Yulianto, Erwan
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENENTUAN DOSIS OPTIMAL KOAGULAN DAN FLOKULAN DENGAN MENGONTROL PH PADA UNIT WASTE WATER TREATMEN PLANT PT PAITON OPERATION & MAINTENANCE INDONESIA Rizqullah, Thariq Antar; Budiono, Arief; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 11 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v11i1.6997

Abstract

Salah satu unit pengolahan air limbah yang terdapat pada instalasi pengolahan air limbah di PT POMI adalah unit waste water treatment plant. Proses pengolahan limbah pada PT POMI dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan metode koagulasi flokulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis optimum koagulan dan flokulan dengan mengontrol pH untuk menurunkan turbiditas pada percobaan Jar Test. Penelitin ini menggunakan metode koagulasi flokulasi menggunakan alat jar test dengan variasi dosis koagulan 1,5 ppm dan 2 ppm. Kemudian dosis variasi flokulan 0,5 ppm, 0,6 ppm, dan 0,7 ppm. Hasil penelitian dosis  koagulan dan flokulan sangat mempengaruhi terhadap pH dan turbidity. Dosis optimum yang didapat pada percobaan jar test dengan menambahkan koagulan sebanyak 1,5 ppm, flokulan 0,5 ppm pada pH 9 dengan turbidity sebesar 2,03 NTU.
ANALISIS PERUBAHAN MODE REGENERASI UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA OPERASIONAL CONDENSATE POLISHER PLANT PADA PLTU PAITON UNIT 8 MENUJU AMONIA CYCLE Adinda, Adinda; Rulianah, Sri; Yulianto, Erwan; Pahlevi, Rieza
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 11 No. 3 (2025): September 2025
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v11i3.7235

Abstract

Air merupakan kebutuhan vital dalam proses Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), terutama dalam menjaga kualitas air agar terhindar dari korosi dan pembentukan kerak (deposit). Pengolahan air dilakukan melalui sistem Condensate Polisher Plant (CPP) yang berfungsi sebagai penukar ion untuk menghilangkan kotoran, sehingga air yang dihasilkan memiliki konduktivitas ≤ 0,1 μs/cm. Pada PLTU Paiton unit 7/8, regenerasi CPP saat ini dilakukan menggunakan mode low, namun, mode regenerasi ini dianggap kurang efisien karena memerlukan penggunaan bahan kimia, air, dan listrik yang lebih banyak serta frekuensi regenerasi yang lebih sering. Siklus amonia dalam CPP merujuk pada penggunaan resin ion exchange yg dioperasikan dalam bentuk amonium (NH4+) untuk memurnikan kondensat, dengan tujuan memurnikan air, mengendalikan pH, mencegah pembentukan deposit, serta meningkatkan efisiensi regenerasi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis perubahan mode regenerasi dari low ke high untuk meningkatkan performa operasional CPP di PLTU Paiton unit 8 menuju implementasi siklus amonia. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan pengumpulan data primer, termasuk pengukuran direct conductivity, cation conductivity, dan konsentrasi natrium pada boiler blowdown. Pengamatan dilakukan secara online menggunakan Programmable Logic Controller (PLC) setelah proses regenerasi mode high. Hasil menunjukkan peningkatan durasi remain hour dari 358,5 jam pada regenerasi pertama menjadi 385 jam pada regenerasi kedua, serta penurunan konsentrasi impurities. Mode high terbukti lebih efektif dalam memulihkan performa resin dan mengurangi frekuensi regenerasi, memberikan dampak positif pada efisiensi biaya operasional perusahaan.
PENURUNAN KANDUNGAN BESI TERLARUT DI ECONOMIZER INLET MENGGUNAKAN KOMBINASI PENGOLAHAN AIR PADA PLTU PAITON UNIT 3, 7 DAN 8 Audia, Tsamara Amalia; Zamrudy, Windi; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 6 No. 2 (2020): August 2020
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v6i2.108

