Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGGUNAAN IMPLAN GIGI SEBAGAI ALTERNATIF GIGI TIRUAN Stephani Dwiyanti; Mora Octavia
Bahasa Indonesia Vol 18 No 1 (2019): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v18i1.2204

Abstract

Introduction: Loss of teeth leads to many problems anatomically and physiologically, leading to nutritional intake disturbances, and even affect patient’s psychological condition. There are several alternatives for tooth replacement such as removable denture, fixed partial denture (bridge), and implant. This case report described a loss of a single molar and its replacement with implant.Case Report: A 36-year-old female patient came with a chief complaint of missing lower left posterior teeth 5 years ago due to big caries. Patient wanted to replace with implant. Comprehensive evaluation was done to make sure that she was indicated for dental implant. Insertion of megagen implant was done on the first phase of surgery. Implant was left for 3 months for osseointegration. Insertion of healing abutment was done on the second phase of surgery and was left for 1 week. Impression was done and a screw-retained metal porcelain crown was made for the implant.Conclusion: Rehabilitation of tooth loss with implant requires several steps which are time-consuming and expensive. However, many patients still opt for implant therapy. Compared to other alternative therapy, implant is the most comfortable form of denture, does not damage adjacent teeth, has a high survival rate, and are more cost-effective in the long run.
Hubungan Dismenore Primer dengan Kualitas Tidur Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Wijaya, Eveline; Dwiyanti, Stephani; Padang, Astrid Fransisca
Bahasa Indonesia Vol 24 No 1 (2025): Damianus Journal of Medicine
Publisher : Atma Jaya Catholic University of Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/djm.v24i1.5954

Abstract

Pendahuluan: Wanita mengalami menstruasi saat fase remaja dimulai. Proses menstruasi ini menimbulkan pengalaman yang kurang nyaman bagi wanita, salah satu yang tersering adalah dismenore. Prevalensi dismenore bervariasi namun mayoritas wanita yang mengalami dismenore terpengaruh kualitas tidurnya. Kualitas tidur yang buruk berdampak negatif terhadap kualitas hidup wanita, termasuk prestasi akademis pada kalangan pelajar atau mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dismenore primer dengan kualitas tidur mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (FKIK UAJ). Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Penelitian dilakukan terhadap 212 responden yang merupakan mahasiswi FKIK UAJ angkatan 2019 – 2021. Pengambilan data dilakukan menggunakan Kuesioner Kualitas Tidur (KKT) yang telah dimodifikasi dan kuesioner WaLLID score yang disebarkan secara online melalui google form. Analisis data penelitian menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil: Sebanyak 91% mahasiswi FKIK UAJ angkatan 2019–2021 mengalami dismenore primer, dengan prevalensi dismenore ringan sebanyak 36,3%, dismenore sedang 44,8%, dan dismenore berat 9,9%. Angka kejadian kualitas tidur baik pada reponden sebanyak 75%, sedangkan 25% lainnya mengalami kualitas tidur yang buruk. Hasil uji SPSS menunjukkan terdapat hubungan antara derajat keparahan dismenore primer dengan kualitas tidur responden dengan nilai p <0,05. Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat keparahan dismenore primer dengan kualitas tidur mahasiswi FKIK UAJ angkatan 2019–2021.
Tingkat Kebersihan Rongga Mulut pada Anak Usia 9-13 Tahun di Kawasan Urban Jakarta Dwiyanti, Stephani; Gracia, Isadora; Oktarina, Indriani; Sunjaya, Hendro Anthonius; Muhyidin, Muhammad Fadli; Anggraini, Felicia; Kaisar, Maria Mardalena Martini
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i2.18352

