Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Skrining Anemia Remaja Melalui Pemeriksaan Kadar Haemoglobin Dan Pemberian Tablet Fe Di Panti Asuhan Putri Muhammadiyah Tanjung Muminah, Ikhwah; Azizah, Atika Nur
WASATHON Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 04 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61902/wasathon.v2i04.1451

Abstract

Nutritional anemia in adolescent girls is one of the causes of high death rates during childbirth and the high incidence of babies with low birth weight. The important thing in controlling anemia in pregnant women is that teenagers are able to fulfill the diversity of food substances needed by the body for the synthesis process of forming hemoglobin in the body. The aim of this activity is to carry out early detection of anemia in adolescents and administer Fe tablets as an effort to overcome anemia in adolescents. The service method used is to analyze the situation of the service location, communicate the problem to find out the public's understanding of the importance of anemia screening by checking hemoglobin levels and administering Fe tablets, determining service objectives, implementing the plan. and providing education regarding adolescent anemia and its implementation. As a result of this service, there were 10 students who experienced mild anemia. Based on the results of this examination, it is hoped that students who experience anemia and are given Fe tablets will experience an increase in their Hb levels to normal.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBANG II Widianti, Dian; Azizah, Atika Nur
Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat
Publisher : Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jmkm.v8i1.3955

Abstract

Stunting terjalin ketika pertumbuhan linier anak terhambat karena kelaparan terus-menerus atau faktor lingkungan yang kurang optimal. Jumlah anak pendek di Kabupaten Banyumas saat 2021 sebanyak 8527 (9,1%), seperti dilansir dari profil kesehatan daerah. Di Puskesmas Sumbang II, 14,2% dari 337 anak antara usia 0 dan 59 bulan dianggap pendek. Tingginya angka stunting di Kabupaten Banyumas sebagian disebabkan oleh pola asuh yang buruk. Tujuannya riset ini ialah supaya memahami bagaimana perbedaan pola asuh mempengaruhi angka kejadian stunting bagi anak berumur 24-59 bulan yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbang II. Riset ini bersifat kuantitatif, dengan mempergunakan desain cross sectional dan analisis korelatif. Metode pengambilan sampel ialah multistage random sampling, dan total sampel ialah 72 orang. Mayoritas responden (91,6%) dengan keterampilan pengasuhan yang buruk mempunyai anak usia 24-59 bulan yang pendek atau sangat pendek. Dengan P-value (0,000 kurang daripada 0,005), riset ini menyimpulkan bahwa mayoritas orang tua masih melakukan pola asuh yang buruk. Saran untuk orang tua diharapkan melakukan pola asuh yang baik, Pola asuh yang baik telah terbukti mengurangi risiko stunting pada anak.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STUNTING BALITA UMUR 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBANG II Komariah, Evon; Azizah, Atika Nur
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jkmlh.v8i1.3956

Abstract

Stunting adalah keadaann ketidakmampuan untuk berkembang pada anak-anak di bawah limaa tahun untuk berkembang karena rasa lapar yang terus-menerus, yang menyebabkan anak-anak menjadi lebih terbatas dari usia mereka. Malnutrisi dimulai saat bayi masih dalam kandungann dan berlanjut selama beberapa hari setelah lahir (HPK), namun tidak dimulai sampai anak berusia dua tahun, atau dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Tujuan penelitiann ini adalahh untukk mengetahui hubunga antara dukungann keluarga dalam pemberiann ASI selektif dengan angka hambatan pada bayi usia 24-59 bulan di wilayah kerja Posyandu Sumbang II. Metode cross-sectional dari penelitian analitik korelatif digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan metode random sampling, 72 responden dijadikan sampel untuk penelitian ini. Dalam penelitian ini, kuesioner antropometri digunakan sebagai alat ukur. Dengan tingkat signifikansi p 0,05, data yang diperoleh dilakukan uji Sperman Rho untuk dianalisis. Konsekuensi dari tinjauan tersebut didapatkan P-value sebesar 0,000, tingkat kepentingan p = < 0,05 sehingga sangat mungkin beralasan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat kecacatan pada anak kecil usia dewasa 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmass Sumbang II. Akhir dari penelitian ini adalah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kejadian stunting di wilayah di Kerja Sumbang II.
STUDI KUALITATIF: ANALISIS INFORMASI ANATOMI PADA VARIASI SLICE THICKNESS MSCT SCAN ORBITA DENGAN MEDIA KONTRAS POTONGAN AXIAL MPR Utami, Hernastiti Sedya; Azizah, Atika Nur; Maulana, Andi Muh.; Susanto, Fani; Oviyanti, Pradana Nur
Jurnal Kesehatan Vol 14, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v14i1.342

