Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The Effect Of Planting Media Composition And Npk Fertilizer Dosage On The Growth And Increasing Production Of Green Chili Plant (Capsicum annuum L.) Nainggolan, Hotden Leonardo; Tampubolon, Yanto Raya
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian Vol. 9 No. 1 (2024): Agrotekma: Jurnal Agroteknologi dan Ilmu Pertanian, 9 (1)Desember 2024
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/agr.v9i1.13065

Abstract

Green chili is a large red chili that is harvested in its young phase and used for cooking ingredients. The need for chili continues to increase and the average consumption of large chili is 2.42 kg/capita/year and cayenne pepper is 2.19 kg/capita/year. The development of green chili in urban areas for household scale is constrained by limited land. The solution offered is to plant chili using planting media in polybags. This study aims to determine the composition of planting media, NPK fertilizer and their best interactions on the growth and production of green chili. The study used a Randomized Block Design (RAK) with 2 treatments, namely the composition of planting media (M) and NPK fertilizer (16-16-16) (P). The composition of the planting media was made into 4 levels, namely M0 (100% soil), M1 (50% soil + 50% rice husk charcoal), M2 (50% soil + 50% chicken manure) and M3 (50% soil + 25% rice husk charcoal + 25% manure). Each planting medium was weighed and the weight of M0 (10 kg/polybag), M1, M2 and M3 were 8 kg/polybag each. NPK fertilizer (16-16-16) was made into 4 levels, namely P0 (0 g/kg planting medium), P1 (0.112 g/kg planting medium), P2 (0.225 g/kg planting medium) and P3 (0.335 g/kg planting medium). NPK fertilizer was given together with dolomite base fertilizer 1.65 g/kg planting medium when mixing the planting medium until homogeneous and incubated for 21 days. The experiment was repeated 3 times, so that there were 16 experimental units each consisting of 3 polybags and a total of 144 polybags containing 1 (one) plant per polybag. The results obtained, the composition of the planting medium had a very significant effect on the stem diameter, a significant effect on the production of planting and per hectare but had no significant effect on plant height, number of branches and number of fruits. NPK fertilizer and its interaction with the composition of the planting media had no significant effect on all parameters. The best composition of the planting media was found in M3 and M2 which were not significantly different from each other in increasing the growth and production of green chili.
Edukasi Ketahanan Sosial-Ekonomi Terhadap Petani Padi Sawah di Kawasan Pesisir Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Nainggolan, Hotden Leonardo; Tampubolon, Yanto Raya; Ginting, Albina
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Edisi April - Juni
Publisher : Lembaga Dongan Dosen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v6i2.6075

Abstract

Petani dikawasan pesisir dihadapkan dengan berbagai permasalahan, seperti; rendahnya tingkat pendidikan, terbatasnya modal usaha, sulitnya mengakses kesehatan dan layanan pendidikan,  termasuk rendahnya pendapatan petani yang berdampak pada ketahanan sosial-ekonomi dan kemampuan berdaptasi atas perubahan sosial-ekonomi. Pengabdian ini bertujuan untuk mengedukasi petani padi sawah tentang pentingya ketahanan sosial-ekonomi di kawasan pesisir Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Pengabdian dilakukan  terhadap 25 petani partisipan. Metode pengabdian adalah penyuluhan dengan  tahapan; sosialiasi, diskusi dan dilanjutkan dengan evaluasi. Hasil pengabdian menunjukkan; a) terjadi peningkatan petani partisipan dari  24% menjadi 64% yang paham bahwa ketahanan sosial merupakan tolok ukur kesejahteraan petani di kawasan pesisir. Petani memahami bahwa modal sosial, kesehatan, pendidikan, merupakan indikator ketahanan sosial. Modal sosial berperan meningkatkan akses informasi dan sumber daya, menumbuhkan rasa percaya dan saling membantu antar masyarakat; b) terjadi peningkatan petani partisipan dari 16% menjadi 64% yang paham bahwa ketahanan ekonomi petani  menjadi salah indikator kesejahteraan petani dikawasan pesisir. Petani memahami bahwa ketahanan pangan, rasio pengeluaran pangan, akses kebutuhan dasar, dan diversifikasi usaha merupakan indikator  ketahanan ekonomi petani. Kemudian diversivikasi usaha menjadi faktor penting dalam meningkatkan ketahanan ekonomi petani. Berdasarkan kegiatan penyuluhan disarakan agar pemerintah melakukan kegiatan pendampingan dan penyuluhan secara rutin bagi petani padi sawah di kawasan pesisir Kabupaten Deli Serdang agar seluruh petani memiliki kemampuan beradaptasi atas perubahan-perubahan sosial-ekonomi yang terjadi seketika.
Analisis Pendapatan Dan Kondisi Sosial-Ekonomi Petani Padi Sawah Di Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara Nainggolan, Hotden Leonardo; Ginting, Albina; Manullang, Tri Putra Halomoan; Tampubolon, Yanto Raya
Paradigma Agribisnis Vol 8 No 1 (2025): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v8i1.10583

