Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK HERBA KROKOT (Portulaca Oleracea L) PADA BAKTERI ESCHERICHIA COLI Rosalina, Vivi; Nurmaulawati, Rina
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 3 No. 3 (2024): Volume 3, Nomor 3, Juni 2024
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v3i3.358

Abstract

Escherichia coli merupakan bakteri Gram negatif yang dapat menyebabkan infeksi saluran pencernaan manusia, mencapai lebih dari delapan juta penduduk Amerika dengan 0.1 juta kasus pertahun mengakibatkan sepsis. Tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri salah satunya yaitu herba krokot yang secara tradisional digunakan untuk mengobati penyakit kulit (borok, bisul, radang kulit, dan kudis) dan diare. Herba Krokot (Portulaca oleracea L) memiliki potensi yang besar dikembangkan sebagai tanaman obat karena kandungannya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode maserasi dengan pelarut etanol 96% dengan perbandingan simplisia : pelarut (1:7). Variabel penelitian ini yaitu dengan menggunakan konsentrasi Ekstrak Herba Krokot dengan konsentrasi 50%, 75%, 100%. uji zona hambat dengan menghitung diameter zona hambat Ekstrak Herba Krokot dan kontrol positif terhadap bakteri Escherichia Coli. Hasil penelitian didapatkan Ekstrak etanol Herba Krokot (Portulaca oleracea) memiliki aktivitas antibkateri terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Pada konsentrasi 50% terbentuk zona hambat rata-rata 7,3 ± 1,52 mm, konsentrasi 75% terbentuk zona hambat rata-rata 13 ± 1 mm, dan pada konsentrasi 100% terdapat zona hambat rata-rata 16,6 ± 1,52 mm. Konsentrasi terbaik dari Ekstrak etanol Herba Krokot (Portulaca oleracea) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah konsentrasi 100% dengan rata-rata daya hambat 16,6 ± 1,52 mm yang tergolong kuat
FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SEDIAAN PERONA PIPI (BLUSH ON) DARI EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria Ternatea Linn) SEBAGAI PEWARNA ALAMI Rosalina, Vivi
Enfermeria Ciencia Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal Enfermeria Ciencia, Volume 1, Nomor 2, November 2023
Publisher : Yayasan Abdi Amanah Masyarakat Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/ec.v1i2.12

Abstract

Bunga telang merupakan bunga yang dibudidayakan di Indonesia sebagai salah satu tanaman dengan pemanfaatan pewarna alami. Komponen utama yang berperan sebagai pewarna disebabkan oleh adanya kandungan pigmen antosianin yang berwarna merah hingga ungu pekat. Jika dilihat dari warnanya maka ekstrak bunga telang dikembangkan menjadi sediaan blush on krim untuk menambah daya tarik pada penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa bunga telang dapat diformulasikan menjadi sediaan blush on krim dan memiliki kandungan antosianin sebagai bahan perwarna alami. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang ekstrak bunga telang diformulasikan dalam sediaan blush on krim dengan konsentrasi ekstrak berbeda yaitu F1 (1%), F2 (5%), dan F3 (10%) Kemudian diuji sifat fisik sediaan meliputi pemeriksaan organoletis (bentuk, warna, bau, dan homogenitas), pengukuran pH, daya sebar dan uji hedonik (kesukaan) dengan beberapa panelis. Hasil evaluasi sediaan, ketiga formula memiliki nilai pH berkisar 4,4 – 4,9, daya sebar antara 5,4 – 5,5 cm, dan pada uji hedonik (kesukaan) sediaan yang banyak disukai oleh responden adalah formulasi 3 dengan rata-rata 4,02. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ekstrak bunga telang dapat diformulasikan dalam sediaan blush on krim dari kandungan antosianin yang berperan sebagai pewarna alami. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah pada penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan dari segi formulasi maupun evaluasi mutu fisik pada sediaan ini
SKRINING FITOKIMIA KULIT KACANG SACHA INCHI (Plukenetia Volubilis L.) MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI PERKOLASI DAN MASERASI DENGAN PELARUT ETANOL 70% Rosalina, Vivi; Putri, Priyanka Dinan Aprina
Enfermeria Ciencia Vol. 2 No. 3 (2024): Jurnal Enfermeria Ciencia, Volume 2, Nomor 3, Agustus 2024
Publisher : Yayasan Abdi Amanah Masyarakat Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/ec.v2i3.60