Abstract

Struktur anatomi orbita sangat kompleks sehingga memerlukan detail yang baik pada msct scan untuk melihat patologi orbita. Salah satu parameter pada msct scan orbita untuk mengetahui keakuratan struktur anatomi orbita adalah ketebalan irisan. menurut literatur ketebalan irisan untuk orbital 2mm. Sedangkan literatur lain mengatakan 3-5 mm. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis informasi citra yang dihasilkan dengan variasi ketebalan irisan pada orbital ct scan.Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan studi eksperimen. Populasi dan sampel adalah 15 pasien dengan citra MSCT scan orbita dengan rekonstruksi ketebalan irisan media kontras potongan MPR aksial yaitu 1 mm, 2 mm dan 3 mm. Informasi citra yang dinilai adalah akurasi, kejelasan struktur dan jaringan pada citra ct scan orbita potongan MPR aksial meliputi anatomi tulang hidung, saraf optik, sinus etmoidalis, sinus sfenoid, tulang lakrimal, kornea, lensa, bola mata dan sklera. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi dan kuisioner kepada spesialis radiologi sebagai observer dan analisis data dilakukan dengan menggunakan SPPS uji Friedman test.Hasil dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara informasi citra pada variasi ketebalan irisan CT scan MPR aksial orbital dan ketebalan irisan yang dapat memberikan informasi anatomi yang optimal pada citra axial MSCT scan MPR orbital dengan media kontras yaitu 2 mm.Kata kunci : msct scan orbital; ketebalan irisanAbstract The anatomical structure of the orbit is so complex that it requires good detail on CT scan to see the pathology of the orbit. One of the parameters on the orbital ct scan to reveal the accuracy of the orbital anatomical structure is slice thickness. according to the slice thickness literature for orbital 2mm. Whereas other literature says 3-5 mm. the purpose of this study was to analyze the image information produced with slice thickness variations on ct scan orbitals. The method of this research is qualitative with a experiment study. Population and sample were 15 patients with orbital CT scan images with contrast media slice thickness reconstruction of axial MPR pieces that were 1 mm, 2 mm and 3 mm. Assessed image information is accuracy, clarity of structure and tissue on orbital ct scan images of axial MPR pieces including anatomy of nasal bone, optic nerve, ethmoidal sinus, sphenoid sinus, lacrimal bone, cornea, lens, globe and sclera.Data retrieval is done by observation radiologist and data analysis is carried out by SPSS Friedman test.The result of this research is there is a relationship between image information on slice thickness variations of axial MPR CT scans of orbital and slice thickness which can provide optimal anatomical image information on axial images of MPR CT scans of orbitals with contrast agent that is 2 mm.Keywords: orbital msct scan; slice thickness
PEMANFAATAN OBAT HERBAL PENURUN PANAS PADA BALITA SAKIT DI DESA KALIURIP KECAMATAN PURWOJATI KABUPATEN BANYUMAS Kurniati, Citra Hadi; Azizah, Atika Nur
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan Obat herbal merupakan bahan baku atau sediaan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki efek terapi yang bermanfaat bagi kesehatan. Pemakaian herbal untuk penanganan kesehatan telah berkembang pesat seiring kembalinya bahan alami. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. pengobatan menggunakan obat herbal masih dilestarikan dan merupakan tradisi turun menurun yang disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi yang lain. Penggunaan obat herbal yang lebih dikenal dengan jamu banyak digunakan pada balita seperti penurun panas, obat diare, penambah nafsu makan dan lain-lain. Tujuan Penelitian Mengetahui pemanfaatan obat herbal penurun panas pada balita sakit di Desa Kaliurip Kecamatan Purwojati Kabupaten Banyumas. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus (case study). Subjek penelitian ini yaitu ibu yang memiliki balita sakit panas, suaminya dan bidan desa. Analisis data dalam penelitian kualitatif ini menggunakan thematic content analysis. Hasil penelitian Minat terhadap pemanfaatan obat herbal penurun panas sebesar 80%. Hal tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor kepercayaan secara tradisional dan turun-temurun. Kesimpulan Obat herbal dimanfaatkan oleh masyarakat karena faktor kepercayaan secara tradisional dan turun-temurun diperoleh dengan menanam sendiri tanaman herbal. Jenis yaitu kencur, bawang merah, daun dadap serep, dan pace. Cara pemanfaatan dengan cara dibalurkan ke seluruh tubuh, diletakkan di dahi, ubun-ubun, dan perut.
DESKRIPTIF PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT) PADA STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGANYAR Usmaenah, Neny; Azizah, Atika Nur
Jurnal Insan Cendekia Vol 11 No 2 (2024): Jurnal Insan Cendekia
Publisher : STIKES Insan Cendekia Medika Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35874/jic.v11i2.1380

Abstract

Pendahuluan: Status gizi merupakan ukuran keberhasilan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak yang ditunjukkan melalui capaian berat badan terhadap tinggi badan. Wasting dapat diartikan sebagai gizi kurang berdasarkan berat badan menurut tinggi badan. Balita dapat dikatakan gizi kurang apabila indeks berat badan menurut tinggi badan kurang dari -2 SD hingga -3 SD. Wasting juga dapat didefinisikan sebagai rendahnya berat badan terhadap tinggi badan. Wasting biasanya terjadi andem seseorang anak tidak memiliki makanan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai dan/atau mereka yang sering menderita penyakit yang berkepanjangan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan Mengetahui deskriptif Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada status gizi balita usia 6-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dirancang menggunakan metode pengumpulan data secara retrospektif Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pemberian Makan Tambahan, Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 127 balita, Instrumen atau alat dan bahan pada penelitian ini adalah lembar observasi dan timbangan digital Hasil: Mayoritas status gizi balita sebelum mendapatkan PMT adalah gizi baik sebanyak 74 balita (58.3%), Mayoritas status gizi balita setelah mendapatkan PMT adalah gizi baik sebanyak 80 balita (63.0%). Kesimpulan: mayoritas balita sebelum dan sesudah mendapatkan PMT memiliki status gizi baik sebanyak 74 balita (58.3%), dan terdapat 6 (4.7%) balita yang sebelum mendapatkan PMT memiliki status gizi kurang kemudian setelah mendapatkan PMT memiliki gizi baik.