Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

TOTEMISME DI ERA MODERNISASI (REALITAS MASYARAKAT ADAT NEGERI HUTUMURI KECAMATAN LEITIMUR SELATAN KOTA AMBON) Christwyn R. Alfons
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 3 No 2 (2020): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol3issue2page89-100

Abstract

Totemisme pada masyarakat primitif merupakan gambaran kehidupan manusia menganggap suatu objek baik tumbuhan maupun hewan tertentu sakral. Mengacu pada temuan Durkheim tentang totemisme sebagai sistem agama yang paling sederhana dan primitif serta menjadi lambang organisasi sosial yakni klan oleh masyarakat tertentu. Kajian ini menunjukkan kondisi atau situasi dimana eksistensi totemisme yang melembaga di dalam diri masyarakat adat tetap terpelihara dalam perkembangan agama modern maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Penelitian ini dilakukan pada wilayah yang telah tersentuh oleh akses pembangunan, yakni di Negeri Hutumuri, Kota Ambon, Provinsi Maluku. Metode penelitian kualitatif melalui observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi dideskriftif secara sistematis. Informan dalam penelitian ini ialah para tokoh dan masyarakat setempat. Hasil temuan mengungkapkan realitas masyarakat adat setempat telah beradaptasi dengan perkembangan di era modernisasi, namun fakta sistem kepercayaan totemisme masih diberlakukan dalam praktek kehidupan sehari-hari dan ritual adat negeri. Realitas ini sebagai bentuk kepercayaan pada agama sederhana atau primitif bukan hanya terjadi pada situasi sosial di masa lampau dan kemampuan masyarakat menyesuaikan kehidupannya dengan masa sekarang tanpa meninggalkan eksistensi kesakralannya. Bentuk kondisi ini terdiri atas manusia dan hewan sakral sebagai lambang soa dan memiliki hubungan yang intim dan profan, hewan sakral dalam praktek keseharian hidup masyarakat, keterlibatan hewan sakral pada acara ritual adat, serta letak keberadaan agama samawai atau modern dan agama primitif di masyarakat menunjukkan eksistensi masyarakat adat pada 2 (dua) wilayah bentuk kepercayaan yang berbeda.
INTERAKSI SOSIAL ANTAR ORANG KEI DI NEGERI PASSO KECAMATAN BAGUALA KOTA AMBON Fransiska Rahabav; Tonjti Soumokil; Christwyn R. Alfons; Jouverd F. Frans
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 4 No 1 (2021): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol4issue1page62-77

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial antar orang Kei di Negeri Passo Kecamatan Baguala Kota Ambon. Penelitian ini dilaksanakan di Negeri Passo Kecamatan Baguala Kota Ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Kei di Negeri Passo terdiri dari kasta Mel-Mel, Ren-Ren, Iriri. Namun dalam kehidupan sehari-hari, tidak tampak perbedaan kasta di antara mereka. Mereka hidup bersama atau berkelompok dengan perbedaan yang ada namun tidak pernah terjadi masalah. Hubungan interaksi sosial di antara mereka ketiga kasta terjalin dengan sangat baik sehingga tampak rukun dan aman. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang tampak dalam kehidupan bersama orang Kei di Negeri Passo seperti, Yelim dan Maren. Yelim dan Maren merupakan dua tradisi yang mengandung makna saling membantu dan saling menolong satu sama lain. Yelim dan Maren merupakan dua bentuk interaksi sosial yang mewujudkan serta memperkuat rasa solidaritas sosial orang Kei di Negeri Passo. Penguatan rasa solidaritas sosial orang Kei di Negeri Passo juga disebabkan oleh falsafah hidup mereka yaitu Ain Ni Ain yang artinya rasa persaudaraan yang berasal dari leluhur yang sama, suku yang sama, bahasa yang sama, adat istiadat yang sama, dan tidak membeda-bedakan latar belakang agama, kelas sosial, ekonomi, dan lain-lain.
INTEGRASI SOSIAL ORANG BURU DAN ORANG JAWA DI DESA TIFU KECAMATAN LOLONG GUBA KABUPATEN BURU - MALUKU Elsina Titaley; Christwyn R. Alfons; Clementina O. Rumlus; Jouverd F. Frans
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 5 No 1 (2022): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol5issue1page45-58

