Muhyidin, Muhammad Fadli
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tingkat Kebersihan Rongga Mulut pada Anak Usia 9-13 Tahun di Kawasan Urban Jakarta Dwiyanti, Stephani; Gracia, Isadora; Oktarina, Indriani; Sunjaya, Hendro Anthonius; Muhyidin, Muhammad Fadli; Anggraini, Felicia; Kaisar, Maria Mardalena Martini
Jurnal SOLMA Vol. 14 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v14i2.18352

Abstract

Background: Karies gigi umum terjadi pada anak-anak dan dapat mengganggu proses belajar. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui profil frekuensi menyikat gigi dan tingkat kebersihan rongga mulut, hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi menyikat gigi dan tingkat kebersihan rongga mulut, serta hubungan antara frekuensi menyikat gigi dengan tingkat kebersihan rongga mulut pada anak kelas 5 dan 6 SDN 03 Pejagalan.  Metode: Metode pengumpulan sampel adalah desain potong lintang. Tim pengabdi mengambil data melalui kuesioner dan pemeriksaan klinis rongga mulut. Hasil: Berdasarkan analisa didapatkan bahwa dari 161 siswa, 72 siswa (46%) menyikat gigi dua kali sehari dengan proporsi perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki (26,1% vs 19,9%). Proporsi terbesar Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) berada pada kategori sedang (93 siswa, 57,8%), dengan proporsi perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (31,7% vs 25,1%). Proporsi terbesar siswa berada di kelompok yang menyikat gigi dua kali sehari dan mempunyai tingkat kebersihan mulut sedang, yaitu 46 siswa (28,6%). Kesimpulan: Sebagian besar siswa sudah menyikat gigi setiap hari, dengan frekuensi dua kali sehari atau lebih. Proporsi siswa perempuan yang menyikat gigi dengan frekuensi tepat lebih banyak dibandingkan laki-laki. Meskipun sebagian siswa sudah menyikat gigi dengan frekuensi yang tepat, tingkat kebersihan rongga mulut masih dalam kategori sedang.
Screening and Education of Intestinal Protozoa Infection in Elementary School-Age Children, Penjaringan District, North Jakarta: Skrining dan Edukasi Tentang Infeksi Protozoa Usus pada Anak Usia Sekolah Dasar, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara Kaisar, Maria Mardalena Martini; Muhyidin, Muhammad Fadli; Anggraini, Felicia; Wijaya, Meiliyana; Yolanda, Hanna; Surja, Sem Samuel; Kristin, Helen; Hengestu, Anastasia; Joprang, Freggy Spicano
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 8 No. 5 (2024): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v8i5.21596

Abstract

Urbanization in Jakarta has led to the development of slum settlements characterized by poor sanitation and limited access to clean water. This environment significantly increases the risk of intestinal protozoan parasitic infections (IPPIs), which are known to cause diarrhea and adversely affect the growth and development of children—key factors in the success of Indonesia's Emas 2045 initiative. To address this, the community service team from FKIK UNIKA Atma Jaya conducted a free fecal examination program for students at a public school in the Penjaringan District, a slum area in North Jakarta. The program included several phases: preparation, education, microscopic examination, and evaluation, involving both the school and the students' parents or guardians. Diagnostic methods utilized were direct examination and a modified Ziehl-Neelsen (ZN) staining technique. Out of 223 participants, 16.6% were found to be infected with IPPIs. The analysis revealed no significant correlation between infection rates and grade levels (p=0.106). This initiative is expected to enhance awareness among parents and students about IPPIs, leading to improved personal hygiene and sanitation practices. It also provides valuable data to authorities for assessing and formulating preventive policies against IPPIs