Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TINGKAT TUTUR SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER Priyatiningsih, Nurpeni
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i1.239

Abstract

Tingkat tutur atau dalam bahasa Jawa disebut unggah-ungguh adalah adat sopan santun, etika, tata susila, tatakrama berbahasa. Tingkat tutur tidak hanya terbatas pada bentuk tuturan tetapi juga menyangkut pada tindak tanduknya, yang dapat dikatakan sebagai patrap dan pocap. Tingkat tutur secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu ragam ngoko dan ragam krama. Ragam ngoko sendiri dibagidua yaitu ngoko lugu dan ngoko alus. Demikian juga ragam krama terdiri dari dua yaitu ragamkrama lugu dan krama alus. Pendidikan bahasa Jawa mempunyai fungsi  yang diarahkan untuk dua hal yaitu kultural dan edukatif. Penerapan tingkat tutur/unggah-ungguh melalui pendidikan bahasa Jawa bersifat vertikal artinya yang muda menggunakan ragam krama untuk menghormati yang tua/ dituakan , sebaliknya yang tua tidak boleh sewenang-wenang terhadap yang muda, yang demikian disebut keseimbangan. Konsep keseimbangan itu meliputi duduga, prayoga, watara dan reringa.Penerapan tingkat tutur/ unggah-ungguh dapat dijadikan sarana pembentukanpendidikan karakter. Kata-kata kunci: Bahasa Jawa, Tingkat tutur, Pendidikan Karakter.
NILAI PENDIDIKAN SERAT JAYABAYA KARYA RADEN NGABEHI RONGO WARSITO Sumarsono, Djoko; Priyatiningsih, Nurpeni; Deswijaya, R. Adi
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.403

Abstract

Penelitian ini terkait dengan ramalan Jayabaya Musarar berhubungan dengan makna yang terkandung dan nilai pendidikan didalamnya. Popularitas Jangka Jayabaya tergolong tinggi dikalangan masyarakat jawa secara umum dan masyarakat Kediri khususnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap mitologi masih berakar kuat dalam mentalitas masyarakat Indonesia. Serat Musarar adalah gubahan Raden Ngabehi Ranggawarsita yang perlu dilestarikan. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam serat Musarar diantaranya:1) Nilai yang berhubungan dengan Tuhan, nilai ini ditemukan diantaranya percaya dan ketaatan kepada Tuhan, 2) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, Nilai diantaranya kecerdasan, dan cinta ilmu, 3) Nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai ini ditemukan pada nilai gotong royong, patuh dan aturan sosial, dan keadilan, 4) Nilai yang berhubungan dengan alam sekitar atau lingkungan, nilai ini berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan 5) Nilai yang berhubungan dengan kebangsaan, nilai ini dapat berupa nasionalis dan menghargai keberagaman. Kata kunci: nilai pendidikan, ramalan, jayabaya.
NILAI KARAKTER PADA PERIBAHASA, PEPATAH DAN SALOKA JAWA SEBAGAI PEMBELAJARAN KARAKTER UNTUK GENERASI PENERUS BANGSA Sawitri, Sawitri; Bengat, Bengat; Deswijaya, R. Adi; Priyatiningsih, Nurpeni
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.407

Abstract

Sifat atau karakter budi pekerti yang luhur diusahakan dan dibina. Bangsa Indonesia yang dulu sebagai bangsa yang ramah pada era modern menjadi sangat berkurang bahkan ada yang sudah sama sekali hilang. Rasa keprihatinan ini yang membuat penulis mengungkapkan dalam sebuah tulisan. Nilai karakter dari peribahasa, pepatah dan saloka meiliki nilai luhur yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bangsa yang bermoral adalah bangsa yang menghargai dari nilai-nilai banganya sendiri. Padaperibahasan anak polah bapa kepradah, busuk ketekuk pinter keblinger, sedangkan saloka yaitu asu mbalang kalung wong. Peribahasa , pepatah, saloka dapat sebagai kiblat manusia menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi sosok panutan bagi anak dan keturunan sehingga terselamatkan anak dan cucu bagi kehidupan yang semakin hilang budayanya. Nilai pendidikan karakter yang baik   menjadikan pribadi bangsa yang baik. Pendidikan karakter dapatdigunakan untuk generasi penerus kita bangsa Indonesia. Kata Kunci: Nilai, Karakter , Peribahasa, Bebasan, Saloka.
VARIASI BAHASA DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR JATIPURA KABUPATEN KARANGANYAR Harsono, Harsono; Efendi, Agus; Priyatiningsih, Nurpeni; Deswijaya, Adi
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i2.932

Abstract

Interaksi jual-beli menempatkan bahasa sebagai elemen penting dalam proses tawar menawar dan komunikasi antara penjual dan pembeli. Bentuk komunikasi bahasa antara penjual dan pembeli di pasar memiliki banyak variasi kebahasaan. Sifat heterogenitas pada penutur di lingkungan pasar memunculkan keberagaman variasi kebahasan yang timbul dari komunikasi transaksional. Sebagai bentuk fenomen kebahasaan yang unik, variasi bahasa dalam komunikasi transaksional diharapkan mampu terdokumentasi dengan baik melalui penelitian ini. Pendekatan sosiolinguistik digunakan sebagai teori dasar untuk menganalisis bentuk-bentuk variasi bahasa serta faktor yang melatarbelakangi munculnya  variasi  bahasa. Penelitian  ini  merupakan penelitian  deskriptif  kualitatif. Sumber data berupa tuturan penjual dan pembeli  di pasar Jatipura Karanganyar, yang disajikan dalam data berupa transkrip percakapan antara penjual dan pembeli. Pengumpulan data  menggunakan metode  simak dengan teknik dasar  lanjutan yang digunakan melalui teknik sadap dan rekam. Teknik ini digunakan untuk menyadap dan merekam pemakaian bahasa dari para penjual dan  pembeli  dengan memanfaatkan teknik lanjutan dari teknik sadap dan rekam yaitu teknik simak libat cakap. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan disajikan dengan metode informal dalam bentuk kata-kata. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan jawaban atas hipotesa bahwa dalam pelibatan komunikasi transaksional antara penjual dan pembeli di pasar Jatipura Karanganyar memunculkan berbagai variasi bahasa dalam aspek sistemik dan ekstrasistemik. Faktor-faktor tersebut yang melatarbelakangi munculnya variasi-variasi bahasa.
Makna Simbolik Sesajen Sedulur Papat Lima Pancer Ing Dhusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan (Studi Kasus Keluarga Cipto Tukiman-Gami) Pratiwi Priyanto, Anidya Indah Kusuma; Priyatiningsih, Nurpeni; Deswijaya, R. Adi
Kawruh: Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i2.1509

