Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur bawah permukaan di Dusun Sade dan Desa Rembitan, Lombok Tengah, menggunakan metode geolistrik konfigurasi Wenner-Schlumberger. Metode ini dipilih karena kemampuannya memberikan data resistivitas semu yang rinci, memungkinkan interpretasi litologi dan identifikasi zona akuifer. Hasil pengolahan data menunjukkan tujuh lapisan bawah permukaan di Dusun Sade, dengan zona akuifer dangkal pada kedalaman 13,65–23,68 m dan akuifer dalam pada kedalaman >114 m, masing-masing memiliki resistivitas rendah (2,19–2,94 ?m). Desa Rembitan menunjukkan delapan lapisan, dengan akuifer potensial pada kedalaman 7,52–26,05 m dan 16,68–51,76 m, dengan resistivitas 0,97–3,95 ?m. Lapisan breksi pasiran dengan resistivitas tinggi (>80 ?m di Dusun Sade dan 5,27 ?m di Desa Rembitan) berfungsi sebagai lapisan pelindung alami. Zona dengan resistivitas rendah menunjukkan potensi besar untuk penyediaan air bersih, sementara lapisan pelindung dapat melindungi akuifer dari kontaminasi. Penemuan ini relevan untuk mendukung perencanaan pengelolaan sumber daya air, mitigasi risiko bencana, dan tata ruang yang berkelanjutan. Dengan memanfaatkan hasil ini, otoritas lokal dapat mengoptimalkan lokasi pengeboran sumur, memitigasi risiko longsor di zona jenuh air, dan melindungi area penting dari pembangunan yang merusak. Penelitian ini menegaskan pentingnya pendekatan berbasis data geolistrik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dan ketahanan lingkungan di wilayah Lombok Tengah. Identification of Subsurface Soil Layers Using the Wenner Schlumberger Geoelectric MethodAbstractThis study aims to identify subsurface structures in Sade Hamlet and Rembitan Village, Central Lombok, using the Wenner-Schlumberger geoelectric method. The method was chosen for its ability to provide detailed apparent resistivity data, enabling lithological interpretation and aquifer identification. Data processing revealed seven subsurface layers in Sade Hamlet, with shallow aquifers at 13.65–23.68 m and deep aquifers at >114 m, both with low resistivity (2.19–2.94 ?m). In Rembitan Village, eight layers were identified, with potential aquifers at 7.52–26.05 m and 16.68–51.76 m, exhibiting resistivity values of 0.97–3.95 ?m. High-resistivity sandy breccia layers (>80 ?m in Sade and 5.27 ?m in Rembitan) act as natural protective barriers. Zones with low resistivity indicate significant potential for clean water supply, while protective layers safeguard aquifers from contamination. These findings are relevant for planning water resource management, disaster risk mitigation, and sustainable spatial development. By utilizing these results, local authorities can optimize well locations, mitigate landslide risks in water-saturated zones, and protect critical areas from damaging activities. This study underscores the importance of geoelectric data-driven approaches in supporting sustainable development and environmental resilience in Central Lombok.