Pendidikan Agama Islam berbasis Kurikulum Merdeka menggambarkan evolusi konsep pendidikan agama yang menyesuaikan diri dengan semangat kebebasan dan fleksibilitas pembelajaran. Kurikulum Merdeka Belajar sebagai perubahan paradigma dalam dunia pendidikan, menawarkan pendekatan yang berorientasi pada kemandirian dan kebebasan peserta didik dalam menentukan jalannya proses pembelajaran. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif jenis lapangan (Field Research) di mana peneliti mengamati dan berpartisipasi secara langsung dalam penelitian skala sosial kecil dan mengamati budaya setempat. Peneliti secara langsung melakukan pengamatan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk penelitian. Penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, yaitu peneliti memilih partisipan yang dianggap memiliki pengetahuan atau pengalaman yang relevan dengan topik penelitian. Hasil dari penerapan ini adalah peningkatan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran PAI meningkatkan respons terhadap materi pelajaran, dan pembangunan keterampilan sosial dan emosional yang lebih baik. Implementasi ini sesuai dengan visi Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pembelajaran yang relevan, responsif terhadap kebutuhan peserta didik, dan mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang berkualitas dan berpotensi dalam masyarakat, yaitu Guru PAI sudah menggunakan Rumusan Capaian Pembelajaran Fase E sebagai panduan, dengan menetapkan 3 jam waktu pelajaran yang cukup untuk memastikan materi yang diajarkan tersampaikan secara efektif. Guru PAI telah melakukan asesmen diagnostik dan observasi teliti terhadap interaksi peserta didik dengan materi pelajaran serta antar sesama menjadi praktik rutin untuk memantau keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan pendekatan yang berpusat pada peserta didik, guru-guru di SMKN 14 Jakarta memberdayakan peserta didik untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan kelas, responsif terhadap topik yang diajarkan, dan terlibat dalam diskusi serta aktivitas pembelajaran lainnya.