Tjatur Prijo Rahardjo
Faculty Of Agriculture, Kadiri University

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional

Pengaruh Macam Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Winata, Brama Sukma; Supandji, Supandji; Rahardjo, Tjatur Prijo; Nareswari, Aptika Hana Prastiwi; Probojati, Rasyadan Taufiq
JINTAN : Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 5 No. 1 (2025): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v5i1.6337

Abstract

Brassica rapa L., a member of the mustard green family, is a high-value crop with notable economic potential and nutritional benefits in Indonesia. Within the Brassicaceae family, commonly cultivated mustard varieties, such as mustard green, white mustard, and pakcoy, exhibit distinct differences in morphology and characteristics. Pakchoy is especially prized for its health benefits, primarily attributed to its dietary fiber content, which aids digestion and binds bile acids, reducing cholesterol levels. This study evaluated the effects of various liquid organic fertilizers (LOF) and pakchoy varieties on plant growth and yield. The research utilized a factorial Complete Randomized Design (CRD) with two main factors. The first factor was three types of LOF: rice water (L1), coconut water (L2), and banana stem (L3). The second factor consisted of three pakchoy varieties: Nauli (V1), Masbro (V2), and Gardena (V3). Observed parameters included plant height, leaf count, fresh weight, root count, and root length, recorded at 7, 14, 21, and 28 days after planting (DAP). Data were analyzed using ANOVA, with significant differences further tested by LSD at a 5% significance level. The results demonstrated that the rice water LOF (L1) combination and the Nauli variety (V1) produced the best outcomes across all growth parameters. These findings highlight the effectiveness of using rice water LOF alongside the Nauli variety as an optimized approach to improving pakcoy growth, yield, and overall agricultural productivity. Tanaman sawi, khususnya pakcoy (Brassica rapa L.), memiliki nilai ekonomi dan gizi yang tinggi di Indonesia. Dalam keluarga Brassicaceae, jenis-jenis sawi seperti sawi hijau, sawi putih, dan sawi pakcoy memiliki perbedaan mencolok pada morfologi dan karakteristik lainnya. Pakcoy dikenal karena manfaat kesehatannya, terutama kandungan serat yang dapat mempercepat proses pencernaan dna mengikat asam empedu penyebab kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi pupuk organik cair (POC) dan jenis varietas pakcoy terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor, jenis pupuk cair (POC air beras, POC air kelapa, dan POC bonggol pisang) dan varietas pakcoy (Nauli, Masbro, dan Gardena). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar, jumlah akar, dan panjang akar. Pengamatan dilakukan pada umur 7,14, 21, dan 28 hari setelah tanam (HST), dan data dianalisis menggunakan ANOVA. Perbedaan signifikan diuji dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi POC air beras dengan varietas Nauli memberikan hasil terbaik dalam mendukung pertumbuhan pakcoy. Kombinasi ini menghasilkan nilai optimal pada seluruh parameter, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar. Temuan ini menunjukkan potensi penggunaan POC air beras dengan varietas Nauli sebagai kombinasi efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman pakcoy di Indonesia.
Pengaruh Macam Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.) Winata, Brama Sukma; Supandji, Supandji; Rahardjo, Tjatur Prijo; Nareswari, Aptika Hana Prastiwi; Probojati, Rasyadan Taufiq
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 5 No. 1 (2025): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v5i1.6507

Abstract

Brassica rapa L., a member of the mustard green family, is a high-value crop with notable economic potential and nutritional benefits in Indonesia. Within the Brassicaceae family, commonly cultivated mustard varieties, such as mustard green, white mustard, and pakcoy, exhibit distinct differences in morphology and characteristics. Pakchoy is especially prized for its health benefits, primarily attributed to its dietary fiber content, which aids digestion and binds bile acids, reducing cholesterol levels. This study evaluated the effects of various liquid organic fertilizers (LOF) and pakchoy varieties on plant growth and yield. The research utilized a factorial Complete Randomized Design (CRD) with two main factors. The first factor was three types of LOF: rice water (L1), coconut water *L2), and banana stem (L3). The second factor consisted of three pakchoy varieties: Nauli (V1), Masbro (V2), and Gardena (V3). Observed parameters included plant height, leaf count, fresh weight, root count, and root length, recorded at 7, 14, 21, and 28 days after planting (DAP). Data were analyzed using ANOVA, with significant differences further tested by LSD at a 5% significance level. The results demonstrated that the rice water LOF (L1) combination and the Nauli variety (V1) produced the best outcomes across all growth parameters. These findings highlight the effectiveness of using rice water LOF alongside the Nauli variety as an optimized approach to improving pakcoy growth, yield, and overall agricultural productivity. Tanaman sawi, khususnya pakcoy (Brassica rapa L.), memiliki nilai ekonomi dan gizi yang tinggi di Indonesia. Dalam keluarga Brassicaceae, jenis-jenis sawi seperti sawi hijau, sawi putih, dan sawi pakcoy memiliki perbedaan mencolok pada morfologi dan karakteristik lainnya. Pakcoy dikenal karena manfaat kesehatannya, terutama kandungan serat yang dapat mempercepat proses pencernaan dna mengikat asam empedu penyebab kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi pupuk organik cair (POC) dan jenis varietas pakcoy terhadap pertumbuhan serta hasil tanaman. Penelitian dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan dua faktor: jenis pupuk cair (POC air beras, POC air kelapa, dan POC bonggol pisang) dan varietas pakcoy (Nauli, Masbro, dan Gardena). Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar, jumlah akar, dan panjang akar. Pengamatan dilakukan pada umur 7,14, 21, dan 28 hari setelah tanam (HST), dan data dianalisis menggunakan ANOVA. Perbedaan signifikan diuji dengan Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi POC air beras dengan varietas Nauli memberikan hasil terbaik dalam mendukung pertumbuhan pakcoy. Kombinasi ini menghasilkan nilai optimal pada seluruh parameter, seperti tinggi tanaman, jumlah daun, dan berat segar. Temuan ini menunjukkan potensi penggunaan POC air beras dengan varietas Nauli sebagai kombinasi efektif untuk meningkatkan produktivitas tanaman pakcoy di Indonesia.
Pengaruh Jenis Warna Light Emitting Diode (LED) dan Konsentrasi Larutan Poc Daun Kelor Terhadap Pertumbuhan Serta Hasil Microgreen Pakcoy (Brassica chinensis L.) Mahardhika, Adam; Kustiani, Edy; Hadiyanti, Nugraheni; Rahardjo, Tjatur Prijo
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 1 (2024): JANUARY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i1.4315

