Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pendidikan Karakter Orang Tua terhadap Anak dalam Teks Jawa "Dongengipun Suwidak Loro" Deswijaya, R. Adi
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol 6 No 3 (2021): September
Publisher : IPTPI Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edudikara.v6i3.257

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang bentuk-bentuk pendidikan karakter yang diberikan Mbok Randha Sambega kepada Suwidak Loro dalam teks Jawa Dongengipun Suwidak Loro. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian yang digunakan meliputi kata, frasa maupun kalimat yang berhubungan dengan pendidikan karakter, sedangkan teks Jawa Dongengipun Suwidak Loro sebagai sumber datanya. Teknik pengumpulan data menggunakan cara pustaka, simak dan catat. Menyimak semua data yang berhubungan dengan pendidikan karakter, kemudian memilah dan mencatat data tersebut sehingga dapat dianalisis untuk mendapatkan hasil pembahasan dari penelitian ini. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif untuk mendapatkan hasil pembahasan dalam penelitian ini. Penelitian ini menghasilkan pembahasan bentuk-bentuk pendidikan yang dilakukan Mbok Randha Sambega , antara lain: (1) kasih sayang; (2) mendoakan anak untuk yang terbaik; (3) tidak pernah mencela anak; dan (4) selalu berpikir positif.
NILAI PENDIDIKAN SERAT JAYABAYA KARYA RADEN NGABEHI RONGO WARSITO Djoko Sumarsono; Nurpeni Priyatiningsih; R. Adi Deswijaya
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.403

Abstract

Penelitian ini terkait dengan ramalan Jayabaya Musarar berhubungan dengan makna yang terkandung dan nilai pendidikan didalamnya. Popularitas Jangka Jayabaya tergolong tinggi dikalangan masyarakat jawa secara umum dan masyarakat Kediri khususnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap mitologi masih berakar kuat dalam mentalitas masyarakat Indonesia. Serat Musarar adalah gubahan Raden Ngabehi Ranggawarsita yang perlu dilestarikan. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam serat Musarar diantaranya:1) Nilai yang berhubungan dengan Tuhan, nilai ini ditemukan diantaranya percaya dan ketaatan kepada Tuhan, 2) Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri, Nilai diantaranya kecerdasan, dan cinta ilmu, 3) Nilai yang berhubungan dengan sesama, nilai ini ditemukan pada nilai gotong royong, patuh dan aturan sosial, dan keadilan, 4) Nilai yang berhubungan dengan alam sekitar atau lingkungan, nilai ini berupa sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya, dan 5) Nilai yang berhubungan dengan kebangsaan, nilai ini dapat berupa nasionalis dan menghargai keberagaman. Kata kunci: nilai pendidikan, ramalan, jayabaya.
Makna Simbolik Sesajen Sedulur Papat Lima Pancer Ing Dhusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan (Studi Kasus Keluarga Cipto Tukiman-Gami) Anidya Indah Kusuma Pratiwi Priyanto; Nurpeni Priyatiningsih; R. Adi Deswijaya
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v2i2.1509

Abstract

Penelitian ini berlatar belakang kebudayaan tradisional khususnya upacara tradisi. Dalam penelitian ini membahas tentang upacara tradisi Sedulur Papat Lima Pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan yang dilaksanakan ketika seorang anak sudah dianggap dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan arti sedulur papat lima pancer, prosesi upacara tradisi, dan makna simbolik sesajen dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer.Penelitian makna simbolik sesajen sedulur papat lima pancer di Dusun Kedungwungkal Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan ini mengkaji tentang hakikat simbol, kebudayaan, upacara tradisi, sedulur papat lima pancer dan menjelaskan prosesi tradisi serta makna yang terkandung dalam sesajen dalam tradisi sedulur papat lima pancer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam upacara tradisi sedulur papat lima pancer, prosesi dan sesaji mengandung filosofi kehidupan manusia yang disimbolkan melalui berbagai jenang yang mengandung arti bahwa manusia memiliki empat saudara yang mendampinginya sejak lahir. Upacara tradisi ini juga merupakan wujud syukur karena anak telah dewasa sekaligus meminta perlindungan kepada Tuhan agar anak selamat tanpa aral melintang dan dipermudah segala urusan kehidupannya.
Cerita Rakyat Bumi Angker di Desa Pengkol, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri Ditinjau dari Resepsi Masyarakat Joko Santoso; Nurnaningsih Nurnaningsih; R. Adi Deswijaya
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v3i2.1950

