to understand the irrigation distribution pattern in each pipe in the network, both the flow pattern and the irrigation quantity provided. The impact of irrigation on the land also needs to be tested to determine the characteristics of flow, distribution, and storage in the growing media. This test aims to determine the characteristics of irrigation distribution in perforated pipes and the contribution of soil moisture, its changes, and the relationship between the analyzed parameters. The irrigation test was conducted at three water level variations: 3.5 m, 3.6 m, 3.7 m, and 3.8 m. Data analysis was performed on the irrigation distribution in each perforated pipe, its quantity, and the regression relationship between the parameters. The distribution of perforated irrigation flow remained fluctuating at h1 and h3, while at h2, the flow was almost evenly distributed across the three networks. The difference in irrigation distribution relative to the average value occurred in perforation pipes 2 and 3 at h1, while the flow at perforation 1 was close to the average irrigation value. Soil moisture of 3% to 0.34% at a depth of 20 cm is estimated to be too low to support plant growth, so the duration needs to be increased. The regression relationship between w and soil moisture changes is more suitable following polynomial regression.
ANALISIS RANCANG BANGUN SISTEM IRIGASI HEMAT AIR TERPADU BERBASIS JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (JIAT) PADA LAHAN KERING TANAH BERGRADASI HALUS DI PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Design of Irrigation System Collaboration Analysis on Ground Water Irrigation (JIAT) at Smooth Gradation Dry Land in Pringgabaya West Lombok sub-Province Jaya Negara, I Dewa Gede; Supriyadi, Anid
Spektrum Sipil Vol 3 No 1 (2016): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penerapan irigasi sprinkler besar pada jaringan irigasi air tanah (JIAT) di lahan kering Pringgabaya, masih menghadapi banyak kendala di lapangan. Rendahnya kemampuan tanah untuk meresapkan air karena bergradasi halus, air irigasi lebih dominan menguap daripada meresap ke dalam tanah. Oleh karena itu keterbatasan JIAT dan sistem irigasi yang ada dilapangan akibat kondisi lokasi yang kurang mendukung, maka perlu diatasi dengan pengembangan JIAT agar penggunaan air menjadi lebih efektif dan efisien sampai dilahan. Pengujian sistem irigasi hemat air terpadu baik dengan sistem tetes maupun sprinkler mini yang ada dipasaran lokal, perlu dilakukan agar petani dapat dibantu dalam memanfaatkan air JIAT ditingkat lahan yang lebih sesuai. Penelitian ini bertujuan mendapatkan rancangan sistem irigasi hemat air terpadu tetes sprinkler mini dan leb di laboratorium Hidrolika Fak.Teknik Unram, dengan data lapangan, debit aliran dan luas lahan layanan sebagai dasar perancangan. Perancangan irigasi sistem jaringan terbuka dan tertutup, diuji pada debit pompa sekitar 2,8 l/dt sd 7 l/dt. Data-data analisis data keseragaman irigasi, kinerja irigasi dan debit luaran irigasi,di presentasikan dalam bentuk tabel dan grafik serta kesimpulan diambil secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan irigasi sprinkler mini, pada jaringan tertutup diperoleh radius irigasi terendah R1=1,67m pada Q= 3,1 lt/dt, R2=2,24m pada Q=4,7 l/dt dan pada Q= 5,1lt/dt diperoleh R3= 2,88m, Qrata-rata sprinkler mini 0,02 lt/dt dengan koefisien keseragaman(Cu) 72,24%. Pada sistem jaringan terbuka diperoleh R = 2,45 m dengan Q rata-rata 0,11 lt/dt dan Cu = 73 %. Pada irigasi tetes sistem terbuka diperoleh Cu 70,3%, dengan debit rata-rata pipa lateral 0,24 cm3/dt, sedangkan pada sistem jaringan tertutup diperoleh Cu 71,3% dengan debit luaran 0,32 cm3/dt. Irigasi leb sistem jaringan tertutup menunjukkan nilai Cu lebih tinggi dari pada sistem terbuka.Pada irigasi leb dengan 4 bok luaran, diperoleh debit luaran berkisar 0,16 l/dt sd 0,21 lt/dt sedangkan pada 7 bok luaran diperoleh debit luaran bok sekitar 0,09 lt/dt sd 0,14 lt/dt. Keseragaman debit luaran sistem tertutup lebih baik dari pada sistem terbuka. Sehingga sistem irigasi yang potensial terpadu adalah irigasi leb dengan sprinkler mini pada jaringan sistem tertutup, dan irigasi tetes sistem terbuka dengan sprinkler mini.