Abstract

The rapid increase in population results in a transformation of agricultural land into residential areas. Household yards emerge as an option to sustain food security. Microgreens, vegetables harvested within the age range of 7-14 days after seeding, are the focal point of this study. The research aims to assess the impact of LED light colours and the concentration of liquid organic fertilizer (LOF) from moringa leaves on the growth and yield of pakchoi microgreens. The study is conducted at Jalan Sam Ratulangi No.39, Kota Kediri, East Java, from May 2022 to June 2022. A Randomized Complete Block Design (RCBD) Split Plot method is employed with two treatment factors replicated three times. The main treatment factor involves four LED light colours, and the research findings indicate a significant interaction between LED colours and the concentration of moringa leaf LOF concerning leaf quantity at 14 HST and leaf area. The best combinations were treatments L1S3 (blue light irradiation and 45 ml/litre concentration of moringa leaf LOF), L4S1 (yellow light irradiation and 15 ml/litre concentration of moringa leaf LOF), and L2S1 (red light irradiation and 15 ml/litre concentration of moringa leaf LOF). The application of moringa leaf LOF at 15 ml/litre separately also significantly affected the seed germination capability of pakchoi at 14 DAP. Additionally, LED irradiation showed significant differences in leaf quantity at 7 DAP and plant height at 7 HST.   Dampak dari pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan perubahan fungsi lahan pertanian di area pemukiman. Sebagai upaya untuk memastikan ketahanan pangan, halaman rumah menjadi opsi yang dipilih. Penelitian ini berfokus pada microgreens, yaitu tanaman sayuran yang dipanen dalam rentang usia 7 hingga 14 hari setelah penanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh warna lampu LED dan konsentrasi larutan POC daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil microgreens pakcoy. Lokasi penelitian berada di Jalan Sam Ratulangi No. 39, Kota Kediri, Provinsi Jawa Timur, pada bulan Mei hingga Juni 2022. Metode yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) split-plot dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor utama melibatkan empat warna LED, dan terdapat interaksi signifikan antara warna LED dan konsentrasi POC larutan daun kelor terhadap jumlah dan luas daun pada 14 HST. Kombinasi optimal melibatkan lampu biru dengan konsentrasi POC daun kelor sebesar 45ml/liter, lampu kuning dengan konsentrasi 15ml/liter, dan lampu merah dengan konsentrasi 15ml/liter. Perlakuan individu POC daun kelor sebanyak 15 ml/liter juga berpengaruh pada perkecambahan biji bok choy pada 14 HST. Di samping itu, pencahayaan LED menunjukkan perbedaan yang signifikan pada jumlah daun pada usia 7 HST dan tinggi tanaman pada usia 7 HST secara independen.  
Kombinasi Arang Kayu dan Jarak Tanam pada Budidaya Kacang Panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) Ari Prayitno, Risma; Rahardjo, Tjatur Prijo; Junaidi; Nareswari, Aptika Hana Prastiwi
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 3 No. 2 (2023): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v3i2.4714