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data-data tertulis atau lisan. Analisis yang dilakukan dengan menganalisis resepsi masyarakat terhadap cerita rakyat Bumi Angker yang terdapat di Desa Pengkol, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bentuk cerita rakyat Bumi Angker, mengetahui sejarah, resepsi masyarakat terhadap cerita rakyat Bumi Angker serta mengetahui nilai pendidikan yang terdapat dalam cerita rakyat Bumi Angker yang terdapat di Desa Pengkol, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Jenis penelitian ini deskriptif  kualitatif dengan sumber data dibagi menjadi dua, primer dan sekunder. Sumber data primer dari  informan, dan sekunder meliputi aktivitas warga, tempat/ petilasan Bumi Angker. Data berupa transkrip wawancara dan dokumentasi yang berisi informasi tentang bentuk, sejarah, dan resepsi masyarakat terhadap cerita rakyat Bumi Angker.. Hasil penelitian ini meliputi bentuk cerita rakyat yaitu berbentuk fisik dan berbentuk cerita, sejarah cerita rakyat Bumi Angker, resepsi masyarakat terhadap Desa Pengkol, terdiri dari larangan terhadap pejabat dan larangan ketika berada di dalam kawasan Bumi Angker, serta nilai pendidikan yang terkandung di dalam cerita rakyat Bumi Angker meliputi nilai religius, budi pekarti, sosial, dan estetika. Hasil penelitian sebagai kontribusi untuk pengembangan keilmuan kajian konservasi sastra dan budaya Jawa.
NILAI KARAKTER PADA PERIBAHASA, PEPATAH DAN SALOKA JAWA SEBAGAI PEMBELAJARAN KARAKTER UNTUK GENERASI PENERUS BANGSA Sawitri Sawitri; Bengat Bengat; R. Adi Deswijaya; Nurpeni Priyatiningsih
Kawruh : Journal of Language Education, Literature and Local Culture Vol 1, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/kawruh.v1i2.407

Abstract

Sifat atau karakter budi pekerti yang luhur diusahakan dan dibina. Bangsa Indonesia yang dulu sebagai bangsa yang ramah pada era modern menjadi sangat berkurang bahkan ada yang sudah sama sekali hilang. Rasa keprihatinan ini yang membuat penulis mengungkapkan dalam sebuah tulisan. Nilai karakter dari peribahasa, pepatah dan saloka meiliki nilai luhur yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Bangsa yang bermoral adalah bangsa yang menghargai dari nilai-nilai banganya sendiri. Padaperibahasan anak polah bapa kepradah, busuk ketekuk pinter keblinger, sedangkan saloka yaitu asu mbalang kalung wong. Peribahasa , pepatah, saloka dapat sebagai kiblat manusia menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi sosok panutan bagi anak dan keturunan sehingga terselamatkan anak dan cucu bagi kehidupan yang semakin hilang budayanya. Nilai pendidikan karakter yang baik   menjadikan pribadi bangsa yang baik. Pendidikan karakter dapatdigunakan untuk generasi penerus kita bangsa Indonesia. Kata Kunci: Nilai, Karakter , Peribahasa, Bebasan, Saloka.
Peningkatan Pendidikan Karakter Anak Melalui Pendidikan Budaya Di Sanggar Karawitan Dhalem Kawijayan Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban Sawitri; Nurpeni P; R Adi Deswijaya; Pradnya Paramita
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.969 KB)

Abstract

Pendidikan karakter anak sebuah hal yang seolah biasa melainkan sangat perlu diperhatikan. Pendidikan adalah suatu tatanan yang memberikan aturan tertentu sehingga dapat menjadi sebuah perilaku yang harus ditatati, karakter sebuah watak manusia yang baik dan buruk.Budaya sebuah kegiatan pada masyarakat untuk berkumpul, berkesenian dan berorganisasi dengan tujuan yang sama.Pendidikan karakter dapat diterapkan sejak dini atau anak- anak, pada anak sanggar di Dhalem Kawijayan sebuah sanggar yang berkesenian pada bidang karawitan, pedalangan dan tari bahkan tergantung pementasan jenis ini dapat dikolaburasikan dengan pelatihan intensif. Pendidikan karakter dibutuhkan anak pada sanggar untuk melatih etika kesopanan, dalam berbicara, bergaul, berkarya sehingga menjadi peribadi yang baik. Budaya yang adiluhung adalah budaya yang mengajarkan perilaku pendidikan karakter bangsa sehingga anak takul Allah, taat pada guru, patuh pada orang tua, bersikap baik pada sesama.Tingginya budaya apabila karakter itu baik dan ada pada diri siswa atau anak sanggar sebagai pelestari budaya.
Pendidikan Karakter Orang Tua terhadap Anak dalam Teks Jawa "Dongengipun Suwidak Loro" R. Adi Deswijaya
Edudikara: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 6 No. 3 (2021): September
Publisher : IPTPI Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/edudikara.v6i3.257

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang bentuk-bentuk pendidikan karakter yang diberikan Mbok Randha Sambega kepada Suwidak Loro dalam teks Jawa Dongengipun Suwidak Loro. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian yang digunakan meliputi kata, frasa maupun kalimat yang berhubungan dengan pendidikan karakter, sedangkan teks Jawa Dongengipun Suwidak Loro sebagai sumber datanya. Teknik pengumpulan data menggunakan cara pustaka, simak dan catat. Menyimak semua data yang berhubungan dengan pendidikan karakter, kemudian memilah dan mencatat data tersebut sehingga dapat dianalisis untuk mendapatkan hasil pembahasan dari penelitian ini. Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif untuk mendapatkan hasil pembahasan dalam penelitian ini. Penelitian ini menghasilkan pembahasan bentuk-bentuk pendidikan yang dilakukan Mbok Randha Sambega , antara lain: (1) kasih sayang; (2) mendoakan anak untuk yang terbaik; (3) tidak pernah mencela anak; dan (4) selalu berpikir positif.
Philosophy of Yoga as Education in The Perspective of Javanese Community Life Sawitri Sawitri; Sutarman Sutarman; R. Adi Deswijaya
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 7 No 2 (2021): Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Mei)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v7i2.336

Abstract

Abstrak Beryoga adalah sebagai filosofi masyarakat Jawa dan sebagai olahraga yang tertumpu pada pernapasan dan peregangan urat sarap serta kelenturan organ tubuh, gerakan yang membuat gerakan berat jadi ringan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) filosofi yoga; (2) pendidikan sebagai budaya dan pengetahuan beryoga; (3) masyarakat Jawa dalam mendapatkan kenyamanan hidup. Simpulan yang didapat ialah filosofi yang ada pada yoga adalah: (1) menyatukan pernapasan, hati, dan jiwa; (2) membuat ketenteraman hati dan jiwa; (3) beryoga merupakan sarana yang positif untuk mencerahkan pola pikir dan perilaku masyarakat Jawa; (4) budaya beryoga sebagai peninggalan nenek moyang dan leluhur masyarakat Jawa menjadikan bersih hati dan jiwa, serta berperilaku yang baik. Hal ini akan membuat hidup menjadi sejahtera dan dapat menyembuhkan penyakit jantung, stres, asma, bahkan tekanan pada suatu pekerjaan. Stres pada remaja, ibu hamil, dan orang dewasa, bahkan orang yang sudah tua. Abstract Yoga is a philosophy of Javanese society and as a sport that focuses on breathing and stretching breakfast and organ flexibility, movements that make heavy movements light. Purpose of this study is to find out: (1) philosophy of yoga; (2) education as a culture and knowledge of yoga; (3) Javanese society in getting the comfort of life. The conclusion is the philosophy which exists in yoga is: (1) uniting breathing, heart and soul; (2) yoga can make peace of heart and soul; (3) yoga is a positive means of enlightening the mindset and behavior of Javanese society (4) the culture of yoga is a legacy of the ancestors and ancestors of the Javanese people. Make the heart clean and soul clean and have good behavior. This will make life prosperous and can cure heart disease, stress, asthma and even stress at work. Stress in adolescents, pregnant women and adults and even older people.
Pendidikan Karakter Pada Tari Kupu- Kupu Sebagai Falsafah Hidup Masyarakat Jawa Sawitri Sawitri; Nurpeni Priyatiningsih; R. Adi Deswijaya; Sri Harjono
Journal on Education Vol 5 No 2 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joe.v5i2.1240

Abstract

Budaya (culture) derived from Sanskrit word “budddayah”, the plural form of word buddhi, meaning anything related to human character and mind. In English, the word culture derived from Latin word cultural. The method used was descriptive qualitative one using data obtained through in-depth interview, library study, and documentation (photograph, online magazine, research journal). Culture in the form of dance is an art product resulting from people’s creativity to fulfill material and spiritual needs. Human being has two types of needs to have balanced life. Spiritual need relates to belief and religion, while immaterial need relates to art and recreation so that life will run harmoniously. One of art forms adapting to its community is butterfly dance. Butterfly dance in its development relates to community life and art. Culture will develop and adapt to human development. Human development follows time and human need development. Butterfly dance provides human life philosophy, particularly to Javanese people. Life is gratitude, life always rotates and so does the fate. To live, an individual will need others’ help so that he should always remember Allah because life can be happy, sad, and comfortable. The one who does good deed will get goodness, and vice versa. Always respecting each other, having good mindset, and remembering death are the keys to a nice harmonious life.
Peningkatan Pendidikan Karakter Anak Melalui Pendidikan Budaya Di Sanggar Karawitan Dhalem Kawijayan Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban Sawitri; Nurpeni P; R Adi Deswijaya; Pradnya Paramita
Joong-Ki : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2: Mei 2022
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan karakter anak sebuah hal yang seolah biasa melainkan sangat perlu diperhatikan. Pendidikan adalah suatu tatanan yang memberikan aturan tertentu sehingga dapat menjadi sebuah perilaku yang harus ditatati, karakter sebuah watak manusia yang baik dan buruk.Budaya sebuah kegiatan pada masyarakat untuk berkumpul, berkesenian dan berorganisasi dengan tujuan yang sama.Pendidikan karakter dapat diterapkan sejak dini atau anak- anak, pada anak sanggar di Dhalem Kawijayan sebuah sanggar yang berkesenian pada bidang karawitan, pedalangan dan tari bahkan tergantung pementasan jenis ini dapat dikolaburasikan dengan pelatihan intensif. Pendidikan karakter dibutuhkan anak pada sanggar untuk melatih etika kesopanan, dalam berbicara, bergaul, berkarya sehingga menjadi peribadi yang baik. Budaya yang adiluhung adalah budaya yang mengajarkan perilaku pendidikan karakter bangsa sehingga anak takul Allah, taat pada guru, patuh pada orang tua, bersikap baik pada sesama.Tingginya budaya apabila karakter itu baik dan ada pada diri siswa atau anak sanggar sebagai pelestari budaya.