Abstract

Background: Karies gigi umum terjadi pada anak-anak dan dapat mengganggu proses belajar. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui profil frekuensi menyikat gigi dan tingkat kebersihan rongga mulut, hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi menyikat gigi dan tingkat kebersihan rongga mulut, serta hubungan antara frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan rongga mulut pada anak kelas 5 dan 6 SDN 03 Pejagalan.  Metode: Metode pengumpulan sampel adalah desain potong lintang. Tim pengabdi mengambil data melalui kuesioner dan pemeriksaan klinis rongga mulut. Hasil: Berdasarkan analisa didapatkan bahwa dari 161 siswa, 72 siswa (46%) menyikat gigi dua kali sehari dengan proporsi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki (26,1% vs 19,9%). Proporsi terbesar Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) berada pada kategori sedang (93 siswa, 57,8%), dengan proporsi perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (31,7% vs 25,1%). Proporsi terbesar siswa berada di kelompok yang menyikat gigi dua kali sehari dan mempunyai tingkat kebersihan mulut sedang, yaitu 46 siswa (28,6%). Kesimpulan: Sebagian besar siswa sudah menyikat gigi setiap hari, dengan frekuensi dua kali sehari atau lebih. Proporsi siswa perempuan yang menyikat gigi dengan frekuensi tepat lebih banyak dibandingkan laki-laki. Meskipun sebagian siswa sudah menyikat gigi dengan frekuensi yang tepat, tingkat kebersihan rongga mulut masih dalam kategori sedang.
Preoperative Oral Health Screening Prior to Cardiovascular Intervention: A Case Report Dwiyanti, Stephani; Benyamin, Benyamin; Zita, Maria; Ole, Maria RM; Wiranatha, Jennifer
Journal of Medicine and Health Vol 6 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/jmh.v6i1.6606

Abstract

Valvular heart disease causes impaired function and decreases the quality of life. This condition could be managed surgically, but preoperative oral health screening is needed to eliminate oral infection. This paper aims to review common clinical findings in oral examination procedures, give an overview of the relationship between oral health and cardiovascular disease, and differentiate between pathological and typical findings in the oral cavity. A 34-year-old woman with valvular heart disease was referred for oral health evaluation and treatment before elective heart valve surgery. She was routinely medicated with Warfarin. She needed extraction of a fractured tooth, restoration of carious teeth, and scaling. Less urgent findings such as abfractions, gingival recession, malposed, and missing teeth could be treated after heart surgery. It was suggested that she not stop Warfarin and take Amoxicillin before dental procedures. In conclusion, general practitioners (GPs) play a significant role in the early detection of commonly found dental problems, especially in patients with cardiovascular disease who are about to undergo surgical intervention. GPs should be able to perform basic oral examinations, provide basic oral health education, know when to use antibiotic prophylaxis or discontinue anticoagulants wisely, and make timely referrals for patients requiring further dental management.
Assessing the Effectiveness of Oral Health Education: Large Versus Small Groups among Primary School Students in Watesjaya, West Java Dwiyanti, Stephani; Octavia, Mora; Gracia, Isadora; Oktaria, Indriani; Tantra, Cornelia Tyara; Susanto, Alvira; Djiady, Audie; Santoso, Bryan
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 10 No 3 (2025): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v10i3.1380

Abstract

Insufficient oral health knowledge contributes to high prevalence of oral disease among primary school students. Large-group lectures are commonly used in community services but may not be the most effective learning method. Studies suggest that small-group settings foster better learning environments. This study examines knowledge changes before and after oral health education (OHE), comparing the effectiveness of large- and small-group settings. Fifty-three students aged 10 to 12 years were divided into two groups: Group A (21 students) received OHE in a large lecture-style setting, while Group B (32 students) received OHE in smaller groups of 4 to 8 students. A pre-test was administered before OHE session, followed by a post-test to assess knowledge improvement. Statistical analysis showed significant pre-test to post-test improvement in both groups (p < 0.001). The gain in test scores for group A (27.62+18.69) was greater than that of group B (17.50+10.47), which was also statistically significant (p=0.028). These findings suggest that OHE effectively improves knowledge, with larger groups showing greater score improvement, potentially due to factors such as group dynamics, the physical environment, or learning aids.