Abstract

Penelitian ini berlatar belakang kebudayaan tradisional khususnya upacara tradisi. Dalam penelitian ini membahas tentang upacara tradisi Sedulur Papat Lima Pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan yang dilaksanakan ketika seorang anak sudah dianggap dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arti sedulur papat lima pancer, prosesi upacara tradisi, dan makna simbolik sesajen dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer.Penelitian makna simbolik sesajen sedulur papat lima pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan ini mengkaji tentang hakikat simbol, kebudayaan, upacara tradisi, sedulur papat lima pancer dan menjelaskan prosesi tradisi serta makna yang terkandung dalam sesajen dalam tradisi sedulur papat lima pancer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer, prosesi dan sesaji mengandung filosofi kehidupan manusia yang disimbolkan melalui berbagai jenang yang mengandung arti bahwa manusia memiliki empat saudara yang mendampinginya sejak lahir. Upacara tradisi ini juga merupakan wujud syukur karena anak telah dewasa sekaligus meminta perlindungan kepada Tuhan agar anak selamat tanpa aral melintang dan dipermudah segala urusan kehidupannya.
PELATIHAN DAN PENANAMAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA TERHADAP SISWA KELAS X DI SMK PGRI PEDAN KLATEN Hapsari, Pradnya Paramita; Priyatiningsih, Nurpeni; Sawitri, Sawitri; Ikhwanto, Bambang; Jana, Ninis Ayu; Ridwan, Muhammad; Widayati, Wahyu
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.30567

Abstract

Menurunnya jumlah penutur bahasa Jawa dan rendahnya kemampuan SDM dalam berbicara bahasa Jawa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan, menjadi permasalahan di dalam kehidupan bermasyarakat pada umumnya, pemuda-pemudi dan para siswa jaman sekarang pada khususnya. Terlebih seringnya penggunaan bahasa Indonesia yang dirasa lebih mudah tanpa mengenal sistem tingkat tutur. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan pengabdian ini dilakukan untuk membantu para siswa jaman sekarang agar mampu berbicara dengan kosakata bahasa Jawa dengan unggah-ungguh bahasa Jawa yang benar dan para siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sasaran dalam pengabdian ini adalah para siswa kelas x di SMK PGRI Pedan Klaten. Dengan berbagai kendala yang dialami para siswa dalam berbicara bahasa Jawa ini, tim pengabdian kepada Masyarakat memberikan Solusi dengan pelatihan dan penanaman unggah-ungguh bahasa Jawa, dimana para siswa terlihat antusias dan merasa sangat senang dalam proses pelatihan tersebut. Pelatihan ini sangat diharapkan oleh berbagai pihak, dikarenakan memudahkan para siswa dapat berbicara bahasa Jawa dengan kosakata yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Melalui pelatihan dan penanaman unggah-ungguh ini, para siswa diharapkan mampu dan menjadi mengerti sistem tingkat tutur dalam berbicara bahasa Jawa terhadap lawan bicara.
PENGABDIAN MASYARAKAT FALSAFAH KEHIDUPAN MASYARAKAT JAWA YANG MENGANDUNG NILAI – NILAI LUHUR KEHIDUPAN PADA KOMUNITAS KAIN KEBAYA CABANG KARANGANNYAR Pujiyana, Sawitri,; Priyatiningsih, Nurpeni; Septiari, Wahyu Dini
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 4 (2024): Volume 5 No. 4 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i4.32769

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk pengabdian sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi. Seorang dosen mengabdikan dirinya kepada masyarakat dengan ilmu yang dikuasainya. Komunitas pada komunitas kain kebaya di Kabupaten Karanganyar banyak yang berlatar belakang usaha dan ibu-ibu yang mandiri. Komunitas kain kebaya di Kabupaten Karanganyar beranggotakan sekitar 60 orang dari berbagai latar belakang pekerjaan yang hampir semuanya adalah pekerja. Pentingnya pengabdian kepada masyarakat pada komunitas kain kebaya yang sebagian besar adalah pelaku usaha banyak yang belum mengenal dan memahami budaya. Sedikit yang mengenal falsafah hidup yang mengandung nilai-nilai dalam kehidupan yang dapat diaplikasikan. Metode yang digunakan adalah sistem pretest, materi, posttest, pengayaan, dan pendampingan. Hasil awal pengabdian hanya 10-15% yang mengerti budaya terkait falsafah hidup menjadi 80-90% sehingga dinilai berhasil, banyak ibu-ibu yang antusias untuk bertanya dan akan diaplikasikan dalam kehidupan. Pendampingan dilakukan dan waktu pendampingan melalui whatsapp group dan bisa juga melalui telepon. Peserta dapat menyerap materi yang diberikan oleh instruktur dan hasil yang diperoleh dinilai sangat memuaskan untuk diaplikasikan peserta dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat.