Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Psikoedukasi Dukungan Teman Sebaya Melalui Psychological First Aid (PFA) Pada Remaja Kurniawati, Yunita; Hasanah, Nur; Zahro, Elmy Bonafita
Plakat : Jurnal Pelayanan Kepada Masyarakat Vol 5, No 2 (2023): Volume 5, Nomor 2 Desember Tahun 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/plakat.v5i2.13106

Abstract

Kesehatan mental merupakan aspek penting untuk kesejahteraan individu, termasuk remaja. Kesehatan mental yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, kualitas hidup dan kesehatan individu, serta dapat membantu individu dalam mengatasi permasalahan dan stressor dalam kehidupannya. Masa remaja atau sering juga disebut sebagai masa pubertas, pada tahap perkembangannya akan mencapai identitas diri, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya. Pengaruh teman sebaya berperan penting dalam kehidupan remaja, yaitu dapat memberikan dampak positif dan negatif. Permasalahan remaja dapat bersumber dari keluarga, masalah akademik, teman sebaya dan sebagainya, sehingga rentan mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan dan lain-lain. Dukungan teman sebaya dapat memainkan peran penting dalam membantu remaja mengatasi masalah kesehatan mental. Salah satu upaya preventif yang dilakukan berupa psikoedukasi melalui prinsip psychological first aid pada 58 siswa kelas 8 dan 9 di salah satu SMP Kabupaten Malang. Kegiatan dilaksanakan selama satu hari melalui metode ceramah role play dan penayangan video. Hasil dari kegiatan ini terdapat peningkatan pemahaman siswa kelas 8 tentang dukungan sosial sebaya.Mental health is an important aspect for individual well-being, including adolescents. Adolescence with high mental health can improve psychological well-being, quality of life, and can help individuals cope with the problems and stressors in their lives. Adolescence, or often referred to as puberty, is the stage of development in which someone will achieve self-identity, so they spend more time with peers. Peer influence plays an important role in adolescent lives, and it can have both positive and negative impacts. However, problems can come from the family, academic problems, peers, etc., that makes them vulnerable to mental health problems such as depression, anxiety, and others. Otherwise, peer support can play an important role in helping adolescence coping with mental health issues. Psychoeducation as a preventive program given to 58 junior high school students in grades 8 and 9. The results of this psychoeducation program are an increase in students' understanding of peer social support.
Sadari Emosi Sedari Dini: Psikoedukasi Pemahaman Emosi pada Usia Anak Yusainy, Cleoputri; Rachmayani, Dita; Zahro, Elmy Bonafita
Publikasi Pendidikan Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/publikan.v15i1.65276

Abstract

Pemahaman tentang emosi dan muasalnya adalah prasyarat bagi kesiapan sekolah, kompetensi sosial, dan prestasi akademik pada usia anak. Program Pengabdian kepada Masyarakat bersama Mitra dari KB-TK Permata Iman 2 Kota Malang ini mengambil bentuk psikoedukasi, dengan fokus kepada peningkatan pemahaman emosi siswa. Program diikuti oleh 75 siswa TK (mean usia = 5.57 tahun; SD = 0.53; 58.67% perempuan). Respons peserta diukur melalui modifikasi komponen Recognition dan Cause dari Test of Emotion Comprehension untuk perempuan dan laki-laki, dan dikombinasikan dengan emoji. Kebanyakan siswa berhasil mengenali ekspresi wajah dan emoji dari emosi dasar. Namun emosi marah, senang, dan takut lebih akurat diidentifikasi dibandingkan emosi sedih. Sebaliknya, pemahaman tentang faktor situasional penyebab kemarahan dan rasa takut lebih rendah dibandingkan penyebab rasa senang dan sedih. Akurasi terendah ditunjukkan dalam mengenali emosi netral dan penyebab kemunculannya. Hasil ini menandakan bahwa anak cenderung mengantisipasi ekspresi emosi yang menandai keberadaan ancaman eksternal (marah dan takut). Kemampuan untuk memahami alasan kemunculan emosi lebih tergantung pada perasaan dan pengalaman internal mereka.
Changing Climate, Fluctuating Mental Health: Hubungan antara Kecemasan dengan Harapan Atas Perubahan Iklim Rachmayani, Dita; Yusainy, Cleoputri Al; Zahro, Elmy Bonafita
JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN KESEHATAN (J-P3K) Vol 6, No 1 (2025): J-P3K
Publisher : Yayasan Mata Pena Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51849/j-p3k.v6i1.513

Abstract

Perubahan iklim saat ini menjadi isu penting, karena dapat berdampak bagi setiap aspek kehidupan manusia. Riset sebelumnya menemukan bahwa perubahan iklim dapat memunculkan gejala kecemasan dan hal ini berpengaruh pada kondisi kesehatan mental individu. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara kecemasan perubahan iklim dan harapan atas perubahan iklim. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif korelasional, dengan 141 partisipan berusia 17 tahun ke atas yang direkrut menggunakan teknik accidental sampling. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen penelitian yaitu skala kecemasan perubahan iklim dan harapan atas perubahan iklim. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment dengan bantuan JASP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kecemasan dengan harapan atas perubahan iklim, yang berarti bahwa semakin tinggi individu merasa cemas, semakin tinggi harapan atas perubahan iklim. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah untuk mengatasi kecemasan yang dirasakan atas perubahan iklim, individu dapat merealisasikan harapan yang dirasakan sebagai dorongan untuk dapat melakukan perubahan perilaku yang ramah lingkungan.
Smoking Outcome Expectancy: Pengetahuan, Perilaku, dan Konsekuensi dari Merokok Zahro, Elmy Bonafita
Muqoddima: Jurnal Pemikiran dan Riset Sosiologi Vol 1 No 2 (2020): Muqoddima Jurnal Pemikiran dan Riset Sosiologi
Publisher : Laboratorium Sosiologi, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47776/MJPRS.001.02.08

Abstract

This study aims to see the relationship between smoking outcome expectancy and knowledge about the dangers of smoking in smokers with high, moderate, and low levels of addiction. Smoking outcome expectancy is a construct to explain the expectations a person gets from smoking behavior. This study involved 101 young adult smokers as respondents. Smoking outcome expectancy is measured by the SCQ-A (Smoking Consequences Questionnaire for Adults) measuring instrument compiled by Copeland, et al. (1995) adapted by Jeffries, et al. (2004). Knowledge about the dangers of smoking is measured by general knowledge of smoking compiled by Martini and Sulistyowati (2005). The measuring tool for categorizing the level of smoking dependence is the FTND (Fagerström Test for Nicotine Dependence) developed by Fagerstro¨m, et al. (1992). This study uses a correlational research design with the pearson correlation statistical processing method. There are two main results from this study. First, there is a non-significant relationship between positive smoking outcome expectancy and knowledge about the dangers of smoking in young adult smokers. Second, there is a significant relationship between the negative smoking outcome expectancy and knowledge about the dangers of smoking in young adult smokers. It is possible that knowledge about the dangers of smoking is not a major predictor of smoking behavior and the smoking outcome expectancy. For people who smoke with a high level of dependence, knowledge does not affect their behavior. Smoking behavior is expected to be a coping stress or physiological mechanism that the body needs.