Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kiai, Transformasi Pesantren dan Pencarian Model Gender Mainstreaming di Pesantren Subulussalam Tulungagung Abidin, Ahmad Zainal; Ahmadi, Imam; Imamah, Fardan Mahmudatul
Jurnal Penelitian Vol 14, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jp.v14i1.7128

Abstract

Artikel ini berusaha mengungkap bagaimana peran kiai dapat dimaksimalkan untuk melakukan transformasi pesantren dengan menitikberatkan pada aspek keadilan gender di lingkungan pesantren. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan metode deskriptif-partisipatoris, tulisan ini menunjukkan peran kiai sebagai sumber kebijakan yang memiliki implikasi langsung terhadap proses pengarusutamaan gender. Hal ini bertolakbelakang dengan pemahaman umum yang merujuk pada pandangan Geertz dimana Kiai sebagai penjaga tradisi dan konservatisme beragama, sulit untuk menerima perubahan. Namun saat ini, ditemukan berbagai upaya yang membuktikan argumentasi Dhofir terhadap Geertz, bahwa kiai dapat menjadi pusat inovasi di lingkungan pesantren yang secara signifikan. Melalui perencanaan dan pembiasaan, seluruh aktivitas yang melibatkan santri putra maupun putri di pesantren Subulussalam Tulungagung diupayakan untuk menunjukkan model gender mainstreaming, dimana keduanya memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menjalankan program pondok pesantren. Kerja sama tersebut untuk mengajarkan dengan santri bahwa kedudukan putra dan putri adalah setara baik dalam ruang publik maupun ruang domestik.
Kiai, Transformasi Pesantren dan Pencarian Model Gender Mainstreaming di Pesantren Subulussalam Tulungagung Abidin, Ahmad Zainal; Ahmadi, Imam; Imamah, Fardan Mahmudatul
Jurnal Penelitian Vol 14, No 1 (2020): JURNAL PENELITIAN
Publisher : LP2M IAIN kUDUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/jp.v14i1.7128

Abstract

Artikel ini berusaha mengungkap bagaimana peran kiai dapat dimaksimalkan untuk melakukan transformasi pesantren dengan menitikberatkan pada aspek keadilan gender di lingkungan pesantren. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dengan metode deskriptif-partisipatoris, tulisan ini menunjukkan peran kiai sebagai sumber kebijakan yang memiliki implikasi langsung terhadap proses pengarusutamaan gender. Hal ini bertolakbelakang dengan pemahaman umum yang merujuk pada pandangan Geertz dimana Kiai sebagai penjaga tradisi dan konservatisme beragama, sulit untuk menerima perubahan. Namun saat ini, ditemukan berbagai upaya yang membuktikan argumentasi Dhofir terhadap Geertz, bahwa kiai dapat menjadi pusat inovasi di lingkungan pesantren yang secara signifikan. Melalui perencanaan dan pembiasaan, seluruh aktivitas yang melibatkan santri putra maupun putri di pesantren Subulussalam Tulungagung diupayakan untuk menunjukkan model gender mainstreaming, dimana keduanya memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam menjalankan program pondok pesantren. Kerja sama tersebut untuk mengajarkan dengan santri bahwa kedudukan putra dan putri adalah setara baik dalam ruang publik maupun ruang domestik.
Integrasi Kesehatan Melalui Peningkatan Kemandirian Kader Kampung Malawor Distrik Makbon Kabupaten Sorong Rahman, Irfandi; F Ratulohoren, Julya; Prasetyo Hutomo, Wahyuni Maria; Ruhukail, Prisilya Prety; ahmadi, Imam; Sikowai, Irtan Henderika; Sikowai, Yuliana Papuani; Nasedum, Ivana Ribka
Window of Community Dedication Journal Vol. 3 No. 1 (Juni, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.v3i1.2

Abstract

Kampung Malawor berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam survei awal menggambarkan kondisi kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan. Kampung Malawor telah memiliki Kader yang sudah mendapatkan pelatihan, namun dari sisi kuantitas, pelatihan yang dilakukan masih belum cukup untuk bisa mengetahui kualitas dan kompetensi dari Kader Kesehatan itu sendiri. Tujuan integritas kesehatan melalui peningkatan kemendirian kader kampung malawor. Metode Pemberdayaan yaitu dilaksanakan secara penuh dilapangan dengan memerhatikan dan mengacu pada protokol kesehatan selama masa Pandemi Covid-19, metode pelaksanaan yaitu: menyusul jadwal kegiatan, ceramah, tanyajawab, Pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), pemeriksaan fisik dan Evaluasi akhir serta menggunakan LFA untuk megevaluasi keberasilan. Hasil program yang telah dilakukan pada bulan November sampai Desember pada 10 Ibu-ibu Kader Kesehatan sudah memahami edukasi dan pelatihan Pelatihan P3K, pemeriksaan fisik dan senam sehat. Kesimpulan para ibu kader kampung Malawor bisa mandiri khususnya dibidang kesehatan. Saran diharapkan ibu Kader sudah mengikuti pelatihan kesehatan, serta kelanjutannya kampung Malawor menjadi binaan STIKES Papua.
Strategi Transformasi Digital Studi Hadis bagi Mahasiswa Ilmu Hadis Di Era Disrupsi Ahmadi, Imam
Civil Officium: Journal of Empirical Studies on Social Science Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Perkumpulan Alumni dan Santri Mahyajatul Qurro'