Abstract

Sacha inchi merupakan sejenis kacang-kacangan yang belum banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sacha inchi (Plukenetia volubilis L.) dikenal sebagai kacang inka atau kacang gunung, secara morfologi, buah sacha inchi memiliki bentuk bintang, di mana dalam satu bintang dapat menyimpan antara 4-5 butir biji. Kulit kacang sacha inchi mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan saponin. Salah satu metode yang digunakan untuk penemuan obat tradisional adalah metode ekstraksi perkolasi umumnya digunakan untuk mengekstraksi serbuk kering terutama simplisia yang keras seperti kulit batang, kulit buah, biji, kayu dan akar,serta menggunakan metode maserasi yang dapat memisahkan senyawa yang terdapat dalam simplisia dengan menggunakan skrining fitokimia ,skrining fitokimia merupakan tahap pendahuluan yang dapat memberikan gambaran mengenai kandungan senyawa tertentu dalam bahan alam yang akan diteliti. Golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman akan tergambar dari hasil skrining fitokimia dengan pengamatan perubahan warna secara visual. Hasil dari skrining fitokimia pada ekstraksi maserasi didapatkan hasil positif alkaloid, flavonoid, terpenoid dan saponin, sedangkan pada metode ekstraksi perkolasi didapatkan hasil positif pada uji alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan saponin
EFEKTIVITAS PEMBERIAN CAMPURAN OLESAN JAHE DAN MINYAK ZAITUN TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA Suhartiningsih, Sri; Ayu Susilowati, Arikha; Harianto, Hendri; Rosalina, Vivi
Jurnal Biogenerasi Vol. 10 No. 2 (2025): Volume 10 no 2 periode februari - september 2025 ( continues)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v10i2.5611

Abstract

The aim of this study was to determine the effectiveness of giving a mixture of ginger and olive oil on changes in the intensity of rheumatoid arthritis pain in the elderly in one of the villages in Ngawi Regency. This research design is pre-experimental with a one group pretest-post test research design. In this study, the population was 58 elderly people with rheumatoid arthritis pain in Kersikan Village. The sampling technique in this research used a purposive sampling technique with a sample size of 15 respondents. And data collection uses observation sheets. The therapy intervention was carried out for 7 consecutive days. The results of the study showed that the intensity of pain before applying ginger and olive oil was on a pain scale of 5.00 with a minimum pain scale value of 3, a maximum pain scale value of 6, and a standard deviation of 0.867. The intensity of pain after applying ginger and olive oil on the pain scale was 2.29 with a minimum pain scale value of 1, a maximum pain scale value of 1, a maximum pain scale value of 3, and a standard deviation of 0.687. It can be concluded that the results of statistical tests using Wilcoxon p value are less than a (a = 0.05), so this means that Ho is rejected and H1 is accepted. Which means that rubbing ginger and olive oil is effective in reducing the pain scale of rheumatoid arthritis in the elderly. Reducing the scale of pain in rheumatoid arthritis sufferers in the elderly can use a mixture of ginger and olive oil as a non-pharmacological therapy. It is hoped that this alternative therapy can be used and made a reference for non-pharmacological treatment in the problem of rheumatoid arthritis pain in the elderly.
ANALISIS KADAR SEDIAN PARASETAMOL SYRUP PADA ANAK TERHADAP LAMA PENYIMPANAN DAN SUHU PENYIMPANAN Rosalina, Vivi
Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 7, No 2 (2018): Parapemikir : Jurnal Ilmiah Farmasi
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik Harapan Bersama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30591/pjif.v7i2.987

Abstract

Parasetamol merupakan derifat asetanilida yang digunakan sebagai analgetik antipiretik..Parasetamol dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman. Umumnya obat dalam bentuk cair lebih disukai karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis, pemberian lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar, aman dan juga mudah diatur penyesuaian dosis untuk anak. Penelitian dilaksanakan di Stikes Bhakti Husada Madiun menggunakan bahan dan alat Paracetamol sirup, Etanol 96%, Standar Paracetamol, Kertas Saring Whatmann, Spektrofotometer UV-VIS, Kuvet Kuarsa, peralatan Gelas disiapkan kemudian dilakuakn uji penetapan kadar paracetamol sirup bersarkan lama penyimpanan dan suhu penyimpanan. Hasil  uji stabilitas parasetamol dalam sirup selama 4 minggu dengan perlakuan tertentu pada sampel yaitu penyimpanan dalam suhu lemari es dan suhu ruangan. Kandungan parasetamol didapatkan setiap minggu dengan mengguanakan spektrofotometri. Kandungan parasetamol dalam sirup pada penyimpanan suhu ruangan, untuk minggu ke- 0 = 370,26 mg , minggu ke-1 = 360,73mg, minggu ke-2 = 350,43 mg, minggu ke-3 = 340,46 mg, minggu ke-4 = 36,55mg. Adapun kandungan parasetamol dalam sirup pada penyimpanan suhu lemari es, untuk minggu ke- 0 = 360,69 mg, minggu ke-1 =220,92 mg, minggu ke-2 =220,92 mg, minggu ke-3 = 210,99 mg, minggu ke-4 =200,86 mg. Sediaan sirup parasetamol pada suhu ruangan dalam jangka waktu penyimpanan 4 minggu relatif stabil dengan memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia IV. Adapun penyimpanan dalam suhu lemari es relatif tidak stabil karena dalam jangka waktu 1 minggu sudah mengalami penurunan kadar  yang melebihi ketentuan dari Farmakope Indonesia edisi IV. Berdasarkan hasil dalam penelitian disimupulkan bahwa kadar parasetamol sirup terhadap lama penyimpanan dan suhu penyimpanan adalah dalam waktu 4 minggu stabil pada suhu suhu ruangan dan kadar parasetamol berkurang pada pada penyimpanan lemari es
EFEKTIVITAS PEMBERIAN CAMPURAN OLESAN JAHE DAN MINYAK ZAITUN TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI RHEUMATOID ARTHRITIS PADA LANSIA Suhartiningsih, Sri; Ayu Susilowati, Arikha; Harianto, Hendri; Rosalina, Vivi
Jurnal Biogenerasi Vol. 10 No. 2 (2025): Volume 10 no 2 periode februari - september 2025 ( continues)
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v10i2.5611

Abstract

The aim of this study was to determine the effectiveness of giving a mixture of ginger and olive oil on changes in the intensity of rheumatoid arthritis pain in the elderly in one of the villages in Ngawi Regency. This research design is pre-experimental with a one group pretest-post test research design. In this study, the population was 58 elderly people with rheumatoid arthritis pain in Kersikan Village. The sampling technique in this research used a purposive sampling technique with a sample size of 15 respondents. And data collection uses observation sheets. The therapy intervention was carried out for 7 consecutive days. The results of the study showed that the intensity of pain before applying ginger and olive oil was on a pain scale of 5.00 with a minimum pain scale value of 3, a maximum pain scale value of 6, and a standard deviation of 0.867. The intensity of pain after applying ginger and olive oil on the pain scale was 2.29 with a minimum pain scale value of 1, a maximum pain scale value of 1, a maximum pain scale value of 3, and a standard deviation of 0.687. It can be concluded that the results of statistical tests using Wilcoxon p value are less than a (a = 0.05), so this means that Ho is rejected and H1 is accepted. Which means that rubbing ginger and olive oil is effective in reducing the pain scale of rheumatoid arthritis in the elderly. Reducing the scale of pain in rheumatoid arthritis sufferers in the elderly can use a mixture of ginger and olive oil as a non-pharmacological therapy. It is hoped that this alternative therapy can be used and made a reference for non-pharmacological treatment in the problem of rheumatoid arthritis pain in the elderly.