This Author published in this journals
All Journal Spektrum Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGEMBANGAN METODE PENINGKATAN KUALITAS LIMBAH AGREGAT BATU APUNG SEBAGAI MATERIAL BETON STRUKTURAL: The Development of Quality Improvement of Purnice Waste Aggregate as Structural Concrete Materials Suparjo, Suparjo; Akmaluddin, Akmaluddin; Gazalba, Zaedar; Handayani, Tety
Spektrum Sipil Vol 1 No 2 (2014): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton ringan merupakan beton yang memakai agregat kasar ringan dan pasir sebagai pengganti agregat halus dengan ketentuan tidak boleh melampaui berat isi maksimum beton 1850 kg/m3. Agregat kasar ringan dari batu apung mempunyai kekuatan yang rendah, dan sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton ringan. Syarat agregat batu apung untuk dapat dipakai sebagai bahan penyusun beton ringan struktural, maka perlu dilakukan rekayasa terhadap agregatnya. Perbaikan kekuatan agregat batu apung dengan merekayasa agregat batu apung tersebut dengan memasukkan/injeksi pasta semen dalam pori-porinya menggunakan metode perendaman disertai dengan pemberian tekanan udara. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan pasta semen pada pori agregat batu apung dengan variasi faktor air semen (FAS) yaitu fas 0.50, 0.55,0.60, 0.65, 0.70, 0.75, dan 0.80 ditinjau terhadap ketahanan aus agregat, kuat tekan langsung agregat, dan kuat tekan beton dengan benda uji silinder. Benda uji tekan agregat yaitu ukuran 5cm x 5cm x 5cm dan untuk kuat tekan beton benda uji berupa silinder beton dengan diameter 150 cm dan tinggi 300cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tertinggi terjadi dengan konsisten pada fas 0.70 baik untuk ketahan aus agregat, kuat tekan agregat, dan kuat tekan silinder beton. Besar penurunan untuk uji keausan agregat dengan perendaman 15,09% dan 21,10% dengan pemberian tekanan udara terhadap agregat tanpa rekayasa. Kenaikan uji tekan agergat, dan uji tekan silinder beton tertinggi dicapai pada perendaman dengan pemberian tekanan udara berturut-turut adalah 55,7 %; dan 22,80%, dibandingkan dengan sebelum agregat direkayasa.
KUAT TARIK SAMBUNGAN BAMBU BERPENGISI PADA BERBAGAI VARIASI MASSA MATRIKS DAN SERBUK GERGAJI KAYU: Tensile Strength of Filling Bamboo Connection in Various Matrix Mass Variations and Sawdust Sugiartha, I Wayan; Rofaida, Aryani; Handayani, Tety; Suparjo, Suparjo; Murtiadi, Suryawan
Spektrum Sipil Vol 7 No 1 (2020): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v7i1.163

Abstract

Bambu memiliki kuat geser sejajar serat yang rendah karena bentuknya tubular sehingga ketika disambung menggunakan pasak mudah terjadinya pecah. Upaya peningkatan kuat geser bambu yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pengisi disekitar sambungan. Serbuk kayu dicampur dengan matriks dari polyvinyl acetate (PVAc) memiliki potensi untuk dijadikan bahan pengisi sambungan bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tarik optimum sambungan bambu pada perbandingan massa matriks terhadap massa pengisi serbuk kayu dan untuk mengetahui pola kegagalan yang terjadi pada sambungan bambu berpengisi. Penelitian ini diawali dengan melakukan uji pendahuluan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mekanik bamboo, baut, dan perekat PVAc. Selanjutnya membuat benda uji sambungan dengan lima variasi massa matriks terhadap serbuk kayu, yaitu 1:1, 1.25:1, 1.5:1, 1.75:1, dan 2:1 dimana setiap variasi terdiri dari tiga sampel. Kemudian benda uji sambungan bambu diuji pada loading frame dengan cara memberikan beban statis jangka pendek menggunakan hydraulic jack hingga benda uji sambungan mengalami kegagalan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kuat tarik sambungan dengan variasi 1:1, 1.25:1, 1.5:1, 1.75:1, dan 2:1 berturut-turut sebesar 1179.36 Kg, 1194.48 Kg, 1239.84 Kg, 1421.28 Kg dan 1345.68 Kg. Kekuatan tarik optimum sambungan bambu terdapat pada variasi 1.75:1 dengan beban maksimum yang mampu diterima oleh sambungan bambu sebesar 1421.28 Kg. Pola kegagalan yang terjadi pada daerah sambungan bambu yaitu kegagalan tipe I dimana kegagalan terjadi dengan pecah dan bergesernya bambu serta terdorongnya pengisi ketika mencapai beban maksimum.