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan integrasi sosial orang Buru dan orang Jawa di Desa Tifu Kecamatan Lolong Guba Kabupaten Buru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Desa Tifu Kecamatan Lolong Guba Kabupaten Buru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang Buru dan orang Jawa di Desa Tifu menjalani kehidupan bersama serta berdampingan satu dengan yang lain. Pola hidup berdampingan ini yang kemudian menciptakan terciptanya interaksi sosial yang sangat intens antar warga, di Desa Tifu. Pola hidup seperti ini juga telah menyebabkan munculnya integrasi sosial antar orang Buru dan orang Jawa di desa tersebut. Integrasi sosial tersebut seperti, integrasi interaksionis, integrasi normatif, dan integrasi fungsional. Munculnya integrasi interaksionis seperti adanya kerjasama antara orang Buru dan orang Jawa dalam bentuk kerja bakti di lingkungan tempat tinggal, kelompok usaha tani, kelompok usaha mebel, dan kerjasama penambangan emas di Gunung Botak. Integrasi normatif muncul seperti adanya kebiasaan saling kunjung mengunjungi pada saat perayaan hari-hari besar keagamaan. Sedangkkan integrasi fungsional yang muncul seperti ada hubungan-hubungan yang terjalin melalui ikatan-ikatan perkawinan di antara mereka. Ikatan-ikatan perkawinan tersebut telah terjalin antara laki-laki orang Buru dengan perempuan orang Jawa dan sebaliknya antara laki-laki orang Jawa dengan perempuan orang Buru. Realitas seperti ini menunjukkan tingginya nilai-nilai toleransi dan rasa saling menghormati, dalam dan atau antar keluarga sehingga menjadi dasar yang kuat bagi terwujudnya integrasi sosial antar mereka.
KAUM PEREMPUAN DESA WAIMITAL KECAMATAN KAIRATU KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT DI MASA PANDEMIK COVID-19 Christwyn R. Alfons; Jouverd F. Frans
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 5 No 2 (2022): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol5issue2page137-142

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap realitas kehidupan kaum perempuan di masa pandemik Covid-19. Sebagaimana diketahui seluruh dunia diperhadapkan dengan situasi yang mengancam eksistensi kehidupan manusia secara khusus di Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku. Kaum perempuan di wilayah desa transmigrasi yang penduduk umumnya etnis Jawa ini letaknya jauh dari akses Ibu Kota provinsi berupaya untuk mendapatkan berbagai informasi pencegahan, penanggulangan serta pengelolaan kehidupan keluarga melalui media-media informasi. Sebagai wilayah sentra ekonomi, kaum perempuan menunjukkan eksistensi mereka mempertahankan keberlanjutan kehidupan keluarga di tengah berbagai regulasi pembatasan sosial yang ditetapkan pemerintah terhadap realitas sosial budaya dan ekonomi. Berbagai respons yang dilakukan merupakan inisiatif kaum perempuan lewat peran ganda sebagai ibu rumah tangga yang relatif tidak dilakukan sebelum masa pandemik sesungguhnya menunjukkan eksistensi mempertahankan keberadaan keluarga menghadapi bencana sosial. Metode penelitian yang digunakan dalam menelusuri realitas objektif perempuan di 2 (dua) lokasi ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Potensi Lokal Sukun dalam Upaya Mendukung Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Negeri Latuhalat, Kota Ambon Simona C.H. Litaay; Hermien L. Soselisa; Elsina Titaley; Syane Matatula; Christwyn Ruusniel Alfons; Jouverd F. Frans; Pieter Hendra Manuputty; Rizki Muhammad Ramdhan
Jurnal Nusantara Berbakti Vol. 1 No. 4 (2023): Oktober : Jurnal Nusantara Berbakti
Publisher : Universitas Kristen Indonesia Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59024/jnb.v1i4.252

