Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

MIGRASI ORANG MINANGKABAU KE KOTA AMBON Dominggus E. B. Saija; Elsina Titaley; Sulaiman Angkotasan
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 4 No 1 (2021): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol4issue1page45-61

Abstract

Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan migrasi orang Minangkabau ke Kota Ambon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan lokasi peneitian di wilayah kecamatan Sirimau Kota Ambon. Kecamatan Sirimau adalah salah satu kecamatan dari lima kecamatan yang ada di Kota Ambon dan merupakan daerah pusat kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi pertama orang Minangkabau yang bermigrasi ke Kota Ambon terjadi pada tahun 1920. Migrasi generasi pertama ke Kota Ambon bukan karena kehendak diri mereka sendiri atau sukarela (Voluntary) tetapi karena adanya determinasi penjajahan Belanda di daerah mereka pada waktu itu. Generasi ke-2 orang Minangkabau yang bermigrasi ke Kota Ambon yaitu pada tahun 1950 yang hanya berjumlah sekitar 20 orang. Generasi ke-2 yang bermigrasi pada saat itu, dapat juga dikatakan karena paksaan namun bukan lagi karena suatu penjajahan tetapi lebih mengarah karena ketidakstabilan situasi yang terjadi di daerah mereka. Ketidakstabilan yang di alami daerah mereka saat itu disebabkan oleh pertentangan antara adat dan Islam merupakan dua unsur budaya yang merupakan kekuatan dimiliki orang Minangkabau. Faktor lain yang juga menjadi penyebab orang Minangkabau migrasi ke Kota Ambon adalah kondisi Kota Ambon yang sejak dahulu telah dikenal sebagai kota perdagangan dan juga sifat orang Ambon yang konsumtif sehingga tentu saja sangat sesuai dengan jiwa sebagian besar orang Minangkabau yang berprofesi sebagai pedagang. Umumnya orang Minangkabau yang bermigrasi ke Kota Ambon menjalankan profesinya sebagai pedagang. Guna mempelancar usaha perdagangan mereka maka tempat di wilayah pusat Kota Ambon menjadi prioritas utama walaupun ada juga yang memilih tempat usaha di pinggiran Kota Ambon.
PEMERINTAHAN ADAT DAN KONFLIK INTERNAL DI NEGERI TITAWAI KECAMATAN NUSALAUT KABUPATEN MALUKU TENGAH Marthin Riruma; Tonny D. Pariela; Syane Matatula; Dominggus E. B. Saija
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 5 No 1 (2022): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol5issue1page59-79

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang pemerintahan adat dan konflik internal di Negeri Titawai Kecamatan Nusalaut Kabupaten Maluku Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitiannya pada Negeri Titawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sebagai negeri adat maka Titawai juga mengenal sistem pemerintahan adat yang dipimpin oleh seorang raja. Raja yang memimpin pemerintahan adat tersebut sesuai aturan adat juga harus berasal dari matarumah parentah tidak boleh dari matarumah lain kecuali adat persetujuan dari matarumah parentah. Demikian maka sejak zaman leluhur mereka telah mengakui bahwa marga yang memiliki hak atau yang berkuasa untuk memerintah adalah marga Hehanussa. Adapun marga Hitijahubessy yang pernah memimpin pemerintahan atau menjadi raja di Negeri Titawai karena diangkat oleh penjajah Belanda, yang pada masa itu menangkap raja Hehanussa karena dianggap bekerja sama dengan Pattimura untuk melawan mereka. Pengangkatan marga Hitijahubessy untuk menjadi raja oleh penjajah Belanda karena dianggap dapat bekerjasama untuk memperlancar strategi politik Belanda, terutama dalam menguasai rempah-rempah di Negeri Titawai. Tindakan penjajah Belanda untuk menunjuk marga Hitijahubessy menjadi raja merupakan bentuk intervensi mereka terhadap sistem pemerintahan adat di Negeri Titawai pada saat itu. Kenyataan itu menyebabkan muculnya konflik antar laten antar kelompok masyarakat di Negeri Titawai.
SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT NEGERI SEAKASALE DAN SUKARAJA DI KECAMATAN TANIWEL TIMUR KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT Dominggus E. B. Saija; Chrisna E. Ahiyate
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 5 No 2 (2022): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol5issue2page98-117

Abstract

Kemajemukan suatu masyarakat merupakan kelaziman yang seringkali dijumpai, dimana perbedaan-perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan bukanlah suatu hal yang baru. Kemajemukan tersebut juga dilandasi oleh nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga mereka dapat tetap hidup berdampingan dan saling menghormati serta tolong-menolong antara satu dengan yang lain. Realitas objektif tersebut sebagaimana yang juga tampak pada masyarakat Seakasale dan Sukaraja. Masyarakat Seakasale dan Sukaraja merupakan dua kelompok masyarakat yang hidup berdampingan sejak dahulu. Kedua kelompok masyarakat ini, baik Seakasale maupun Sukaraja memliki tradisi hidup yang diwariskan oleh para leluhur mereka. Tradisi saling menghormati, saling menghargai dan saling tolong menolong telah dilakukan oleh para leluhur mereka sejak dahulu dan hingga sekarang masih terus dilestarikan. Walaupun kedua kelompok masyarakat ini berbeda dalam keyakinan, yakni masyarakat Seakasale mayoritas merupakan pemeluk agama Kristen Protestan sedangkan masyarakat Sukaraja mayoritas merupakan pemeluk agama Islam tetapi tidak menjadi penghalang untuk mereka menjalin kehidupan yang harmonis. Tradisi saling tolong menolong, saling menghormati, dan menghargai serta kunjung mengunjungi bahkan hubungan kawin mawin telah menjadi landasan yang kokoh untuk termanifestasinya solidaritas sosial antara kedua kelompok masyarakat tersebut. Solidaritas sosial yang begitu kuat telah mampu menghindari dan bahkan mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam kehidupan bersama sebagai dua negeri bertetangga serta harmonis dalam persaudaraan yang rukun.
DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL DI RUMAH KOPI KOTA AMBON Pieter Hendra Manuputty; Dominggus E. B. Saija; Nathalia Debby Makaruku
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 6 No 1 (2023): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol6issue1page33-43

Abstract

Rumah kopi merupakan salah satu bentuk dari ruang sosial yang saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat untuk bertemu dan berinteraksi. Realitas yang terjadi di Kota Ambon saat ini ialah rumah kopi menjadi salah satu ruang sosial yang setiap hari selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai mcam kalangan ataupun profesi seperti politisi, akademisi, aparatur birokrasi (PNS), wartawan, pengusaha, aktifis bahkan sampai dengan tukang ojek, dan supir. Kekehadiran masyarakat dari berbagai macam profesi ini selain untuk menikmati secangkir kopi namun juga didasari oleh tujuan dan kepentingan yang berbeda. Kehadiran mereka di rumah kopi juga sudah menjadi suatu kebiasaan atau rutinitas yang harus dilakukan setiap hari. Kebiasaan tersebut dapat terlihat dari tingginya frekwensi atau intensitas kunjungan ke rumah kopi dimana dalam satu hari bisa terjadi 1-3 kali kunjungan. Aktifitas dan dinamika interaksi yang terjadi di rumah kopi antar sesama pengunjung yang berasal dari berbagai macam profesi mengakibatkan munculnya berbagai macam isu atau masalah yang menjadi topik pembicaraan mereka (pengunjung). Kebiasaan mengunjungi rumah kopi dengan intensitas yang tinggi dan juga dinamika interaksi yang terjadi di rumah kopi secara tidak langsung mengakibatkan terbentuknya hubungan atau jaringan sosial yang baru antar sesama pengunjung rumah kopi yang berasal dari berbagai macam profesi. Terbentuknya jaringan sosial yang baru di rumah kopi didasari oleh tujuan atau kepentingan yang menjadi kebutuhan individu maupun kelompok yang adalah pengunjung rumah kopi. Kata Kunci: Rumah Kopi (ruang Sosial), Interaksi, Jaringan Sosial
Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Bank Sampah Ambon Hijau (Studi Sosiologi Pada Komunitas Green Moluccas) Mourent, Frida; Pariela, Tonny D.; Saija, Dominggus E. B.
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol6issue2page86-101

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana partisipasi masyarakat di dalam penyeleggaraan Bank Sampah, menganalisis tentang mengapa masyarakat ikut berpartisipasi di dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah di Bank Sampah Ambon Hijau, dan juga menganalisis tentang bagaimana keberlanjutan sistem perlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah di Bank Sampah Ambon Hijau. Penelitian ini dilaksanakan di Bank Sampah Ambon Hijau dibawah naungan Komunitas Green Moluccas, Negeri Passo Kecamatan Baguala Kota Ambon. Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yang dianggap terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan Bank Sampah Ambon Hijau yang berada dibawah naungan Komunitas Green Moluccas, Negeri Passo Kecamatan Baguala Kota Ambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat masyarakat yang melakukan partisipasi di Bank Sampah Ambon Hijau, dan alasan masyarakat disana melakukan partisipasi di Bank Sampah tersebut adalah karena masyarakat merasa diuntungkan dalam hal keuangan karena jika masyarakat menjadi nasabah di Bank Sampah Ambon Hijau mereka akan mendapakan imbalan dalam bentuk Tabungan uang yang dapat dicairkan atau diuangkan dan bisa diambil dalam jangka waktu tertentu. Alasan lain mengapa masyarakat itu berpartisipasi dalam pengelolaan sampah di Bank Sampah ialah karena masyarakat merasa bahwa jika mereka berpartisipasi dalam pengelolaan sampah tersebut mereka merasakan dampak yang baik berupa kebersihan lingkungan yang terjaga dan terawat. Hal tersebut dapat dilihat dari kebersihan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitar lokasi Bank Sampah Ambon Hijau. Pada penelitian kali ini juga menunjukan bahwa keberlanjutan sistem perlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah itu diupayakan dengan cara edukasi dan sosialisasi yang dilakukan kepada seluruh masyarakat baik kepada anak-anak sampai dengan orang dewasa agar terciptanya keberlanjutan sistem pengelolaan sampah yang baik, sehat, bersih, dan layak bagi masa depan.
Konflik Tanah di Negeri Batu Merah “Arema” Kecamatan Sirimau Kota Ambon Putri, Sarita; Pariela, Tonny D.; Saija, Dominggus E. B.
KOMUNITAS: Jurnal Ilmu Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): KOMUNITAS: JURNAL ILMU SOSIOLOGI
Publisher : Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/komunitasvol6issue2page74-86