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53754/civilofficium.v5i2.763

Abstract

The digitalization of Islamic sciences, particularly in the field of Hadith studies, has become an urgent necessity in the era of the Fourth Industrial Revolution. The Hadith Studies Program holds a crucial role in transmitting the teachings of the Prophet through digital media, which has become a primary source of reference for contemporary society. However, students' mastery of digital technology in this field remains limited. This study aims to explore the concept of Hadith digitalization and to formulate strategies for strengthening the digital competencies of Hadith Studies students. This is a qualitative research employing a field study approach. Data were collected through observation, interviews, and documentation involving 26 sixth-semester students of the Hadith Studies Program at UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, who were enrolled in the Programming Language course. The data were analyzed using thematic analysis techniques. The research findings indicate that digital competence can be enhanced through several strategic models: an integrated curriculum, pre-technology readiness tests, mentoring and tutoring, hybrid learning methods, collaboration with digital communities, and project-based Hadith digitalization assignments. The study concludes that integrating Hadith scholarship with digital literacy is essential to preserve authenticity and to broaden the accurate dissemination of Hadith in the digital domain.
Effectiveness of (OER) Coursera and Online Resources in Enhancing World History Literacy for Students Ahmadi, Imam; Qibtiyah, Mariyatul; Wahyunengsih, Wahyunengsih
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan teknologi dalam pendidikan, terutama melalui penggunaan Sumber Daya Pendidikan Terbuka dan Daring (OER), seperti Coursera, telah mengubah cara pembelajaran dan pengajaran ilmu sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi seberapa efektif penggunaan Coursera dan platform OER lainnya untuk meningkatkan pemahaman siswa ilmu sosial tentang sejarah dunia. Penelitian ini melibatkan survei dan wawancara dengan siswa dan guru dari beberapa sekolah menengah yang dipilih. Metode campuran digunakan dalam pendekatan ini. Sementara statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, tanggapan kualitatif dikaji secara tematik. Hasil menunjukkan bahwa 64% siswa mengakses platform OER lainnya dan 72% menggunakan Coursera. Sebagian besar orang yang menjawab mengakui bahwa mereka telah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi sejarah. Mereka menyebutkan manfaat utama aksesibilitas, fleksibilitas, dan keberagaman materi tersebut. Namun, sejumlah tantangan juga ditemukan, seperti keterbatasan akses internet dan kurangnya pengetahuan tentang platform. Studi ini menemukan bahwa platform OER dapat membantu pembelajaran inklusif dan individual ketika digunakan dengan benar. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memprioritaskan dampak jangka panjang dan pendekatan untuk menyelaraskan konten OER global dengan kurikulum nasional.
The Study of Ma'anil Hadith: A Contextual Analysis of The Meaning of Hadith on Women's Leadership Ahmadi, Imam
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Kontemplasi
Publisher : UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.2022.10.1.81-102

Abstract

This study examines the contradictions of the Hadith prohibiting women as leaders contextually which had become a hot debate among the ulama madhhab. Rooted in historical cultural roots, women are seen as inferior in their position under men's dignity. Women are believed to be a disgrace to the family because they are physically weak on the battlefield and are enslaved as biological satisfactions for their husbands. Although women in the era of jahiliyyah society have eroded their rights, now in the era of Muslim society women are recognized for their rights and are held in high esteem as mothers. Some evidence of gender equality in Islam is in the arguments stated by the Prophet Muhammad in the hadith and the word of God in the Qur'an. This discourse was studied using the library research method with a literature study approach model. The purpose of this study is to explain the relationship between matan hadith and culture and to give meaning to the hadith of women's leadership from a cultural perspective. The scope revolves around the hadith of women's leadership with the boundaries of the present and past cultural customs of society. This study resulted: (a) Traditionally, women play a more important role in protecting the family, both husband and children, (b) The hadith prohibiting women's leadership has an asbab al-wurud side which is not sufficiently understood in text because in context women still have the right of authority as leaders.