Abstract

This community outreach initiative is driven by the limited awareness among the community regarding the abundant breadfruit potential thriving in the city of Ambon, which serves as an attractive resource for supporting tourism and providing a positive economic impact on the local population. Breadfruit trees are widespread along the streets and in residents' yards, possessing significant historical value for the people of Ambon. Breadfruit has long been an integral part of Ambonese culture and traditions. Consequently, empowering the community through socialization and holistic training methods is of utmost importance. This project was conducted in the village of Latuhalat, Nusaniwe District, Ambon City, Maluku Province, and was attended by local government officials, community leaders, community groups who own breadfruit trees, as well as entrepreneurs/producers and sellers of breadfruit-based products. The project progressed smoothly and effectively, resulting in increased participant understanding and knowledge, fostering awareness about the promotion and marketing of breadfruit products, and further enhancing the community's ability to manage the local breadfruit potential in support of sustainable tourism development.
PERAN INSTITUSI LOKAL DAN NASIONAL DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DI NEGERI LATURAKE, PULAU SERAM - MALUKU Christwyn R. Alfons; Hermien L. Soselisa
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 6 No 1 (2023): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol6issue1page1-16

Abstract

Peranan institusi atau kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam di Pulau Seram terlihat pada praktik-praktik implementasi kebijakan. Institusi dimaksud baik adat, nasional (pemerintah) dan agama. Situasi demikian memperlihatkan bentuk tanggungjawab lembaga-lembaga sosial terhadap eksistensi sumber daya alam berkelanjutan bagi keberlangsungan hidup masyarakat adat di wilayah tersebut. Metode yang dilakukan masing-masing institusi sesuai aturan dan/atau ritual khusus, dimana terlihat secara langsung melalui mekanisme dan penempatan tanda-tanda larangan dalam rangka pengelolaan sumber daya alam sekitar. Fokus perhatian pada pola hubungan institusi terhadap pengelolaan sumber daya alam pada masyarakat adat Desa Laturake Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat. Dengan fokus ini, penelitian bertujuan menemukan praktik-praktik kebijakan pengelolaan sumber daya alam di Taniwel, baik yang masih dilakukan, maupun yang pernah ada. Metode pengumpulan data yang dipergunakan mencakup observasi dan wawancara.
Mengubah Tradisi Lisan Masyarakat Menjadi Tradisi Tulisan: Menjaga Eksistensi Negeri Adat di Negeri Samasuru Kecamatan Teluk Elpaputih Kabupaten Maluku Tengah Matatula, Syane; Titely, Elsina; Alfons, Christwyn R.
AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Divisi Riset, Lembaga Mitra Solusi Teknologi Informasi (L-MSTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59431/ajad.v4i1.297

Abstract

The country is a territorial area of settlement of indigenous peoples who have built interactions with each other since ancient times and over a long period to form a culture as a tradition of customs. The country and its traditions and customs constitute an identity for both the individual and the collective community of its adherents. Apart from that, transforming previous generations' knowledge through oral storytelling will significantly contribute to the low level of understanding and shift in the meaning of traditional values. This Community Service aims to provide knowledge or experience to the community about the importance of maintaining traditional identity for future generations by transforming traditional understanding of the country's customs on Seram Island, Maluku, in writing so that their substantial meaning can be known and understood well. Results of Community Service It is hoped that it can contribute to the sustainability of the traditional values of Samasuru Country in particular and other traditional areas in Maluku and Indonesia in general.
Penyadaran Perilaku Masyarakat Terhadap Ketersediaan Produksi Tanaman Lokal Berkelanjutan di Negeri Sila Kecamatan Nusalaut Kabupaten Maluku Tengah Alfons, Christwyn R.; Soselisa, Hermien L.; Titaley, Elsina; Frans, Jouverd F.
AJAD : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Divisi Riset, Lembaga Mitra Solusi Teknologi Informasi (L-MSTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59431/ajad.v4i1.304

Abstract

The results of local terrestrial natural resources in the archipelagic region, especially indigenous communities in the Petuanan region, are superior potential that they possess as assets, both individually and collectively. This ownership has economic value to support the welfare and fulfillment of family needs, from the perspective of community tradition or culture, the potential of local natural resources as an identity and inheritance of the value of managing and utilizing the surrounding nature from ancestors in the past to the present. In fact, the meaning of inheriting these values ​​is the strategic steps taken by parents in the past to provide local food availability for the benefit of continuing the economic security of their children and grandchildren in the future. If we look closely at the goals of the ancestors in the traditional areas of Maluku, they have the view that it is the responsibility of parents to provide certainty of life for their offspring, so that they can now be seen enjoying it. As a result of this pattern of action, the community is not aware of the rejuvenation process in the context of sustainability. Sila Village, Nusalaut District, Central Maluku Regency is relatively faced with this reality, therefore efforts need to be made to create awareness in community behavior regarding the importance of maintaining the sustainability of local plants as a superior potential to support the family economy in the future. This is also a strategic step to maintain the sustainability of local crop production and regional identity.
Pemetaan konflik di Provinsi Maluku Pariella, Tonny D.; B. Saija, Dominggus E.; Frans, Jouverd F.; Pesurnay, Charles; Alfons, Christwyn
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2023): Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bahasa.v5i1.649

Abstract

This research aims to map the types of conflicts that occurred in Maluku Province. Data had collected through interviews, recording techniques, and secondary sources in books, newspapers, reports, and media coverage. The study results show that the Maluku conflicts are generally related to socio-cultural aspects because the problem of petuanan land boundaries and differences in views about adat are still the main causes. The general type of conflict is external/horizontal because it occurs between neighboring countries or villages and only involves community groups. It is manifest (open) due to physical contact and mutual attacks between community members. Apart from the conflict due to cultural aspects, other aspects also contributed to the conflict in Maluku, namely the economic aspect. The economic aspect arises because of competition to meet the needs of life. AbstrakTujuan penelitian ini adalah memetakan jenis-jenis konflik yang terjadi di Provinsi Maluku. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara dan perekaman serta ditunjang dengan sumber sekunder berupa buku, koran, laporan, dan pemeberitaan di media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik Maluku umumnya terkait dengan aspek sosial budaya karena masalah batas tanah petuanan dan perbedaan-perbedaan pandangan tentang adat masih menjadi penyebab pokok. Jenis konflik umumnya, eksternal/horisontal karena terjadi antara negeri-negeri atau desa-desa bertetangga dan hanya melibatkan kelompok-kelompok masyarakat dan bersifat manifes (terbuka) karena adanya kontak fisik dan saling menyerang antar warga masyarakat. Selain konflik dikarenakan aspke budaya, aspek lainnya juga turut membentuk konflik di Maluku, yakni aspek ekonomi. Aspek ekonomi muncul karena adanya persaingan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup. 
Marriage Kinship in the Customary Marriage Institution in Seith Negeri, Ambon Island Alfons, Christwyn Ruusniel; Soselisa, Hermien L.; Titaley, Elsina
Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan Vol. 18, No. 4 : Al Qalam (Juli 2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an (STIQ) Amuntai Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35931/aq.v18i4.3512

Abstract

Traditions in indigenous communities on Ambon Island are found in various aspects of life. Relatively, traditions become rules or guidelines for the community to carry out their life activities in the economic, political, legal, socio-cultural, and other fields. Of course, the ancestors placed this effort to avoid irregular living behavior so that the community would feel peace and comfort. Therefore, the basis laid for generations will become a reference for acting and building a life together, such as marriage kinship in the traditional marriage process in Negeri Seith, Ambon Island. Seith, as a Muslim negeri, provides space for the mechanism of customary practices of its community, especially in the tradition of marriage. Therefore, marriage kinship receives recognition and is integrated into marriage religiously. This reality illustrates that traditional and religious institutions do not compete but together contribute to strengthening society and its people who want to build a new household. This research aims to reveal, discover, and analyze the value and meaning of marriage kinship in the traditional marriage process in Negeri Seith. The research method used is qualitative, using interview and observation data collection techniques. Indeed, this is important to show the objective reality of the community carrying out customary rules regulated by ancestors and the provisions of God Almighty through religious institutions. The marriage kinship is the marriage guardian, and the bride-to-be's father's relatives determine that religious marriage will be carried out if it is by these provisions.