Abstract

During the last five years, there has been a significant decline in asparagus bean production, so this commodity has the potential to be developed. The cause of the decrease in asparagus bean production is the use of cultivation techniques that could have been more optimal, especially in terms of spacing. It is necessary to find the best combination of charcoal application and spacing on the growth and yield of asparagus beans (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) to overcome the problem. The study was conducted in the Faculty of Agriculture, University of Kadiri greenhouse from March to May 2022, using a factorial Randomized Block Design (RBD). The first factor studied was the application of wood charcoal as a mixture of planting media, with three levels of treatment, namely without wood charcoal (B1), 250 g of wood charcoal/plot (B2), and 300 g of wood charcoal/plot (B3). Spacing as the second factor consisted of three levels, namely 20 x 40 cm (S1), 30 x 40 cm (S2), and 40 x 60 cm (S3). Each factor combination was repeated three times, so there were 27 experimental units. The 5% BNT analysis showed an interaction between the treatment of wood charcoal application and plant spacing on the number of asparagus bean leaves at 4 - 6 WAP. The best results were obtained from the combination treatment of 250 g of wood charcoal/plot and a spacing of 40 x 60 cm (B2S3), which produced the best pods on asparagus bean plants. Selama lima tahun terakhir, terjadi penurunan produksi kacang panjang yang signifikan, sehingga komoditas ini memiliki potensi untuk dikembangkan. Penyebab dari penurunan produksi kacang panjang adalah penggunaan teknik budidaya tanaman yang belum optimal, terutama dalam hal pengaturan jarak tanam. Pencarian kombinasi terbaik pemberian arang dan jarak tanam pada pertumbuhan dan hasil kacang panjang (Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis) dirasa perlu untuk dilakukan untuk mengatasi masalah. Penelitian dilakukan di greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Kadiri pada bulan Maret hingga Mei 2022, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Faktor pertama yang diteliti adalah pemberian arang kayu sebagai campuran media tanam, dengan tiga taraf perlakuan, yaitu tanpa arang kayu (B1), 250 g arang kayu/plot (B2), dan 300 g arang kayu/plot (B3). Jarak tanam sebagai faktor kedua terdiri atas tiga taraf, yaitu 20 x 40 cm (S1), 30 x 40 cm (S2), dan 40 x 60 cm (S3). Setiap kombinasi faktor diulang sebanyak tiga kali, sehingga total terdapat 27 satuan percobaan. Hasil analisis BNT 5% menunjukkan adanya interaksi antara perlakuan pemberian arang kayu dan jarak tanam terhadap jumlah daun kacang panjang pada 4 - 6 MST. Hasil terbaik diperoleh dari kombinasi perlakuan pemberian 250 g arang kayu/plot dan jarak tanam 40 x 60 cm (B2S3), yang menghasilkan polong terbaik pada tanaman kacang panjang.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Akibat Konsentrasi dan Interval Waktu Pemberian POC Sabut Kelapa Rosalina, Hylwa Ahla; Junaidi; Rahardjo, Tjatur Prijo
Jurnal Ilmiah Pertanian Nasional Vol. 4 No. 2 (2024): JULY
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jintan.v4i2.5728

Abstract

Shallots (Allium ascalonicum L.) are classified as horticultural commodities with a strategic role because the product is very much needed for household, industrial, and culinary consumption. This study aims to optimize and determine the response of shallots due to the provision of coconut fiber-based POC based on different concentrations and time intervals. Data collection for the research experiment was carried out in the experimental garden (greenhouse) of the Faculty of Agriculture, Kadiri University. Meanwhile, the basic media used was soil mixed with manure with a ratio of 2 1. This study used a factorial Completely Randomized Design. The first factor is the concentration of liquid organic fertilizer, while the second factor is the time interval for administering liquid organic fertilizer. Each factor has 3 levels, including: K1 = administration of 50ml L-1 POC; K2 = administration of 100ml L-1 POC; K3 = administration of 150ml L-1 POC. Meanwhile, the levels of the two treatments are I1: once every seven days; I2: once every ten days; I3 = once every 14 days. Based on the findings, the concentration and interval treatments significantly affected each parameter of the age of certain plants. Still, the interaction effect only occurred on the number of leaves parameter at 3 MST. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) tergolong dalam komoditas hortikultura dengan peran strategis, dikarenakan produk yang sangat dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga, industri dan kuliner. Tujuan penlitian ini adalah untuk mengoptimasi dan mengetahui respon bawang merah akibat pemberian POC berbahan sabut kelapa berdasarkan beda konsentrasi dan interval waktu. Pengambilan data percobaan penelitian dilaksanakan di kebun percobaan (greenhouse) Fakultas Pertanian Universitas Kadiri. Sementara itu, media dasar yang digunakan adalah tanah yang dicampur dengan pupuk kendang dengan perbandingan 2:1. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial. Faktor pertama yaitu konsentrasi pupuk organic cair, sedangankan faktor kedua adalah interval waktu pemberian pupuk organik cair. Masing-masing faktor masing-masing memiliki 3 taraf yang meliputi: K1 = pemberian POC 50ml L-1; K2 = pemberian POC 100ml L-1; K3 = pemberian POC 150ml L-1.  Sementara itu taraf dari perlakuan dua yaitu I1 : 7 hari sekali; I2 : 10 hari sekali; I3 = 14 hari sekali. Berdasarkan hasil temuan, perlakuan konsentrasi dan interval memberikan pengaruh nyata pada setiap parameter umur tanaman tertentu, namun pengaruh interaksi tersebut hanya terjadi pada parameter jumlah daun pada 3 MST.