Abstract

Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) merupakan suatu kegiatan yang memproduksi listrik dengan menggunakan bahan bakar untuk memanaskan air dalam boiler yang menghasilkan uap. Air sebelum masuk ke boiler dilakukan pemanasan awal dengan economizer inlet yang merupakan bagian dari boiler. Air laut diproses terlebih dahulu di unit condenser polisher plant dengan beberapa metode, sehingga mengurangi resiko korosi dan scaling. Metode tersebut dipilih sesuai dengan jenis bahan pipa yang digunakan pada boiler. Pada unit 7 dan 8 bahan pipa boiler menggunakan all-ferrous maka metode yang digunakan [AVT(R)] dengan penambahan NH4OH untuk menaikan pH yang akan membentuk magnetit berupa Fe3O4 yang akan menjadi proteksi bagi pipa tersebut. Pada unit 3 pipa berbahan dasar besi, menggunakan metode combine water treatment, yang merupakan metode gabungan antara NH4OH dan O2 pada treatmentnya yang membentuk hematit. Pada penelitian ini menggunakan metode corrosion monitor selama 3 hari pada unit 3, 7 dan 8. Hasil yang didapatkan pada unit 3 selisih volume 326.31 L, pH 9.09, total Fe 3.49 ppb. Pada unit 7 selisih volume 257.52, pH 9.28, total Fe 0.45 ppb. Pada unit 8 selisih volume 257.52, pH 9.51, total Fe 0.32. Hasil analisa yang dilakukan terlihat lebih banyak kandunganFe terlarut pada unit 3 dibandingkan dengan unit 7 dan 8.
PEMANFAATAN FLY ASH SEBAGAI MATERIAL ADSORBEN UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM FE PADA LIMBAH CAIR DI UNIT WASTE WATER TREATMENT PLANT PT POMI Wardani, Avielia Putri; Maulidz, Safirda Dwi; Takwanto, Anang; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 7 No. 1 (2021): February 2021
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v7i1.183

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan abu terbang batubara teraktivasi dan antrasit sebagai adsorben ion logam berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH, suhu aktivasi fisika dan interaksi antara NaOH dengan suhu aktivasi fisika terhadap penurunan kandungan logam Fe pada limbah cair di PT POMI, serta untuk mengetahui pengaruh jenis adsorben terhadap penurunan kandungan logam Fe pada limbah cair PT POMI. Penelitian ini dimulai dengan mengaktivasi abu terbang, dengan 2 metode, yang pertama metode kimia dalam suasana basa menggunakan kosentrasi NaOH 1 M, kosentrasi NaOH 2 M, kosentrasi NaOH 3 M dan yang kedua metode fisika menggunakan variabel suhu 100°C, 120°C, 140°C dan 160°C selama 1 jam. Abu terbang yang telah diaktivasi dan antrasit (tanpa aktivasi) kemudian digunakan sebagai adsorben limbah cair PT POMI. Hasil adsorpsi diuji dengan AAS untuk mengetahui penurunan kandungan logamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan kandungan logam Fe paling baik sebesar 4,459 ppm pada penggunaan larutan NaOH 3 M dengan suhu 160°C dari konsentrasi awal sebelum adsorpsi sebesar 4,46 ppm menjadi 0,001 ppm. Sedangkan hasil adsorpsi menggunakan adsorben antrasit penurunan kandungan logam Fe pada limbah cair sebesar 2,31 ppm dengan persentase penurunan sebesar 51,84%. Hal tersebut telah memenuhi standar syarat kandungan logam yang ada di PT POMI yaitu maksimal 3 ppm.
ANALISIS EFISIENSI HEATER PADA PENGOLAHAN STEAM UNIT 7 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP Saputri, Yunira Ayu; Sa’diyah, Khalimatus; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.277