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk melihat terkait Konflik tanah yang terjadi di Negeri Batu Merah (Arema), melihat sejarah tanah Negeri Batu Merah (Arema) ini sebelum tanah ini menjadi tanah yang berkonflik, relasi-relasi yang terjalin antar masarakat yang tergusur dan antara masyarakat Negeri Batu Merah dengan Pemilik tanah, dan mengetahui bagaimana cara masyarakat tergusur yang masih dapat bertahan di tanah yang bukan lagi milik mereka. Penelitian ini dilaksanakan di Negeri Batu Merah (Arema) Pengambilan data primer dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yang dianggap terlibat didalam permasalahan konflik tanah yang terjadi di Negeri Batu Merah (Arema). Hasil Penelitian menunjukan bahwa tanah yang berada di Negeri Batu Merah (Arema) merupakan tanah yang terdapat dua pemiliknya sehingga konflik tanah ini terjadi karena pengakuan atas kepemilikan tanah ini. Namun dengan putusan pengadilan makan keluarga Piterz lah yang memenangkan tanah tersebut dengan bukti sertifikat. Tanah tersebut setelah itu dieksekusi dengan menghancurkan beberapa bangunan pada tanggal 31 januari 2023. Sebelum tanah ini menjadi tanah yang bermasalah relasi-relasi yang terjalin antar masyarakat Nageri Batu merah sangat terjalin dengan baik karena mereka telah hidup sejak usainya konflik 1999 hingga terjadinya penghancuran rumah-rumah yag mereka tempati. Namun hingga saat ini masih ada saja masyarakat yang masih menempati tanah yang bukan milik mereka dengan berbagai faktor mulai dari faktor ekonomi dan juga faktor dimana masyarakat yang masih menetap masih tergabung didalam kepengurusan pembangunan Mesjid Al-Hijrah.
Pemetaan konflik di Provinsi Maluku Pariella, Tonny D.; B. Saija, Dominggus E.; Frans, Jouverd F.; Pesurnay, Charles; Alfons, Christwyn
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 5, No 1 (2023): Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/bahasa.v5i1.649

Abstract

This research aims to map the types of conflicts that occurred in Maluku Province. Data had collected through interviews, recording techniques, and secondary sources in books, newspapers, reports, and media coverage. The study results show that the Maluku conflicts are generally related to socio-cultural aspects because the problem of petuanan land boundaries and differences in views about adat are still the main causes. The general type of conflict is external/horizontal because it occurs between neighboring countries or villages and only involves community groups. It is manifest (open) due to physical contact and mutual attacks between community members. Apart from the conflict due to cultural aspects, other aspects also contributed to the conflict in Maluku, namely the economic aspect. The economic aspect arises because of competition to meet the needs of life. AbstrakTujuan penelitian ini adalah memetakan jenis-jenis konflik yang terjadi di Provinsi Maluku. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara dan perekaman serta ditunjang dengan sumber sekunder berupa buku, koran, laporan, dan pemeberitaan di media. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik Maluku umumnya terkait dengan aspek sosial budaya karena masalah batas tanah petuanan dan perbedaan-perbedaan pandangan tentang adat masih menjadi penyebab pokok. Jenis konflik umumnya, eksternal/horisontal karena terjadi antara negeri-negeri atau desa-desa bertetangga dan hanya melibatkan kelompok-kelompok masyarakat dan bersifat manifes (terbuka) karena adanya kontak fisik dan saling menyerang antar warga masyarakat. Selain konflik dikarenakan aspke budaya, aspek lainnya juga turut membentuk konflik di Maluku, yakni aspek ekonomi. Aspek ekonomi muncul karena adanya persaingan dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup.