Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Makna Simbolik Tradisi Tingkeban Perpektif ‘Urf Di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso fatholla, fatholla
At-Turost : Journal of Islamic Studies Vol 7 No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : STAI Nurul Huda Kapongan Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52491/at.v7i1.39

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna simbol yang terdapat pada tradisi tingkeban dan hukum tradisi tingkeban perspektif ‘urf. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu menggambar beberapa data yang diperoleh di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso.Prosedur pengumpulan data menggunakan obeservasi, wawancara dan Dokumentasi. Kemudian dilanjutkan pada proses editing, klasifikasi, verivikasi dan analisa. Proses analisa didukung dengan kajian pustaka berupa makna simbol dan ‘urf. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa 1) Tradisi tingkeban di Kecamatan Cermee Kabupaten Bondowoso dikategorikan sebagai ‘urf shahih yang tidak bertentangan dengan syara’ atau nash (Al-Qur’an dan hadits) serta membawa kebaikan. 2) Ada tiga makna simbol pada tradisi tingkeban baik sesaji dan perlengkapan maupun pelaksanaannya yaitu: pertama makna religius yaitu ungkapan rasa syukur kepada Allah dan selalu taat beribadah kepada-Nya serta memohon keselamatan bagi perempuan yang hamil dan juga bagi bayi yang ada dikandungannya. Kedua, makna moral (sopan santun) yaitu kesiapan orang tua untuk merawat dan membimbing anaknya untuk menjadi seseorang yang mempunyai akhlak (sopan santun). Ketiga, makna sosial yaitu manusia sebagai mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian melainkan hidup bermasyarakat sehingga manusia harus saling membantu dan saling tolong menolong. Al-Barry, Muhammad Dahlan.1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola. Chafidh dan A.M, Asror. 2008. Tradisi Islam Panduan Prosesi Kelahiran, Perkawinan dan Kematian. Surabaya : Khalista. Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Penelitian Research II. Yogyakarta: Andi Offset. Herawati, Isni. 1998. Perubahan Nilai Nilai Upacara Tradisional pada Masyarakat pendukung. Jogjakarta: Direktorat Sejarah. ______________ 2007. Makna Simbolik sajen Tingkeban. Yogyakarta: Jantra.
Community Capacity Building in Funeral Tajhizul Procedures Based on Local Religious and Cultural Values: Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Tata Cara Tajhizul Jenazah Berbasis Nilai-Nilai Agama dan Budaya Lokal Fathor Rosi; Sulaiman, Muhammad; Taufiq, Muhammad; Fatholla, Fatholla; Wildan, Labibul
Al Busyro : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 03 No 01 Februari 2025
Publisher : STAI Nurul Huda Kapongan Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52491/busyro.vi.204

Abstract

The process of managing a deceased person, known as Tajhizul Jenazah, holds significant religious and cultural value in Islamic teachings. This process includes washing, shrouding, performing funeral prayers, and burial according to Islamic principles. However, many communities face challenges due to a lack of understanding and practical skills in conducting Tajhizul Jenazah properly. Additionally, cultural traditions influence the local implementation of funeral rites, necessitating an approach that integrates Islamic values with local wisdom. This community service program aims to enhance the capacity of community members in performing Tajhizul Jenazah by providing educational and hands-on training while respecting local traditions. The program employs a participatory approach, involving religious scholars, community leaders, and local organizations such as the Family Welfare Empowerment Group (PKK). The methodology consists of four key stages: (1) Socialization and counseling to build theoretical understanding, (2) Practical training in funeral management, (3) Simulated exercises with direct mentorship, and (4) Continuous evaluation and monitoring to measure the effectiveness of the program and ensure long-term implementation. The program significantly improved the theoretical knowledge and practical skills of participants. More than 85% of attendees demonstrated an increased understanding of Tajhizul Jenazah, while over 80% successfully performed the procedures according to Islamic teachings. Additionally, the program fostered a greater sense of social responsibility and community engagement, encouraging collective participation in funeral management. The integration of local cultural values further enhanced acceptance and sustainability, ensuring that communities could continue these practices independently.
ANALISIS TEORITIS FASAKH NIKAH DALAM PERSPEKTIF TOKOH NAHDLATUL ULAMA DI KABUPATEN BONDOWOSO Nurullah, Ilham; Fatholla, Fatholla
Al-Qawaid : Journal of Islamic Family Law Vol 3 No 1 Desember 2024
Publisher : Al-Qawaid Research Centre of the Department of Islamic Family Law

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52491/qowaid.v3i1.176

Abstract

Abstrak Pernikahan merupakan sebuah ikatan sakral antara pasangan yang bertujuan menjadi pasangan yang sakinah, mawadah dan warohmah, akan tetapi tak dapat dipungkiri bahwa hubungan pernikahan bisa mengalami dinamika yang tidak diharapkan seperti fasakh sebuah pernikahan. Fasakh adalah putusnya hubungan perkawinan oleh hakim agama atas permintaan salah satu pihak dari sebuah historisitas pasangan karena salah satu pihak menemukan cela pada pihak lain maupun ada sebab krusial lain yang telah dipatenkan oleh syari’at Islam. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa organisasi keagamaan terbesar di Indonesia adalah Nahdhotul Ulama’, maka seyogyanya persoalan fasakh telah dirangkumkan oleh organisasi keagamaan ini. Berlandaskan hal ini, penelitian mencoba membahas fasakh sebuah pernikahan dalam perspektif tokoh Nahdlatul Ulama’ di Kabupaten Bondowoso. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan yang bersifat yuridis sosiologis. Karena yurisprudensi sosiologi merupakan suatu pendekatan yang berdasarkan pada cakrawala norma dan peraturan yang ber-orientasi pada sifat masif atau tidak fleksibel, maka pendekatan ini diharapkan dapat menunjukkan bagaimana hukum yang secara empiris merupakan gejala masyarakat dapat dikaji sebagai suatu variabel sebab-akibat. Hingga penelitian ini dapat memberikan sebuah fragmen yang proporsional, toleran dan tidak bias dengan ketentuan syariat dan norma yang berlaku di masyarakat. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa alasan yang dapat diajukan untuk memfasakh nikah yaitu suami tidak mampu memberikan nafkah, gila, cacat, tidak kafa’ah, terjadinya KDRT, dan juga hilangnya suami tanpa adanya kabar. Semua alasan yang telah disebutkan tersebut harus sesuai dengan kriteria yang telah di tentukan oleh para ‘ulama agar tidak terjadi kesalah fahaman dalam kasus fasakh ini. Kata Kunci: Fasakh Nikah, dan Tokoh Nahdlatul Ulama’
Educational Socialization as Parental Empowerment in Shaping Early Childhood Character in the Society 5.0 Era: Sosialisasi Edukatif Sebagai Pemberdayaan Orang Tua dalam Membentuk Karakter Anak Usia Dini di Era Society 5.0 Sulaiman, Muhammad; Nurfaiza, Nurfaiza; Wildan, Labibul; Fatholla, Fatholla
Al Busyro : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 03 No 02 Agustus 2025
Publisher : STAI Nurul Huda Kapongan Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52491/busyro.vi.277

Abstract

The Community Service Program (PKM) aims to empower parents in shaping early childhood character in the Society 5.0 era, especially in Nyiur Cangka Hamlet, Kesambirampak Village, Kapongan District, Situbondo Regency. The main problems found are traditional parenting, low digital literacy, and lack of parental awareness of the importance of character education in the midst of rapid technological currents. The activity was carried out using the Participatory Action Research (PAR) method through the stages of problem identification, planning, educational socialization, and participatory evaluation. The results of the activity showed an increase in parents' understanding of the importance of authoritative parenting that balances affection, discipline, and supervision. Parents are beginning to realize the impact of excessive use of gadgets, the importance of habituating positive behavior, and strengthening moral values in children's lives. In addition, interactive discussion forums provide a space for parents to share experiences and gain practical skills that can be applied immediately. In conclusion, parental empowerment has proven to be effective in increasing the capacity of families to form children who are resilient, disciplined, and adaptive to changing times. The recommendation of this program is the need for the sustainability of similar activities with the support of schools, community leaders, and the integration of digital literacy so that it can become a contextual character education model in the Society 5.0 era.