Abstract

Prinsip kerja industri pembangkit listrik tenaga uap secara umum adalah pembakaran batu bara pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air menjadi uap panas (superheated steam). Uap panas tersebut digunakan menggerakkan turbin dan menghasilkan tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator. Heater adalah salah satu alat penukar kalor yang banyak digunakan di industri pembangkit listrik yang berfungsi sebagai pemanas air umpan sebelum masuk ke boiler. Pada salah satu industri pembangkit listrik tenaga uap di Jawa Timur menggunakan dua tipe heater yaitu Low Pressure Heater (LPH) dan High Pressure Heater (HPH). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perhitungan neraca massa dan efisiensi kerja alat heater di unit 7 pada salah satu industri pembangkit listrik tenaga uap di Jawa Timur. Terdapat 11 heater yang digunakan pada unit 7 yaitu HPH pada heater 8A, 8B, 7A, 7B, 6A dan 6B, dan LPH pada heater 4, 3, 2, 1A dan 1B. Dari hasil perhitungan neraca massa di unit 7 didapatkan nilai neraca massa yang balance dimana tidak ada komponen massa yang terbuang. Sedangkan pada hasil perhitungan efisiensi heater, didapatkan nilai efisiensi pada HPH berkisar antara 88,16% - 92,91% sedangkan nilai efisiensi LPH berkisar antara 76,48% - 87,36%, dengan batas nilai efisiensi minimal adalah 80%. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa heater pada pembangkit listrik tenaga uap tersebut bekerja dengan efektif untuk mentransfer panas sehingga proses bekerja dengan baik.
PERHITUNGAN EFISIENSI HIGH PRESSURE HEATER PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP PT POMI UNIT 3 Ifvournamasari, Adinda Dwi; Sukmawanta, Shafara Najla Marinda; Maryanty, Yanty; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 2 (2022): June 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i2.373

Abstract

PT Paiton Operation & Maintenance Indonesia (PT POMI) Probolinggo merupakan salah satu pembangkit listrik tenaga uap yang menggunakan bahan bakar batu bara. Perusahaan ini merupakan penyuplai listrik untuk wilayah Jawa dan Bali. Pada industri pembangkit listrik, High Pressure Heater (HPH) merupakan alat penukar kalor yang berfungsi sebagai pemanas air umpan sebelum masuk ke boiler. Kerusakan pada HPH dapat mengurangi umur, efektifitas dan performa dari HPH serta suhu air pengisi boiler pada inlet economizer akan turun, sehingga butuh pemanasan yang lebih besar. Hal ini mengakibatkan konsumsi bahan bakar pada boiler akan naik sehingga menyebabkan penurunan pada efisiensi siklus Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan peningkatan biaya produksi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menghitung efisiensi HPH pada PT POMI Unit 3 sehingga dapat dilakukan perawatan (maintenance) yang baik secara berkala untuk menghemat biaya operasional harian pada alat tersebut. Perhitungan efisiensi HPH pada PT POMI Unit 3 dilakukan dengan metode perhitungan neraca massa dan neraca panas. Variabel yang digunakan yaitu perbedaan suhu masuk pada Unit HP FWH 8A yaitu sebesar 256,9oC dan pada Unit HP FWH 8B yaitu sebesar 256,1oC. Dari hasil perhitungan didapatkan efisiensi pada Unit HP FWH 8A yaitu sebesar 94,76% sedangkan pada Unit HP FWH 8B yaitu sebesar 94,33%. Hasil efisiensi didapatkan dari perbandingan Qsteam dan Qwater di mana semakin besar suhu maka semakin besar perbandingan Qsteam dan Qwater sehingga semakin besar pula efisiensi pada alat heater begitu pula sebaliknya semakin kecil suhu maka semakin kecil perbandingan Qsteam dan Qwater sehingga semakin kecil efisiensi pada alat heater.
PENGARUH JENIS CAMPURAN BATUBARA TERHADAP KEBUTUHAN ALKALI AIR LAUT DALAM MENYERAP GAS SO2 HASIL PEMBAKARAN BATUBARA DI PT PAITON OPERATION AND MAINTENANCE INDONESIA Romadhona, Gerda Safira; Kautsarrany, Rizqina; Ariani, Ariani; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i3.473

Abstract

Menipisnya jumlah batubara dari sumber yang lama, yaitu Adaro dan Kideco, membuat PT POMI saat ini melakukan pencampuran dengan sumber yang baru, diantaranya Baramulti, Jembayan, danTitan. Namun, dari jenis batubara baru memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi sehingga meningkatkan potensi pencemaran  udara apabila gasSO2 hasil pembakaran tidak terserap sepenuhnya oleh air laut. Perlu dilakukan penelitian terhadap pengaruh total sulfur dalam campuran batubara terhadap air laut dalam menyerap gas hasil pembakaran dan perkiraan kebutuhan alkali air laut dalam menyerap gas SO2 berdasarkan kadar SO42-. Penelitian  melibatkan proses pembakaran 50 gram batubara dan penyerapan gas hasil pembakaran oleh 500 mL air laut  menggunakan sistem batch. Rasio campuran batubara sejumlah 4:2 dengan variasi campuran, yaitu  Adaro:Baramulti, Adaro:Jembayan, Adaro:Titan, Kideco:Baramulti, Kideco: Jembayan, dan Kideco:Titan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa Kideco:Titan (4:2) dengan total sulfur sebesar 0,163% memberi pengaruh  terbesar terhadap keterserapan gas SO2 oleh air laut dengan penurunanpH dan alkalinitas paling banyak, serta  kadar SO42- paling tinggi. Kebutuhan alkali air laut dalam menyerap gas SO2 yang paling tinggi untuk pembakaran  batubara Adaro:Baramulti (4:2) sebesar 0,125 gram.
EFEKTIVITAS PERUBAHAN SETTING WAKTU STEP RINSING PADA PROSES REGENERASI MIXED BED DI WATER TREATMENT PLANT UNIT 7,8 PT. POMI Amim, Meylinda Miftahul; Rulianah, Sri; Yulianto, Erwan
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i1.4876

Abstract

Demineralisasi merupakan proses penghilangan ion-ion yang terkandung di di dalam air dengan adanya pertukaran ion menggunakan resin anion dan kation. Resin anion dan kation di dalam Mixed Bed akan menyerap ion-ion dalam air, namun seiring berjalannya waktu resin akan mengalami kejenuhan sehingga harus dilakukan proses Regenerasi. Regenerasi resin penukar kation dilakukan dengan menggunakan larutan H2SO4 dan regenerasi untuk resin penukar anion dengan menggunakan larutan NaOH.  Regenerasi dilakukan dengan beberapa tahapan, setiap tahapan memiliki preset-time yang berbeda. Preset-time dapat berubah sesuai kondisi Mixed Bed pada saat dioperasikan. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan waktu pada tahap rinsing proses demineralisasi Mixed Bed terhadap nilai konduktivitas pada produk keluaran Mixed Bed sekaligus mengetahui jumlah penggunaan air demin secara efisien dalam proses regenerasi Mixed Bed pada tahap rinsing. Beberapa pertimbangan terhadap permasalahan pada saat regenerasi akan berpengaruh terhadap adanya perubahan preset-time. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perubahan waktu pada proses regenerasi di unit demineralisasi Water Treatment Plant Unit 7,8 PT. POMI. Pada penelitian ini dilakukan perubahan preset-time pada tahap rinsing dari 120 menit menjadi 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurangan waktu pada tahap rinsing selama 60 menit sudah memenuhi parameter konduktivitas <200 µS/cm yakni 90-110 µS/cm. Sehingga dengan adanya pengurangan waktu pada tahap rinsing akan berpengaruh pada penurunan jumlah penggunaan air demineralisasi untuk proses pembilasan resin dengan efisiensi sebesar 50% dan pengehematan pengeluaran biaya air demin sebesar ± Rp75.000.000 dalam satu kali proses regenerasi Mixed Bed.