Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PELATIHAN KONSELOR SEBAYA PADA SISWA KELAS XI SMAN 1 WONOGIRI MENGGUNAKAN ZOOM MEETING DI ERA PANDEMI COVID-19 Edmawati, Mahmuddah Dewi; Maynawati, Aldila Fitri Radite Nur; Hidayati, Awik
Jurnal Terapan Abdimas Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v6i2.8417

Abstract

Abstract. The purpose of peer counselor training activities for class XI students of SMAN 1 Wonogiri using a zoom meeting in the Covid-19 pandemic era is to provide information about peer counselors and provide peer counselor skills to students at SMAN 1 Wonogiri. This training also provides information on guidance and counseling services, increases the ability to become peer counselors, and makes peer counselors an extension of counseling services in schools to help solve peer problems. Peer counselor training were carried out in 4 stages. Phase 1, by sharing and questioning, several training participants were asked to share their experiences while receiving guidance and counseling services during the Covid-19 pandemic. Stage 2 is the provision of material about peer counselors. The material is delivered in the form of lectures on peer counselor materials, discussions, provides examples of peer counselor activities through videos and carries out practices in the form of role-playing as a counselor and counselee. Stage 3 is the practice and implementation of peer counselor guidance and stage 4 is to evaluate the results of the peer counselor practice. The results of peer counselor training include improving the image of counseling guidance services through peer counseling activities, providing interpersonal skills to students, increasing knowledge and skills to become peer counselors so that students can become partners for guidance and counseling teachers.  Abstrak. Tujuan dari kegiatan pelatihan konselor sebaya pada siswa kelas XI SMAN 1 Wonogiri menggunakan zoom meeting di era pandemi covid-19 adalah memberikan informasi mengenai konselor sebaya dan memberikan ketrampilan konselor sebaya kepada siswa di SMAN 1 Wonogiri. Pelatihan ini juga memberikan informasi mengenai layanan bimbingan dan konseling, meningkatkan kemampuan menjadi konselor sebaya, dan menjadikan konselor sebaya sebagai perpanjang tangan layanan BK di sekolah untuk membantu memecahkan permasalahan teman sebaya. Pelatihan konselor sebaya dilaksanakan dalam 4 tahap. Tahap 1 dengan dengan sharing dan tanya jawab beberapa peserta pelatihan diminta untuk menyampaikan pengalaman selama menerima layanan bimbingan dan konseling di masa pandemi covid-19. Tahap 2 yaitu pemberian materi mengenai konselor sebaya. Materi disampaikan dalam bentuk ceramah mengenai materi konselor sebaya, diskusi, memberikan contoh kegiatan konselor sebaya melalui video dan melaksanakan praktik dalam bentuk role-playing sebagai konselor dan konseli. Tahap 3 yaitu praktik dan pendampingan pelaksanaan konselor sebaya dan tahap 4 yaitu mengevaluasi hasil dari praktik konselor sebaya. Hasil kegiatan pelatihan konselor sebaya antara lain meningkatkan citra layanan bimbingan konseling melalui kegiatan konseling sebaya, memberikan ketrampilan interpersonal kepada siswa, menambah pengetahuan dan keterampilan menjadi konselor sebaya sehingga siswa dapat menjadi partner guru bimbingan dan konseling.  
PSYCHOLOGICAL FIRST AID TRAINING UNTUK MENINGKATKAN MENTAL HEALTH AWARENESS PADA REMAJA DI ERA PANDEMI COVID-19 Edmawati, Mahmuddah Dewi; Susanto, Bambang; Maulana, Muhammad Arief; Kumalasari, Rita
Jurnal Terapan Abdimas Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/jta.v8i1.12362

Abstract

Abstract. Growing up in a recession, Gen Z is given more protection, so they are often easily anxious when things don't go the way they want. For this reason, Gen Z needs to have good mental awareness in order to be able to avoid stress and depression in facing life's challenges. This community service aims to increase mental health awareness in adolescents in the era of the covid-19 pandemic. Psychological First Aid (PFA) training participants are youth youth in Kalikatir Hamlet RT 01/ RW 06, Nambangan, Selogiri, Wonogiri. The trainees are Gen Z teenagers, born in 1995-2010. Through Psychological First Aid Training, it is one solution to increase mental health awareness in Gen Z youth in the era of the COVID-19 pandemic. Psychological First Aid (PFA) is a method to help someone in distress so that they feel calm and supported, in order to better cope with their challenges or problems. PFA itself is done by means of peer tutors or peer counselors. The training participants are given the basics of PFA which they will then practice to be able to become good and skilled helpers when helping friends, family or communities who are facing psychological problems. The basis of PFA is caring for someone in distress by showing empathy. PFA has 3 main principles, namely Look, Listen, and Link. Based on the results of the Wilcoxon test, the Z count result is -1.814 with a significance of 0.036. The significance value of Asymp.sig (2-tailed) 0.036 is smaller than 0.05, which means that there is a difference in the average mental health awareness score between before and after being given Psychological First Aid Training so that Psychological First Aid Training is effective for increasing mental health awareness among adolescents in the era of the covid-19 pandemic. Abstrak. Tumbuh di era resesi, membuat Gen Z diberikan perlindungan lebih, sehingga mereka seringkali mudah merasa cemas bila keadaan tidak berjalan sesuai yang mereka inginkan. Untuk itulah gen Z ini perlu memiliki kesadaran mental yang baik agar mampu menghindari stress maupun depresi dalam menghadapi tantangan kehidupannya. Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatan mental health awarness pada remaja di era pandemi covid-19. Peserta pelatihan Psychological First Aid (PFA) adalah remaja karangtaruna di Dusun Kalikatir RT 01/ RW 06, Nambangan, Selogiri, Wonogiri. Peserta pelatihan adalah remaja gen Z yaitu kelahiran 1995-2010. Melalui Psychological First Aid Training merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan mental health awareness pada remaja gen Z di era pandemi covid-19. Psychological First Aid (PFA) adalah sebuah metode untuk membantu seseorang dalam kondisi distres agar mereka merasa tenang dan didukung, guna mengatasi tantangan atau permasalahan mereka dengan lebih baik. PFA sendiri dilakukan dengan cara tutor teman sebaya atau konselor teman sebaya. Peserta pelatihan diberikan dasar PFA yang kemudian akan mereka praktikkan untuk bisa menjadi penolong yang baik dan terampil ketika membantu teman, keluarga atau masyarakat yang menghadapi permasalahan psikologis. Dasar dari PFA adalah kepedulian terhadap sesorang dalam kondisi distres dengan menunjukkan empati. PFA memiliki 3 prinsip utama yaitu Look (Lihat), Listen (Dengarkan), dan Link (Hubungkan). Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon diperoleh hasil Z hitung sebesar sebesar -1,814 dengan signifikansi sebesar 0,036. Nilai signifikansi Asymp.sig (2-tailed) 0,036 lebih kecil dari 0,05 berarti ada perbedaan rata-rata skor mental health awareness antara sebelum dan sesudah diberikan Pelatihan Psychological First Aid sehingga Pelatihan Psychological First Aid efektif untuk meningkatkan mental health awareness pada remaja di era pandemi covid-19.  
Keefektifan Konseling Kelompok Berbasis Kearifan Lokal Tembang Macapat Sinom untuk Meningkatkan Resiliensi Generasi Z Edmawati, Mahmuddah Dewi
Counsellia: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 11 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/counsellia.v11i2.9923

Abstract

Abstrak. Resiliensi merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki remaja, dikarenakan tanpa adanya resiliensi maka remaja akan kesulitan dalam menjalani hidup yang berakibat tidak bisa mengaktualisasikan diri, prestasi diri tidak optimal dan cenderung menjadi pribadi yang pesimistis bahkan dapat menderita depresi Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan resiliensi generasi Z melalui konseling kelompok berbasis Kearifan Lokal Tembang Macapat Sinom. Tembang macapat sinom berasal dari Jawa Tengah yang kaya akan falsafah kehidupan yaitu menjalani masa muda dengan penuh semangat, tegar, sabar dan pantang menyerah dalam menuntut ilmu, berkarya dan menjalani kehidupan. Pelaksanaan kegiatan konseling kelompok mendukung adanya perubahan resiliensi siswa yang rendah menjadi lebih tinggi yang ditandai dengan penerimaan dan adaptasi diri saat dihadapkan dengan tekanan dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu. Adanya dinamika kelompok mendukung adanya perubahan anggota kelompok karena adanya kesempatan saling bertukar pikiran, berdiskusi, saling memotivasi dan saling membantu dalam menyelesaikan masalah. Penelitian ini merupakan jenis pendekatan metode pre-experimental design dengan menggunakan one group pretest-posttest design. Subyek penelitian adalah remaja Jawa berusia 15-20 tahun yang sesuai dengan kriteria tahap perkembangan remaja (gen Z) yang ditetapkan sesuai fokus penelitian. Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon diperoleh hasil Z hitung sebesar sebesar -2,807 dengan signifikansi sebesar 0,022 yang artinya konseling kelompok berbasis kearifan lokal tembang macapat sinom efektif untuk meningkatkan resiliensi generasi Z.Abstract. Academic dishonestyis behavior deviating from academic rules carried out by students at various levels of education to get good test results or recognition of their academic assignments by cheating, plagiarism, cooperating in exam fraud, or falsifying data. This article aims to explore and determine the level of student academic dishonestyduring the Covid-19 pandemic seen from differences in gender, grade level and age. The research method used is a survey with a type of cross sectional survey design involving 493 vocational high school students who were selected using cluster sampling technique.. The research data collection instrument uses an academic dishonestyscale. The data analysis technique used is descriptive analysis, t-test and Anova test. The results of the study prove that vocational high school students have a level of academic dishonestyin the medium category. Furthermore, this study found that seen from the gender differences, male students had a higher level of academic dishonestythan female students. The same thing also happens when viewed from each indicator of academic dishonesty. In terms of class differences and age differences, it shows that there is no significant difference between grade 10 and grade 12 students and students aged 15, 16, 17, 18 in the level of academic dishonesty. Further discussion is discussed in this article.
ANALISIS PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN DARING DI SMA NEGERI 1 NGUTER Edmawati, Mahmuddah Dewi
Jurnal Empati Bimbingan dan Konseling Vol 9, No 1 (2022): Empati
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/empati.v9i1.7555

Abstract

AbstractInterest has an important role in the learning process, because with interest, students will be more concentrated, excited, happy, not easily bored, and earnest in learning. So that students achieve a learning success. Learning interest is influenced by internal and external factors. One of the external factors is parental support. Student interest in learning cannot be separated from the support of parents because parents are very important people with students.This study aims to determine the effect of student interest in learning at 1 Nguter Senior High School. This study used a literature study. Learning at Nguter 1 Public Senior High School uses online learning or what is commonly called distance learning (from home) with the guidance of parents and teachers at school. Students do online learning and interact with the teacher using several applications such as google classrooms, zoom rooms, and whatsapp groups. Students feel bored and bored when carrying out learning so there is a need for group guidance services to increase student interest in learning in online learning. Keywords : E-Learning, Interest to learn, Group Guidance Abstrak.Minat memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, karena dengan minat siswa akan lebih konsentrasi, bersemangat, senang, tidak mudah bosan, dan tekun dalam belajar. Sehingga siswa mencapai keberhasilan belajar. Minat belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah dukungan orang tua. Minat belajar siswa tidak lepas dari dukungan orang tua karena orang tua adalah orang yang sangat penting dengan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembeljaran daring terhadap minat belajar siswa di SMA Negeri 1 Nguter. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan. Pembelajaran di SMA Negeri 1 Nguter menggunakan pembelajaran online atau biasa disebut pembelajaran jarak jauh (dari rumah) dengan bimbingan orang tua dan guru di sekolah. Siswa melakukan pembelajaran online dan berinteraksi dengan guru menggunakan beberapa aplikasi seperti google classrooms, zoom room, dan whatsapp group. Siswa merasa bosan dan jenuh saat melaksanakan pembelajaran sehingga perlu adanya layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran daring. Katakunci : E-learning, Minat belajar, Bimbingan Kelompok
PENERAPAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN REBT UNTUK MENGATASI KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN Edmawati, Mahmuddah Dewi
Jurnal Empati Bimbingan dan Konseling Vol 10, No 2 (2023): Empati
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/empati.v10i2.14182

Abstract

Abstract. This study aims to determine the application of group counseling with the REBT approach to overcome students' anxiety about exams. Students' anxiety in facing exams must be alleviated immediately so that students who experience these problems are able to face exams and get maximum academic achievement results and can develop their potential optimally. In the research method, the authors use the research method of library research. Through group counseling services using the REBT approach, students' anxiety in facing exams can be alleviated. The existence of group dynamics supports reducing student anxiety because there is a process of interaction, discussion, giving advice to each other, enthusiasm and support between group members. With techniques can change students' irrational thoughts to be rational. Irrational thinking creates fear and anxiety for students in facing exams. In addition, the anxiety felt by students resulted in disruption of the student learning process. So that this must be immediately addressed so that students are able to face exams well and get maximum academic achievement scores.Keywords : group counseling, REBT, anxiety of exams  Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui penerapan konseling kelompok dengan pendekatan REBT untuk mengatasi kecemasan siswa menghadapi ujian. Kecemasan siswa dalam menghadapi ujian harus segera dientaskan agar siswa yang mengalami permasalahan tersebut mampu menghadapi ujian dan mendapatkan hasil prestasi akademik yang maksimal serta dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki secara optimal. Dalam metode penelitian, penulis menggunakan metode penelitian studi kepustakaan. Melalui layanan konseling kelompok dengan pendekatan REBT, kecemasan siswa dalam menghadapi ujian dapat terentaskan. Adanya dinamika kelompok mendukung penurunan kecemasan siswa karena adanya proses interaksi, diskusi, saling memberikan saran, semangat dan support antar anggota kelompok. Dengan teknik dapat merubah pemikiran-pemikiran siswa yang irasional menjadi rasional. Pemikiran yang irasional menimbulkan rasa takut dan cemas siswa dalam menghadapi ujian. Selain itu, rasa cemas yang dirasakan siswa mengakibatkan terganggunya proses belajar siswa. Sehingga hal tersebut harus segera dientaskan agar siswa mampu menghadapi ujian dengan baik dan mendapatkan nilai prestasi akademik yang maksimal. Kata kunci : Konseling kelompok, REBT, Kecemasan ujian
LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MENGGUNAKAN MEDIA BERBASIS APLIKASI GOOGLE CLASSROOM PADA SISWA SMA NEGERI 1 NGUTER Edmawati, Mahmuddah Dewi
Jurnal Empati Bimbingan dan Konseling Vol 8, No 2 (2021): Empati
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/empati.v8i2.7553

Abstract

Abstract.Research objectives are to find out (1) Classical guidance service media, (2) Classical guidance service model through Google classroom application, (3) Classical service implementation efforts. The research method used in this research is literature study. The results of this study are: (1) Classical guidance service media in schools is still conventional based, (2) Classical guidance model using google classroom is done by providing material before the service is carried out, giving assignments, assignments will be stored and assessed on a series of google productivity applications, there is collaboration between teachers and students and students with other students; Grading process which is useful for measuring or assessing the work given to students; Communication process is useful for communication between teachers and students without having to be in the same room but through posts and comments in the application; Time-Cost aims at setting time; there is an Archive Course which is useful for archiving data and documents of learning materials during classical service classes; easy access to the Mobile Application because it is available in the form of an application on the mobile phone or playstore or based on android. With the application of classical services through Google classroom, it is easier for students to receive independent guidance and counseling services.Keywords: Counseling Media; Google classroom application; Classical Guidance Abstrak.Tujuan Penelitian untuk mengetahui (1) Media layanan bimbingan klasikal, (2) Model layanan Bimbingan klasikal melalui Aplikasi Google classroom, (3) Upaya pelaksanaan Layanan Klasikal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah: (1) Media layanan bimbingan klasikal di sekolah masih berbasis konvesional, (2) Model bimbingan klasikal menggunakan google classroom dilakukan dengan cara memberikan materi sebelum layanan dilakukan, memberikan penugasan, penugasan akan disimpan dan dinilai pada rangkaian aplikasi produktivitas google, terjadi kolaborasi antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa yang lain; proses Grading yang bermanfaat untuk melakukan pengukuran atau penilaian terhadap pekerjaan yang diberikan kepada siswa; proses Communication bermanfaat untuk komunikasi antara guru dan siswa tanpa harus berada diruangan yang sama tetapi melalui postingan dan komentar di aplikasi; Time-Cost bertujuan untuk pengaturan waktu; ada Archive Course yang bermanfaat untuk pengarsipan data dan dokumen bahan pembelajaran selama kelas layanan klasikal berjalan; kemudahan akses di Mobile Aplication karena telah tersedia dalam bentuk aplikasi di handphone atau playstore atau berbasis android. Dengan penerapan layanan klasikal melalui Google classroom maka siswa lebih mudah dalam menerima layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan.Kata Kunci: Media Konseling; Aplikasi Google classroom; Layanan Klasikal
Pengembangan Activity Pembelajaran Ekoliterasi untuk Mengenalkan Literasi Budaya Khas Sukoharjo pada Anak Usia 5-6 Tahun Prehatiningsih, Arip; Sufiati, Vivi; Edmawati, Mahmuddah Dewi
Jurnal Kridatama Sains dan Teknologi Vol 7 No 01 (2025): Jurnal Kridatama Sains dan Teknologi
Publisher : Universitas Ma'arif Nahdlatul Ulama Kebumen

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53863/kst.v7i01.1573

Abstract

This study aims to develop eco-literacy-based learning activities to enhance the cultural literacy of local Sukoharjo traditions in children aged 5–6 years. The research used a Research and Development (R&D) method with the 4D development model (Define, Design, Develop, Disseminate). Expert validation results indicated that the product was feasible for use, and limited trials showed that the developed activities effectively increased children's active participation and understanding of local cultural and environmental values. This eco-literacy and culture-based learning model is not only contextually relevant but also contributes to holistic character development in early childhood. The resulting product has the potential to be replicated in other regions by adapting to local cultural values. Thus, this model offers an innovative alternative in early childhood education
Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Kegiatan Bursa Kerja Khusus Di Sekolah Menengah Kejuruan Edmawati, Mahmuddah Dewi; Arief Maulana, Muhammad; Awik Hidayati; Handayani, Mulati; Billdy Saputro
Advice: Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol 5 No 1 (2023): Advice: Jurnal Bimbingan dan Konseling
Publisher : Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/advice.v5i1.4572

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran guru BK dalam kegiatan bursa kerja khusus (BKK). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, untuk menganalisis data, penelitian ini menggunakan reduksi data, tampilan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru BK dalam kegiatan BKK sangat dibutuhkan dan mampu membantu dalam memberikan informasi hingga melakukan pendampingan bagi siswa yang akan mengikuti seleksi masuk di perusahaan. Selain itu juga mampu mengidentifikasi dan menyeleksi siswa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan perusahaan melalui kegiatan himpunan data, dan bisa berkolaborasi dengan mitra untuk menyelenggarakan job canvashing, roadshow, perekrutan dan distribusi lulusan. Simpulan penelitian ini yaitu guru BK mampu berperan aktif dalam berbagai kegiatan BKK dan mampu bersinergi dalam memberikan data, infromasi dunia kerja, hingga melakukan kerjasama denga mitra dalam menyelenggarakan kegiatan yang berorientasi dalam menyalurkan alumni dan lulusan.
PELATIHAN PSYCHOLOGICAL FIRST AID KEPADA KADER POSYANDU UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN TERHADAP BABY BLUES SYNDROM DAN POSTPARTUM DEPRESSION Edmawati, Mahmuddah Dewi; Maynawati, Aldila Fitri Radite Nur; Setayawan, Achmad; Maulana, Muhammad Arief
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2024): Volume 5 No. 3 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i3.30705

Abstract

Mitra dalam program pengabdian ini adalah kader posyandu di Dusun Kalikatir, RT 01/RW 06, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Tujuan program pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan Psychological First Aid kepada kader posyandu untuk meningkatkan kesadaran terhadap baby blues syndrom dan postpartum depression yang rentan dialami ibu yang baru saja melahirkan. Untuk mencapai tujuan tersebut, metode yang digunakan tim pengabdi mengunakan strategi kronologis, dengan tahapan pelaksanaan sharing dan tanya jawab,pemberian materi, praktik melaksanakan Psychological First Aid Training (PFAT), evaluasi hasil praktik. Psychological First Aid memiliki 3 prinsip utama yaitu Look (Lihat), Listen (Dengarkan), dan Link (HubungkanPsychological First Aid (PFA) adalah sebuah metode untuk membantu seseorang dalam kondisi distres agar mereka merasa tenang dan didukung, guna mengatasi tantangan atau permasalahan mereka dengan lebih baik. PFA membantu menstabilisasi kecemasan dan emosi lainnya yang biasa muncul pada baby blues syndrom dan postpartum depression. Baby blues syndrome adalah suatu sindrom gangguan efek ringan pada minggu pertama setelah persalinan. Berbeda dengan baby blues syndrom yang dialami pada masa awal setelah melahirkan, depresi postpartum adalah suatu gangguan mood yang terjadi setelah melahirkan dan merefleksikan disregulasi psikologikal yang merupakan tanda dari gejala depresi mayor. Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon diperoleh hasil Z hitung sebesar sebesar -1,814 dengan signifikansi sebesar 0,048. Nilai signifikansi Asymp.sig (2-tailed) 0,036 lebih kecil dari 0,05 sehingga Pelatihan Psychological First Aid efektif untuk meningkatkan kesadaran terhadap baby blues syndrom dan postpartum depression.
PELATIHAN SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE KEPADA KADER POSYANDU UNTUK MENINGKATKAN LITERASI KESEHATAN MENTAL LANSIA Edmawati, Mahmuddah Dewi; Warsito, Hadi; Setayawan, Achmad; Kumalasari, Rita
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.42701

Abstract

Mitra dalam program pengabdian ini adalah kader posyandu Lansia Mugi Waras di Dusun Kalikatir, RT 01/RW 06, Desa Nambangan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Tujuan program pengabdian pada masyarakat ini adalah memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) kepada kader Posyandu untuk meningkatkan kesehatan mental lansia. Posyandu Lansia memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mental lansia di Indonesia. Salah satu peran utama Posyandu Lansia adalah memberikan penyuluhan tentang kesehatan mental. Terapi SEFT berpengaruh pada pengurangan tingkat kecemasan karena SEFT merupakan teknik penggabungan dari sistem energi tubuh dan terapi spiritualitas dengan menggunakan metode tapping (ketukan ringan) dengan dua ujung jari pada titik-titik tertentu dibagian tubuh. Dengan keterampilan ini, kader Posyandu dapat lebih efektif dalam membantu lansia mengelola stres, kecemasan, dan masalah emosional lainnya, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup mereka. Pelatihan ini juga memperkuat peran kader dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental, serta mengoptimalkan keterlibatan keluarga dalam mendampingi lansia. Sebagai hasilnya, teknik SEFT tidak hanya menjadi alat untuk mendukung kesehatan mental lansia, tetapi juga memperkaya kemampuan kader Posyandu dalam peranannya yang sangat vital. Berdasarkan hasil pengujian wilcoxon diperoleh hasil Z hitung sebesar sebesar -1,814 dengan signifikansi sebesar 0,048. Nilai signifikansi Asymp.sig (2-tailed) 0,036 lebih kecil dari 0,05 sehingga Pelatihan Spiritual Emotional Freedom Technique kepada kader posyandu efektif untuk meningkatkan literasi kesehatan mental lansia.