Hendrayati
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Pola Konsumsi Sayur dan Buah dengan Kejadian Sindrom Metabolik pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Labuang Baji Kota Makassar Septiyanti; Jafar, Nurhaedar; Hendrayati
Window of Public Health Journal Vol. 1 No. 1 (Juni, 2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.vi.40

Abstract

Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat. Perubahan pola konsumsi makanan serta berkurangnya aktivitas fisik dan polusi lingkungan pun turut serta mempengaruhi perubahan gaya hidup. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit degeneratif. Seiring dengan perubahan gaya hidup manusia tersebut, maka salah satu permasalahan yang muncul dalam bidang kesehatan adalah peningkatan kejadian sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi sayur dan buah dengan sindrom metabolik pada pasien rawat jalan di RSUD Labuang Baji Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data sekunder dan data primer. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa porsi dan jenis konsumsi sayuran dan buah-buahan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan sindrom metabolik, sedangkan frekuensi konsumsi sayuran dan buah-buahan memiliki hubungan bermakna dengan sindrom metabolik. Penderita sindrom metabolik ditemukan tertinggi pada usia 60-69 tahun. Sebagian besar penderita sindrom metabolik adalah perempuan dengan pekerjaan pensiunan. Kemudian kejadian sindrom metabolik semakin meningkat dengan tingginya tingkat pendidikan. Disarankan kepada pasien agar memperbanyak konsumsi sayur dan buah baik dalam hal porsi, frekuensi, maupun jenisnya.
Hubungan Pola Konsumsi Sayur dan Buah dengan Kejadian Sindrom Metabolik pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Labuang Baji Kota Makassar Septiyanti; Jafar, Nurhaedar; Hendrayati
Window of Public Health Journal VoL. 1 No. 1 (2020)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelolaan Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/woph.v1i1.10

Abstract

Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat. Perubahan pola konsumsi makanan serta berkurangnya aktivitas fisik dan polusi lingkungan pun turut serta mempengaruhi perubahan gaya hidup. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit degeneratif. Seiring dengan perubahan gaya hidup manusia tersebut, maka salah satu permasalahan yang muncul dalam bidang kesehatan adalah peningkatan kejadian sindrom metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi sayur dan buah dengan sindrom metabolik pada pasien rawat jalan di RSUD Labuang Baji Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan secara cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengambilan data sekunder dan data primer. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa porsi dan jenis konsumsi sayuran dan buah-buahan tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan sindrom metabolik, sedangkan frekuensi konsumsi sayuran dan buah-buahan memiliki hubungan bermakna dengan sindrom metabolik. Penderita sindrom metabolik ditemukan tertinggi pada usia 60-69 tahun. Sebagian besar penderita sindrom metabolik adalah perempuan dengan pekerjaan pensiunan. Kemudian kejadian sindrom metabolik semakin meningkat dengan tingginya tingkat pendidikan. Disarankan kepada pasien agar memperbanyak konsumsi sayur dan buah baik dalam hal porsi, frekuensi, maupun jenisnya.
PERAN KONSELING GIZI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN ASUPAN GIZI IBU HAMIL KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK): The Role Of Nutrition Counselling In Improving Knowledge and Nutritional Intake Of Pregnant Women With Chronic Energy Deficiency (CHD) Juliastuti, Dika; Hendrayati; Mustamin; Suaib, Fatmawaty; Sukmawati
Media Gizi Pangan Vol 31 No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v31i2.562