KARAKTERISTIK KINERJA IRIGASI SPRINKLER MINI PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA UTARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Characteristics of Mini Sprinkler Irrigation Performent on The Northen Pringgabaya Dry land in The East Lombok Regency Jaya Negara, I Dewa Gede; Saadi, Yusron; Putra, I.B. Giri
Spektrum Sipil Vol 2 No 1 (2015): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usahatani di lahan kering Pringgabaya, telah lama menerapkan sistim irigasi sprinkler maupun irigasi penggenangan dan penerapan sistim sprinkler besar di lapangan masih terkendala oleh kemampuan penyerapan air dari tanah yang masih tergolong rendah, sehingga air irigasi akan dominan terevaporasi dipermukaan tanah. Pada kondisi tanah sekitar 80% lebih berbutiran halus, menunjukkan kemampuan infiltrasi sebesar 3,342 cm/jam pada daerah perbukitan (Randy, 2011) dan pada lahan dataran infiltrasi sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013). Untuk mengatasi hal tersebut, sangat perlu diteliti sistem irigasi hemat air sprinkler yang lebih spesifik seperti sprinkler mini menggunakan jaringan dari pipa PVC. untuk itu perlu diketahui karakteristik respon tanah terhadap sistem irigasi hemat air yang diuji pada lahan Kering Pringgabaya sebagai alternatife dalam membantu pertanian di lahan kering. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sistim irigasi hemat air terpadu dalam hal ini sprinkler mini pada tanah lahan kering Pringgabaya, terhadap kemampuannya memberikan lengas tambahan pada lahan. Uji dilakukan pada lahan berukuran 10 m x 10 m, dengan 4 buah stik sprinkler pada lahan. Saluran distribusi dalam sistim irigasi sprinkler mini digunakan pipa PVC berdiameter 3” , 2” dan 1” yang dilengkapi flow meter, sedangkan jaringan perpipaan pada lahan digunakan pipa pvc 1” dan pipa stik sprinkler berdiameter ¾”.Data hasil penelitian yang dianalsis meliputi keseragaman irigasi, lengas tanah setelah dan sebelum irigasi, kedalaman capaian irigasi pada kedalaman 10 cm, 20cm dan 30cm. Untuk perubahan lengas tanah setelah irigasi sebagai indikasi evaporasi, ditinjau pada durasi 10 menit, 20 menit, 30 menit, 40menit, 50menit dan 60 menit. Hasil penelitian dipresentasikan dalam bentuk grafik maupun tabel dan disimpulkan secara deskriptif. Hasil analisis data menunjukan bahwa keseragaman (Cu) pengujian 2 sprinkler bersamaan diperoleh rerata di atas 70 %, dan tergolong baik. Besar debit sprinkler mini rerata 0,023m3/dt dengan radius irigasi (rs)=2,6m. Kedalaman capaian irigasi untuk durasi 10 menit sampai 60 menit besarnya sekitar 0,3cm – 7 cm, dan dengan lengas tanah yang mampu diberikan irigasi rerata sekitar 6,32%. Penurunan lengas tanah akibat evaporasi dalam satu harian di lahan kering Pringgabaya diperoleh rerata sebesar 5,61%, dan oleh karena itu sistem irigasi sprinkler mini ini lebih baik digunakan untuk penanganan evaporasi harian.
KARAKTERISTIK PERUBAHAN LENGAS TANAH PADA PEMBERIAN IRIGASI TETES PIPA PVC DI LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR: Soil Moisture Changes Characteristics of Drips Irrigation PVC Pipe at Dry Land Pringgabaya East Lombok Jaya Negara, I Dewa Gede; Saadi, Yusron; Putra, I.B. Giri
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pemberian irigasi dilahan pertanian lahan kering Pringgabaya sangat membutuhkan teknik irigasi yang lebih sesuai dan mudah dikembangkan. Penerapan sistem irigasi hemat air sprinkle besar dan tetes saat ini masih terkandala oleh tingginya suhu lingkungan, yang memicu terjadinya kehilangan air irigasi yang lebih cepat. Kemampuan infiltrasi lahan sebesar 3,342 cm/jam (Randy, 2012) untuk daerah perbukitan dan sebesar 0,621 cm/jam (Haki,2013) untuk lahan di pedataran, kondisi infiltrasi tersebut masih tergolong rendah untuk dapat mendukung teknik irigasi hemat air yang ada. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap sistim irigasi hemat air tetes dari pipa pvc yang bahannya mudah didapat dan lebih mudah diterapkan masyarakat khususnya dilahan kering Pringgabaya Utara, dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik perubahan lengas tanah terhadap pemberian air irigasi tetes pada lahan kering tersebut. Uji dilakukan pada lahan berukuran 4m x 12 m, system irigasi menggunakan pipa pvc 1” dilengkapi flow meter dan elevasi muka air dari lahan sekitar 5 m. Jarak titik amiter irigasi tetes sebesar 60 cm dan jarak antara pipa tetes 70cm. Ukuran lahan penelitian 5m x 5 m dan pipa untuk jaringan irigasi dengan diameter 1”, ½” dan ¾”. Pengujian irigasi dilakukan dengan durasi 10 menit, 15 menit, 25menit dan 45 menit. Data yang perlukan nantinya adalah debit keluaran irigasi, keseragaman tetes, perubahan lengas tanah dan tinjauan kedalaman basahan, sedangkan hasil analisis data ditampilkan dalam bentuk grafik maupun table. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa, dari beberapa durasi irigasi tetes yang diuji, diperoleh hasil kelengasan tanah lebih besar dari lengas lapangan yang besarnya 28%.Kelengasan tana sebelum diberi irigasi yang diperoleh kisaran nilai 23%-27% pada edalaman 10 cm, kelengasan sebesar 16,8% - 24,3% untuk kedalaman 20 cm dan kelengasan sebesar 20,8% - 25,6% untuk kedalaman 30 cm. Lengas tanah capaian setelah irigasi tetes besarnya beragam yaitu untuk kedalaman 10 cm diperoleh 36% - 42,3%, untuk kedalaman 20 cm lengas yang diperoleh 37,8% - 42,3% dan kedalaman 30 cm diperoleh lengas 33,7% - 43,62%.Besarnya penambahan lengas setelah diberi irigasi untuk masing-masing kedalaman tinjauan adalah untuk kedalaman 10 cm diperoleh penambahan terhadap SP sebesar 12% - 15% , untuk kedalan 20 cm diperoleh sekitar 13,4% - 25,5% dan untuk kedalaman 30 cm diperoleh 7,85% - 23 %.Perubahan lengas terhadap perubahan durasi terjadi masih rendah dan sangat variatif.
