Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Prediksi Kualitas Gula dan Tetes Menggunakan Near Infrared Spectroscopy Kuswurjanto, Risvan; Yuliatun, Simping; Wening, Opal Priya; Widowati, Retno; Nyani, Nyani; Pembayun, Gilar S
Indonesian Sugar Research Journal Vol 4, No 1 (2024): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v4i1.123

Abstract

Near Infrared Spectroscopy merupakan metode sekunder untuk menggantikan metode konvensional. Pada penelitian ini NIR digunakan untuk menganalisa kualitas gula dan tetes. Sampel penelitian diperoleh dari Laboratorium Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia. Peralatan yang digunakan adalah NIR FOSS DS2500. Sebelum digunakan NIR dikalibrasi menggunakan software WINSI IV. Kalibrasi menggunakan metode partia least square selanjutnya model kalibrasi digunakan untuk validasi sampel independent.  Evaluasi kalibrasi dan validasi berdasarkan nilai koefisien korelasi (R2). Standar error calibration (SEC), standar error cross validation (SECV) dan ratio of prediction to deviation (RPD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk sampel gula, parameter pol, warna, berat jenis butir dan kadar sulfit memiliki nilai R2 0,9. Sementara itu nntuk sampel tetes, parameter brix, pol, sukrosa dan optical density memiliki nilai R2 0,9. Hasil ini menunjukkan bahwa NIR memungkinkan digunakan sebagai substitusi metode konvensional untuk analisa kualitas gula dan tetes.
Pengaruh Perbedaan Jenis Varietas dan Waktu Tunda Giling Terhadap Komponen Fisikokimia dan Karakteristik Sensori dari Produk Gula Merah Tebu Wening, Opal Priya; Kuswurjanto, Risvan; Atmaja, Perwira Budi; Mufadhol, Roihan Syafiq
Indonesian Sugar Research Journal Vol 4, No 2 (2024): Indonesian Sugar Research Journal
Publisher : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54256/isrj.v4i2.131

Abstract

Kualitas tebu berpengaruh terhadap kualitas gula merah tebu. Penelitian ini mempelajari pengaruh jenis varietas dan waktu tunda giling terhadap kualitas gula merah tebu yang dihasilkan. Tebu berasal dari Kebun Percobaan P3GI Pasuruan, dengan 4 jenis varietas (PS094, PS881, BL, PS862; umur 12 bulan) dan perlakuan waktu tunda giling selama 7 hari. Penelitian dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktorial dan 2 kali ulangan. Parameter uji yang digunakan yaitu fisikokimia (brix, pol, sukrosa, warna) dan sensori (rasa, aroma, warna, tekstur, keseluruhan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunda giling berdampak siginifikan terhadap nilai kadar brix, pol, dan sukrosa menurun; sedangkan warna menjadi meningkat. Penurunan tertinggi pada parameter brix  PS094 (3,93 %); pol dan sukrosa = BL (23,80 % dan 10,88 %); sedangkan kenaikan tertinggi pada parameter warna = BL (26,00 %). Produk dengan keterimaan sensori tertinggi pada tebu segar varietas PS862 dengan nilai 4,13. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunda giling mempengaruhi kualitas gula merah tebu.
The Potentials of Bongkar Ratoon and Good Agricultural Practices (GAP) for Sugar Productivity and Self-Sufficiency in Indonesia Ghani, Mohammad Abdul; Wibowo, Dradjad Hari; Mahmudi; Harahap, Iman Yani; Kuswurjanto, Risvan; Widyasari, Titik; Permadhi, Danang; Indriawan, Pugar; Kusumawati, Anna; Nugroho, Reismaya Wanamertan
Sustainability Science and Resources Vol. 8 (2025): Sustainable Science and Resources
Publisher : The Indonesian Forestry Certification Cooperation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55168/ssr2809-6029.2025.8006

Abstract

To attain national sugar self-sufficiency by 2030, the Indonesian government has issued Presidential Regulation No. 40/2023 stipulating acceleration of sugar self-sufficiency and supplies of bioethanol as a biofuel. This paper discusses strategies and practical programs to increase productivity as mandated by the Presidential Regulation, using literature reviews and a gap analysis on secondary data obtained from four demo-plots involving plantation companies and farmers. With a land size ranging from 4.4 to 8.4 hectares, each demo-plot applied bongkar ratoon (replacing ratoon with plant cane) and other key components of sugarcane's Good Agricultural Practices (GAP). They include plant variety and maturity recomposition, correct and timely doses of fertilization and water management. The results show that bongkar ratoon and GAP raise productivity from around 5 tons of sugar/hectare to 8.73 - 20.14 tons of sugar/hectare. While the results show promising potentials, expanding the demo-plots into large scale plantations is not straightforward, requiring comprehensive strategies, programs and action plans, some of which are outlined in this paper for both Holding Perkebunan Nusantara's smallholder- and own-plantations.