Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

STIK SORGUM (Sorghum sp) SEBAGAI PRODUK DIFERSIFIKASI PANGAN ALTERNATIF (Stick Sorghum (Sorghum sp) As Food Diversification Alternative Products) Rahayuningsih, Tri; ., Mujianto; Noerhartati, Endang
REKAPANGAN Vol 11, No 2 (2017): REKAPANGAN
Publisher : UPN VETERAN JAWA TIMUR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTTujuan penelitian adalah memdapatkan kombinasi perlakuan terbaik stik sorgum. Penelitian menggunakan Rancangan acak Kelompok (RAK) 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor I: Jenis Tepung (T) T1= Tepung sorgum merah (Sorghum bicolor) dan T2= Tepung sorgum putih (KD4). Faktor II: Konsentrasi (K), K1: 25%; K2: 50%; K3: 75% dan K4: 100%. Pengamatan meliputi uji organoleptik dengan parameter rasa, warna, aroma, dan kerenyahan, uji kadar air dan karbohidrat. Analisa data untuk uji organoleptic menggunakan uji Friedman , sedangkan kadar air dan karbohidrat menggunakan anaisis varian dan apabila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan 5%. Hasil penelitian: 1) Stik sorgum sebagai produk diversifikasi pangan alternatif, 2)kombinasi perlakuan stik sorgum terbaik adalah: T1K3 (perlakukan jenis tepung sorgum (T): T1 = tepung sorgum merah /Sorghum bicolor dan konsentrasi (K): K3= 75%), dengan hasil uji organoleptic parameter rasa 4,56 (sangat menyukai), warna 4,54 (sangat menyukai), aroma 4,60 (sangat menyukai), kerenyahan 4,58 (sangat menyukai), kadar air 2,24% dan karbohidrat  66,13%; and 3) kombinasi perlakuan stik sorgum terbaik kedua adalah: T2K3 (perlakukan jenis tepung sorgum (T): T2 = tepung sorgum putih/KD 4 dan konsentrasi (K): K3= 75%), dengan hasil uji organoleptik parameter rasa 4,57 (sangat menyukai), warna 4,61 (sangat menyukai), aroma 4,54 (sangat menyukai), kerenyahan 4,55 (sangat menyukai), kadar air 2,21% dan karbohidrat 65,81 %. Kata kunci: Tepung sorgum, stik, uji organoleptik, diversifikasi, dan pangan alternatif
Impact of Basic Price Implementation on Production Inputs and Farming Business Income (Clumprit Village Case, Malang Regency) Mujianto Mujianto
Nabatia Vol 1 No 1 (2010): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.218 KB) | DOI: 10.21070/nabatia.v1i1.1582

Abstract

The aim of this research was wanted to study about the impact of unhulled rice floor price policy (Kepres No. 2/2005) on the increase of farmers income in East java, and also study about production factors which influence paddy agribusiness income and productivity. Desa Clumprit, location of the research was one of paddy production area, in where paddy was dominant staple food crop. The research was descriptive research characterized as explanation research. Stratified Random Sampling was used to determine samples based on land used as paddy agribusiness. Data was collected by structured and unstructured survey. Secondary data was collected as Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang monograph document. Then, data was analyzed by Polynomial Linear Regression. Result of this study showed that unhulled rice floor price policy (Kepres No 2/2005) was able to increase farmer income until 18,24% from average Rp 3.438.550,- became Rp 4.072.028,- Kepres No.2/2005 did not influence paddy agribusiness productivity. After establishment of unhulled rice floor price policy, farmers income significantly influenced by seed price, land rent, and pesticides price. For larger agribusiness than 0,5 ha,decreased fertilizer and seed price, and land rent would significantly influenced paddy agribusiness income.
Production of Dry Cakes (Cookies) Based on a Combination Between Millets Flour with Wheat Mujianto; Tri Rahayuningsih; Endang Noerhartati; Galang Ramadhan
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 12 (2023): December
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i12.5943

Abstract

The perfect diet to achieve sustainable nutrition, health, and well-being goals requires information on the quality of food sources Millet (Panicum miliaceum L.) also has an energy value comparable to that of staple cereals, and more significant health benefits due to its high fiber, minerals, vitamins, macro and micronutrients, and phytochemical compounds that are useful for chronic disorders. This research aims to analyze the production of dry cakes (Cookies) based on a combination of millet flour with wheat. This study used a Factorial Randomized Block Design with 3 (three) factors each with 2 (two) levels, repeated 2 (two) times, namely: Factors of Wheat Flour (TT), namely: TT1 = 250 gram and TT2 = 350gram, Millet flour factor (TM), namely: TM1 = 250 gram and TM2 150 gram. Refined Sugar Factor (GH): GH1 = 100 grams and GH2 = 1 gram.  A protein content of 8.29%, a fat content of 24.42%, a crude fiber content of 1.766%, an ash content of 1.75%, and a preference level above scale 3 (like) is obtained by optimizing the cookie-making process by replacing wheat flour with millet flour. Additionally, one gram of sucrose sugar is added.
Pengolahan Bunga Telang Kering Dan Sirup Bunga Telang Warga Sekitar Pondok Pesantren Cepokolimo Pacet Mojokerto Tri Rahayuningsih; Marina Revitriani; Endang Noerhartati; Mujianto
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 3 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/hm.v4i3.20344

Abstract

Pondok Pesantren Cepokolimo terletak di Dusun Cepokolimo Pacet Mojokerto yang memiliki udara dingin, pemandangan yang indah berdekatan dengan hutan pinus. Hal ini merupakan sebuah potensi dijadikan sebagai destinasi wisata. Untuk memenuhi kebutuhan oleh-oleh para wisatawan perlu disiapkan produk unggulan. Bunga telang kering dan sirup bunga telang bisa dipersiapkan untuk produk khas yang dimaksud.  Bunga telang mudah ditanam di segala kondisi cuaca dan tempat,  sehingga mudah dibudidayakan. Selain itu salah satu visi misi pondok pesantren adalah memberdayakan dan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.. Pelatihan pengolahan bunga telang kering dan sirup bunga telang selaras dengan visi misi mitra. Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk melatih masyarakat sekitar pondok pesantren agar bisa mengolah bunga telang segar menjadi bunga telang kering dan sirup. Peserta pelatihan diikuti oleh ibu-ibu yang bertempat tinggal di sekitar Pondok Pesantren Cepokolimo. Pelatihan terdiri dari penyampain materi dan praktek. Seluruh peserta pelatihan sudah mengenal bunga telang namun belum tahu khasiat manfaat serta teknologi pengolahannya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kritis dan berbobot menunjukkan peserta pelatihan antusias dan tertarik dengan materi yang dipaparkan. Peserta puas dengan penjelasan dari pemateri. Selain itu mereka yakin bisa mempraktekkan sendiri pengolahan bunga telang kering dan sirup bunga telang kering.
Mitigasi Bencana Berbasis Sister Village Di Kawasan Rawan Bencana Gunung Merapi Mujianto; Ria rajagukguk, jenni; Irwan Prasetyo
Jurnal Kajian Wilayah dan Kota Vol 2 No 2 (2023): Jurnal Kajian Wilayah dan Kota Edisi Oktober 2023
Publisher : Prodi Kajian Pembangunan Perkotaan dan Wilayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In an effort to reduce disaster risk, several villages on the upper slopes of Merapi have collaborated with villages below as evacuation sites, this term is then referred to as Sister Village or Paseduluran Village. Paseduluran Village is defined as a relationship like a sibling (sibling) between a village in a disaster area and a village that is free from a disaster, so that if one is forced to flee, the goal is to go to the sedulur (brother)'s place. The formation of the Paseduluran Village was outlined in the Decree of the Head of the BPBD of Klaten Regency Number 368 of 2019 concerning the Formation of the Paseduluran Village. In the SK it was stated that Balerante Village as the village of origin of the refugees collaborated with Kebondalem Lor Village as a buffer village. In Klaten District, there are 13 villages of origin for refugees, all of whom are from Kemalang District, and 26 villages receiving refugees, which are villages around the refugee shelters. The implementation of the Sister Village program is a form of community capacity and preparedness for disaster mitigation of the Mount Merapi eruption. Disaster mitigation itself is a series of efforts to reduce disaster risk, both through physical development and awareness and capacity building in dealing with disaster threats. So if the capacity and preparedness of the community is greater, it will reduce disaster risk.
Pengolahan Bunga Telang Kering Dan Sirup Bunga Telang Warga Sekitar Pondok Pesantren Cepokolimo Pacet Mojokerto Rahayuningsih, Tri; Revitriani, Marina; Noerhartati, Endang; Mujianto
Humanism : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 3 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/hm.v4i3.20344

Abstract

Pondok Pesantren Cepokolimo terletak di Dusun Cepokolimo Pacet Mojokerto yang memiliki udara dingin, pemandangan yang indah berdekatan dengan hutan pinus. Hal ini merupakan sebuah potensi dijadikan sebagai destinasi wisata. Untuk memenuhi kebutuhan oleh-oleh para wisatawan perlu disiapkan produk unggulan. Bunga telang kering dan sirup bunga telang bisa dipersiapkan untuk produk khas yang dimaksud.  Bunga telang mudah ditanam di segala kondisi cuaca dan tempat,  sehingga mudah dibudidayakan. Selain itu salah satu visi misi pondok pesantren adalah memberdayakan dan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.. Pelatihan pengolahan bunga telang kering dan sirup bunga telang selaras dengan visi misi mitra. Tujuan pengabdian masyarakat adalah untuk melatih masyarakat sekitar pondok pesantren agar bisa mengolah bunga telang segar menjadi bunga telang kering dan sirup. Peserta pelatihan diikuti oleh ibu-ibu yang bertempat tinggal di sekitar Pondok Pesantren Cepokolimo. Pelatihan terdiri dari penyampain materi dan praktek. Seluruh peserta pelatihan sudah mengenal bunga telang namun belum tahu khasiat manfaat serta teknologi pengolahannya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kritis dan berbobot menunjukkan peserta pelatihan antusias dan tertarik dengan materi yang dipaparkan. Peserta puas dengan penjelasan dari pemateri. Selain itu mereka yakin bisa mempraktekkan sendiri pengolahan bunga telang kering dan sirup bunga telang kering.