Potential Characteristics Of Biopori Absorption In Mandalika Terminal Area: Infiltrastion Jaya Negara, I Dewa Gede; Supriyadi, Anid; Alit Karyawan, I Dewa Made; Suroso, Agus; Hanifah, Lilik; Azmi, Muhammad Khoirul
Spektrum Sipil Vol 10 No 1 (2023): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v10i1.286

Abstract

Pengembangan ekonomi masyarakat di Kota Mataram sudah semakin menggeliat dengan berkembangnya pembangunan Terminal dan Pasar Mandalika saat ini. Pembangunan tersebut menimbulkan perubahan fungsi lahan sawah menjadi aspal atau beton dan hal ini telah mengurangi daerah resapan wilayah hulu Kota Mataram. Perubahan fungsi lahan tersebut telah meningkatkan jumlah limpasan didaerah sekitarnya saat musim hujan sehingga sering terjadi genangan-genangan dan perlu ditangani. Studi ini bertujuan mengetahui karakteristik peresapan dengan lubang resapan biopori (LRB) yang dibandingkan dengan klasifikasi Uhland and O’Neal (1951) dan potensinya. Uji biopori dilakukan pada lahan 0,3844 ha dengan 6 titik uji yang terdiri dari 1 uji kontrol dan 5 uji biopori perlakuan dengan sampah organik, dengan panjang pipa PVC biopori 60 cm berdiameter 10 cm. Kemampuan resapan LRB uji dan kontrol memiliki kemampuan infiltrasi termasuk sangat cepat dengan dua potensi infiltrasi yaitu 80cm/jam – 100 cm/jam dan 200 cm/jam – 250 cm/jam. Laju resapan konstan diperoleh pada durasi 60 menit untuk semua LRB.  
PEMANFAATAN SUMUR RESAPAN UNTUK MEREDUKASI LIMPASAN PADA LINGKUNGAN PERMUKIMAN PERUMAHAN: Utilization of Absorption Wells to Reduce Runoff in a Residential Settlement Jaya Negara, I Dewa Gede; Wiradarma, Lalu Wirahman; Yasa, I Wayan; Saidah, Humairo; Supriyadi, Anid; Wardana, I G A N K
Spektrum Sipil Vol 10 No 2 (2023): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v10i2.328

Abstract

Perubahan kawasan persawahan menjadi perumahan kerap kali terjadi dan sekitar ±6 hektar sawah dijadikan perumahan dengan tipe  27/77, 36/103 dan 50/105. Adanya pembangunan perumahan tersebut  akan meningkatkan limpasan air hujan dipermukaan, dan untuk mengatasinya dapat memanfaatkan sumur resapan sebagai alternatif. Berdasarkan data uji  resapan tanah lokasi studi diperoleh 6,329 cm/jam dan  kedalaman muka air tanah 2,8 m sampai 3 m musim hujan, maka sumur resapan berpotensi diterapkan pada lokasi  studi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besar reduksi limpasan hujan dari penggunaan sumur resapan. Debit limpasan rata-rata lokasi studi  sebesar 0,0103 m³/dt, dan  0,0408 m³/dt. Reduksi limpasan rata-rata  pada tipe rumah 36/103 sebesar 30%-43%, pada tipe rumah 50/105 reduksi limpasan besarnya 39,9% dan pada tipe rumah 27/77 reduksi limpasan terjadi sebesar 27%- 47%. Secara umum reduksi limpasan hujan dilokasi studi besarnya kurang dari 50%.