Abstract

Penggunaan faktor produksi yang tidak optimal pada usahatani padi sawah dapat berdampak pada produktivitas usahatani dan bagi pendapatan petani serta kondisi sosial-ekonomi petani itu sendiri. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan dan kondisi sosial-ekonomi petani padi sawah di Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden yang ditetapkan secara purposive sampling (sengaja). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani dari usahatani padi sawah di Kecamatan Meranti sebesar Rp14.107.142,85/musim tanam. Rata-rata pengeluaran petani untuk biaya pendidikan yang menggambarkan kondisi sosial keluarga petani adalah Rp2.105.000/musim tanam sementara biaya kesehatan sebesar Rp472.500/musim tanam, rata-rata pengeluaran petani padi sawah untuk memenuhi kebutuhan pangan yang menggambarkan kondisi ekonomi petani adalah Rp6.434.300/musim panen sementara pengeluaran petani untuk memenuhi kebutuhan non-pangan adalah Rp4.159.000/musim panen. Petani harus mengoptimalkan penggunaan faktor produksi agar produksi dan pendapatannya semakin meningkat.  kata kunci : padi sawah, pendapatan petani, sosial, ekonomi  
Analisis Pendapatan Dan Kondisi Sosial-Ekonomi Petani Padi Sawah Di Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara Nainggolan, Hotden Leonardo; Ginting, Albina; Manullang, Tri Putra Halomoan; Tampubolon, Yanto Raya
Paradigma Agribisnis Vol 8 No 1 (2025): Paradigma Agribisnis
Publisher : lembaga penelitian universitas swadaya gunung jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jpa.v8i1.10583

Abstract

Penggunaan faktor produksi yang tidak optimal pada usahatani padi sawah dapat berdampak pada produktivitas usahatani dan bagi pendapatan petani serta kondisi sosial-ekonomi petani itu sendiri. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan dan kondisi sosial-ekonomi petani padi sawah di Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden yang ditetapkan secara purposive sampling (sengaja). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa rata-rata pendapatan petani dari usahatani padi sawah di Kecamatan Meranti sebesar Rp14.107.142,85/musim tanam. Rata-rata pengeluaran petani untuk biaya pendidikan yang menggambarkan kondisi sosial keluarga petani adalah Rp2.105.000/musim tanam sementara biaya kesehatan sebesar Rp472.500/musim tanam, rata-rata pengeluaran petani padi sawah untuk memenuhi kebutuhan pangan yang menggambarkan kondisi ekonomi petani adalah Rp6.434.300/musim panen sementara pengeluaran petani untuk memenuhi kebutuhan non-pangan adalah Rp4.159.000/musim panen. Petani harus mengoptimalkan penggunaan faktor produksi agar produksi dan pendapatannya semakin meningkat.  kata kunci : padi sawah, pendapatan petani, sosial, ekonomi  
Pupuk Kandang Sapi dan Mikroorganisme Lokal Menaikkan Jumlah Pembentukan Bintil Akar, Pertumbuhan dan Hasil Biji Kacang Tanah pada Ultisol Simalingkar Lumbanraja, Parlindungan; Tampubolon, Anggi Ardika; Tindaon, Ferisman; Tampubolon, Yanto Raya; Pandiangan, Samse; Tampubolon, Bangun
AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian Vol 27, No 1 (2024)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/agrium.v27i1.18765

Abstract

Bintil akar pada tanaman legum berperan penting sebagai penambat nitrogen bebas dari udara yang selanjutnya diurai oleh mikrobia hingga berfungsi memenuhi kebutuhan N tanaman.  Jumlah bintil akar yang meningkat akan meningkatkan jumlah N udara yang dapat diubah menjadi N yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi pengaruh perlakuan pupuk kandang dan mikroorganisme lokal, baik sebagai perlakuan tunggal maupun kombinasi dari kedua perlakuan terhadap masing-masing parameter penelitian yang diamati. Jumlah bintil akar yang meningkat akan meningkatkan jumlah N udara yang dapat diubah menjadi N yang berguna bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi pengaruh perlakuan pupuk kandang  sapi dan mikroorganisme lokal, baik sebagai perlakuan tunggal maupun kombinasi dari kedua perlakuan terhadap masing-masing parameter penelitian yang diamati. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari pupuk kandang sapi terdiri dari empat taraf perlakuan, dan pemberian mikroorganisme local (MOL) terdiri dari tiga taraf perlakuan.  Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan uji analisis varians dan setiap parameter pengamatan dengan hasil sidik ragam yang nyata pengaruhnya dilanjutkan dengan uji jarak BNT pada taraf uji α = 0,05. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hanya perlakuan pupuk kandang sapi saja yang memperlihatkan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah bintil akar tanaman, meski tidak berpengaruh nyata terhadap parameter hasil tanaman tetapi menunjukkan adanya kecenderungan yang menggambarkan terjadinya kompetisi terselubung antara jumlah bintil akar dengan parameter produksi.  Perlakuan tunggal MOL dan juga interaksi dari kedua perlakuan tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap semua parmeter tanaman yang diamati.
EDUKASI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ECO ENZYME DI LINGKUNGAN MASYARAKAT PINGGIRAN KOTA MEDAN Pujiastuti, Elisabeth Sri; Tampubolon, Yanto Raya; Tarigan, Juli Ritha; Tampubolon, Jongkers
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v4i2.3086