Abstract

Kekurangan Energi Kronik (KEK) merupakan salah satu masalah gizi yang terjadi pada ibu hamil di Indonesia dengan prevalensi sebesar 8,4% sedangkan target World Health Organization adalah <5%. KEK pada ibu hamil disebabkan oleh adanya defisiensi zat gizi akibat kurangnya asupan energi dan zat gizi. Salah satu penyebab asupan yang rendah adalah pengetahuan gizi yang kurang   sehingga  menyebabkan sikap dan perilaku ibu terhadap gizi tidak benar, dengan demikian perlu dilakukan pendekatan melalui Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) misalnya pemberian konseling gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian konseling gizi terhadap pengetahuan dan asupan gizi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK). Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental dengan rancangan one group pre-post test design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2022 – Mei 2023 di Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar. Sampel penelitian sebanyak 25 orang ibu hamil KEK yang ditetapkan secara purposive sampling. Pelaksanaan intervensi dilakukan empat kali selama dua minggu. Analisis data menggunakan Uji paired t-test dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian konseling gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu hamil KEK dengan p = 0.001 < 0.05 dan tidak terdapat pengaruh pada peningkatan asupan energi (p = 0.179), protein (p = 0.070), lemak (p = 0.197) dan karbohidrat (p = 0.326) ibu hamil KEK. Implementasi konseling gizi dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil KEK namun belum mampu meningkatkan  asupan energi dan zat gizi makro hingga terpenuhinya kebutuhan gizi.
The Role of Home Care in Nutritional Management of Gerd Patients with Weight Faltering: Peranan Home Care Dalam Penatalaksanan Gizi Pasien Gerd Dengan Weight Falteringt Sari Alam, Tri Panuji; Ipa, Agustian; Hendrayati
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 17 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : Universitas Mohammad Husni Thamrin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37012/jik.v17i1.2315

Abstract

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) pada anak dapat menyebabkan asupan makanan yang tidak memadai, berpotensi mengakibatkan weight faltering dan malnutrisi. Studi kasus ini melibatkan seorang anak laki-laki berusia 4 tahun 11 bulan yang didiagnosis dengan GERD dan weight faltering, dengan status gizi BB/U -1,48 SD, TB/U -2,11 SD, dan BB/TB -0,29 SD. Keluhan utama meliputi mual, demam, sakit perut, dan penurunan nafsu makan. Diagnosa gizi mencakup asupan oral yang inadekuat, gangguan fungsi gastrointestinal, serta kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi. Intervensi dilakukan untuk meningkatkan asupan makanan hingga 80% kebutuhan harian melalui diet MB DL3 Rendah Lemak 1500 kkal. Bentuk intervesi yaitu edukasi informal keluarga mengenai pemilihan makanan dan pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan lokal seperti nugget ikan lele dan puding pisang. Monitoring selama 14 hari menunjukkan peningkatan asupan makanan, kenaikan berat badan 0,7 gram, serta perubahan tinggi badan dan lingkar lengan atas. Kesimpulannya, peningkatan asupan gizi melalui PMT, edukasi gizi secara informal, dan dukungan terapi medis efektif dalam menangani weight faltering pada anak dengan GERD.
PERAN EDUKASI IMPLEMENTASI MAKAN YANG OPTIMAL PADA REMAJA PUTRI TERHADAP ASUPAN ENERGI DAN PENGETAHUAN GIZI: The Role of Education in Implementing Good Eating in Adolescent Females on Energy Intake and Nutrition Knowledge Hendrayati; Adam, Adriyani; `, Zakaria
Media Gizi Pangan Vol 32 No 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Media Gizi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/mgp.v32i1.1103

Abstract

Remaja putri merupakan kelompok usia yang sedang memasuki masa penting karena pada masa ini terjadi peralihan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Masalah gizi yang sering di hadapi remaja putri saat ini adalah masalah gizi kurang. Gizi kurang pada remaja putri disebabkan ketidak seimbangan antara asupan energi dan kebutuhan. Factor yang dapat menyebabkan rendahnya asupan energi adalah rendahnya pengetahuan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran edukasi implementasi makan yang baik pada remaja putri terhadap asupan energi dan pengetahuan gizi. Sampel dalam penelitian ini yaitu remaja putri yang berjumlah 54 orang dipilih secara acak. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan asupan energi kurang sebesar 58% dari 89% menjadi 31% setelah pemberian edukasi (p = 0,001). Pengetahuan gizi meningkat sebesar 15% (p= 0,002). Saran untuk remaja putri agar  meningkatkan pengetahuan gizi serta  dapat menerapkan implementasi makan yang baik  yang  mengacu pada gizi seimbang untuk remaja putri.