Abstract

Eco enzyme merupakan cairan serba guna hasil fermentasi limbah organik rumah tangga terutama buah-buahan dan sayuran. Menggalakkan pembuatan eco enzyme secara tidak langsung akan berkontribusi pada pengurangan emisi gas metana (CH4) ke atmosfir yang akan membantu menurunkan konsentrasi gas rumah kaca dan selanjutnya membantu mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global. Secara langsung, penggunaan eco enzyme akan membantu ekonomi rumah tangga berupa berkurangnya biaya membeli keperluan rumah tangga (bahan pembersih) maupun biaya usahatani melalui penggantian pupuk kimia dan pestisida oleh eco enzyme. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ini diselenggarakan di Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, salah satu kawasan pinggiran kota Medan. Tujuan kegiatan meliputi: (i) meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta akan manfaat eco-enzyme dan pembuatannya, (ii) mendorong peserta menggunakan eco-enzyme hasil produksi bersama untuk keperluan pribadi dan rumah tangga dan (iii) memotivasi peserta mengajak tetangga dan kerabat secara bersama-sama memproduksi eco enzyme untuk digunakan di rumah tangga masing-masing. Selain melakukan pre-test dan post-test pada tahap pembuatan dan pemanenan, diakhir kegiatan dilakukan evaluasi. Kegiatan PKM menunjukkan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan peserta dari nyaris tidak tahu menjadi baik dan sangat baik dengan nilai 71 hingga 89 (rentang nilai 0 – 100). Seluruh peserta puas dengan hasil yang diperoleh setelah menggunakan eco enzyme baik untuk keperluan pribadi, rumah tangga maupun pertanian. Keterampilan peserta sangat baik tahap “menggunakan” (termasuk menceritakan kepada kerabat dan tetangga) dan nilai baik pada “membuat sendiri” eco enzyme 
Analisis Pendapatan dan Strategi Pemberdayaan Petani Integrasi Usahatani Kopi-Ternak Kambing di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Indonesia Nainggolan, Hotden Leonardo Nainggolan; Ginting, Albina; Tampubolon, Yanto Raya; Tampubolon, Jongkers; Siahaan, Ferlist Rio
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 7, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37637/ab.v7i2.1557

Abstract

Optimalisasi pemberdayaan pada pertanian terintegrasi sangat penting dalam meningkatkan produksi dan pendapatan usahatani melalui penggunaan faktor produksi usaha yang diintegrasikan secara optimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendapatan dan peran pemberdayaan bagi petani integrasi kopi dan ternak kambing serta merumuskan strategi pemberdayaan petani integrasi kopi-ternak kambingbinaan. Penelitian dilakukan diKecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir dengan populasi 87 kepala keluarga (KK) dengan sampel  30 responden yang ditentukan secara sengaja.  Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dianalisisdengan menggunakan analisis pendapatan, skala likert dan analisis SWOT. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan; a) rata-rata biaya produksi usahatani kopi Rp5.714.900,00/tahun, biaya produksi  ternak kambing Rp1.274.261,87/tahun;b)rata-rata pendapatan petani binaan untuk usahatani kopiRp14.894.933,30/tahun dan rata-rata pendapatan usaha ternak kambing  Rp. 4.685.738,13/tahun, dan rata-rata pendapatan integrasi Rp19.580.671,43/tahun; c) pemberdayaan yang dilakukan berperan bagi petani binaan yang mengembangkan sistem integrasi kopi-ternak kambing dengan indikator; bina manusia dengan nilai 86,3%, bina usaha sebesar 83,3%, bina lingkungan  83,0% dan bina lembaga dengan nilai 82%; d) strategiagresif merupakan strategi yang dapat digunakan untuk pemberdayaan petani integrasi kopi-ternak kambing; e) strategi yang dapat diimplementasikan adalah; i) memanfaatkan kelompok tani secara optimal sebagai wahana untuk meningkatkan kerjasama antar petani; ii) memanfaatkan pengalaman petani yang didukungtingkat pendidikan dan kondisi geografis wilayah mengoptimalkan usahatani kopi dan ternak kambing secara terintegrasi. Berdasarkan kesimpulan disarankan; a) agar penggunaan faktor produksi lebih dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan petani; b) agar menerapkan strategiagresif dalam pemberdayaan petani integrasi usahatani kopi-ternak kambingdi Kabupaten Samosir.